Vous êtes sur la page 1sur 10

Nama : Yasmin Ekapratiwi

NPM : 1406533610

Kuis Rekayasa Bioreaktor

1. Apa perbedaan dari reaktor ideal dan non-ideal?


Reaktor Ideal
Definisi : reaktor yang memiliki sistem (volume) dengan garis pembatas. Massa
dapat masuk dan keluar melewati garis batas tersebut.
Karakteristik :
Sistem
- Tertutup atau terputus-putus : tidak ada massa yang keluar atau masuk selama
reaksi berlangsung. Reaktor tipe ini merupakan reaktor batch atau semi-batch.
- Terbuka : massa keluar masuk selama reaksi berlangsung. Reaktor ini disebut
dengan continuous flow reactors.

Pencampuran
- Seluruhnya tercampur : massa homogen sepanjang sistem. Reaktornya adalah
tipe batch/ semi batch atau continuous (Continuous Stirred Tank Reactor)
- Seluruhnya terpisah : massa tidak tercampur dan tidak ada dispersi, dengan
kondisi heterogen. Reaktor ini disebut dengan Plug Flow Reactor (PFR).

Reaktor Non-Ideal

Definisi : reaktor yang tidak memenuhi kondisi ideal aliran dan pencampuran,
karena:
1. Dispersi menyimpang dari kondisi aliran plug yang ideal.
2. Short-circuiting and dead spaces menyimpang dari kondisi pencampuran dan
aliran plug ideal.
3. Pengisian dan penggambaran menyimpang dari kondisi batch ideal.
2. Apa perbedaan dari space time dan residence time?
Berdasarkan Pengertian :
Space time (t) : waktu dari serangkaian proses yang telah dilakukan.
Residence time () : waktu tinggal atau waktu rata-rata dari suatu molekul untuk
menghabiskan waktu didalam suatu reaktor dalam ruang
wilayah tertentu.
Space Time Residence Time
Pengertian Space time merupakan keadaan Residence time merupakan
ketika tidak ada volume umpan waktu rata-rata yang
yang dapat diproses. Space time dibutuhkan suatu partikel
memiliki satuan waktu dan didalam reactor tubular untuk
memiliki basis initial feed rate. mencapai konversi yang
diinginkan dan mencapai ujung
tube. Hal tersebut tidak
bergantung pada kondisi initial
umpan seperti pada space
velocity tetapi bergantung pada
apa yang terjadi didalam
reactor.
Tujuan Mengetahui kondisi masuk dan Untuk mengkarakterisasi dan
digunakan dalam perhitungan memodelkan reactor non-ideal
reactor kimia

Reaktor Umum Mixed Flow Reactor Plug Flow Reactor



Rumus = =
0

Perhitungannya melibatkan Perhitungannya menunjukkan


akselerasi (jika reaksinya waktu yang digunakan aliran
berhubungan dengan penurunan proses jika sistem tidak
densitas fluida) berakselerasi.
Variabel Merupakan variabel terikat yang Merupakan variabel bebas yang
berasal dari integrasi persamaan. secara langsung berhubungan
dengan parameter performa
sistem.
Nilai aliran laju Initial feed flow rate Nilai yang sering muncul pada
volumetric yang reaktor
digunakan
Kondisi Temperatur dan tekanan Kondisi steady state
konstan, reaksi terjadi dengan (input=output). Dapat
densitas konstan, laju alir digunakan pada kondisi ideal
volumetrik dievalusi pada dan non-ideal.
kondisi reaktor inlet. Operasi berjalan secara unique
Operasi berjalan secara transien.
Distribusi Stasioner Exponential distribution

Secara sederhana, waktu tinggal dalam reaktor alir tangki berpengaduk pada keadaan
steady adalah volume tangki terisi cairan dibagi dengan kecepatan alir umpan yang masuk
sehingga dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut.
V

F
Pada reaktor alir, space time ( ) didefinisikan sebagai ratio volume reaktor terhadap
kecepatan aliran yang dinyatakan dalam volume per satuan waktu, atau dapat ditulis dengan
persamaan:
V

Fv
Dengan:
V = volume reaktor yang ditempati oleh zat alir, jadi tidak termasuk volume pengaduk,
volume coil untuk pertukaran panas yang dimasukkan ke dalam reaktor dan volume kosong
di atas larutan.
Fv = Kecepatan pemasukan dalam volume (supaya dinyatakan dengan tegas diukur pada
suhu dan tekanan berapa) per satuan waktu.
Biasanya, kecepatan pemasukan dalam volume diukur pada keadaan standar. Jika
pada suatu saat dijumpai nilai space time yang tidak diberi keterangan diukur pada suhu
dan tekanan berapa, dapat diartikan bahwa space time diukur pada suhu dan tekanan pada
waktu masuk reaktor dan sebaiknya ditulis sebagai berikut.

V

Fv 0

Dengan Fv0 = kecepatan pemasukan, volume/waktu diukur pada suhu dan tekanan umpan
masuk reaktor dan X = 0.
Space time tidak harus selalu sama dengan waktu tinggal rata-rata zat alir dalam
reaktor. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah molekul sebelum dan
sesudah reaksi, suhu, dan tekanan dalam reaktor yang berbeda dengan suhu dan tekanan
yang dipakai dasar pengukuran kecepatan volume. Space Time, akan sama dengan waktu
tinggal rata-rata jika persayaratan di bawah ini dipenuhi.
1. Suhu dan tekanan di seluruh reaktor konstan;
2. Rapat campuran zat pereaksi dan zat hasil reaksi dalam reaktor tidak dipengaruhi oleh
konversi. Jika zat pereaski dalam fase gas, berarti jumlah molekul sebelum dan sesudah
reaksi harus sama atau =0.
3. Kecepatan volume Fv diukur pada suhu dan tekanan umpan masuk ke dalam reaktor.
Jadi space time merupakan variabel yang tidak tergantung pada keadaan operasi di
dalam reaktor, sedang waktu tinggal rata-rata (mean residence time) baru dapat dihitung
setelah proses, suhu, dan tekanan dalam reaktor ditentukan.
Sehingga space time dan residence time juga memiliki beberapa persamaan, yaitu :
- Perhitungannya melibatkan volume reaktor
- Memperhitungkan dilusi dan ekspansi
- Nilai keduanya sama jika densitas fluida konstan di awal dan di akhir
- Nilai keduanya berbeda pada PFR dan CSTR, tetapi biasanya sama pada batch
dan piston flow reactor
3. Jelaskan mengenai dead zone!
Dead zone atau stagnant region adalah area dalam reaktor dimana area tersebut tidak
terlibat dalam proses pencampuran. Area tersebut akan menurunkan ukuran reaktor
(volume) secara efektif, tanpa adanya pertukaran antara dead zone dan reaktor. Area
tersebut memiliki aliran yang sangat rendah atau hampir tidak ada aliran yang mengalir di
area tersebut. Efek lainnya yang dapat disebabkan oleh dead zone yaitu arus sirkuit yang
pendek.

Gambar 1. Zona Mati & Short Circuit (Sumber: www.chemgapedia.de)


Pada gambar diatas ditunjukkan bahwa Nomor 1 : Dead Zone (ditandai dengan area
berwarna merah yang tidak dialiri deadzone oleh fluida dan tidak ada proses pencampuran
di dalamnya) Nomor 2 : Short Sircuit, Nomor 3 : Ideal Mixing, Nomor 4 : Ideal Plug Flow.

4. Jelaskan mengenai model segregasi!

Kondisi non-ideal lanjut dapat terjadi tergantung dari keadaan pencampuran cairan reaksi.
Sebuah pencampuran lengkap reaktan hanya terjadi dengan cairan viskositas rendah dan gas
- menghasilkan cairan mikro. Dalam campuran yang tidak lengkap, perbedaan konsentrasi
lokal akan ada. Efek ini disebut segregasi. Efek segregasi selalu terjadi dalam sistem
heterogen (misalnya suspensi dan emulsi). Unsur terpisah dalam reaktor dapat menyebabkan
berbagai distribusi waktu tinggal yang berbeda dari perilaku ideal dan dapat mempengaruhi
kinerja sistem bereaksi. Jenis khusus dari kondisi non-ideal juga dapat ditentukan oleh
penentuan eksperimental distribusi waktu tinggal. Sehingga, model segregasi dipakai apabila
tidak ada molecular yang melakukan interchange antara globula. Model segregasi memiliki
rumus: (Konversi rata-rata globula antara waktu t dan t+dt di dalam reaktor) = (Konversi
yang dihasilkan pada suatu globula setelah waktu t didalam reaktor) x (Fraksi globula antara
waktu t dan t+dt di dalam reaktor).
Dalam model segregasi, kita mempertimbangkan setiap titik pada reaktor
memiliki perbedaan konsentrasi reaktan, CA, dan produk, CP.
Setiap titik ini dicampur bersamaan segera setelah keluar untuk menghasilkan
konsentrasi keluaran dari A, CA, di mana rata-ratanya dihitung dari


= ()()
0


= ()()
0

Konsentrasi setiap spesi, CA(t), dan produk, CB(t), dalam titik berbeda
ditentukan dari kalkulasi reaktor batch.
Untuk volume reaktor batch konstan, di mana q reaksi terlibat, persamaan
neraca molnya menjadi
= =

= = = =

=1 =1

Persamaan di atas secara simultan diselesaikan dengan



= ()()


= ()()

RTDs, E(t) dalam persamaan di atas ditentukan dari pengukuran eksperimental


dan disesuaikan dengan bentuk polinomial.

Penurunan persamaan untuk reaksi orde satu dengan menggunakan model segregasi
jika RTD sama dengan:
1. Plug Flow Reactor (PFR)
Fungsi Residence Time Distribution (RTD) untuk Plug Flow Reactor (PFR) adalah
() = ( ) ...(1)
Pada model segregasi, berlaku persamaan konversi rata-rata:

= 0 ()() = 1 0 . () ...(2)

Mensubstitusikan persamaan (1) dan persamaan (2) sehingga didapat fungsi dari
Residence Time Distribution dari PFR adalah:

= 0 ()() = 1 0 . ( ) ...(3)

Dengan menggunakan properti integral dari fungsi delta Dirac, dimana:



()( ) = () ...(4)

Persamaan (4) berubah menjadi:


0 . ( ) = ...(5)

Dimana dari rekasi orde pertama, Damkohler number adalah = , sehingga


persamaan fungsi RTD dari PFR menjadi
= 1 = 1 ...(6)
Dari penurunan persamaan pada sistem PFR yang mengkombinasikan neraca mol,
hukum laju, dan hubungan stoikiometri, didapatkan:

= (1 )



=
0 (1 ) 0
ln(1 ) =
1 =
X = 1 ek ...(7)
Dimana persamaan diatas sama dengan konversi yang diprediksi dengan model
segregasi .
2. Continuous-Stirred Tank Reactor (CSTR)
Fungsi dari RTD untuk Continuous-Stirred Tank Reactor (CSTR) adalah
1
() = / ...(8)

Dimana pada model segregasi, berlaku persamaan konversi rata-rata:



= 1 0 . () ...(9)
Mensubstitusikan kedua persamaan diatas, fungsi dari Residence Time Distribution dari
CSTR adalah:

1
= 1 . /
0
1
( +)


=1
0

1
1 1
= 1 + . ( +) |
1
( + )
0

1 1 [(1+)] 1 1 1
= 1 + { . . [( +).0] }
1 1
( + ) ( + )

1 1
= 1 + 0 .
1
( + )

(1 + ) 1
=
1 +
k
=
X ...(10)
1+k

Kombinasi persamaan neraca mol, hukum laju, dan stoikiometri pada sistem CSTR
menghasilkan persamaan:
. =
0 . . = . (1 ).

= . (1 ).
0
= . (1 ).
+ . =
k
X= ...(11)
1+k

Penurunan persamaan di atas identik dengan konversi yang diprediksi dengan


menggunakan model segregasi .

3. Laminar Flow Reactor (LFR)


Fungsi RTD untuk Laminar Flow Reactor (LFR) adalah
0 ( < /2)
() = { 2 } ...(12)
3 ( )
2 2

Persamaan dalam bentuk tak berdimensinya adalah:


0 < 0.5
() = { 1 } ...(13)
0.5
23

dimana = .
Pada model segregasi, berlaku persamaan konversi rata-rata:

= 1 . () = 1 . ()
0 0

1
= 1 .
0,5 23
1
= 1 0,5 . ...(14)
23

Untuk eksponensial integral berlaku persmaan integral:


1
= 1 ( 1 + 1 ) 1 ...(15)

Sehingga untuk integral yang pertama:


= 1 ( .0,5 ) + 0,25 0,5 ...(16)
2

Untuk integrasi yang kedua:



.0.5

2
= ( )
0,5 0.5 0,5

Sehingga apabila kedua integral disubstitusikan:


k
= 1 (1 0.5 k)e0,5.k (0.5 k)2 e
X d (17)
0,5
5. Hitung konversi rata-rata dari tugas kemarin!
= 1
Dimana nilai k kita asumsikan sebesar 0,0115.
Untuk konversi rata-rata kita menggunakan rumus :

= ()()
0

Perhitungannya adalah sebagai berikut.

t(min) c.10-5 E(t) X(t) X(t) E(t)


0 0 0 0 0
0,4 329 0,033087 0,241187 0,00798
1 622 0,062554 0,498424 0,031178
2 812 0,081662 0,748421 0,061118
3 831 0,083573 0,873814 0,073027
4 785 0,078947 0,936708 0,07395
5 720 0,07241 0,968254 0,070111
6 650 0,06537 0,984077 0,064329
8 523 0,052598 0,995994 0,052387
10 418 0,042038 0,998992 0,041995
15 238 0,023935 0,999968 0,023935
20 136 0,013677 0,999999 0,013677
25 77 0,007744 1 0,007744
30 44 0,004425 1 0,004425
35 25 0,002514 1 0,002514
40 14 0,001408 1 0,001408
45 8 0,000805 1 0,000805
50 5 0,000503 1 0,000503
60 1 0,000101 1 0,000101

Daerah 1 N XN F(x)N h Rumus Integrasi


0-0,4 0 0 0 0,4
Trapezoid 1 0,4 0,00798 Luas
0,001596039

Daerah 2 N XN F(x)N h Rumus Integrasi


0,4-1 0 0,4 0,00798 0,6
Trapezoid 1 1 0,031178 Luas
0,011747559
Daerah 3 N XN F(x)N h Rumus Integrasi
(1-6) 0 1 0,031178 1
N+1, N
1 2 0,061118 Luas
ganjil
2 3 0,073027
3 4 0,07395 0,283980672
4 5 0,070111
5 6 0,064329

Daerah 4 N XN F(x)N h
(6-10) 0 6 0,064329 2
Simpson 1/3 1 8 0,052387 Luas
0,210581091
2 10 0,041995

Daerah 5 N XN F(x)N h Rumus Integrasi


(10-50) 0 10 0,041995 5
N+1, N
1 15 0,023935 Luas
genap
2 20 0,013677
3 25 0,007744
0,34286412
4 30 0,004425
4
5 35 0,002514
6 40 0,001408
7 45 0,000805
8 50 0,000503

Daerah 6 N XN F(x)N h Rumus Integrasi


(50-60) 0 50 0,000503 10
Trapezoid 1 60 0,000101 Luas
0,00301706
6

Maka perhitungan mean conversion adalah sebagai berikut.

= 1 + 2 + 3 + 4 + 5
+ 6

= 0,001596039 + 0,011747559 +0,283980672 + 0,210581091 + 0,342864124 + 0,003017066

= 0,853787

= 85,37865%

Vous aimerez peut-être aussi