Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran. Audit pemasaran
adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik,
independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan
yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.
Audit pemasaran mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa
masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang obyektif, berpengalaman
dan independen terhadap departemen pemasaran. Pada tabel dibawah akan disajikan bentuk pertanyaan
yang mungkin akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin mengherankan dan
kadang-kadang mengejutkan manajemen. Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang
masuk akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.
AUDIT LINGKUNGAN PEMASARAN
Lingkungan Makro
1.Demografi, kecenderungan utama apa yang menimbulkan ancaman dan peluang untuk perusahaan ini?
2.Ekonomi, perkembangan apa dalam pendapatan, harga tabungan dan kredit akan berdampak pada
perusahaan?
3.Alami, bagaimana perkiraan biaya dan ketersediaan sumberdaya alam dan energi? Apakah perusahaan
bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan?
4.Teknologi, perubahan teknologi apa yang sedang berlangsung? Bagaimana posisi perusahaan dalam
teknologi?
5.Politik, undang-undang apa yang sudah berlaku dan sedang dibahas akan mempengaruhi strategi
pemasaran?
6.Budaya, bagaimana sikap publik terhadap bisnis dari perusahaan? Perubahan apa dalam gaya hidup
konsumen yang mungkin mempunyai dampak?
Lingkungan Mikro
1.Pasar. Apa yang sedang terjadi pada ukuran pasar, pertumbuhan, distribusi geografi dan laba?
2.Pelanggan. Bagaimana pandangan pelanggan mengenai mutu produk, jasa dan harga?
3.Pesaing. Siapa pesaing utama? Apa strategi yang dipakainya, berapa pangsa pasarnya dan apa kekuatan
serta kelemahannya?
4.Saluran distribusi. Saluran utama apa yang dipakai perusahaan untuk mendistribusikan produk lepada
pelanggan? Bagaimana presentasi kerjanya?
6.Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang? Bagaimana perusahaan menghadapi
publik ini?
AUDIT PEMASARAN
1.Misi bisnis. Apakah misi diuraikan dengan jelas dan berorientasi pada pasar?
2.Obyektif pemasaran. Apakah perusahaan sudah menerapkan obyektif yang jelas sebagai pedoman
perencanaan pemasaran dan mengukur presentasi? Apakah obyektif ini cocok dengan peluang perusahaan
dan sumber dayanya?
3.Strategi pemasaran. Apakah perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang mantap untuk mencapai
obyektifnya?
4.Anggaran. Apakah perusahaan menganggarkan sumber daya yang cukup untuk segmen, produk,
wilayah dan unsur-unsur eleven bauran pemasaran?
1.Struktur formal. Apakah kepala bagian pemasaran mempunyai wewenang yang memadai atas aktivitas
yang mempengaruhi kepuasan pelanggan? Apakah kegiatan pemasaran secara optimal disusun sesuai
dengan lini fungsi, produk, pasar dan teritori?
2.Efesiensi fungsi. Apakah pemasaran dan penjualan berkomunikasi secara efektif? Apakah staff
pemasaran dilatih, disupervisi, dimotivasi dan dievaluasi dengan baik.
3.Efesiensi antar bagian. Apakah staff pemasaran bekerja sama dengan baik dengan bagian manufaktur,
litbang, pembelian, sumber daya manusia dan bidang-bidang non pemasaran yang lain?
1.Sistem informasi pemasaran. Apakah sistem intelijen pemasaran menyediakan informasi akurat dan
tepat waktu mengenai perkembangan pasar? Apakah pembuat keputusan perusahaan menggunakan reset
pemasaran dengan efektif?
2.Sitem perencanaan pemasaran. Apakah perusahaan menyiapkan rencana tahunan, jangka panjang dan
strategik? Apakah rencana tersebut digunakan?
3.Sistem pengendalian pemasaran. Apakah obyektif tahunan pemasaran tercapai? Apakah manajemen
secara periodik menganalisis penjualan dan laba yang dihasilkan oleh produk, pasar, teritori, dan saluran
distribusi?
4.Pengembangan produk baru. Apakah perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan,
menghasilkan, dan menyaring ide produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian yang
memadai menyangkut produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian terhadap produk dan
pasar? Apakah perusahaan berhasil dengan produk baru?
1.Analisis kemampuan menghasilkan laba. Seberapa besar laba yang mampu dihasilkan dari berbagai
produk, pasar, teritori dan saluran distribusi yang berbeda?
2.Analisis efektivitas biaya. Apakah ada aktivitas pemasaran yang menyerap biaya berlebihan?
Bagaimana mengurangi biaya tadi?
1.Produk. Apakah perusahaan mengembangkan obyektif lini produk yang mantap? Apakah beberapa
produk sebaiknya ditarik? Apakah ada produk baru yang perlu ditambahkan? Apakah ada produk yang
akan memperoleh manfaat dari perusahaan mutu, gaya atau sifat?
2.Harga. Apa yang menjadi obyektif, strategi, kebijakan dan prosedur penetapan harga yang dianut
perusahaan? Apakah promosi harga dipergunakan dengan tepat?
3.Distribusikan. Apa yang menjadi obyektif dan strategi distribusi? Apakah liputan dan pelayanan pasar
memadai? Apakah saluran distribusi yang sudah ada sekarang sebaiknya diubah atau ditambah yang
baru?
4.Iklan, promosi, penjualan dan publicitas. Apa yang menjadi obyektif promosi perusahaan? Bagaimana
anggaran ditetapkan? Apakah anggaran mencukupi? Apakah pesan iklan dan media dikembangkan dan
diterima dengan baik? Apakah perusahaan mempunyai program promosi penjualan dan hubungan
masyarakat yang dikembangkan dengan baik.
5.Tenaga penjualan. Apa yang menjadi obyektif armada tenaga penjualan perusahaan? Apakah jumlah
tenaga penjualan cukup besar? Apakah pengorganisasiannya sudah tepat? Apakah mereka dilatih,
disupervisi dan dimotifasi dengan baik? Bagaimana tenaga penjualan ini kalau dibandingkan dengan
armada milik pesaing?
MENJELANG akhir tahun biasanya semua bagian di perusahaan atau organisasi, melaksanakan persiapan
penyusunan laporan kinerja. Seperti laporan kinerja keuangan, pemasaran, produksi, dan kepegawaian.
Pelaporan itu menjadi rutinitas tahunan dan menjadi jargon kesibukan akhir tahun di setiap perusahaan
dan organisasi.
Audit pemasaran seringkali terlupakan di beberapa perusahaan dan organisasi, dikarenakan mereka
terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Bahkan, istilah audit begitu menyeramkan sebagian besar karyawan,
karena berasosiasi dengan kegiatan pihak independen yang ditunjuk perusahaan untuk menginvestigasi
kegiatan mereka apakah telah sesuai dengan prosedur yang ada.
Seringkali, perusahaan menetapkan pekerjaan audit bila perusahaan mengalami penurunan penjualan,
semangat tenaga penjual merosot, dan menemukan masalah-masalah lainnya. Kealpaan melakukan audit
atas kegiatan yang telah dilakukan, dapat menyebabkan kehilangan pelanggan bahkan peluang bisnis
yang lebih besar.
Salah satu aktivitas audit yang penting dilaksanakan adalah audit pemasaran. Biasanya, pekerjaan
mengaudit dilakukan oleh seorang akuntan untuk mengaudit keuangan. Audit pemasaran adalah
pemeriksaan yang komprehensif dan sistematik atas lingkungan, tujuan, strategi, dan program pemasaran.
Pekerjaan audit pemasaran biasanya dilaksanakan pihak independen seperti konsultan. Namun, audit
pemasaran dapat dilakukan sendiri dengan membentuk satuan kerja yang terdiri dari bidang penjualan,
bidang promosi, bidang pelayanan, dan bidang lainnya seperti produksi serta bidang keuangan.
Tujuan utama yang perlu dicapai dalam melakukan aktivitas ini adalah untuk memberikan rekomendasi
perbaikan atas kinerja bidang-bidang pemasaran yang bermasalah. Misalnya, bagian pelayanan,
penjualan, mutu produk, dan promosi.
Audit pemasaran terdiri atas proses pengecekan enam komponen utama aktivitas pemasaran perusahaan.
Pertama, audit lingkungan pemasaran dilaksanakan dengan melakukan investigasi atas peluang usaha
yang dapat diperoleh dari prospek konsumen, pelanggan, dan pesaing. Misalnya, menganalisis kebutuhan
pelanggan dan calon pelanggan atas produk perusahaan dalam hal mutu, pelayanan, dan harga.
Kedua, audit strategi pemasaran dilaksanakan dengan mengecek kinerja segmen pasar yang dilayani.
Tujuan audit di tahap ini, menemukenali kesesuaian antara pemilihan pasar sasaran perusahaan dengan
alokasi anggaran perusahaan untuk menanganinya. Misalnya, apakah segmen pasar B2B (business to
business atau pelanggan bisnis) atau B2C (business to consumer atau pelanggan individu) sudah dilayani
optimal sesuai tingkat profitabilitasnya.
Ketiga, audit struktur organisasi pemasaran dilaksanakan dengan mengecek apakah tugas, pokok, dan
fungsi (tupoksi) karyawan yang bekerja di bidang penjualan, pelayanan, dan promosi telah sesuai
aktivitas kegiatannya. Hasil audit ini akan memberikan informasi tentang ketidaksesuaian antara jobdes
dan realisasi yang dilaksanakan karyawan.
Keempat, audit sistem intelijen pemasaran dilaksanakan dengan melakukan investigasi apakah sistem
intelijen pemasaran mampu menyediakan informasi akurat, memadai, dan tepat atas data-data persaing
perusahaan. Misalnya, penyediaan informasi yang berhubungan dengan pesaing untuk harga, mutu, jenis
saluran distribusi yang digunakan, dan insentif yang diberikan untuk para agen serta distributor.
Kelima, audit produktivitas pemasaran dilakukan untuk melihat tingkat profitabilitas berdasarkan produk,
segmen pasar, wilayah pemasaran, dan jenis penyalur yang digunakan. Hasil dari audit ini akan
membantu perusahaan memutuskan apakah akan menambah atau mengurangi produk yang dijual, serta
daerah pemasaran dan jenis penyalur yang digunakan.
Keenam, audit bidang pemasaran dilaksanakan dengan melakukan pengecekan atas kegiatan penjualan,
promosi, pelayanan, pengembangan produk, dan penetapan harga. Biasanya aktivitas ini membantu
perusahaan untuk merevisi atas program-program pemasaran yang tidak realistis di masa lalu. Misalnya,
praktik pengembangan produk yang tidak sesuai dengan selera pasar dan jenis-jenis agen atau perantara
yang tidak kooperatif.
Untuk menyukseskan kegiatan audit pemasaran, perusahaan harus berani: (i) menanyakan pendapat dan
pandangan pelanggan, penyalur, dan kelompok-kelompok luar lainnya atas kinerja perusahan; dan (ii)
bekerja sama dengan pihak independen seperti konsultan, untuk mendapatkan pandangan sejujurnya
tentang perusahaan atas kinerja pemasarannya. Hasil audit pemasaran dapat dijadikan patokan untuk
merancang program pemasaran unggulan di tahun yang akan datang.***
Pertanyaan:
Saya adalah pengusaha skala UMKM yang telah melakukan usaha produksi dan perdagangan selama tiga
tahun. Untuk meningkatkan usaha saya di tahun 2008, apa yang harus saya lakukan? Terima kasih.
turmudhi@yahoo.com
Jawaban:
Marketing plan atau rencana pemasaran adalah salah satu kegiatan yang perlu dilakukan pengusaha atau
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Diperlukan persiapan khusus untuk menyusun rencana
pemasaran. Pertama, siapkan data yang berhubungan dengan transaksi tahun lalu, baik transaksi penjualan
dengan konsumen maupun data transaksi pembelian barang pada pemasok.
Selain itu, bila usaha Anda memiliki kewajiban yang harus dipenuhi ke bank dan/atau lembaga
peminjaman lainnya, siapkan data kewajiban yang masih harus dibayar perusahaan. Kedua, siapkan
waktu khusus untuk menyusun rencana pemasaran itu bersama staf perusahaan khususnya bagian
produksi dan pemasaran.
Isi rencana pemasaran terdiri atas empat komponen. Pertama, riset pasar berisi informasi selera konsumen
perusahaan dan pesaing atas produk. Informasi ini berasal dari pelanggan yang telah dilayani. Informasi
lainnya dapat diperoleh dari konsumen dan pelanggan pesaing yang sering datang ke perusahaan dan
tidak dapat dilayani kebutuhan dan keinginannya. Seperti kebutuhan mutu, desain, dan model produk
tertentu serta pelayanan yang memuaskan.
Kedua, penentuan strategi pemasaran yang terdiri atas penentuan segmen pasar yang dilayani dan
penentuan strategi positioning. Pelaku UMKM biasanya memiliki dua jenis segmen pelanggan, yaitu
pelanggan perseorangan (B2C atau business to consumer) dan pelanggan bisnis (B2B atau business to
business).
Pelanggan perseorangan adalah pelanggan yang membeli produk untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
sedangkan pelanggan bisnis adalah pelanggan yang membeli produk untuk dijual kembali. Hitunglah
seluruh jumlah pelanggan itu dan simpan dalam database sehingga dapat dihitung potensi penjualan dari
kedua segmen tersebut.
Strategi positioning dilakukan dengan selalu berusaha menjaga konsistensi keunikan usaha perusahaan
sesuai dengan segmen pasar yang dilayani. Misalnya, menjaga konsistensi model, kemasan, mutu, gaya,
harga, pelayanan, dan metode penjualan produk (melalui katalog, door to door, melalui arisan, dll.).
Periksalah secara rutin kinerja faktor-faktor itu dan tindak lanjuti bila ada masalah yang muncul agar
konsistensi keunikan perusahaan terjaga.
Ketiga, penyusunan program pemasaran dilakukan dengan memutuskan jenis produk yang dipasarkan,
harga yang berbeda untuk tiap segmen, penyaluran produk ke pasar, teknik penjualan, dan bentuk
promosi penjualan. Hitunglah target produk yang akan dipasarkan dalam satu tahun ke depan sesuai
dengan kemampuan produksi perusahaan.
Target produk dapat diperoleh sesuai dengan jumlah pelanggan segmen B2C atau B2B. Pada saat
menghitung target, asumsikan terjadi kenaikan sekian persen dari jumlah itu sehingga ada motivasi untuk
mengejar target.
Keuntungan usaha biasanya diperoleh bila perusahaan menerapkan strategi harga yang berbeda untuk tiap
segmen. Untuk segmen B2C, berbeda dengan B2B. Biasanya untuk pelanggan perseorangan harga lebih
tinggi karena membeli dalam jumlah sedikit. Sebaliknya, harga segmen B2B lebih rendah karena
membeli dalam jumlah banyak. Namun, ada pula pelaku UMKM yang menerapkan harga sama tetapi
disertai pelayanan optimal.
Salah satu strategi penyaluran produk ke pasar yang jitu adalah menggunakan perantara seperti agen
penjualan atau distributor. Seleksilah agen penjualan yang bertanggung jawab dan memiliki kredibilitas
dalam pembayaran. Buatlah skema insentif yang menarik untuk para agen, sehingga mereka menjadi
ujung tombak penjualan produk perusahaan.
Tentukan pula bentuk promosi yang akan digunakan untuk satu tahun ke depan. Para pelaku UMKM
dapat memanfaatkan beragam pameran yang dilaksanakan pemerintah daerah setempat dan asosiasi-
asosiasi. Misalnya, pameran yang dikelola Dinas Industri dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan KUKM.
Terakhir, melakukan pengendalian kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran dapat diukur dengan melakukan
analisis setiap bulan dan tahunan atas: (i) pendapatan usaha; (ii) biaya produksi, penjualan, dan promosi;
(iii) kepuasan pelanggan dan para agen (bila digunakan); dan (iv) potensi pengembangan produk baru.
--Penulis, Ketua Jurusan Manajemen FE Unpad dan Sekjen IMA Jabar.
Manajemen Audit Pemasaran
3. Bentuk Audit
a. Audit Eksternal
Berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, dimulai dari pengujian
informasi ekonomi umum menuju pertumbuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan
b. Audit Internal
Berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang bertujuan untuk menilai
sumber daya organisasi sebagaimana berhadapan dengan sumber daya pesaing.
Area yang harus diselidiki sebagai bagian audit pemasaran:
1. Audit Eksternal
1. Lingkungan usaha dan ekonomi
2. Pasar
3. Kompetisi
2. Audit Internal
1. Variabel operasional pemasaran
2. Operasi dan sumber daya
a) Tujuan pemasaran,
b) Strategi pemasaran
c) Struktur
d) Sistem informasi
e) Sistem perencanaan
f) Sistem pengendalian
g) Efisiensi fungsional
h) Efisiensi antar fungsional
i) Analisis kemampulabaan
j) Analisisi efektivitas biaya
Lingkungan Mikro
Lingkungan makro terdiri atas kekuatan-kekuatan disekitar perusahaan yang memenuhi
kemampuannya dalam melayani pelanggannya. Lingkungan mikro meliputi:
a) Pasar. Apa yang sedang terjadi pada ukuran pasar, pertumbuhan, distribusi geografi dan laba?
b) Pelanggan. Bagaimana pandangan pelanggan mengenai mutu produk, jasa dan harga?
c) Pesaing. Siapa pesaing utama? Apa strategi yang dipakainya, berapa pangsa pasarnya dan apa kekuatan
serta kelemahannya?
d) Saluran distribusi. Saluran utama apa yang dipakai perusahaan untuk mendistribusikan produk lepada
pelanggan? Bagaimana presentasi kerjanya?
e) Pemasok. Kecenderungan apa yang mempengaruhi pemasok? Bagaimana perkiraan ketersediaan
sumber daya kunci untuk produksi?
f) Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang? Bagaimana perusahaan menghadapi
publik ini?
Informasi
Promosi
Negosiasi
Pemesanan
Pembiayaan
Pengambilan risiko
Pemilikan fisik
Pembayaran
Hak milik
Keputusan mengenai bentuk saluran pemasaran melibatkan pertimbangan-pertimbangan penting tentang:
1. Analisis kebutuhan pelanggan
2. Penetapan tujuan saluran pemasaran
3. Identifikasi alternatif saluran pemasaran utama
4. Evaluasi alternatif saluran pemasaran utama
13. Kebijakan Periklanan, Promosi, Publikasi
Perusahaan harus mengomunikasikan produk dan pelayanan yang disediakan kepada pelanggan
potensialnya, perantara, serta masyarakat umum untuk memberikan informasi yang tepat tentang manfaat
dan keberadaan produk tersebut. Suatu bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) dapat terdiri atas
kombinasi dari komponen bauran promosi berikut:
Pengiklanan
Pemasaran langsung
Promosi penjualan
Hubungan masyarakat dan publisitas
Penjualan personal
Mengembangkan suatu bauran promosi yang efektif mencakup tahapan-tahapan penting berikut ini:
1. Mengindentifikasi audiens sasaran
2. Menentukan tujuan komunikasi
3. Merancang pesan
4. Memilih saluran komunikasi
5. Mengalokasikan total anggaran promosi
6. Memutuskan bauran promosi
7. Mengukur hasil promosi
8. Mengelola dan mengordinasikan seluruh proses komunikasi pemasaran
Posted by Siska Anggraini at 10:13 AM