Vous êtes sur la page 1sur 10

AKSESIBILITAS DI RSGM

Fasilitas parkir. Fasilitas parkir merupakan salah satu fasilitas yang wajib ada di setiap
rumah sakit atau tempat-tempat umum lainnya. Kebutuhan tempat parkir untuk rumah sakit
meliputi:
a). Daerah parkir untuk pasien poliklinik/ rawat jalan;
b). Daerah parkir untuk pengunjung rawat inap;
c). Daerah parkir untuk staf rumah sakit;
d). Daerah parkir untuk mobil ambulance baik dari UGD maupun parkir biasa;
e). Daerah parkir servis untuk kegiatan bongkar muat barang dan mobil jenazah.
- Tempat parkir untuk dokter dan staf dipisahkan dari tempat parkir dari pengunjung dan
pasien.
- Tempat parkir di basement yang sebaiknya diperuntukkan bagi dokter dan staf dan
tertutup bagi pasien dan pengunjung.
- Jika parkir hanya terletak di atas tanah, prioritas tempat yang terdekat dengan entrance
diperuntukkan bagi pasien rumah sakit, dan perlu disediakan tempat parkir terdekat untuk
situasi tertentu (seperti untuk seseorang yang membawa pasien dalam keadaan gawat di
kendaraannya).

Kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian kepuasan pasien,


misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang
nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian
kepuasan pasien, namun rumah sakit perlu memberikan perhatian pada fasilitas rumah sakit
dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen (Haryanti, 2000).
Aksesibilitas di lingkungan rumah sakit ditunjukan dari kemudahan pasien dalam
mendapatkan perawatan. Aksesibilitas rumah sakit meliputi kemudahan untuk dihubungi dan
ditemui. Hal ini berarti lokasi rumah sakit yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang
tidak terlalu lama, saluran komunikasi rumah sakit yang mudah dihubungi, dan lain-lain
(Parasuraman et. al, 1985).
Pelayanan kesehatan, kelengkapan fasilitas serta aksesibilitas yang dirasakan pasien
akan sangat membantu dalam mengevaluasi kepuasannya masing-masing. Menurut Oliver
(dalam Supranto, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.
Rumah sakit yang baik adalah rumah sakit yang tidak hanya memberikan pelayanan
kesehatan pada fisik pasien, namun juga pada psikis pasien. Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi psikologi pasien dalam rumah sakit menurut Ulrich dalam Effects of
Healthcare Environmental Design on Medical Outcomes:
1. Kebisingan.
Kebisingan yang ada di rumah sakit (baik dari peralatan maupun dari luar) menimbulkan rasa
kesal pada pasien dan stress pada pegawai. Sehingga akustik pada ruangan harus sangat
diperhatikan.
2. Ada atau tidaknya jendela.
Leather (1997) menyebutkan bahwa pasien yang memiliki akses pandangan langsung ke luar
dapat memiliki kecepatan proses penyembuhan yang lebih baik. Sementara untuk karyawan
sendiri, akses pandangan langsung keluar dapat mengurangi stress dan meningkatkan
performa pekerjaan.
3. Pencahayaan langsung.
Penelititan yang dilakukan oleh Beauchemin (1996) and Hays (1998) menunjukkan bahwa
pencahayaan langsung dapat berefek positif bagi kesehatan pasien dibandingkan dengan
pasien yang tidak mendapatkan pencahayaan langsung.
4. Penggunaan material.
Material yang lebih lembut (terkesan lembut) seperti penggunaan karpet pada lantai
dibandingkan dengan vinil menunjukkan bahwa dapat menghasilkan ruangan yang lebih
nyaman dan menunjukkan waktu kunjungan yang menjadi relatif lebih lama.
5. Ruang inap (gabungan dan tunggal).
Penelitian menunjukkan bahwa ruang inap yang diisi lebih dari satu orang menunjukkan
performa kesehatan pasien yang jauh lebih baik dibanding dengan pasien rawat inap yang
sendiri.
6. Penataan furnitur.
Penataan furnitur yang terdiri dari grup-grup kecil dapat meningkatkan interaksi sosial
pengguna di rumah sakit. Grup-grup kecil yang ada terdiri dari furniture yang dapat
dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga menghasilkan ruang yang fleksibel
dan tidak kaku.
7. Dan lain-lain.
Selain hal yang telah disebutkan di atas, terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi lingkungan
rumah sakit dan terhadap penggunanya. Diantaranya kualitas udara, terdapat atau tidaknya
musik dan hasil seni, dll.
Berdasarkan pemaparan Ulrich, berikut adalah aplikasi tema pada desain:
a. Kebisingan
2) Kebisingan yang timbul dari dalam rumah sakit sebagian besar muncul dari alat bor gigi
yang mengeluarkan desingan, sehingga suara ini harus ditekan kebisingannya melalui
penggunaan dinding dan plafond akustik. Melalui penggunaan akustik pada ruang periksa,
kebisingan yang ditimbulkan dari alat dapat ditekan.
3) Kebisingan dari arah jalan atau dari luar dapat diatasi melalui penggunaan buffer pada
kawasan untuk meredam bunyi. Buffer yang digunakan dapat berupa deretan vegetasi
sehingga dapat menghalau bunyi.
b. Terdapat jendela.
Bukaan langsung yang menghubungkan bangunan dengan lingkungan ditempatkan pada area
ruang tunggu untuk menimbulkan pengalih perhatian yang bersifat positif. Selain itu buffer
vegetasi yang digunakan dalam menghalau kebisingan dapat menjadi pemandangan alami
yang baik bagi pasien dan karyawan.
c. Terdapatnya pencahayaan langsung.
Pencahayaan langsung yang terdapat di dalam bangunan juga dapat terhubung langsung
dengan jendela. Pencahayaan langsung sebaiknya diletakkan pada ruangan yang memiliki
kegiatan atau aktivitas yang memiliki waktu lama seperti kegiatan menunggu dan juga ruang
istirahat karyawan.
d. Penggunaan material
Material yang digunakan sebisa mungkin menghindari kesan tajam atau keras. Oleh karena
itu material pada bagian interior khususnya menggunakan kayu untuk menimbulkan kesan
alami pada ruang dan menghindari kesan kaku pada rumah sakit.
e. Ruang Inap
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut memiliki tipologi yang berbeda dengan rumah sakit lain
sehingga jumlah ruang inap yang ada tidaklah terlalu banyak. Namun, ruang inap tersebut
bila digunakan dapat disimpulkan bahwa penderita atau pasiennya memiliki penyakit yang
cukup parah sehingga ruangan yang dirancang tetap harus mendukung proses penyembuhan
pasien. Ruang rawat inap sendiri terdiri dari beberapa kasur dan terdapat ruang bersama
pasien untuk tetap menjaga interaksi sosial pasien.
f. Penataan Furnitur
Furnitur yang terdapat pada ruang-ruang bersama bersifat fleksibel dan mudah diatur untuk
menghilangkan kekakuan ruang. Melalui penggunaan furnitur yang dapat dipindahkan dapat
menghasilkan ruang yang lebih dinamis dan pengguna dapat menyesuaikan furniture sesuai
dengan kebutuhan aktivitasnya yang beragam.

Berbagai penerapan tema pada desain diharapkan dapat meredam kecemasan dental yang
dimiliki pasien maupun stress yang dimiliki pegawainya sehingga dapat tercipta lingkungan
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang menyenangkan.
5.3.2 Konsep Akustik
Penggunaan sistem akustik di rumah sakit umumnya adalah demi meredam suara yang
ditimbulkan dari fasilitas ruang, sehingga tidak mengganggu ruang yang berdekatan.
Imbasnya suara dapat mengurang kinerja kerja, dan mengganggu kesehatan pasien yang
mendengar.
Tujuan lain adalah menjaga agar kerahasiaan tindakan dalam suatu ruang terjaga dan tidak
menimbulkan persepsi macan macam dari pasien, sebagai contoh Di rawat inap
intensif,penjenguk dan pasien tidak dapat mendengar satu sama lain agar menjaga konsentrasi
pasien ICU
Sumber sember suara dari rumah sakit meliputi
Pengguna, suara pasien yang mengaduh
Mesin, pemakaian peralatan dari ruang tindakan atau ruang lainnya
Suara kondisi lungkungan dari luar
Tipikal suara dari rumah sakit yang mengganggu dan perlu diredam
Suara yang berlebih, dapat mengganggu pengguna lain yang berdekatan.
Penaggulangannya dengan cara memakai material yang meresap suara atau pelokasian
tempat yang berisik sehingga tidak mengganggu pengguna umum.
Suara transmisi dari mesin berat, penaggulangannya dengan penerapan lay-out yang
baik, sehingga suara yang ditimbulkan teredan oleh jarak.
3.3.4 Konsep Material
Sesuai dengan peraturan MENKES RI. Pada persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit,
dalam pemilihan material pada suatu rumah sakit, mempunyai kriteria-kriteria tertentu.
Berikut merupakan kriteria dan contoh material yang cocok untuk rumah sakit.
o Bersih, tidak mengandung racun, tidak berpolusi dan mudah dalam perawatannya.
o Tidak mudah menyerap.
o Memiliki sifat akustik yang baik terutama pada kamar rawat inap.
Lantai
Material yang digunakan adalah epoxy. Epoxy adalah bahan penutup lantai beton, terdiri atas
2 komponen bahan yang harus diaduk merata dan kemudian dilapiskan di atas beton. Setelah
kering akan membentuk lapisan (film) tipis yang keras, kedap air, tahan kimia dan berwarna.
Umumnya digunakan sebagai bahan pelapis lantai pada ruang-ruang tertutup yang
mementingkan kebersihan dan keindahan misalnya lorong-lorong dan lantai rumah sakit,
studio TV, laboratorium, ruang produksi barang, ruang pamer, ataupun ruang lainnya.
Epoxy Floor Coating mempunyai banyak keunggulan dibanding flooring tradisional atau
sistem flooring lainnya. Keunggulan Epoxy Floor Coating, antara lain :
1. Secara umum Epoxy Floor Coating meningkatkan kualitas lantai dan memperpanjang usia
pemakaian. Pekerjaan diawali dengan Bonding Epoxy, yang bersifat waterproofing dan
sebagai joint sealent antara lantai dengan cat epoxy.
2. Lantai menjadi lebih sehat (hygine) karena tiadanya sambungan (seamless) yang
merupakan tempat tumbuhnya jamur serta berkembang biaknya bakteri.
3. Secara dekorasi lantai terlihat lebih indah, dengan pilihan warna yang bisa disesuaikan
dengan fungsi ruangan/lantai dan selera customer.
4. Epoxy Floor Coating memudahkan perawatan, karena menjadikan lantai mudah
dibersihkan.
Dinding
Pada Rumah Sakit Anak ini sebagain menggunakan bahan beton dan kaca pada area entrance
dan jendela untuk memaksimalkan sinar matahari masuk ke dalam Ruangan. Penggunaan
dinding kaca dihindari terutama di area bermain, hal ini untuk mengurangi resiko kecelakaan
/ pecah.
Finishing yang digunakan menggunakan cat, dan sebagian area lainnya menggunakan
wallpaper, dan acrylic sebagai pelapis wallpaper.
Ceiling
Penggunaan ceiling yang aman dan sesuai adalah dengan menggunakan gypsumboard, selain
perawatannya yang mudah, gypsumboard terbagi menjadi tiga jenis, yaitu gypsumboard
biasa, water resistant dan fire resistant, tentu saja pada kadar banyaknya air dan panasnya
suhu.
Konsep Akustik Ruang RSGM
Penggunaan sistem akustik di rumah sakit umumnya adalah demi meredam suara
yang ditimbulkan dari fasilitas ruang, sehingga tidak mengganggu ruang yang berdekatan.
Imbasnya suara dapat mengurang kinerja kerja, dan mengganggu kesehatan pasien yang
mendengar. Tujuan lain adalah menjaga agar kerahasiaan tindakan dalam suatu ruang terjaga
dan tidak menimbulkan persepsi macan macam dari pasien, sebagai contoh Di rawat inap
intensif,penjenguk dan pasien tidak dapat mendengar satu sama lain agar menjaga konsentrasi
pasien ICU
Rumah sakit yang baik adalah rumah sakit yang tidak hanya memberikan pelayanan
kesehatan pada fisik pasien, namun juga pada psikis pasien. Menurut Ulrich dalam Effects of
Healthcare Environmental Design on Medical Outcomes, kebisingan yang timbul dari dalam
rumah sakit gigi dan mulut sebagian besar muncul dari alat bor gigi yang mengeluarkan
desingan, sehingga suara ini harus ditekan kebisingannya melalui penggunaan dinding dan
plafond akustik. Melalui penggunaan akustik pada ruang periksa, kebisingan yang
ditimbulkan dari alat dapat ditekan.
Implementasi
1. Treatment lantai
Memakai material yang mampu menyerap suara
Perhatikan ketebalan lantai senhingga suara dari lantai bawah dan HVAC tidak sampai
tembus
2. Treatment dinding
Finishing dinding yang dapat menyerap suara.
Jumlah pemakaian jendela sehingga suara lingkungan luar tidak banyak masuk
3. Treatment ceiling
Pemakaian material penyerap suara pada seluruh ceiling
Acourete Board 230 adalah bahan peredam suara berpori yang berbentuk softboard.
Material ini terbuat dari serat polyester yang dipadatkan dengan den sitas 230kg/m3. Material
ini memiliki panjang 1.2m lebar 0.6m dan tebal 9mm. Acourete Board 230 biasanya
dipasangkan pada dinding dan plafon dengan sistem pemasangan yang relatif mudah dan
cepat. Acourete Board 230 dapat dipasang dengan beragam metode pemasangan untuk
mendapatkan hasil redaman dan tampilan dekoratif.

Softboard relatif tipis sehingga menghemat ruangan


Densitas lebih besar menghasilkan daya serap suara yang lebih baik
Beragam metode pemasangan untuk mencapai target akustik
Beragam cara pemasangan untuk keindahan ruangan
Tahan lama
Bebas racun sehingga aman buat manusia
Bebas alergi
Aman terhadap api
Konsep Kebisingan pada Tapak
-Mengusahakan perletakan bangunan sejauh mungkin dari jalan raya. Hal ini karena semakin
jauh jarak tempuh perambatan gelombang bunyi, maka tingkat keras bunyi yang diterima
akan semakin rendah.
- Mengusahakan layout bangunan yang memungkinkan terciptanya zona privat pada jarak
cukup jauh dari sumber kebisingan.

-Bila perlu penggunaan pagar untuk membatasi perambatan bunyi.

-Menambahkan material pelapis pada dinding bagian dalam yang akan meningkatkan
kemampua dinding dalam meredam kebisingan.

Vous aimerez peut-être aussi