Vous êtes sur la page 1sur 24

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN KASUS RETENSIO PLACENTA

A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
a. Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah
kelahiran bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya
perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta inkarserata dapat
terjadi polip plasenta, dan terjadi degenerasi ganas korio karsinoma.
(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan, hal. 300).
b. Retensio Plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002:178).
c. Retensio Plasenta adalah plasenta belum labir 1/2 jam sesudah anak lahir.
(Obstetri Patologi, hal. 234).

2. ETIOLOGI
a. Fungsional
- His kurang kuat
- Plasenta sulit terlepas, karena :
Tempatnya : Insersi di sudut tuba
Bentuknya : Plasenta membranacea, plasenta anularis
Ukurannya : Plasenta yang sangat kecil
b. Patologi Anatomis
Plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta perkreta
(Obstetri Patologi, hal 236).
3. KLASIFIKASI
Menurut Sarwono Prawirohardjo :
a. Plasenta Adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
b. Plasenta Akreta adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga memasuki sebagian
lapisan miornetrium.
c. Plasenta Inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai / memasuki
miornetnum
d. Plasenta Perlireta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot
hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus
e. Plaserita Inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum utrri disebabkan oleh
kontriksi osteuni uteri.

4. PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih
terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum
sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup,
kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti.
Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan
pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi
faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah
perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.
5. MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala Klinis umum yang terjadic adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak
(> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan
dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
b. Retensio plasenta Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit,
perdarahan segera, kontraksi uterus baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi
uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan
c. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah
) tidak lengkap dan perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang.
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan tetapi bila sebagian
plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk
segera mengeluarkannya. Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih
atau rektum penuh. Oleh karena itu keduanya harus dikosongkan.
6. PENATALAKSANAAN
RETENSIO PLASENTA
Belum lahir setelah jam bayi lahir
Sikap Bidan :

Evaluasi sebabnya

Konsultasi dengan : puskesmas & dokter


Merujuk ke : puskesmas atau rumah sakit

Indikasi Plasenta Manual : Retensio Plasenta tanpa


Perdarahan :
Perdarahan 400 cc Perdarahan terlalu banyak

Riwayat retensio plasenta Keseimbangan bekuan darah


berulang
di tempat plasenta lepas.
Tindakan dengan narkosa Perlekatan erat
Persiapan merujuk penderita
Sejarah
q
habitual Infus cairan pengganti
HPP q
Petugas untuk pertolongan
darurat.
q
Keluarga untuk donor darah.
(berulang)Komplikasi : Tindakan di rumah sakit :

Perbaikan keadaan umum


Antonia uteri - Infus transfusi
- Antibiotika
Perforasi
Tindakan plasenta manual

Perdarahan terus Atau histerektomi.

Tamponade gagal
Segera merujuk penderita ke
rumah sakit

Resusitasi. Pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV-line dengan kateter yang


berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan
ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah
dan saturasi oksigen. Transfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah.
Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau NaCl
0.9% (normal saline) sampai uterus berkontraksi.
Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil lanjutkan dengan drips
oksitosin untuk mempertahankan uterus.
Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. Indikasi manual
plasenta adalah: Perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc, retensio plasenta
setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi
ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.
Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan
tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa
plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-
hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat
uterotonika melalui suntikan atau per oral.
Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi
sekunder.
B. KONSEP ASKEP
1. Pengkajian
a. Identitas
Penyakit ini di derita oleh wanita hamil, Grandemultipara dengan implantasi plasenta
dalam bentuk plasenta adhesive.plasenta akreta. Plasenta inkreta dan plasenta perkreta.
Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan panas
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan panas sejak sore, panas di rasakan seperti membakar tubuh Panas
tidak di sertai menggigil dengan suhu badan 38C. Panas terus menerus dsertai dengan
mual dan tidak nafsu makan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan belum pernah mengalami seperti ini
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami seperti ini serta
pemyakit menular seperti TBC, hepatitis, DBD dan penyakit menurun seperti
hipertensi, DM.
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan tinggal di lingkungan yang bersih, terdapat ventilasi dan
pencahayaan yang cukup, serta kamar mandi dan WC sendiri di dalam rumah.
g. Riwayat Obstetri
1) Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi meliputi Menarche, Banyaknya, Siklus, Lamanya, Keluhan,
Flour dibus
2) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Meliputi umur anak pertama sampai yang terakhir, umur kehamilan yang lalu,
penyulit, jenis persalinan, penolong, apakah ada laserasi, infeksi, perdarahan.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : klien tampak lemah
2) Mata: sclera warna putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor tidak ada sekret
3) Mulut dan tenggorokan:
a) Leher : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
nyeri telan, vena jugularis tidak membengkak
b) Mulut : mukosa bibir lembab, gigi lengkap
4) Dada dan axila : mamae bentuk simetris dan membesar areola mamae warna hitam
tidak ada lesi papilla tampak menonjol, colosterum sudah keluar
5) Pernafasan
a) Jalan nafas: normal tidak ada obstruksi jalan nafas
b) Suara nafas: normal tidak ada siara tambahan seperti wheezing dan ronchi
6) Sirkulasi jantung
a) Kecepatan denyut jantung 92 x/menit
b) Irama regular bunyi S1-S2 tunggal
7) Abdomen
a) Luka bekas operasi: terbungkus kasa steril 15 cm
b) Bising usus: 12x/menit
c) TFU : 2 jari di bawah pusar
d) UC : terasa keras saat di raba(baik)
8) Extrimitas (integument/muskulus skeletal)
a) Integument: turgor kulit baik kembali dalam 1 detik, tidak ada lesi
b) Extrimitas atas: dapat di gerakkan dengan baik, pada tangan sebelah kiri
terpasang infus RL 28 tetes.
c) Ektrimitas bawah: kedua kaki dapat bergerak dengan baik

9) Vagina dan urogenetalia


a) Tidak ada lesi, bersih
b) Darah infus (+), lokea rubra, warna merah, sebatas tella penuh
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan hematokrit
(Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang
disertai dengan infeksi, leukosit biasanya meningkat.
2) Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protrombin time (PT) dan
activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) atau yang sederhana dengan Clotting
Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan
yang disebabkan oleh faktor lain.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
b. Resiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada pengambilan placenta
c. Kecemasan berhubungan dengan pengeluaran darah berlebih

4. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa 1 : Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal.

Kriteria hasil :
1) Tanda vital dalam batas normal (TD : 100 130/80 90 mmhg, S : 36 - 37
c, N : 60 100 x/menit)
2) Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong
Intervensi :
a) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera
untuk memperbaiki defisit
b. Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak
adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme
c. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 8 glas/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
d. Kolaborasi :
a) Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
b) Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai
anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

b. Diagnosa 2 : Resiko sepsis berhubungan dengan infeksi pada


pengambilan placenta
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dirumah sakit di
harapkan tidak terjadi peningkatan suhu
Kriteria : Akral hangat, suhu normal (37C), Tidak terdapat tanda infeksi (rubur,
dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
1) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab panas
R/ Klien dan keluarga mengerti tentang penyebab panas
2) Anjurkan kompres air hangat
R/ Air hangat bias mendilatasi pori pori
3) Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis
R/ Pakaian yang tipis bias meningkatkan evaporasi
4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic
R/ Antibiotic akan membunuh bakteri dan kuman
c. Diagnosa 3 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu
beradaptasi
Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang
Intervensi :
a. Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan
R/ Pendekatan awal pada pasien melalui keluarga
b. Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS
R/ mengurangi rasa takut pasien terhadap perawat dan lingkungan RS
c. Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri pasien akan keberanian dan kemampuannya
d. Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun
non verbal (sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada
klien.
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. E
Umur : 40 tahun
Alamat : Malalayang
Jenis kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Masuk : 09 Juni 2017
Tanggal Pengkajian : 13 Juni 2017
No. CM : 670545
Diagnosa Medis : Retensio Plasenta

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. H

Umur : 48 tahun

Alamat : Malalayang

Jenis kelamin : Laki-laki

Hubungan dengan klien : Suami Klien

3. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Klien mengeluh pusing

b. Riwayat kesehatan sekarang


Menurut penuturan klien sebelum masuk rumah sakit 2 jam klien telah

melahirkan di rumah di tolong oleh bidan, klien mengatakan plasenta nya belum

keluar disertai perdarahan banyak dan klien merasakan mules. Pada saat dikaji

tanggal 13 Juni 2014, klien mengeluh pusing, pusing dirasakan bertambah

apabila klien banyak beraktivitas, dan berkurang apabila diistirahatkan. Pusing

dirasakan seperti berkunang-kunang. Pusing dirasakan 5 menit.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Menurut penuturan klien, sebelumnya klien belum pernah mengalami hal yang

klien alami saat ini. Dan klien tidak mempunyai penyakit yang dapat

memperberat atau diperberat oleh kehamilan ataupun penyakit menular maupun

penyakit keturunan.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Menurut penuturan klien, didalam keluarga tidak ada yang mengalami hal yang

sama seperti klien sekarang, dan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit

menular, namun memiliki riwayat penyakit keturunan.

e. Riwayat ginekologi dan obstetric

1) Riwayat ginekologi

Riwayat menstruasi

- Menarche :12 tahun

- Siklus : 28 hari

- Lama menstruasi : 7 hari

- Sifat darah : merah dan tidak menggumpal

- Banyaknya : 2 x ganti pembalut


- Dysmenore : kadang-kadang

- HPHT : 5 September 2016

Riwayat perkawinan

- Usia pernikahan istri : 27 tahun

- Usia pernikahan suami : 35 tahun

- Lama pernikahan : 13 tahun

- Pernikahan ke : 1 (pertama)

Riwayat KB

- Jenis kontrasepsi yang dipakai : Pil

- Waktu pemakaian : 3 tahun

- Keluhan : Merasa gemuk

- Jenis kontrasepsi yang direncanakan : IUD

2) Riwayat obstetric

Riwayat Persalinan

- P4 A0

- Umur kehamilan : 36 minggu

Umur Bayi Masalah Keadaan


Partus Jenis Tempat /
No Hamil BB
terakhir Partus penolong JK S Hamil Lahir Bayi
(minggu) (gram)

1 2004 36 Spontan Bidan P 2.500 - - - Hidup

2 2009 36 Spontan Bidan L 3.000 - - - Hidup

3 2013 36 Spontan Bidan P 3.000 - - - Hidup


4 2017 36 Spontan Bidan P 3.200 - - Retplas Hidup

4. Pemeriksaan fisik

a. Penampilan umum

Keadaan : Klien tampak lemah

Kesadaran : Compos Mentis

b. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Pulse : 72 x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,50 C

c. Pemeriksaan head to toe

1) Integumen

Kulit

Warna kuning langsat, tekstur lembab oleh keringat, turgor kulit baik

terbukti saat di cubit cepat kembali < 2 detik, dan keadan bersih.

Kuku

Tekstur keras, bentuk cembung, CRT ketika ditekan kembali ke keadaan

semula > 2 detik, keadaan kuku panjang dan tampak kotor.

2) Kepala
Warna rambut hitam dan keriting, tekstur halus, penyebaran merata,

lubrikasi tidak terdapat pecah-pecah pada rambut, tidak terdapat lesi,

oedema maupun massa, dan keadaan bersih.

3) Muka

Warna Kuning langsat, wajah tampak pucat dan keadaan bersih.

4) Mata

Pada saat diinspeksi letak mata simetris antara mata kanan dan mata kiri,

sklera putih, konjungtiva anemis, pupil mengecil saat dirangsang cahaya,

pergerakan bola mata baik, fungsi penglihatan baik, ditandai dengan

klien dapat membaca papan nama mahasiswa pada jarak 50 cm.

5) Hidung

Pada saat diinspeksi lubang hidung tampak simetris antara kiri dan

kanan, fungsi penciuman baik, ditandai dengan klien dapat membedakan

bau minyak wangi dan alkohol dengan mata ditutup, keadaan bersih,

tidak terdapat secret.

6) Telinga

Pada saat diinspeksi kedua daun telinga tampak simetris, fungsi

pendengaran baik terbukti dapat menjawab semua pertanyaan tanpa

diulang, tidak terdapat benjolan dan keadaan bersih, tidak terdapat

serumen pada liang telinga.

7) Mulut

Pada saat diinspeksi bentuk bibir simetris, bibir pucat dan mukosa kering

. Jumlah gigi 32 buah, warna putih, keadaan bersih. Lidah tampak warna
putih, permukaan agak kasar dan halus sepanjang tepi lateral, fungsi

pengecapan baik terbukti dapat membedakan rasa pahit dan manis.

8) Leher

Tampak simetris terhadap bahu dan kepala, tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening dan kelenjar thyroid, tidak ada peningkatan JVP,

dapat digerakan kesegala arah dan keadaan bersih.

9) Dada

Dada kiri dan dada kanan tampak simetris saat inspirasi dan ekspirasi,

bunyi pernafasan vesikuler, frekuensi 20 x/menit, irama jantung reguler,

tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 72 x / menit, tidak terdapat retraksi

intercostalis, dan keadaan bersih.

10) Payudara

Kedua payudara tampak simetris, payudara tampak bengkak, konsistensi

keras, putting susu kanan dan kiri menonjol, tampak hyperpigmentasi

aerola, ASI (+) dan keadaan payudara tampak bersih.

11) Abdomen

Pada saat di inspeksi bentuk perut cembung, terdapat striae dan linea alba,

tinggi fundus uteri 3 cm bawah pusat, saat diauskultasi terdapat bising

usus (+), dan keadaan perut bersih.

12) Genetalia

Vulva tidak terdapat oedema maupun varices pada labia, tampak keluaran

lochea serosa 5 cc, perineum tampak utuh.

13) Anus
Tidak terdapat hemoroid.

14) Ekstremitas

- Atas

Tangan kanan terpasang infus, kedua tangan dapat digerakan ke

segala arah pergerakan.

- Bawah

Kedua kaki dapat digerakan ke segala arah pergerakan

5. Pola aktivitas sehari-hari

No Jenis aktivitas Di rumah Di rumah sakit


Pola Nutrisi
a) Makan 3x/hari 3x/hari
1) Frekuensi Nasi, lauk pauk Nasi, lauk pauk
2) Jenis dan sayuran dan sayuran
3) Porsi 1 porsi 1 porsi
1
b) Minum
1) Frekuensi 7-8 gelas/hari 4-5 gelas/hari
2) Jenis Air putih Air putih

Pola eliminasi
BAB
Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Konsistensi Padat Padat
Warna Kuning Kuning
kecoklatan kecoklatan
2
BAK
Frekuensi 4-5x/hari 500 cc /24
jam
Warna Kuning jernih Kuning agak
pekat
Pola istirahat
Tidur malam 7-8 jam 6-7 jam
3 Tidur siang 1-2 jam 1 jam
Kualitas tidur Nyenyak Nyenyak
Personal hygiene
Mandi 2x/hari 1x/hari (spons)
4 Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
Ganti baju 2x/hari 1x/hari
Cara Mandiri Dibantu

6. Data aspek psikologis, social dan spiritual

a. Aspek psikologis

Menurut teori Reva Rubin, klien berada dalam fase Taking Hold (Fase Dependen

- Independen), yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah

melahirkan. Pada fase ini, timbul rasa khawatir pada ibu akan ketidakmampuan

dan rasa tanggungjawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan

sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Dan klien mengatakan

ingin segera bertemu dengan anaknya.

b. Aspek social

Klien dapat bersosialisasi dengan baik, baik itu dengan perawat maupun dengan

klien lainnya yang ada di ruangan.

c. Aspek spiritual

Klien beragama Islam, klien selalu berdoa dan berdzikir untuk kesembuhannya.

7. Pengetahuan Klien

a. Pengetahuan ibu

Ibu telah mengetahui mengenai teknik cara menyusui, tentang KB dari bidan,

namun ibu belum mengetahui tentang cara perawatan payudara.

b. Pengetahuan ibu tentang bayi


Ibu dapat melakukan perawatan tali pusat, memandikan bayi dan pengetahuan

tentang perawatan bayi, pengalaman dari anak sebelumnya.

8. Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hematologi

Hemoglobin 8,4 gr/dl 12 16 gr/dl

Hematokrit 24% 35 47 %

Leukosit 12.200/ mm3 4000-10.000/ mm3

Trombosit 150.000-
336.000/ mm3
450.000/mm3

Eritrosit 2,81 juta/ mm3 3,6 5,8 juta/ mm3

9. Terapi Medis

Infus Ringer laktat 20 tetes/menit

Cefotaxime 2x1 gr (intra vena)

Metronidazole 2x1 500 ml (intra vena)


10. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


DS: Perdarahan akibat
- Klien mengatakan telah komplikasi dari tindakan Kekurangan
mengalami perdarahan manual plasenta volume cairan
- Klien mengeluh pusing sehingga menyebabkan
kehilangan melalui
1
DO: vaskuler mengganggu
Klien tampak pucat proses sirkulasi
Hb8,4 gr/dl mengakibatkan
Mukosa bibir kering kekurangan volume
Konjungtiva anemis cairan.
DS: Tindakan manual Resiko tinggi
- plasenta, prosedur terhadap
2 invasif, menyebabkan infeksi
DO: resiko terhadap
Leukosit 12.200 terjadinya inefksi.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler berlebihan,
ditandai dengan :
DS :

Klien mengatakan telah mengalami perdarahan

Klien mengeluh pusing

DO :

Klien tampak pucat

Hb 8,4 gr/dl

Mukosa bibir kering

Konjungtiva anemis

2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, ditandai dengan:

DS :

DO : Leukosit 12.200
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kekurangan Dalam jangka - Observasi - Penurunan Tgl. 13-06- Tgl.13-06-
volume cairan pendek 1x24 jam, tanda vital, sirkulasi darah 2017 2014
berhubungan setelah dilakukan bandingkan dapat terjadi dari Jam 08.00 Jam 10.30
dengan kehilangan tindakan dengan hasil peningkatan Mengobservasi S : Klien
vaskuler keperawatan normal pasien kehilangan cairan TTV : mengeluh
berlebihan, kekurangan saat ini atau mengakibatkan TD : 110/70 masih pusing
ditandai dengan: volume cairan sebelumya hipotensi dan P : 72 x/m O:
DS : teratasi dengan takikardi R : 20 x/m - Klien
Klien mengatakan Kriteria : S : 35 0 C tampak pucat
telah mengalami - Tidak terjadi - Hb 8,4 gr/dl
perdarahan perdarahan - Kaji dan - Perkiraan Jam 08.30 - - Mukosa
Klien mengeluh - Pusing catat, tipe dan kehilangan darah, Mengkaji dan bibir kering
pusing berkurang sisi perdarahan dan adanya mencatat - -
- Hb 10 gr/dl bekuan-bekuan jumlah Konjungtiva
- Konjungtiva membantu, perdarahan : anemis
DO : merah muda membuat perdarahan (-) A : Masalah
Klien tampak - Mukosa bibir diagnosa banding belum teratasi
pucat lembab dan menentukan P : Lanjutkan
Hb 8,4 gr/dl kebutuhan intervensi
Mukosa bibir penggantian. I:
ekring - Berikan
Konjungtiva cairan sesuai
anemis - Berikan - Penggantian atas Jam 09.00 indikasi
cairan sesuai kehilangan dapat Memberikan - Pantau nilai
indikasi memperbaiki cairan sesuai hasil
konsentrasi ginjal indikasi : RL laboratorium
20 tetes/menit
/adanya
- Awasi kegagalan. Jam 09.25
pemeriksaan - Peningkatan Memantau
laboratorium menunjukan hasil
misalnya : Hb hemokonsentrasi laboratorium :
dan Ht Hb 8,4 gr/dl
dan Ht 24%,
post transfusi 3
labu.

2 Risiko tinggi Dalam jangka - Kaji tanda vital - Peningkatan Tanggal 13-06- Tanggal 13-
terhadap infeksi waktu 1x 24 jam dan perhatikan suhu pada 2 hari 2017, jam 06-2017
berhubungan setelah dilakukan jumlah leukosit berturut-turut, 10.25 11.00
dengan prosedur tindakan takikardia atau Mengkaji S:-
invasif, ditandai keperawatan, leukositosis Tanda vital : O : Leukosit
dengan : tidak terjadi menandakan Suhu : 36,50 C, 12.200
DS : - infeksi, dengan infeksi. dan jumlah A : Masalah
DO : kriteria hasil: leukosit : belum teratasi
Leukosit 12.200 - Leukosit dalam 12.200 P : Lanjutkan
batas normal intervensi
4000-10.000 - Perhatikan - Gejala-gejala ini Jam 10.27
- Tidak ada tanda- gejala malaise, menandakan Mengkaji I : Perhatikan
tanda infeksi menggigil, keterlibatan gejala malaise, jumlah
anoreksia, nyeri sistemik, menggigil, leukosit dan
tekan uterus atau kemungkinan nyeri tekan tanda-tanda
nyeri pelvis menimbulkan uterus atau infeksi
bakterimia, syok nyeri pelvis :(-)
dan kematian
apabila tidak
teratasi.
- Pantau - Infeksi uterus Jam 10.30
kecepatan memperlambat Memantau
involusi uterus involusi dan jumlah
dan sifat serta memperlama pengeluaran
jumlah rabas aliran lokhia. lokhea : lokhea
lokhia. serosa 5 cc.

- Kolaborasi - Antibiotik Jam 07.30


dalam spektrum luas Memberikan
pemberian mungkin antibiotik :
antibiotik diberikan sampai Cefotaxime
intravena, sesuai hasil kultur dan 2x1 g (iv) dan
indikasi sensitivitas metronidazole
tersedia, pada saat 2x500 ml.
ini antibiotic
organisme-khusus
dapat mulai
diberikan.
d. Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal DX Catatan perkembangan


Minggu 1 S: Klien mengatakan pusing nya mulai berkurang
15-06-2017 O:
Klien sudah tidak pucat
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir lembab
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan ibu mengkonsumsi makan yang banyak
mengandung zat besi, seperti bayam.
- Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi.

2 S:
O:
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Suhu 36,4 0 C
A: Masalah teratasi
P : Kaji tanda gejala infeksi
S: Klien mengatakan sudah tidak pusing
Senin 1 O:
16-06-2017 Klien tampak segar
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir lembab
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

I : Anjurkan ibu mengkonsumsi makan yang banyak


mengandung zat besi, seperti bayam.
Selasa 1 S : Klien mengatakan sudah tidak pusing
17-06-2017 O:
Klien tampak segar
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir lembab
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
- Anjurkan ibu mengkonsumsi makan yang banyak
mengandung zat besi, seperti bayam.
- Menganjurkan ibu mengkonsumsi makan yang
banyak mengandung zat besi, seperti bayam.

Vous aimerez peut-être aussi