Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract. This research aims to describe: the improvement of the social interaction
conceptual comprehension and to des-cribe the changes of the student behaviour positively
after get-ting the application of the participative learning model which has the poster basis on
Sociology learning. The research was done in X class of the State Senior High School (SMA)
in Po-lanharjo which has 40 students. The result of the research in-dicates that the
comprehansion of the student social interac-tional conception in the first cycle reaches 70%
and increases 5% in the second cycle becomes 76%. The learning complete-ness target in the
first cycle has not been reached because it is only under 75%, whereas in the second cycle has
been able to be reached that is 76% or 1% beyond the prior target.
Materi pembelajaran Sosiologi di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kelas X berkai-tan dengan telaah mengenai interaksi sosial dengan
segenap variasi-nya yang disajikan secara terpadu, sehingga para siswa dituntut me-nguasai
konsep interaksi sosial secara menyeluruh. Tuntutan demiki-an ini membebani siswa yang
umumnya merasa kesulitan untuk seka-ligus menguasai konsep-konsep interaksi sosial
tersebut. Pemahaman sosiologi menuntut aspek kognitif yang cenderung verbal dan serba
abstrak bagi para siswa, karena berbasis kehidupan sosial secara uni-versal dengan
pembahasan secara teoritis.
Apabila kenyataan tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa ada upaya untuk meningkatkan
pemahaman konsep interaksi sosial dalam pembelajaran Sosiologi akan berdampak lebih
luas, diantaranya; (1) siswa akan semakin takut, menjauhi dan malas belajar sosiologi; (2)
siswa semakin kesulitan memahami konsep interaksi sosial, khusus-nya dalam pembelajaran
antropologi; (3) guru mengalami kesulitan dalam mentransfer sejumlah konsep interaksi
sosial dalam pembela-jaran sosiologi kepada siswa; dan (4) suasana kelas tidak kondusif se-
hingga proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi terhambat.
Memperhatikan asumsi dan realitas di atas, menarik untuk me-nyimak kembali proses
pembelajaran Sosiologi sebagai usaha pening-katan pemahaman konsep interaksi sosial
dengan tindakan kelas ya-itu dengan menambah variasi model pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan. Banyak variasi model yang menarik dan menyenang-kan sebagai pilihan
untuk ditetapkan sebagai alternatif pemecahan masalah ini, namun tentunya harus mengacu
pada kemanfaatan dan ketepatan model pembelajaran itu sendiri yang dapat melibatkan sis-
wa secara aktif, meningkatkan gairah belajar dan tanggung jawab sis-wa secara individu
maupun kelompok (Meier, 2000; Soenarya, 2000; Muhibbin, 1995; Semiawan, dkk., 1985)
Pembelajaran partisipatif adalah KBM yang menekankan bah-wa peserta didik memiliki
kebutuhan belajar, memahami teknik-tek-nik belajar, dan berperilaku belajar yang akhirnya
timbul interaksi e-dukasi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru (Porter &
Hernacki, 2000; Sudjana, 2001).
Unsur kegiatan pembelajaran ditandai dengan adanya upaya disengaja, terencana, dan
sistematik yang dilakukan oleh seorang gu-ru untuk membantu siswa dalam melakukan
kegiatan belajar menga-jar. Kegiatan pembelajaran partisipatif didasarkan atas prinsip-prinsip
belajar yaitu: (1) berangkat dari kebutuhan belajar (Learning needs based), (2) berorientasi
pada tujuan belajar (goals and objectives oriented), (3) belajar berdasarkan pengalaman
(experiential lear-ning), (4) berpusat pada peserta didik (participant centered). Prinsip
pembelajaran partisipatif adalah bertahap dan berkesinambungan, de-ngan proses
pemberdayaan (empowering process) dan berorientasi ke masa depan. ( Borich, 1988;
Sudjana, 2001).
Poster adalah suatu media dalam bentuk visual diam tidak di-proyeksikan, yang sifatnya
mandiri. Sebagai bentuk visual poster ha-rus dapat dilihat dengan jelas oleh mata pembaca,
menarik dan mu-dah dipahami dengan bahasa yang sederhana. Sebagai media komuni-kasi
yang sifatnya mandiri, poster harus bersifat informatif sehingga secara mandiri dapat
berkomunikasi memberikan pesan kepada pem-bacanya tanpa harus ada seseorang yang
menjelaskan. Poster merupa-kan bagian dari alat bantu pandang yang dikenal sebagai visual
aids.Visual Aids adalah teknik pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pandang yang
berupa gambar, poster, diagram dan leaflet (Meier, 2000; Sudjana, 2001). Pembelajaran
dengan alat bantu pandang ini dapat mendorong dan menambah kegairahan belajar bagi para
siswa dan dapat meningkatkan daya khayal untuk menimbulkan minat daya cipta,
keterampilan dan pengetahuan sehingga suatu konsep menjadi lebih efektif dalam kegiatan
belajar. Aktivitas belajar yang dirancang dengan permainan dalam model pembelajaran
partisipatif berbasis poster memungkinkan siswa dapat belajar dengan rileks tanpa terte-kan
disamping menumbuhkan keterampilan, rekreatif, daya khayal, tanggung jawab, kerja sama,
persaingan sehat, dan keterlibatan ke-lompok belajar.
Masalahnya adalah benarkah dengan model pembelajaran par-tisipatif berbasis poster, dapat
meningkatkan pemahaman konsep in-teraksi sosial khususnya dalam pembelajaran Sosiologi
di kelas X SMA Negeri 1 Polanharjo? Bagaimana perubahan tingkah laku yang menyertai
peningkatan pemahaman konsep interaksi sosial dalam pembelajaran Sosiologi para siswa
setelah diterapkannya model pem-belajaran partisipatif berbasis poster?
METODE
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XA SMA Ne-geri 1 Polanharjo tahun
pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 40 sis-wa, terdiri atas 19 siswa putra dan 21 siswa putri.
Pemilihan kelas XA berdasarkan pertimbangan bahwa ketika dilaksanakan pretes ke-
mampuan penguasaan konsep interaksi sosial, kelas XA ini memiliki persentase tertinggi bagi
siswa yang kurang penguasaannya, diban-dingkan dengan kelas lain secara paralel.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan va-riabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah model pem-belajaran partisipatif berbasis poster, sedangkan
variabel terikat da-lam penelitian ini adalah meningkat tidaknya kemampuan penguasa-an
konsep interaksi sosial dalam pembelajaran sosiologi.
Pengumpulan Data
Data penelitian yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data tes dan data non tes. Data
tes dikumpulkan dengan seperangkat alat tes, yang kemudian hasil tes ini dikategorikan ke
dalam lima ka-tegori tingkat kepahaman, yaitu: Sangat paham, Paham, Sedang, Ku-rang, dan
Tidak Paham. Data non tes dikumpulkan dengan observasi, wawancara langsung, dan jurnal
pengamatan pembelajaran. Data non tes ini dimaksudkan untuk menggali informasi lebih
mendalam ten-tang tanggapan siswa terhadap model pembelajaran partisipatif ber-basis
poster. Apakah model pembelajaran partisipatif berbasis poster ini cukup menarik, cocok atau
tidak bagi mereka.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada-lah teknik deskriptif. Untuk
data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes yang telah terkumpul ditabulasi, diringkas,
dihitung persentase-nya. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam tabel-tabel, dan ke-mudian
dideskripsikan secara naratif makna dari data tersebut. Se-dangkan data kualitatif hasil
observasi, wawancara, dan penyelidikan melalui jurnal, dideskripsikan secara naratif sesuai
dengan pengamat-an langsung oleh peneliti.
Data kuantitatif dan kualitatif ini dikaitkan, yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk
mendeskripsikan keberhasilan pene-rapan model pembelajaran partisipatif berbasis poster,
yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman konsep interaksi sosial para siswa dalam
pembelajaran Sosiologi secara klasikal, dan perubahan ting-kah laku yang menyertainya.
Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu pe-nelitian dengan berbasis pada
kelas. PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap yaitu: (1)
merencanakan, (2) mela-kukan tindakan, (3) mengamati (observasi), dan (4) merefleksi, (Pri-
yono, 1999; Soenarya, 2000).
Dalam penelitian ini, tindakan penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus
dilakukan pengkajian yang berdaur 4 tahap tersebut yaitu: merencanakan, melakukan
tindakan, mengamati, dan merefleksi.
Siklus I bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman kon-sep interaksi sosial para siswa
dalam pembelajaran Sosiologi, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk
melakukan tinda-kan pada siklus II. Siklus II dilakukan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman konsep interaksi sosial para siswa dalam pembelajaran sosiologi setelah
dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pembe-lajaran yang didasarkan pada refleksi
siklus I.
HASIL
Hasil penelitian diperoleh dari tindakan pada siklus I dan si-klus II. Hasil tersebut berupa
hasil tes dan nontes. Hasil tes berupa evaluasi pemahaman konsep interaksi sosial, sedangkan
non tes beru-pa hasil observasi, wawancara dan jurnal.
Setelah diadakan tes tertulis pemahaman konsep interaksi so-sial yang terfokus pada aspek
penguasaan konsep interaksi sosial para siswa dalam pembelajaran Sosiologi, diperoleh hasil
seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Skor Pemahaman Konsep Interaksi Sosial Hasil Tes I dalam Pembelajaran Sosiologi
Jumlah 40 100
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa pada pem-belajaran sosiologi tingkat
pemahaman konsep interaksi sosial para siswa dalam penerapan model pembelajaran
partisipatif berbasis poster pada siklus I diperoleh hasil: (1) dari 40 siswa yang diteliti ada 5
siswa yang telah mencapai kategori sangat paham yang berarti sebesar 12.5%; (2) kategori
paham sebanyak 27 siswa atau sebesar 67.5%; (3) kategori sedang sebanyak 6 siswa atau
sebesar 15%; dan (4) kategori kurang sejumlah 2 siswa atau sebesar 5%. Secara klasi-kal
sebagian besar siswa yakni sebanyak 27 siswa atau sebesar 67.5% menempati kategori
paham, skor rata-rata klasikal adalah 28.27 yang juga berada pada kategori paham. Jika skor
maksimal 40, skor rata-rata siswa 28,27 berarti berada pada kategori paham yang jika diper-
sentase mencapai 71%.
Hasil nontes mencakup hasil yang diperoleh dari observasi, wawancara dan jurnal. Hasil
observasi menunjukkan bahwa pembel-ajaran Sosiologi dengan penerapan model
pembelajaran partisipatif berbasis poster menunjukkan antusias yang cukup tinggi bagi siswa,
suasana proses belajar tampak hidup dan kondusif. Siswa lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan penerapan media visual aids karena mera-sa menjadi bagian suatu kesibukan
kolektif. Ada 6 siswa atau 15% yang terekam suka berbincang-bincang saat proses belajar
berlang-sung sehingga saling mengganggu dan agak lambat. Disamping itu ada 2 siswa atau
5% yang bersikap pasif bahkan acuh tak acuh atau asal ikut masuk kelas. Namun demikian
sebagian besar siswa yaitu 32 atau 80% sangat aktif dan serius dalam mengikuti proses
pembela-jaran partisipatif berbasis poster.
Dari wawancara yang ditujukan pada 40 siswa diperoleh infor-masi bahwa 26 siswa atau 65%
menganggap bahwa model pembela-jaran partisipatif berbasis poster ini baru pertama kali
dilakukan, dan dianggap mempermudah penguasaan konsep interaksi sosial dalam
pembelajaran Sosiologi bagi para siswa. Akan tetapi ada 7 siswa atau 17.5% yang
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran parti-sipatif berbasis poster sangat
sederhana dan terkesan seperti gambar mainan. Sisanya yang berjumlah 7 siswa atau 17.5%
lebih memilih tidak berkomentar apapun.
Data jurnal menunjukkan bahwa model pembelajaran par-tisipatif berbasis poster disambut
baik oleh sebagian besar siswa yaitu 34 siswa atau 85% menunjukkan reaksi positif.
Disamping itu 30 siswa atau 75% menyatakan bahwa model pembelajaran partisi-patif
berbasis poster sangat tepat untuk meningkatkan pemahaman konsep interaksi sosial dalam
pembelajaran Sosiologi.
Hasil tes pada siklus kedua telah menunjukkan perkembangan pemahaman interaksi sosial
yang cukup menggembirakan. Hasil tes pada siklus II ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa pembelajaran pemahaman konsep interaksi sosial para
siswa dalam pembelajran Sosiologi, dari 40 siswa yang diteliti ada 10 siswa atau 25% yang
telah mencapai kategori sangat paham, sedangkan kategori terbanyak adalah paham sebanyak
25 siswa atau sebesar 62.5%. Untuk kategori sedang seba-nyak 5 siswa atau sebesar 12.5%
dan tidak seorang siswa pun yang masuk kategori kurang. Dengan menerapkan cara
perhitungan yang telah diuraikan pada bagian teknik analisis data, diperoleh data skor rata-
rata tingkat pemahaman konsep interaksi sosial dalam pembela-jaran Sosiologi sebesar 30.47.
Jika skor maksimal 40, skor rata-rata 30.47 berarti berada pada kategori paham, yang jika
dipersentase mencapai 76%.
Tabel 2 Skor Pemahaman Konsep Interaksi Sosial Hasil Tes II da-lam Pembelajaran
Sosiologi
Dari wawancara yang ditujukan pada 40 siswa diperoleh infor-masi bahwa 32 siswa atau 80%
menganggap model pembelajaran partisipastif berbasis poster ini baik sekali dilakukan, dan
dianggap mempercepat penguasaan pemahaman konsep interaksi sosial para siswa. Akan
tetapi masih ada 2 siswa atau 5% yang menyatakan bah-wa penerapan model pembelajaran
partisipatif berbasis poster sangat sederhana dan terkesan seperti gambar mainan. Sisanya
yang berjum-lah 6 siswa atau 15% lebih memilih tidak berkomentar.
Data jurnal menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan penerapan model partisipatif
berbasis poster disambut baik oleh se-bagian besar siswa yaitu 35 siswa atau 87.5%
menunjukkan reaksi positif. Disamping itu 32 siswa atau 80% menyatakan bahwa model
pembelajaran partisipatif berbasis poster sangat tepat untuk mening-katkan pemahaman
konsep interaksi sosial dalam pembelajran Sosio-logi para siswa kelas X SMA.
PEMBAHASAN
Pembahasan akan meliputi hasil tes dan nontes yang telah di-peroleh dari penelitian pada
siklus I dan II. Hasil tes berupa skor tingkat pemahaman konsep interaksi sosial para siswa
setelah pene-rapan model pembelajaran partisipatif berbasis poster. Sedangkan ha-sil nontes
berupa perilaku dan sikap siswa yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan jurnal.
Hasil tes yang terfokus pada aspek peningkatan pemahaman konsep interaksi sosial para
siswa dalam pembelajaran Sosiologi, pa-da siklus pertama hanya ada 5 siswa yang mencapai
kategori sangat paham, sedangkan pada siklus kedua ada 10 siswa yang tercatat mampu
mencapai kategori sangat paham. Siswa yang berkategori pa-ham sebanyak 27 siswa atau
67.5% pada siklus pertama menjadi 26 siswa atau 65% pada siklus kedua. Untuk kategori
sedang pada siklus pertama ada 6 siswa atau 15% menjadi 5 atau 12.5% pada siklus ke-dua.
Siswa yang berkategori kurang pada siklus pertama ada 2 siswa, sedang pada siklus kedua
tidak ada. Secara umum rata-rata hasil tes pada siklus pertama dan kedua tetap pada kategori
paham, tetapi dili-hat dari skor mengalami kenaikan sebesar 2,0 dari jumlah 28.47 men-jadi
30.47. Dengan hitungan persentase, kenaikan itu adalah sebesar 5% dari 71% menjadi 76%.
Secara klasikal pemahaman konsep interaksi sosial para siswa dalam pembelajaran sosiologi
pada siklus pertama mencapai 71% dan meningkat 5% pada siklus kedua menjadi 76%. Pada
siklus per-tama target ketuntasan belum tercapai karena masih di bawah 75% sedang pada
siklus kedua telah dapat dilampaui yakni 76% atau satu persen di atas target yang
dicanangkan sebelumnya.
Dari model pembelajaran Sosiologi berbasis poster ini, terlihat bahwa terdapat peningkatan
pemahaman interaksi sosial. Dengan de-mikian model ini merupakan salah satu model yang
dapat dijadikan sebagai pegangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sosio-logi
khususnya pokok bahasan interaksi sosial. Model pembelajaran ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Mulyasa (2002) dan Sudja-na (2001) bahwa perlu mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran, yang cocok dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi.
Dari hasil observasi, wawancara dan jurnal diketahui bahwa ada 6 siswa atau 15% yang
terekam suka berbincang-bincang saat pro-ses pembelajaran berlangsung pada siklus I,
sedang pada siklus kedua tinggal 2 siswa atau 5%. Ada 2 siswa atau 5% yang bersikap pasif
bah-kan acuh tak acuh pada siklus I sedang pada siklus II tinggal 1 siswa atau 2,5%, sebagian
besar siswa yaitu 32 atau 80% sangat aktif dan serius berpartisipasi dalam proses
pembelajaran Sosiologi pada siklus I pada siklus II naik menjadi 37 siswa atau 92,5%.
Dari wawancara yang ditujukan pada 40 siswa diperoleh infor-masi bahwa 32 siswa atau 80%
menganggap bahwa penerapan model pembelajaran partisipatif berbasis poster ini baik sekali
dilakukan, dan dianggap mempercepat penguasaan pemahaman konsep interaksi so-sial bagi
para siswa. Akan tetapi masih ada 2 siswa atau 5% yang me-nyatakan bahwa penerapan
model pembelajaran partisipatif berbasis poster ini dianggap amat sederhana dan terkesan
seperti mainan anak-anak. Sisanya yang berjumlah 6 siswa atau 15% lebih masih memilih
tidak berkomentar.
Data jurnal menunjukkan bahwa penerapan model pembela-jaran partisipatif berbasis poster
disambut baik oleh sebagian besar siswa yaitu 35 siswa atau 87,5% menunjukkan reaksi
positif. Disam-ping itu 32 siswa atau 80% menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran
partisipatif berbasis poster sangat tepat untuk mening-katkan pemahaman konsep interaksi
sosial dalam pembelajaran So-siologi di kelas XA SMA.
Kesimpulan
Saran
Meier, D.2000. The Accelerated Learning Hand Book. Bandung: Pe-nerbit Kaifa.
Muhibbin, S. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Remaja Rosda Karya.
Bandung.