Vous êtes sur la page 1sur 29

KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya).

Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase
juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada
suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air
tersebut.
Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
(Suhardjono 1948:1)
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum
yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman,
bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke
badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaan tanah) dan atau bangunan resapan.
Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk
memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Kegunaan dengan adanya saluran
drainase ini antara lain :
Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.

TEKNIK SIPIL 1
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Saluran air terbuka merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan
bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk
dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada
dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut definisi drainase perkotaan :
1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan
perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan social budaya yang ada di
kawasan kota.
2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah
perkotaan yang meliputi daerah pemukiman, kawasan industry dan perdagangan,
kampus dan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum, lapangan olah raga, dan lain lain.
Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian yaitu :
1. Sistem Drainase Makro
Sistem drainase makro yaitu sistem saluran atau badan air yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment Area ). Sistem jaringan
ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal
kanal dan sungai.
2. Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan.
Bila ditinjau dari segi fisik (hirarki susunan saluran ) sistem drainase perkotaan
diklasifikasikan atas saluran primer, sekunder dan tersier.
a. Saluran primer adalah saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai atau saluran
utama yang menerima aliran dari saluran sekunder.
b. Saluran sekunder adalah salauran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran
primer (dibangun dengan beton/plesteran semen)
c. Saluran tersier adalah saluran yang mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder
berupa plesteran, pipa dan tanah.

1.2 Tujuan Melakukan Perancangan Drainase


1. Untuk mengetahui debit puncak disuatu kawasan.
2. Untuk merancang suatu dimensi saluran dari debit puncak yang telah direncanakan.
3. Untuk mengetahui kecepatan aliran pada dimensi saluran yang telah direncanakan.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Dasar Teori


TEKNIK SIPIL 2
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

2.1.1 Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir
bumidan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi. Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,hujan batu, hujan es dan salju, hujan
gerimis atau kabut. pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus
bergerak secara kontinu dnegan tiga cara yang berbeda :
Evaporasi / transpirasi ; air yang ada dilaut, didaratan, disungai, di tanaman dang
sebagainya kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfir) dan kemudian akan
menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bitik bitnik
yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, dan es.
Infiltrasi / pekolasi ke dalam tanah ; air yang bergerak ke dalam tanah melalui
celah celah dan pori pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
Air permukaan ; air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama
dan danau, makin landau lahan dan makin sedikit pori pori tanah, maka aliran
permukaan semakin besar.

2.1.2 Analisa Curah Hujan Rencana


Huajn merupakan komponen yang sangat penting dalam analisis hidrologi.
Pengukuran huajn dilakukan selama 24 jam baik secara manual maupun otomatis
dengan cara ini berarti hujan yang diketahui adalah hujan total yang terjadi selama
satu hari. Dalam analisa yang digunakan curah hujan rencana, hujan rencana yang
dimaksud adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk menghitung
intensitas hujan, kemudian intensitas hujan ini digunakan untuk mengestimasi debit
rencana.
Dalam perancangan sistem drainase data hujan yang diperlukan tidak hanya
data hujan harian, tetapi juga distribusi jam jaman atau ,menitan. Hal ini akan
membawa konsekuen dalam pemilihan data, dan dianjurkan untuk menggunakan data
hujan hasil pengukuran dengan alat ukur otomatis.

TEKNIK SIPIL 3
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Dalam perencanaan saluran drainase periode ulang (retum period) yang


dipergunakan tergantung dari fungsi saluran serta daerah tengkapan hujan yang akan
dikeringkan.

2.1.3 Analisa Frekuensi Curah Hujan


Distribusi frekuensi digunakan untuk memperoleh probabilitas besaran curah
hujan rencana dalam berbagai periode ulang. Dasar perhitungan distribusi frekuensi
adalah parameter yang berkaitan dengan analaisis data yang meliputi rata rata,
simpangan baku, koefisien variasi, dan koefisien skewness (kecondongan atau
kemencengan).
Dalam ilmu statistic dikenal beberapa macam distribusi frekuensi yang banyak
digunakan dalam bidang hidrologi. Berikut ini empat jenis distribusi frekuensi yang
paling banyak digunakan dalam bidang hidrologi :
- Distribusi Normal
- Distribusi Log Normal
- Distribusi Log Persoon III
- Distribusi Gumbel

2.1.3.1 Distribusi Normal


Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss.
Perhitungan curah hujan rencana menurut metode distribusi normal, mempunyai
persamaan sebagai berikut :

Dimana :

Dimana :

= Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-

tahunan

= Nilai rata rata hitung variat

TEKNIK SIPIL 4
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

= Fakor frekuensi, merupakan fungsi dan peluang atau periode

ulang dan tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk
analisis peluang.

2.1.3.2 Distribusi Log Normal


Dalam distribusi log normal dan X diubah kedalaman bentuk
logaritmik Y = log X. jika variable acak Y = log X terdistribusi secara
normal, maka X dikatakan mengikuti distribusi Log Normal. Untuk
distribusi Log Normal perhitungan curah huajn rencana menggunakan
persamaan berikut ini :

Dimana :

= perkiraan niali yang diharapkan terjadi dnegan periode ulang T-tahun

= nilai rata rata hitung variat

S = deviasi standar nilai variat dan

= factor frekuensi merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe

model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis peluang.

2.1.3.3 Distribusi Log Person III


Perhitungan curah hujan rencana menurut metode Log Person III, mempunyai
langkah langkah perumusan sebagai berikut :
- Ubah data dalam bentuk logaritmis, X = Log X
- Hitung harga rata rata :

- Hitung Harga simpangan Baku

TEKNIK SIPIL 5
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

- Hitung koefisien Kemencengan :

- Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus :

Dimana :
K = Variabel standar (standardized Variable) untuk X besarnya tergantung
koefisien kemencengan G

2.1.3.4 Distribusi Gumbel


Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel mempunyai
perumusan sebagai berikut :

Dimana :
= harga rata rata sampel

= standar deviasi
Nilai K (Faktor probabilitas) untuk harga harga ekstrim Gumbel dapat
dinyatakan dalam persamaan :

Dimana :

= reduced mean yang tergantung jumlah sampel

= reduced standard deviation yang tergantung jumlah sampel

= reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan

2.1.4 Intensitas Hujan


Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat
umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin
tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya.
Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan analisis data hujan baik
secara statistic maupun secara empiris. Biasanya intensitas hujan dihunbungkan

TEKNIK SIPIL 6
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

dengan durasi hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30 menit, 60 menit dan jam
jaman. Maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Talbot :

Dimana :

Dimana :
I = intensitas hujan (mm/jam)
T = lamanya hujan (jam)
N = Konstanta
Rumus Ishiguro :

Dimana :
I = intensitas hujan (mm/jam)
T = lamanya hujan (jam)
A dan b = Konstanta

Dimana :
[] = jumlah angka angka dalam tiap suku
N = banyaknya data

2.1.5 Debit Rencana


Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran
drainase untuk mencegah terjadnya genangan. Untuk drainase perkotaan dan jalan
raya, sebagai rencana debit banjir maksimum periode ulang 5 tahun, yang mempunyai
makna kemungkinan banjir maksimum tersebut disamai atau dilampaui 1 kali dalam 5
tahun atau 2 kali dalam 10 tahun atau 200 kali dalam 100 tahun.
TEKNIK SIPIL 7
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Perencanaa debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan raya dihadapi
dengan persoalan tidak tersedianya data aliran. Umumnya untuk menentukan debit
aliran akibat air hujan diperoleh dari hubungan rasional antara air hujan dengan
limpasannya (Metode Rasiobal). Untuk debit air limbah rumah tangga diestimasikan
25 liter perorang perhari. Adapun rumusan perhitungan debit rencana Metode
Rasional adalah sebagai berikut :

Dimana :
C = koefisien aliran permukaan
I = intensitas hujan
A = luas daerah pengaliran (km2)

2.1.6 Koefisien Pengaliran (C)


Koefisien pengaliran (runoff coefficient) adalah perbandingan anatara jumlah
air hujan yang mengalir atau melimpas diatas permukaan tanah (surface run-off)
dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmofer (hujan total yang terjadi). Besaran ini
dipengaruhi oleh tata guna lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi tanah.
pemilihan koefisien pengaliran harus memperhitungkan kemungkinan adanya
perubahan tata guna lahan dikemudian hari. Koefisien pengaliran mempunyai nilai
antara, dan sebaiknya nilai pengaliran untuk analisis dipergunakan nialai terbesar atau
nilai maksimum.

2.1.7 Waktu Konsentrasi


Menurut welsi (2008: 35) pengertian waktu konsentrasi adalah waktu yang
diperlukan untuk mengalirakan air dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ke
titik control yang ditentukan dibagian hilir suatu saluran. Pada prinsipnya waktu
konsentrasi dapat dibagi menjaadi :

a. Inlet time ( , yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuyk mengalir di atas

permukaan tanah menuju saluran drainase.


b. Conduit time ( , yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di

sepanjang saluran sampai titik control yag ditentukan bibagian hilir.

TEKNIK SIPIL 8
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Waktu konsentrasi besarnya sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh factor factor
berikut ini :
- Luas daerah pengaliran
- Panjang saluran drainase
- Kemiringan dasar saluran
- Debit dan kecepatan aliran
Harga Tc ditentukan dengan menggunakan rumus seperti berikut ini :

Dimana :

dan

Dimana :

= waktu konsentrasi (jam)

= Inlet time ke saluran terdekat

= conduit time sampai ketempat pengukuran (menit)

= angka kekasaran manning

S = kemiringan lahan (m)


L = panjang lintasan aliran diatas permukaan lahan (m)
Ls = panjang lintasan didalam saluran (m)
V = kecepatan alira didalam saluran (m/detik)

2.2 Analisa Hidrolika


Zat cair dapat diangkut sari suatu tempat lain melalui bangunan pembawa
alamiah maupun buatan manusia. Bangunan pembawa ini dapat terbuka maupun
tertutup bagian atasnya. Saluran yang tertutup bagian atasnya disebut saluran tertutup
(closed conduits). Sedangkan yang tertutup bagian atasnya disebut saluran terbuka
(open channel).
Pada sistem pengaliran melalui saluran terbuka terdapat permukaan air yang
bebas (free surface) dimana permukaan bebas ini dipengaruhi oleh tekanan udara luar
secara langsung, saluran terbuka umumnya digunakan pada lahan yang masih
TEKNIK SIPIL 9
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

memungkinkan (luas), lalu lintas pejalan kakinya relative jarang, beban kiri dan kanan
saluran efektif ringan. Pada sistem pengaliran melalui saluran tertutup (pipa flow)
seluruh pipa diisi dengan air sehingga tidak terdapat permukaan yang bebas, oleh
karena itu permukaan tidak secara langsung dipengaruhi oleh tekanan udara luar,
saluran tertutup umumnya digunakan pada daerah yang lahannya terbatas (pasar,
perkotaan), daerah yang lalu lintas pejalan kakinya relative padat, lahan yang dipakai
untuk lapangan parker.
Berdasarkan konsistensi bentuk penampang dan kemiringan dasarnya saluran terbuka
dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Saluran prismatic (prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk penampangnya
melintang dan kemiringan dasarnya tetap.
b. Saluran non prismatic (non prismatic channel), yaitu saluran yang bentuk
penampang melintang dan kemiringan dasarnya berubah ubah.
Aliran pada saluran terbuka terdiri dari saluran alam (natural channel), seperti
sungai sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai besar di muara, dan
saluran buatan (artificial channel), seperti saluran pembuangan, saluran untuk
membawa air ke pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum, dan
saluran banjir. Saluran buatan dapat berbentuk segitiga, trapezium, segiempat, bulat,
setengah lingkaran, dan bentuk tersusun

TEKNIK SIPIL 10
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

2.2.1 Bentuk Saluran yang Paling Ekonomis


1. Penampang Berbentuk Persegi yang Paling Ekonomis
Jika B adalah lebar dasar saluran dan h adalah kedalaman air, luas
penampang basah, A dan keliling P dapat dituliskan sebagai berikut :
A = Bh

Gambar penampang persegi

B=

Jari jari hidraulik :

2. Penampang Berbentuk Trapesium yang Paling Ekonomis


Saluran dengan penampang melintang bentuk trapezium dengan lebar dasar B, kedalaman
aliran h, dan kemiringan dinding I : , luas penampang melintang A dan keliling basah P,
dapat dirumuskan sebagai berikut :
A = (B + mh)h
P = B + 2h

Atau

A=

Gambar penampang trapezium

2.2.2 Dimensi Saluran

TEKNIK SIPIL 11
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Perhitungan dimensi saluran didasarkan pada debit harus ditampung oleh saluran (Qs
dalam m3/detik) lebih besar atau sama dengan debit rencana yang diakibatkan oleh hujan
rencana (Qr dalam m3/detik). Kondisi demikian dapat dirumuskan dengan persamaan berikut :
QS Qr
Debit yang mampu ditampung oleh saluran (Qs) dapat diperoleh dengan rumus dibawah ini :
Qs = As . V
Dimana :
As = luas penampang saluran (m2)
V = kecepatan rata rata aliran didalam saluran (m/det)
Kecepatan rata rata aliran di dalam saluran dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Manning sebagai berikut :

Dimana :
V = kecepatan rata rata aliran didalam saluran (m/det)
N = Koefisien kekasaran Manning
R = jari jari hidrolis (m)
S = Kemiringan dasar saluran
As = luas penampang saluran (m3)
P = keliling basah saluran (m)

TEKNIK SIPIL 12
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

BAB III

PROSES PERENCANAAN SALURAN DRAINASE

3.1 Proses perencanaan saluran drainase antara lain :


1. Data Hujan
2. Intensitas Hujan
3. Intensitas hujan untuk berbagai durasi dengan menggunakan metode distribusi
Normal
4. Menghitung harga suku persamaan intensitas hujan
5. Hitung tetapan untuk persamaan hujan dengan metode Talbot
6. Menghitung deviasi dari persamaan intensitas hujan yang dipakai
7. Plot grafik untuk intensitas hujan hasil prediksi Talbot dan data terhadap waktu
8. Menghitung debit dengan metode rasional
9. Menentukan kemiringan saluran
10. Menghitung dimensi saluran
11. Menghitung kecepatan saluran

TEKNIK SIPIL 13
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

BAB IV
DATA TEKNIS

1. Membuat kontur saluran drainase

Gambar Kontur perencanaan saluran drainase

2. Data kedalaman curah hujan jangka pendek di Bandara Ahmad Yani Semarang
Tabel kedalaman curah hujan

TEKNIK SIPIL 14
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

3. Intensitas hujan di Bandara Ahmad Yani Semarang


Tabel Intensitas Hujan

4. Harga harga intensitas hujan untuk berbaagai durasi dan periode ulang
menggunaka metode Distribusi Normal dengan periode ulang 2 tahun
Tabel harga harga intensitas hujan

TEKNIK SIPIL 15
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

BAB V
ANALISIS DATA

1. Perhitungan harga harga tiap suku untuk perhitungan tetapan tetapan dalam rumus
Intensitas curah hujan
Tabel harga harga tiap suku

2. Menghitung tetapan tetapan untuk persamaan intensitas hujan untuk persamaan Talbot
:

a = 3580.78

TEKNIK SIPIL 16
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

b = 41.13

3. Menghitung Standar Deviasi dari persamaan Intensitas Hujan Talbot


Tabel perbandingan kecocokan rumus intensitas hujan

Deviasi:
Contoh perhitungan untuk durasi 5 menit :

= (4) (3)

= 77,63 212,2 = -134,5

4. Grafik untuk Intensitas Hujan Hasil prediksi Talbot dan data terhadap waktu

TEKNIK SIPIL 17
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

5. Mengitung Debit dengan Metode Rasional

Tabel data tata guna lahan

Untuk menghitung debit di saluran primer 1-2 menggunakan asumsi :

TEKNIK SIPIL 18
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Q = 0.002778 x 0.11 x 15 x 71.44

= 0.33 m3/detik

Saluran sekunde 5 2
Q = 0.002778 x 0.40 x 22.29 x 63.80
= 1.58 m3/detik
Saluran Primer 2 3
A = 15 + 22.29
= 37.29

C = = 0.28
Tc = 9 + 4 = 13
Q = 0.002778 x 0.28 x 66.16 x 37.29
= 1.94 m3/detik
Saluran sekunder 7 - 3

Q = 0.002778 x 0.11 x 50.34 x 132.40

= 2.04 m3/detik

Saluran primer 3 4
A = 15 + 22.29 + 132.40
= 169.69

C = = 0.15
Tc = 9 + 4 + 5 = 18
Q = 0.002778 x 0.15 x 169.69 x 60.65
= 4.23 m3/detik
Saluran Sekunder 6 4
Q = 0.002778 x 0.25 x 47.42 x 209.64
= 6.90 m3/detik
Saluran Primer 4
A = 15 + 22.29 + 132.40 + 209.64
= 379.34

C = 0.20
Tc = 9 + 4 + 5 + 5 = 23
Q = 0.00778 x 0.20 x 55.84 x 379.34
= 11.57 m3/detik

Tabel data debit

TEKNIK SIPIL 19
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Hasil perhitungan diatas dapat diringkas secara skematis seperti pada


gambar di bawah ini :

TEKNIK SIPIL 20
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Diagram hasil perhitungan debit dengan metode rasional

TEKNIK SIPIL 21
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

6. Menentukan Dimensi Saluran dengan menggunakan rumus Manning


Tipe saluran yang digunakan Beton

Saluran Primer 1 2
Diketahui :Q = 0.33 m3/detik
S = 0.00098
Menentukan tinggi saluran (h)

Q =

0.33 =

h = 0.45 m
Menentukan lebar saluran (B)

B =

= 0.52 m
Menentukan luas saluran (A)
A = (b + m . h)x h
= (0.52 + 1 x 0.45) x 0.45
= 0.436 m2
P =

= 0.52 + 2 x 0.45 x
= 1.792 m
R = A/P

= = 0.243
Menentukan kecepatan menggunakan rumus Manning

= 1.392 m/detik

Jadi kecepatan 0.75 > V < 1.5 maka saluran OKE

Saluran Sekunder 5 2
TEKNIK SIPIL 22
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Diketahui :Q = 1.58 m3/detik


S = 0.00034

Menentukan tinggi saluran (h)

Q =

1.58 =

h = 1.15 m
Menentukan lebar saluran (B)

B =

= 1.33 m
Menentukan luas saluran (A)
A = (b + m . h)x h
= (1.33 + 1.5 x 1.15) x 1.15
= 3.51 m2
P =

= 1.33 + 2 x 1.15 x
= 5.47 m
R = A/P

= = 0.64
Menentukan kecepatan menggunakan rumus Manning

= 1.26 m/detik

Jadi kecepatan 0.75 > V < 1.5 maka saluran OKE

Saluran Primer 2 - 3
Diketahui :Q = 1.94 m3/detik
S = 0.0007339
TEKNIK SIPIL 23
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Menentukan tinggi saluran (h)

Q =

1.94 =

h = 0.72 m
Menentukan lebar saluran (B)

B =

= 0.83 m

Menentukan luas saluran (A)


A = (b + m . h)x h
= (0.83 + 1.5 x 0.72) x 0.72
= 1.379 m2
P =

= 0.83 + 2 x 0.72 x
= 3.427 m
R = A/P

= = 0.402
Menentukan kecepatan menggunakan rumus Manning

= 1.50 m/detik

Jadi kecepatan 0.75 > V < 1.5 maka saluran OKE

Saluran sekunder 7 - 3
Diketahui :Q = 2.04 m3/detik
S = 0.00009
Menentukan tinggi saluran (h)

Q =

TEKNIK SIPIL 24
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

2.04 =

h = 1.45 m

Menentukan lebar saluran (B)

B =

= 1.67 m
Menentukan luas saluran (A)
A = (b + m . h)x h
= (1.67 + 1.5 x 1.45) x 1.45
= 5.58 m2
P =

= 1.67 + 2 x 1.45 x
= 6.9 m
R = A/P

= = 0.809

Menentukan kecepatan menggunakan rumus Manning

= 0.719 m/detik

Jadi kecepatan 0.75 > V < 1.5 maka saluran OKE

Saluran primer 3 - 4
Diketahui :Q = 4.23 m3/detik
S = 0.000513
Menentukan tinggi saluran (h)

Q =

4.23 =

h =1m

TEKNIK SIPIL 25
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

Menentukan lebar saluran (B)

B =

= 1.15 m
Menentukan luas saluran (A)
A = (b + m . h)x h
= (1.15 + 1.5 x 1) x 1
= 2.655 m2
P =

= 1.15 + 2 x 1 x
= 4.76 m
R = A/P

= = 0.677
Menentukan kecepatan menggunakan rumus Manning

= 1.455 m/detik

Jadi kecepatan 0.75 > V < 1.5 maka saluran OKE

Saluran sekunder 6 - 4
Diketahui :Q = 6.90 m3/detik
S = 0.00009
Menentukan tinggi saluran (h)

Q =

6.90 =

h = 2.2 m

Menentukan lebar saluran (B)

TEKNIK SIPIL 26
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

B =

= 2.54 m
Menentukan luas saluran (A)
A = (b + m . h)x h
= (2.54 + 1.5 x 2.2) x 2.2
= 12.85 m2
P =

= 2.54 + 2 x 2.2 x
= 10.47 m
R = A/P

= = 1.227
Menentukan kecepatan menggunakan rumus Manning

= 0.87 m/detik

Jadi kecepatan 0.75 > V < 1.5 maka saluran OKE

Saluran Primer 4
Diketahui :Q = 11.57 m3/detik
S = 0.000269
Menentukan tinggi saluran (h)

Q =

11.57 =

h = 1.4 m

Menentukan lebar saluran (B)

B =

TEKNIK SIPIL 27
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

= 1.617 m
Menentukan luas saluran (A)
A = (b + m . h)x h
= (1.617 + 1.5 x 1.4) x 1.4
= 5.2 m2
P =

= 1.617 + 2 x 1.4 x
= 6.66 m
R = A/P

= = 0.781
Menentukan kecepatan menggunakan rumus Manning

= 1.22 m/detik

Jadi kecepatan 0.75 > V < 1.5 maka saluran OKE.

Tabel hasil perhitungan kecepatan saluran

TEKNIK SIPIL 28
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI
KELOMPOK 2 SISTEM PERENCANAAN DRAINASE

BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan yang telah kami lakukan dalam menentukan, mulai dari debit,
dimensi saluran hingga kecepatan saluran itu melihat dari kontur yang kita buat. Kemiringan
dari setiap saluran berbeda beda. Dimensi saluran yang digunakan juga berbeda beda.
Serta kecepatannya tidak melebihi dari kecepatan ijin.

TEKNIK SIPIL 29
UNIVERSITAS JENDERAL AHMADYANI

Vous aimerez peut-être aussi