Vous êtes sur la page 1sur 15

Update: June 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA LAW OF THE REPUBLIC OF INDONESIA


NOMOR . TAHUN ..... NUMBER .. OF ..
TENTANG CONCERNING
PEMBATASAN TRANSAKSI UANG KARTAL LIMITED CASH TRANSACTIONS

Daftar Isi / Table of Contents

Pasal / Article
BAB I: KETENTUAN UMUM 12 CHAPTER I: GENERAL PROVISIONS
BAB II: BATASAN NILAI DAN CHAPTER II: MAXIMUM AMOUNT OF
PENGECUALIAN TRANSAKSI UANG CASH TRANSACTIONS AND
KARTAL 3 13 PERMITTED CASH TRANSACTIONS
(EXEMPTIONS FROM CASHLESS
TRANSACTIONS)

Bagian Pertama: Batasan Nilai Part One: Maximum Amount of Cash


38
Transactions

Bagian Kedua: Pengecualian Transaksi Part Two: Permitted Cash Transactions


Uang Kartal 9 13 (Exemptions from Cashless
Transactions)
BAB III: PENGAWASAN 14 17 CHAPTER III: SUPERVISION
BAB IV: ... 14 17 CHAPTER IV:
BAB V: KETENTUAN LAIN-LAIN CHAPTER V: MISCELLANEOUS
18
PROVISIONS
BAB VI: KETENTUAN PERALIHAN CHAPTER VI: TRANSITIONAL
18
PROVISIONS
BAB VII: KETENTUAN PENUTUP CHAPTER VII: CONCLUDING
18
PROVISIONS

NOTE: WHERE NO ELUCIDATION IS PROVIDED UNDERNEATH A CLAUSE, THE CLAUSE IS SUFFICIENTLY CLEAR.

Translated by Wishnu Basuki


wbasuki@gmail.com
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA LAW OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
NOMOR . TAHUN .... NUMBER . OF ....
TENTANG CONCERNING
PEMBATASAN TRANSAKSI UANG KARTAL LIMITED CASH TRANSACTIONS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA WITH THE BLESSING OF GOD ALMIGHTY
ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF


INDONESIA,

Menimbang: Considering:

a. bahwa untuk mewujudkan tujuan a. that to achieve the objectives of the formation
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia of a Government of the State of Indonesia,
yang melindungi segenap bangsa Indonesia which shall protect all the people of Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia serta and their entire native land of Indonesia, and
memajukan kesejahteraan umum, dan in order to improve the public welfare and to
mencerdaskan kehidupan bangsa, perlu advance the intellectual life of the people,
adanya kondisi yang dapat mendorong there should be a circumstance that can
masyarakat melakukan kegiatan encourage the public to perform economic
perekonomian yang efektif dan efisien sesuai activity in an effective and efficient manner in
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan order to stay current with the developments of
teknologi; science and technology;

b. bahwa untuk mendukung kegiatan b. that to promote the economic activity for
perekonomian yang efektif dan efisien effectiveness and efficiency, it is necessary to
diperlukan adanya transaksi keuangan yang have financial transactions move smoothly
lancar dan aman yang sejalan dengan and safely conforming to the national policy
kebijakan nasional nontunai dan strategi of cashless transactions and the national
nasional keuangan inklusif; strategy towards financial inclusion/inclusive
financing;

c. bahwa penggunaan transaksi keuangan c. that cashless financial transactions will be of


nontunai bermanfaat untuk mengurangi risiko benefit to the public in that they could
masyarakat dalam bertransaksi, mengurangi minimize risks of a transaction, reduce
ketergantungan masyarakat terhadap uang reliance on cash, and uphold the criminal
kartal, serta mendukung program pencegahan offense deterrence and abatement program;
dan pemberantasan tindak pidana;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan d. that in consideration of point (a), point (b),


sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf and point (c), it is necessary to make a Law
b, dan huruf c, perlu membentuk Undang- concerning Limited Cash Transactions.
Undang tentang Pembatasan Transaksi Uang
Kartal.

1
Mengingat: Bearing in Mind:

Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Article 5 section (1) and Article 20 of the 1945
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Constitution of the Republic of Indonesia.

Dengan Persetujuan Bersama With the Mutual Consent of

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK THE HOUSE OF REPRESENTATIVES OF THE


INDONESIA REPUBLIC OF INDONESIA

Dan And

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF


INDONESIA

MEMUTUSKAN: HAS DECIDED:

Menetapkan: To enact:

UNDANG-UNDANG TENTANG LAW CONCERNING LIMITED CASH


PEMBATASAN TRANSAKSI UANG KARTAL. TRANSACTIONS.
PENJELASAN UMUM GENERAL ELUCIDATION
Alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar As guidelines for the lives of the nation and the
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai state, the fourth paragraph of the Preamble to the
pedoman dalam hidup berbangsa dan bernegara, 1945 Constitution of the State of the Republic of
mengamanatkan bahwa tujuan Negara Indonesia Indonesia has mandated that the objectives of the
adalah untuk melindungi segenap bangsa State of Indonesia are to protect all the people of
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Indonesia and their entire native land of
serta memajukan kesejahteraan umum, dan Indonesia, to improve the public welfare, and to
mencerdaskan kehidupan bangsa. advance the intellectual life of the people.
Pencapaian tujuan negara tersebut dilakukan Such objectives may be achieved by doing the
dengan pembangunan berkelanjutan yang sustainable development that involves the whole
melibatkan seluruh elemen masyarakat. elements of the society. Public participation in
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan such development requires a climate that is
memerlukan kondisi yang mendukung aktivitas conducive to the productive activity of the people,
produktif masyarakat yang salah satunya one of which has been fulfilled by motivating
diwujudkan dengan mendorong pejabat dan public officials and the public to carry out
masyarakat melakukan kegiatan ekonomi yang economic activity efficiently by keeping abreast
efisien dan sesuai dengan perkembangan ilmu with the developments of science and technology
pengetahuan dan teknologi dalam melakukan in making transactions, especially those in the
transaksi, khusunya di bidang keuangan. field of finance.
Oleh karena itu, perlu adanya transaksi keuangan Making financial transactions quick, accurate,
dilakukan secara cepat, tepat dan dapat tercatat and recorded in the financial system is
dalam sistem keuangan. Pemanfaatan ilmu accordingly a necessity. This has favorably been
pengetahuan dan teknologi di bidang perbankan enabled by science and technology in the field of
sangat mendukung hal tersebut. Transaksi tunai banking. Cash transactions have so far been used
yang selama ini dilakukan oleh sebagian besar by a large number of people who are at potential
masyarakat cenderung sangat riskan dari risk of falling victim to crime when carrying a
kemungkinan sebagai korban tindak kriminal large amount of money. Cash transactions also
karena membawa uang dalam jumlah besar. contribute to the enormous cost of money printing,
Transaksi tunai juga menyebabkan tingginya and are prone to be misused by perpetrators to
biaya pencetakan mata uang dan cenderung dapat facilitate money laundering.
disalahgunakan oleh pelaku tindak pidana
sebagai sarana pencucian uang.
Transaksi pada dasarnya adalah suatu kegiatan A transaction is essentially a private activity that
2
privat yang diatur melalui hukum perdata, is governed by civil law. A cash or cashless
kegiatan transaksi baik tunai maupun nontunai transaction is an activity based on the civil rights
adalah kegiatan yang dilandasi oleh hak-hak of a person involving an object (money), which
keperdataan seseorang menyangkut dengan benda becomes the property (eigendom) of the person
(uang) yang merupakan hak milik (eigendom) dari who possesses it. It is true that a transaction
orang yang menguasainya. Kegiatan transaksi activity is a private right of every citizen, but to
memang merupakan hak privat setiap warga establish a safer and more prosperous society,
negara, namun dalam rangka untuk membentuk which is free from corruption and money
masyarakat yang lebih aman dan sejahtera bebas laundering, the Government has the powers to
dari tindak pidana korupsi dan pencucian uang govern the manner of a transaction. The state will
Pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur not infringe the right of the citizens to make
tata cara pelaksanaan transaksi. Hak warga transactions, but rather introduce regulation, a
negara untuk melakukan transaksi tidak dilanggar means of conducting transactions conditionally to
oleh negara, melainkan negara memberikan suatu create sound, fair, and in-good faith financial
aturan, suatu sarana untuk melakukan transaksi flow under a lawful agreement.
dengan syarat-syarat tertentu demi terciptanya
lalu lintas keuangan yang bersih, jujur, dan
beritikad baik berdasarkan perjanjian yang sah.
Indonesia merupakan salah satu negara Indonesia is one of the developing countries with
berkembang yang memiliki pertumbuhan a fairly good economic growth. Limitation of cash
perekonomian yang cukup baik. Pembatasan and cashless transactions is still such relatively
transaksi tunai dan nontunai masih relatif proportional that an effort to adjust the balance
seimbang, sehingga upaya mengarahkan from an immediate cash transaction to a banking
keseimbangan menjadi transaksi melalui sistem system-based transaction should be exhausted
perbankan harus dilakukan secara hati-hati agar with due exercise of prudence in order not to meet
tidak menimbulkan resistensi masyarakat. public resistance.
Terungkapnya beberapa kasus korupsi dan The exposure of several cases of corruption and
terorisme yang dibiayai dari pihak dalam maupun terrorism financed by domestic or foreign parties
luar negeri, menimbulkan kecurigaan bahwa has raised suspicions that such activities are
kasus tersebut dilakukan dengan transaksi tunai cash-transacted without using the financial
dan tidak melalui sistem keuangan sehingga system, and it is consequently beyond trace.
transaksi tersebut sulit terlacak.
Oleh karena itu, pembatasan transaksi tunai As aforesaid, the limitation of cash transactions
dalam jumlah tertentu diharapkan dapat into a certain amount is expected to limit the
mempersempit ruang gerak pelaku tindak pidana latitude of perpetrators in doing transactions. In
dalam bertransaksi. Di samping itu, terdapat addition, other benefits the government could
manfaat lain yang diperoleh pemerintah jika reap if imposing the provisions for limitation of
menerapkan ketentuan mengenai pembatasan cash transactions are, inter alia:
transaksi tunai antara lain:
a. adanya penghematan dalam jumlah uang a. saving on amounts of money for printing;
yang harus dicetak;
b. penghematan bahan baku uang; b. saving on raw materials for money;
c. penghematan biaya penyimpanan (fisik) c. saving on Bank Indonesia cash-in-save fees
uang di Bank Indonesia; (physical);
d. dapat mengurangi peredaran uang palsu; d. reducing counterfeit money in circulation;
dan and
e. mendidik dan mendorong masyarakat untuk e. educating and encouraging the public to use
menggunakan jasa perbankan dalam banking services in transactions.
bertransaksi.
Telah terdapat beberapa peraturan perundang- There have been several laws and regulations that
undangan yang telah disusun terkait dengan have been issued in connection with the limited
pembatasan transaksi penggunaan uang tunai use of cash for transactions despite no specific
namun belum ada Undang-Undang yang khusus Law governing the limited use of cash for
mengatur tentang pembatasan transaksi transactions. Some of which are as follows, inter
penggunaan Uang Kartal. Beberapa peraturan
3
perundang-undangan tersebut, antara lain, alia:
sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 a. Law Number 7 of 1992 concerning Banking,
tentang Perbankan sebagaimana telah as amended by Law Number 10 of 1998
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 concerning Amendment of Law Number 7 of
Tahun 1998 tentang Perubahan atas 1992 concerning Banking;
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 b. Law Number 23 of 1999 concerning Bank
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah Indonesia, as several times amended, and
diubah beberapa kali terakhir dengan most recently amended by Law Number 6 of
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 2009 concerning Enactment of Government
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Regulation in Lieu of Law Number 2 of 2008
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun concerning The Second Amendment of Law
2008 Tentang Perubahan Kedua atas Number 23 of 1999 concerning Bank
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Indonesia into Law;
tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-
Undang;
c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 c. Law Number 24 of 1999 concerning Foreign
tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Exchange Flow and Exchange Rate System;
Tukar;
d. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 d. Law Number 31 of 1999 concerning
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Eradication of The Criminal Offense of
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Corruption, as amended by Law Number 20
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 of 2001 concerning Amendment of Law
tentang Perubahan atas Undang-Undang Number 31 of 1999 concerning Eradication
Nomor 31 Tahun 1999 tentang of The Criminal Offense of Corruption;
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 e. Law Number 24 of 2002 concerning
tentang Surat Utang Negara; Sovereign Bonds;
f. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 f. Law Number 17 of 2003 concerning State
tentang Keuangan Negara; Finance;
g. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 g. Law Number 24 of 2004 concerning Deposit
tentang Lembaga Penjamin Simpanan; Insurance Corporation;
h. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 h. Law Number 25 of 2007 concerning
tentang Penanaman Modal; Investment;
i. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 i. Law Number 19 of 2008 concerning Islamic
tentang Surat Berharga Syariah Negara; Bonds;
j. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 j. Law Number 20 of 2008 concerning Micro,
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; Small, and Medium Business;
k. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 k. Law Number 21 of 2008 concerning Islamic
tentang Perbankan Syariah; Banking;
l. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 l. Law Number 8 of 2010 concerning Money
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Laundering Deterrence and Abatement;
Tindak Pidana Pencucian Uang;
m. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 m. Law Number 3 of 2011 concerning Fund
tentang Transfer Dana; Transfer;
n. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 n. Law Number 7 of 2011 concerning Currency;
tentang Mata Uang; dan and
o. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 o. Law Number 21 of 2011 concerning
tentang Otoritas Jasa Keuangan. Financial Services Authority.
Berdasarkan pertimbangan di atas perlu dibentuk In consideration of the foregoing, it is necessary
Undang-Undang tentang Pembatasan Transaksi to make a Law concerning Limited Cash
Uang Kartal. Transactions.
4
BAB I CHAPTER I

KETENTUAN UMUM GENERAL PROVISIONS

Pasal 1 Article 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud In this Law:


dengan:

1. Transaksi Uang Kartal adalah kegiatan 1. Cash Transaction means a withdrawal,


penarikan, pencairan, pembelian, disbursement, purchase, payment, grant, sale,
pembayaran, pemberian, penjualan, dan and other activities in which Cash is used.
kegiatan lainnya yang menggunakan Uang
Kartal.

2. Uang Kartal adalah alat pembayaran yang 2. Cash means legal tender in the form of
terdiri atas uang kertas dan uang logam baik banknotes and coins of either rupiah or
dalam mata uang rupiah maupun mata uang foreign currency.
asing.

3. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau 3. Any Person means an individual or
korporasi. corporation.

4. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi 4. Indonesian Financial Transaction Reports and
Keuangan yang selanjutnya disingkat PPATK Analysis Centre, hereinafter referred to as the
adalah lembaga independen yang dibentuk PPATK, means an independent institution
dalam rangka mencegah dan memberantas that is formed to deter and abate the criminal
tindak pidana pencucian uang. offense of money laundering.

5. Penyedia Jasa Keuangan yang selanjutnya 5. Financial Service Provider, hereinafter


disingkat PJK adalah Setiap Orang yang referred to as PJK, means Any Person who
menyediakan jasa di bidang keuangan atau provides services in the field of finance or
jasa lainnya yang terkait dengan keuangan, other services that formally or nonformally
baik secara formal maupun nonformal. involve finance.

Pasal 2 Article 2

Pembatasan Transaksi Uang Kartal dilaksanakan Cash Transactions shall be limited on the principle
berdasarkan asas: of:

a. kepentingan umum; a. public interest;


Penjelasan Pasal 2 (a) Elucidation of Article 2 (a)
Yang dimaksud dengan asas kepentingan Principle of public interest means a principle
umum adalah suatu asas yang mendahulukan that gives preference for the public interest over
kepentingan masyarakat dibandingkan dengan the interest of individuals, communities, or certain
kepentingan individu, kelompok, atau golongan groups.
tertentu.

b. perlindungan masyarakat; b. public protection;


Penjelasan Pasal 2 (b) Elucidation of Article 2 (b)
Yang dimaksud dengan asas perlindungan Principle of public protection means a
masyarakat adalah asas yang memberikan principle that provides protection to the public
perlindungan kepada masyarakat dari against the misuse of Cash to facilitate the
kemungkinan dipergunakannya Uang Kartal criminal offenses.
sebagai sarana untuk melakukan tindak pidana.
5
c. efektif dan efisien; dan c. effectiveness and efficiency; and
Penjelasan Pasal 2 (c) Elucidation of Article 2 (c)
Yang dimaksud dengan asas efektif dan efisien Principle of effectiveness and efficiency means
adalah asas yang mendorong penggunaan a principle that encourages the use of cashless
transaksi keuangan secara nontunai dan financial transactions and provides simpler,
menjadikan transaksi keuangan lebih sederhana, quicker, cheaper, more efficient, and more
cepat, murah, tepat guna, dan berdaya guna. effective financial transactions.

d. manfaat. d. benefits.
Penjelasan Pasal 2 (d) Elucidation of Article 2 (d)
Yang dimaksud dengan asas manfaat adalah Principle of benefits means a principle that
asas yang memberikan manfaat secara luas bagi provides benefits in the interest of the public, the
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. nation, and the state widely.

BAB II CHAPTER II

BATASAN NILAI DAN PENGECUALIAN MAXIMUM AMOUNT OF CASH


TRANSAKSI UANG KARTAL TRANSACTIONS AND PERMITTED CASH
TRANSACTIONS (EXEMPTIONS FROM
CASHLESS TRANSACTIONS)

Bagian Pertama Part One

Batasan Nilai Maximum Amount of Cash Transactions

Pasal 3 Article 3

(1) Setiap Orang dapat melakukan Transaksi (1) Any Person may make a Cash Transaction
Uang Kartal dengan nilai paling banyak with a value not exceeding Rp100,000,000
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau (one hundred million rupiah) or a value
yang nilainya setara dengan itu. equivalent thereto.

(2) Setiap Orang dilarang melakukan Transaksi (2) Any Person is prohibited from making a Cash
Uang Kartal dengan nilai di atas Transaction with a value exceeding
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau Rp100,000,000 (one hundred million rupiah)
yang nilainya setara dengan itu baik dalam 1 or a value equivalent thereto per transaction
(satu) kali maupun beberapa kali transaksi or several transactions per day in the territory
dalam 1 (satu) hari di wilayah Negara of the Unitary State of the Republic of
Kesatuan Republik Indonesia, kecuali Indonesia, unless provided otherwise by this
ditentukan lain dalam Undang-Undang ini. Law.

(3) Transaksi dengan nilai di atas (3) Any transaction with a value exceeding
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau Rp100,000,000 (one hundred million rupiah)
yang nilainya setara dengan itu sebagaimana or a value equivalent thereto as referred to in
dimaksud pada ayat (2) wajib dilakukan section (2) must be made cashless.
secara nontunai.

(4) Perubahan batasan nilai Transaksi Uang (4) Any change in the maximum amount of a
Kartal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Cash Transaction as referred to in section (1)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah shall be stipulated by Regulation of the
[Peraturan Kepala PPATK setelah mendapat Government [Regulation of the Head of the
persetujuan dari Bank Indonesia]. PPATK upon approval of Bank Indonesia].

6
Pasal 4 Article 4

(1) Transaksi secara nontunai sebagaimana (1) A cashless transaction as referred to in Article
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dilakukan 3 section (3) shall be made through PJKs that
melalui PJK yang menyelenggarakan jasa provide payment services.
pembayaran.

(2) Disetujui, 15 Mei 2017 (2) Approved, May 15, 2017

(3) PJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (3) PJKs as referred to in section (1) shall
meliputi: include:

a. bank; a. banks;

b. penyelenggara pos; b. postal service providers;

c. penyelenggara alat pembayaran dengan c. payment service providers;


menggunakan kartu;

d. penyelenggara transfer dana; dan d. money transfer operators; and

e. PJK lain yang menyelenggarakan jasa e. other PJKs that provide payment
pembayaran. services.
Penjelasan Pasal 4 (3) (e) Elucidation of Article 4 (3) (e)
Yang dimaksud dengan PJK lain misalnya Other PJKs means, e.g. payment system service
penyelenggara jasa sistem pembayaran yang providers that have acquired a permit from Bank
memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk Indonesia to provide financial technology services
menyediakan layanan teknologi finansial guna for transfer of fund and/or payment from any
pemindahan dana dan/atau pembayaran dari source of fund.
sumber dana manapun.

Pasal 5 Article 5

(1) Setiap Orang wajib menolak Transaksi Uang (1) Any Person must reject any Cash Transaction
Kartal yang melanggar ketentuan that violates the provision of Article 3 section
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
(1).

(2) Setiap Orang yang melanggar ketentuan (2) Any Person who violates the provision of
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai section (1) shall be imposed administrative
sanksi administratif. sanctions.
Penjelasan Pasal 5 Elucidation of Article 5
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mendorong It is the intention of this provision to encourage
masyarakat dengan mengubah perilaku dan pola the public to change their behavior and mindset of
pikir terhadap transaksi penggunaan Uang Kartal using Cash Transactions into cashless
menjadi sistem transaksi secara nontunai. transactions.

Pasal 6 Article 6

(1) Pejabat umum wajib menolak pembuatan akta (1) Public officers by whom a deed is to be made
yang memuat Transaksi Uang Kartal yang must reject the same if containing the terms of
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Cash Transactions in violation of the
dalam Pasal 3 ayat (1). provision of Article 3 section (1).
Penjelasan Pasal 6 (1) Elucidation of Article 6 (1)

7
Yang dimaksud dengan pejabat umum adalah Public officers includes notaries, conveyancers,
notaris, pejabat pembuat akta tanah, dan pejabat and public auctioneers.
lelang.

(2) Pejabat umum yang melanggar ketentuan (2) A public officer who violates the provision of
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai section (1) shall be imposed sanctions under
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan the provisions of the laws and regulations.
perundang-undangan.
Penjelasan Pasal 6 (2) Elucidation of Article 6 (2)
Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan Provisions of laws and regulations means, e.g.
perundang-undangan, misalnya Undang- Law concerning Notaryship, along with the
Undang mengenai Jabatan Notaris dan peraturan ancillary regulations thereto.
pelaksanaannya.

Pasal 7 Article 7

Perjanjian yang memuat Transaksi Uang Kartal Any agreement that includes a Cash Transaction
yang bertentangan dengan ketentuan sebagaimana in violation of the provision of Article 3 section
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), perjanjian (1) shall be declared void by operation of law.
tersebut dinyatakan Batal Demi Hukum.
Penjelasan Pasal 7 Elucidation of Article 7
Ketentuan ini didasarkan pada Pasal 1320, Pasal This provision is based on Articles 1320, Article
1335, dan Pasal 1337 Kitab Undang-Undang 1335, and Article 1337 of the Civil Code.
Hukum Perdata.

Pasal 8 Article 8

Penetapan konversi mata uang asing ke dalam Conversion of foreign currency into rupiah in
mata uang rupiah yang terkait ketentuan connection with the provisions for limited Cash
pembatasan Transaksi Uang Kartal sebagaimana Transactions as referred to in Article 3 shall use
dimaksud dalam Pasal 3 menggunakan nilai kurs the Bank Indonesias mid rate at the time the
tengah Bank Indonesia pada saat terjadinya transaction takes place.
transaksi.

Bagian Kedua Part Two

Pengecualian Transaksi Uang Kartal Permitted Cash Transactions


(Exemptions from Cashless Transactions)

Pasal 9 Article 9

(1) Transaksi Uang Kartal yang dikecualikan (1) Cash Transactions that are permitted as
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) referred to in Article 3 section (2) shall
meliputi transaksi: include:

a. yang dilakukan oleh PJK dengan a. a transaction that is made between a PJK
pemerintah dan bank sentral; and the government and the central bank;

b. antar PJK dalam rangka kegiatan usaha b. a transaction that is made among PJKs as
masing-masing; a matter of business;

c. untuk penarikan tunai dari bank dalam c. a cash withdrawal from a bank in
rangka pembayaran gaji, tunjangan, dan payment for salary, allowances, and
upah; wages;

8
Penjelasan Pasal 9 (1) (c) Elucidation of Article 9 (1) (c)
Yang dimaksud dengan gaji, tunjangan dan Salary, allowances, and wages include
upah termasuk bonus, honorarium, remunerasi, bonuses, honoraria, remuneration, and incentives
dan insentif yang diberikan secara resmi. formally paid.

f. untuk kegiatan pengolahan uang; f. cash handling activities;

g. untuk biaya pengobatan; g. cost of treatment;

h. untuk penanggulangan bencana alam; h. natural disaster mitigation;

i. untuk pelaksanaan penegakan hukum; i. law enforcement;

j. untuk penempatan atau penyetoran ke j. placement or deposit with a PJK;


PJK;

k. untuk penyerahan uang kertas asing k. delivery of foreign banknotes following


karena penjualan dan pembelian mata foreign currency buying and selling
uang asing; dan transactions; and
Penjelasan Pasal 9 (1) (k) Elucidation of Article 9 (1) (k)
Ketentuan ini dimaksudkan bahwa dalam This provision means that in the case of foreign
transaksi penjualan dan pembelian mata uang currency buying and selling transactions, the
asing, penyerahan uang rupiah tidak dikecualikan delivery of rupiah shall not be exempted from the
dari kewajiban dilakukan secara nontunai jika obligation of cashless transaction if the value
nilainya lebih dari Rp100.000.000,00 (seratus exceeds Rp100,000,000 (one hundred million
juta rupiah). rupiah).

Pasal 10 Article 10

(1) PJK wajib meminta informasi mengenai (1) A PJK must request information concerning
identitas diri, sumber dana, tujuan transaksi, personal identity, source of fund, purpose of
dan dokumen pendukung dari Setiap Orang transaction, and any supporting
yang melakukan Transaksi Uang Kartal yang documentation from Any Person making a
dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Cash Transaction permitted under Article 9.
Pasal 9.

(2) PJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (2) A PJK as referred to in section (1) must
wajib mengetahui bahwa Setiap Orang yang acknowledge that Any Person making a Cash
melakukan Transaksi Uang Kartal yang Transaction permitted under Article 9 is
dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam acting for him-/herself or for and on behalf of
Pasal 9 bertindak untuk diri sendiri atau untuk another person.
dan atas nama orang lain.

(3) Setiap Orang sebagaimana dimaksud pada (3) Any Person as referred to in section (1) must
ayat (1) wajib memberikan informasi yang provide correct information a PJK requests.
benar yang diminta oleh PJK.

(4) Ketentuan mengenai kewajiban sebagaimana (4) Obligations as section (1), section (2), and
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) section (3) provide shall be implemented
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan under the provisions of the laws and
peraturan perundang-undangan. regulations.
Penjelasan Pasal 10 (4) Elucidation of Article 10 (4)
Yang dimaksud dengan peraturan perundang- Laws and regulations means, e.g. Law
undangan misalnya, Undang-Undang mengenai concerning Money Laundering Deterrence and
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Abatement, along with the ancillary regulations
9
Pencucian Uang dan peraturan pelaksanaannya, thereto, and laws and regulations that are issued
serta peraturan perundang-undangan yang by the competent authority.
dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang.

Pasal 11 Article 11

(1) Dalam hal Setiap Orang tidak memenuhi (1) If Any Person ignores the obligation to
kewajiban untuk memberikan informasi yang provide correct information a PJK requests as
benar yang diminta oleh PJK sebagaimana referred to in Article 10 section (3), or if a
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) atau PJK PJK suspects information Any Person has
meragukan kebenaran informasi yang provided, a PJK must:
diberikan oleh Setiap Orang, PJK wajib:

a. menolak Transaksi Uang Kartal tersebut; a. reject that Cash Transaction; and
dan

b. melaporkan Transaksi Uang Kartal b. report that Cash Transaction to the


tersebut kepada PPATK sebagai transaksi PPATK as a suspicious financial
keuangan mencurigakan. transaction.
Penjelasan Pasal 11 (1) (b) Elucidation of Article 11 (1) (b)
Yang dimaksud dengan transaksi keuangan Suspicious financial transaction means, e.g. a
mencurigakan misalnya ditandai dengan: transaction as characterized by:
a. penolakan untuk mematuhi prinsip a. a rejection of observance of the know-your-
mengenali pengguna jasa oleh Setiap Orang user principle by Any Person who makes a
yang melakukan Transaksi Uang Kartal Cash Transaction with a PJK; or
dengan PJK; atau
b. PJK meragukan kebenaran informasi yang b. a PJK suspecting information a person to a
disampaikan oleh orang yang melakukan Cash Transaction has delivered.
Transaksi Uang Kartal.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud (2) A report as referred to in section (1) point (b)
pada ayat (1) huruf b dilakukan sesegera shall be submitted with the utmost dispatch
mungkin paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak within 3 (three) working days upon a PJK
PJK mengetahui adanya unsur transaksi having knowledge of an element of suspicious
keuangan mencurigakan. financial transaction.

(3) Tata cara penyampaian laporan dilaksanakan (3) Procedures for submitting reports shall be
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- conducted under the provisions of the laws
undangan. and regulations.
Penjelasan Pasal 11 (3) Elucidation of Article 11 (3)
Yang dimaksud dengan peraturan perundang- Laws and regulations means, e.g. Law
undangan misalnya, Undang-Undang mengenai concerning Money Laundering Deterrence and
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Abatement.
Pencucian Uang.

(4) PJK yang melanggar ketentuan sebagaimana (4) A PJK that violates the provision of section
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi (1) shall be imposed administrative sanctions.
administratif.

Pasal 12 Article 12

(1) Setiap Orang yang mengetahui adanya (1) Any Person with knowledge of a Cash
Transaksi Uang Kartal yang bertentangan Transaction taking place in violation of the
dengan ketentuan Pasal 3 ayat (2) wajib untuk provision of Article 3 section (2) must report
melaporkan pelanggaran tersebut kepada that violation to the PPATK.
10
PPATK.

(2) Laporan pelanggaran sebagaimana dimaksud (2) A report on violation as referred to in section
pada ayat (1) disampaikan secara lisan (1) shall be delivered orally and/or in writing.
dan/atau tertulis.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara (3) Ancillary provisions for procedures for
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud submitting reports as referred to in section (2)
pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala shall be governed by Regulation of the Head
PPATK. of the PPATK.

Pasal 13 Article 13

(1) PJK wajib membuat dan menyimpan daftar (1) A PJK must make and maintain a list of Cash
Transaksi Uang Kartal yang dikecualikan Transactions permitted (exempted from
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. cashless transactions) under Article 9.

(2) Daftar Transaksi Uang Kartal sebagaimana (2) A list of Cash Transactions as referred to in
dimaksud pada ayat (1) wajib memuat section (1) must contain information under
informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal Article 10 section (1) and section (2).
10 ayat (1) dan ayat (2).

(3) PJK yang melanggar ketentuan sebagaimana (3) A PJK that violates the provision of section
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi (1) shall be imposed administrative sanctions.
administratif.

BAB III CHAPTER III

PENGAWASAN SUPERVISION

Pasal 14 Article 14

(1) Pengawasan atas pelaksanaan Undang- (1) Implementation of this Law, in the case of
Undang ini untuk PJK yang PJKs that provide payment system services,
menyelenggarakan jasa sistem pembayaran shall be supervised by Bank Indonesia.
dilakukan oleh Bank Indonesia.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Supervision as referred to in section (1) shall
(1) meliputi: include:

a. menetapkan regulasi; a. issuing regulations;

b. melakukan pemeriksaan terhadap PJK b. inspecting PJKs that provide payment


yang menyelenggarakan jasa sistem system services;
pembayaran;

c. menetapkan dan mengenakan sanksi c. imposing and applying administrative


administratif terhadap PJK yang sanctions on PJKs that provide payment
menyelenggarakan jasa sistem system services in violation of the
pembayaran yang melanggar ketentuan provisions of this Law; and
Undang-Undang ini; dan

d. memberikan penghargaan dan/atau d. providing rewards and/or incentives for


insentif kepada PJK yang PJKs that provide payment system
menyelenggarakan jasa sistem services in order to encourage them to
pembayaran untuk mendorong kepatuhan obediently use cashless transactions.

11
penggunaan transaksi nontunai.

Pasal 15 Article 15

(1) Pengawasan atas pelaksanaan Undang- (1) Implementation of this Law, in the case of
Undang ini untuk pihak di luar PJK yang non-PJKs that provide payment system
menyelenggarakan jasa sistem pembayaran services as referred to in Article 14 section (1)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat shall be supervised by the PPATK.
(1) dilakukan oleh PPATK.

(2) Dalam melaksanakan pengawasan (2) In the conduct of supervision as referred to in


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPATK section (1), the PPATK shall be authorized to:
berwenang:

a. menetapkan regulasi; a. issue regulations;

b. melakukan audit kepatuhan atau audit b. conduct a compliance audit or special


khusus terhadap pihak di luar PJK yang audit of PJKs that provide payment
menyelenggarakan jasa sistem system services;
pembayaran;

c. menetapkan dan mengenakan sanksi c. impose and apply administrative


administratif bagi pihak di luar PJK yang sanctions on non-PJKs that provide
menyelenggarakan jasa sistem payment system services in violation of
pembayaran yang melanggar ketentuan the provisions of this Law;
Undang-Undang ini;

d. menetapkan dan mengadministrasikan d. release and administer a blacklist of


daftar orang tercela; dan individuals; and

e. memberikan penghargaan dan/atau e. provide rewards and/or incentives for


insentif kepada Setiap Orang untuk Any Person in order to encourage them to
mendorong kepatuhan penggunaan obediently use cashless transactions.
transaksi nontunai.

(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud (3) In addition to the authority under section (1)
pada ayat (1) dan ayat (2), PPATK and section (2), the PPATK shall be
berwenang: authorized to:

a. melakukan audit kepatuhan dan audit a. conduct a compliance audit or special


khusus terhadap PJK yang audit of PJKs that provide payment
menyelenggarakan jasa sistem system services to deter and abate the
pembayaran untuk mencegah dan criminal offense of money laundering in
memberantas tindak pidana pencucian coordination with Bank Indonesia; and
uang setelah berkoordinasi dengan Bank
Indonesia; dan

b. merekomendasikan pemberian b. recommend providing rewards and/or


penghargaan dan/atau insentif kepada incentives for PJKs that provide payment
PJK yang menyelenggarakan sistem system services in order to encourage
pembayaran untuk mendorong kepatuhan them to obediently use cashless
penggunaan transaksi nontunai. transactions.

Pasal 16 Article 16

Dalam melakukan pengawasan sebagaimana In the conduct of supervision as referred to in


12
dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15, Bank Article 14 and Article 15, Bank Indonesia must
Indonesia dan PPATK wajib berkoordinasi, coordinate, create synergy, and cooperate with the
bersinergi, dan bekerja sama. PPATK.
Penjelasan Pasal 16 Elucidation of Article 16
Yang dimaksud dengan berkoordinasi, Coordinate, create synergy, and cooperate
bersinergi, dan bekerja sama antara lain, includes, inter alia, doing preparation for
dilakukan dalam penyusunan regulasi, tukar regulations, exchange of data and information on
menukar data dan informasi hasil audit and joint audit reports.
pemeriksaan/audit, dan audit bersama (joint
audit).

Pasal 17 Article 17

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana In the exercise of authority as referred to in this


dimaksud dalam Undang-Undang ini, terhadap Law, any provision of laws and regulations and
Bank Indonesia dan PPATK tidak berlaku the code of ethics concerning secrecy shall not
ketentuan peraturan perundang-undangan dan apply to Bank Indonesia and the PPATK.
kode etik yang mengatur kerahasiaan.
Penjelasan Pasal 17 Elucidation of Article 17
Yang dimaksud dengan kerahasiaan, antara Secrecy includes, inter alia, bank secrecy or
lain rahasia bank atau rahasia nonbank. nonbank secrecy.

BAB V CHAPTER V

KETENTUAN LAIN-LAIN MISCELLANEOUS PROVISIONS

Pasal 18 Article 18

(1) Untuk mendukung implementasi pembatasan (1) To uphold the implementation of limited Cash
Transaksi Uang Kartal, setiap pembawaan Transactions, any carrying of foreign
uang kertas asing dalam jumlah tertentu ke banknotes of a certain amount into or out of
dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia the customs zones of Indonesia must acquire a
harus mendapat izin dari Bank Indonesia. permit from Bank Indonesia.

(2) Ketentuan mengenai izin pembawaan uang (2) Ancillary provisions for acquiring a permit
kertas asing dalam jumlah tertentu for carrying foreign banknotes of a certain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur amount as referred to in section (1) shall be
dengan Peraturan Bank Indonesia setelah governed by Regulation of Bank Indonesia
berkoordinasi dengan instansi terkait. upon coordination with the relevant agencies.
Penjelasan Pasal 18 Elucidation of Article 18
Yang dimaksud dengan instansi terkait antara Relevant agencies includes, inter alia, the
lain PPATK dan Kementerian Keuangan. PPATK and the Ministry of Finance.

BAB VI CHAPTER VI

KETENTUAN PERALIHAN TRANSITIONAL PROVISIONS

Pasal 19 Article 19

(1) Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, (1) Upon this Law coming into effect, any
perjanjian yang memuat ketentuan mengenai agreement with the terms of Cash Transaction
penyelesaian pembayaran Transaksi Uang payment settlement involving an amount as
Kartal dengan jumlah sebagaimana dimaksud referred to in Article 3 section (2) that has
dalam Pasal 3 ayat (2) yang telah dibuat been entered into prior to this Law coming

13
sebelum Undang-Undang ini mulai berlaku, into effect, shall remain valid until the
tetap berlaku sampai dengan jangka waktu expiration of the agreement.
pelaksanaan perjanjian berakhir.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) The provision of section (1) shall not apply in
(1) tidak berlaku apabila terdapat the case of the extension of the term of the
perpanjangan jangka waktu perjanjian. agreement.

BAB VII CHAPTER VII

KETENTUAN PENUTUP CONCLUDING PROVISIONS

Pasal 20 Article 20

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Upon this Law coming into effect, Law Number
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1946 tentang 18 of 1946 concerning Obligation to Save Money
Kewajiban Menyimpan Uang dalam Bank, dicabut in Banks is revoked and declared to no longer be
dan dinyatakan tidak berlaku. in effect.

Pasal 21 Article 21

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal This Law shall come into effect on the date it is
diundangkan. promulgated.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan In order that every person may know of it, the
pengundangan Undang-Undang ini dengan promulgation of this Law is ordered by placement
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik in the State Gazette of the Republic of Indonesia.
Indonesia.

Disahkan di Jakarta, Ratified in Jakarta


Pada Tanggal . on ..
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF
Ttd. INDONESIA,
Sgd.
JOKO WIDODO JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta, Promulgated in Jakarta


Pada Tanggal on ...
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MINISTER OF LAW AND HUMAN RIGHTS
MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, OF THE REPUBLIC OF INDONESIA,
Ttd. Sgd.
YASONNA H. LAOLY YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK STATE GAZETTE OF THE REPUBLIC OF


INDONESIA TAHUN .. NOMOR .. INDONESIA NUMBER .. OF ..

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA SUPPLEMENT TO THE STATE GAZETTE OF


REPUBLIK INDONESIA NOMOR .. THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER
..

Translated by Wishnu Basuki


wbasuki@gmail.com

14

Vous aimerez peut-être aussi