Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
INSTALASI HEMODIALISIS
RUMAH SAKIT BANGLI MEDIKA SANTI
A. LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini penyakit degeneratif kronis sering muncul sebagai penyebab
kematian. Gagal ginjal merupakan salah satu penyebab yang terjadi akibat komplikasi
kronis seperti diabetes mellitus (DM), hipertensi dan banyak penyakit kronis lainnya.
Gagal ginjal yang terjadi akibayt komplikasi tersebut biasanya ringan, sedang dan
berat, sekarang ini kasus gagal ginjal terminal (GGK) atau End Stage Renal Deasease
sedang ramai dibicarakan karena bukan hanya menyangkut soal bagian kesehatan
namaun juga melibatkan lintas bidang kesehatan karena biaya penatalaksanaan terapi
yang tidak murah. Dengan banyaknya pasien gagal ginjal terminal tersebut kebutuhan
akan perawat dialisis semakin meningkat. Untuk menjadi perawat hemodialisa,
perawat perlu melakukan pendidikan khusus untuk mempelajari berbagai teknik
dialisis yang menggunakan alat atau mesin dan cara khusus.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Umum
Meningkatkan kualitas pelayanan pasien gagal ginjal melalui pedoman paelayanan
hemodialisis yang berorientasi pada keselamatan dan keamanan pasien.
2. Khusus
a. Memberi acuan regulasi pelayanan hemodialisis
b. Memberi acuan manajemen pelayanan hemodialisis
c. Memberi acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing-masing
tenaga yang terlibat dalam pelayanan hemodialisis
d. Memberi acuan pola pembiayaan yang berkaitan dengan pelayanan
hemodialisis
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Pelayanan tindakan hemodialisis akan dilakukan di Instalasi Hempodialisis yang
berada di lantai 1 RS. Bangli Medika Santi. Di dalam Instalasi Hemodialisis kami
mempunyai 4 mesin (awal ) yakni mesin ........... yang akan digunakan untuk HD
konvensional.
D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Instalasi Hemodialisis kami dapat melayani tindakan hemodialisis 2 kali
dalam sehari sesuai dengan jadwal dinas yang berlaku, seluruh persiapan yang
dibutuhkan instalasi hemodialisis yang berupa barang medis dan barang non medis
akan dilakukan pengamprahan seminggu ........... kali.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah
3. Undang-undang No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Rekam Medis/ Medical Record
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.436 tahun 1993 tentang berlakunya Standar
Pelayanan Medis Indonesia
6. Peraturan menteri kesehatan RI No. 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN HEMODIALISIS
Standar ketenagaan adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari
program pelayanan hemodialisis perlu ditata pengorganisasian pelayanan yang bertugas dan
wewenang yang jelas dan terinci baik secara administrative maupun tehnik.
C. PENGATURAN JAGA
1. Pengertian
2. Tujuan
a. Agar terlaksana pelayanan HD yang efektif dan efisien
b. Perawat HD mengetahui hak dan kewajibannya
c. Dapat diketahui distribusi tenaga
d. Memudahkan meminta pertanggung jawaban bila terjadi kesalahan prosedur
pelayanan
BAB III
STANDAR FASILITAS RUANGAN HEMODIALISIS
A. DENAH RUANGAN
B. STANDAR FASILITAS
1. Pengertian
Unit hemodialisa adalah suatu ruangan khusus untuk melaksanakan tindakan
hemodialisis baik akut maupun kronis.
2. Persyaratan
Persyaratan instalasi hemodialisis sebagai berikut:
a. Instalasi Hemodialisis
1) Letak IHD dekat dengan ICU dan IGD sebagai pendukung penanganan pasien
ICU maupun pasien IGD.
2) Kondisi Ruangan
Suhu ruangan harus 22-250
Penerangan cukup
Daya listrik sesuai dengan kebutuhan mesin
Satu stop kontak untuk satu mesin
Mempunyai saluran pembuangan khusus (drainage rejeck)
Mempunyai wastafel
Lantai dan dinding mudah dibersihkan secara medis
b. Mesin Hemodialisa
Lengkap dengan kondisi siap digunakan
Pasien dengan hepatitis B sebaiknya menggunakan mesin khusus
Sesudah menggunakan mesin harus di desinfektan sesuai dengan ketentuan
Kalibrasi mesin hemodialisis dilakukan secara periodik sesuai batas waktu
penggunaan
Bila mesin mati (posisi off) akibat gangguan listrik, segera lakukan manual
maksimal 20 menit, bila lstrik tidak menyala stop dialisis
c. Tersedia water treatmen dengan ketentuan sebagai berikut:
Kemampuan suplai air minimal 500ml/menit untuk 1 mesin
Memenuhi standar mutu air untuk dialisis
Sistem pengaliran melalui keran air untuk dihubungkan dengan mesin
hemodialisis
Tersedia keran-keran air
d. Ketenagaan
Perawat terlatih dan bersertifikat dari pelatihan dialisis
Ada dokter terlatih sebagai penanggung jawab
Ratio perawat: mesin dianjurkan 1:1 (referensi 1:3)
Model tim kerja terdiri dari dokter nefrologis, perawat, ahli gizi pekerja
sosial ( sesuai dengan kondisi Rumah Sakit)
e. Tersedia obat-obatan untuk keperluan hemodialisis
Dalam instalasi hemodialisis harus ada obat-obatan sebagai penunjang bila ada
kondisi pasien gawat yang terdiri dari:
Obat khusus: heparin protamine, Nacl 0,9%
Troly emergency lengkap
f. Peralatan
Semua peralatan yang ada di ruangan hemodialisis harus dan mudah dibersihkan
sedangkan untuk mesin hemodialisis petunjuk penggunaannya harus ditempel
pada alat tersebut dan mudah dibaca.
g. Pasien
Untuk pasien hemodialisis harus mempunyai indikasi dialisis
Harus ada permintaan dokter yang dilengkapi dengan pemeriksaan
laboratorium terutama hasil hepatitis B,C dan HIV
Surat izin atau persetujuan tindakan hemodialisis
Pada kasus tertentu hemodialisis tidak dapat dilakukan sebelum ada hasil
pemeriksaan laboratorium.
3. Persyaratan Minimal Bangunan dan Prasarana
a. Instalasi Hemodialisis mempunyai bangunan dan prasarana yang terdiri dari:
1) Ruangan hemodialisis
Ruangan hemodialisis sekurang-kurangnya memiliki kapasitas 4 mesin
hemodialisis
Ratio mesin hemodialisis dengan luas ruangan sekurang-kurangnya
1:8m2
2) Ruangan pemeriksaan/konsultasi
3) Ruangan dokter
4) Ruangan perawat (Nurse Station)
5) Ruangan reuse
6) Ruangan pengolahan air ( water treatment)
7) Ruang steril alat
8) Ruang penyimpanan obat
9) Ruangan pimpinan
10) Ruangan administrasi
11) Ruangan penerimaan pasien dan rekam medik
12) Ruangan penunjang non medik yang sekurang-kurangnya terdiri dari; gudang
peralatan dan tempat cuci
13) Spoolhoek
b. Seluruh ruangan harus memenuhi persyaratan minimal untuk kebersihan
ventilasi, penerangan dan mempunyai sistem keselamatan kerja dan kebakaran.
c. Mesin hemodialisis yang digunakan untuk memberikan pelayanan harus
dilakukan kalibrasi secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Mempunyai fasilitas listrik dan penyediaan ari bersih (water treatment) yang
memenuhi persyaratan kesehatan
e. Mempunyai prasarana pengolahan limbah dan pembuangan sampah sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
f. Mempunyai saluran limbah infeksius
g. Tiap instalasi hemodialiasis sangat dianjurkan memiliki fasilitas internet untuk
dapat mengirim laporan berkala ke supervisor dan PERNEFRI pusat (registrasi
PERNEFRI).
4. Peralatan di instalasi hemodialisis
a. Perangkat khusus hemodialisis/set HD terdiri dari
Mesin hemodialisis
Dializer
Arteri blood line (ABL)
Venous blood line (VBL)
AV vistula abocatch no G16
Cairan dialisat
b. Alat-alat kesehatan
Tempat tidur fungsional
Timbangan berat badan digital
Pengukur tinggi badan
Stetoskop
Thermometer
EKG
Set pemberian O2
Suction set
Meja tindakan: monitor tensi, bak instrumen, kassa steril, arteri klem,
sarung tangan steril, verban, infuse shet, alkohol swab, betadin dalm tempat
tertutup ukuran kecil, spuit dengan berbagai ukuran, bantal kecil, matkan,
hansaplast, plester dan brounderm.
c. Obat-obatan dan cairan
Obat- obat hemodialisis
- Heparin
- Lidocaine untuk anastesi lokal
Cairan infuse:
- Nacl 0,9% : 1000ml
- D5%, D10% : 500ml
- Dextrose 40 % : 25 ml
Dialisat:
- Desinfektan: alkohol 70%, iodine providin 10%, sodium hipoclorite
5%, H2O2 3%
- Obat-obatan emergency yang perlu disediakan:
Dexametason emergency dopamine Kcl 1 meq/L, anti histamine,
primperan, adrenalin HCL, diazepam, calcium gluconat, sulfas atropin,
nifedipin tablet 10mg, isorbid dinitrat 5mg, captopril 12,5mg.
d. Alat tenun
Laken
Stik laken
Sarung bantal
Duk steril
Selimut
Perlak
e. Alat-alat non medis
Tempat sampah medis dan non medis
Plastik sampah warna hitam dan kuning
Perangkat pembersih lantai
f. Alat-alat kantor
ATK umum
ATK khusus
- Formulir HD
- Formulir traveling HD
- Persetujuan tindakan
- Form lab
- Form radiologi
- Resep jadwal
g. Internal
- Komputer (berisi program internet untuk IRR dan laporan bulanan)
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN HEMODIALISIS
Sehingga setiap pelaksanaan hemodialisis diperlukan waktu mulai dari persiapan sampai
dengan waktu pasca hemodialisis minimal 6 jam.
Tindakan hemodialisis harus memberikan pelayanan sesuai standar profesi dan
memperhatikan hak pasien termasuk membuat informed consent.
E. PENGENDALIAN LIMBAH
Mengikuti pengendalian limbah di rumah sakit
BAB V
LOGISTIK
Pengamprahan barang habis pakai di instalasi dialisis ada dua tujuan yakni: ke gudang
materiil untuk barang habis pakai non medis yang dilakukan seminggu 3 kali, sedangkan ke
gudang farmasi untuk bahan habis pakai medis. Barang disorder dengan menggunakan form
amprahan barang dan dikirim langsung ke bagian materiil dan gudang farmasi, dan barang
amprahan langsung diambil di gudang diambil di gudang materiil dan di gudang farmasi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, sistem tersebut meliputi:
Assessment resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan analisis insiden
Kemampuan belajar dan insiden dan tindak lanjut
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
Pasien yang dilakukan tindakan hemodialisis memiliki resiko cukup besar terinfeksi
hepatitis B dan hepatitis C karena terpapar oleh tindakan ataupun produk darah, cara
penularannya melalui:
1. Mesin HD
2. Dialiser yang digunakan
3. Ruang hemodialisis
4. Peralatan lain
Agar pada waktu tindakan hemodialisis aman (safety) maka harus dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pada mesin
Setiap kali prosedur hemodialisis selesai dilakukan dekontaminasi pada mesin dialisis
baik di bagian luar maupun bagian dalam mesin dengan panduan masing-masing
mesin.
2. Air RO (Reverse Osmosis)
Air RO air tanah/ permukaan yang telah mengalami proses pemurnian
sehingga memenuhi standar AAMI (the Assotiation International
Advencement of Medical Instrument).
Pipa-pipa air RO harus dipisahkan jalurnya sesuai dengan serologi pasien.
3. Pada dialiser
Pemrosesan dialiser ulang dilakukan dengan menerapkan prinsip kewaspadaan
universal yang ketat.
Dialiser ulang tidak dibenarkan dipakai oleh pasien dengan HBsAG positif
dan HIV positif, namun harus menerapkan prinsip kewaspadaan universal
yang ketat.
Setiap dialiser ulang diberi label penamaan yang jelas
Tempat penyimpanan dialiser ulang dengan anti HCV positif dan anti HIV
positif dipisahkan dengan kedua marken negatif.
4. Ruang hemodialisis
Ruang penyimpanan peralatan medis maupun obat terpisah dari ruang pasien
Seluruh aktivitas berkaitan dengan persiapan medis maupun obat yang
dilakukan di ruang khusus
Jarak antara masing-masing tempat tidur atau kursi dan mesin HD tidak terlalu
rapat
Memiliki penerangan dan sirkulasi udara yang memadai
Memiliki ruang khusus terpisah untuk pasien HBsAG positif
5. Peralatan lain
Untuk pencegahan, obat vial multi dosis hanya boleh digunakan berulang kali
pada pasien yang sama
Semua peralatan medis steril yang dibawa ke ruang HD dibatasi secukupnya
dengan keperluan saat itu
Meja dorong yang berisi peralatan medis yang steril jangan ditaruh di dekat
pasien
Sampel darah dan cairan tubuh lainnya dijauhkan dari area penempatan obat-
obatan dan peralatan medis
Peralatan seperti kursi roda, tempat tidur pasien, meja pasien dan yang lain
dibersihkan dengan klorin 10%.
Linen :
- Sprei dan sarung bantal pasien harus diganti segera setelah dialisis
- Linen kotor ditaruh pada tempat khusus
- Bila linen terpercik darah, terlebih dahulu disiram dengan klorin1%
sebelum ditaruh di tempat linen kotor
- Linen dengan HBsAG positif ditempatkan terpisah dan dicuci dengan
larutan klorin 1%
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit terutama di ruangan
hemodialisis
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap masyarakat dan pasien
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi penanggulangan
kejadian tidak diharapkan