Vous êtes sur la page 1sur 15

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI PADANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila ini.
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita
semua tentang Pancasila dilihat sebagai Kajian Sejarah Bangsa Indonesia. Penulis
juga berterimakasih kepada Ibu Asri Jenita, M.H. selaku dosen dalam mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah memberi tugas makalah ini kepada penulis.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis minta maaf jika
ada kesalahan dalam penulisan makalah ini dan penulis sangat mengharapakan
masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membacanya.

Padang, 29 April 2017

P
enulis

KELOMPOK 3 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa
yang saling berhubSungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang
berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bersumber pada
masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada
masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan
masa depan yang berbeda dengan masa sebelumnya.
Dasar Negara merupakan alas, pijakan atau fundamen yang mampu
memberikan kekuatan terhadap berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia
dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila.
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah
hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya
seluruh unsur-unsurnya yaitu pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Replubik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti yaitu mengatur
penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan pancasila sebagai
dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah
seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara Republik
Indonesia bersumber pada Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah keadaan Pancasila dilihat sebagai kajian sejarah bangsa
Indonesia?
2. Bagaimanakah kedudukan Pancasila pada Era Orde Lama?

KELOMPOK 3 2
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

3. Bagaimanakah peran Pancasila pada Era Reformasi?


1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui keadaan Pancasila dilihat sebagai kajian sejarah bangsa
Indonesia
2. Mengetahui kedudukan Pancasila pada Era Orde Lama
3. Mengetahui peran Pancasila pada Era Reformasi

KELOMPOK 3 3
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Kemerdekaan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa
Indonesia. Menurut pengumuman Nanpoo Gun ( Kan Poo No.72/2605 k.11 ), pada
pertengahan bulan agustus 1995 akan dibentuk panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia atau Dokuritu linkai.
Untuk keperluan membentuk panitia itu pada tanggal 8 agustus;
Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Radjiman diberangkatkan ke Saigon atas
panggilan jendral besar Terauchi, Saiko Sikikian untuk daerah selatan ( Nan Poo
Gun ), jadi penguasa tersebut juga meliputi kekuasaan wilayah Indonesia, menurut
soekarno, jendral Terauchi pada tanggal 9 agustus memberikan kepadanya 3 cap
yaitu :
1. Soekarno diangkat sebagai ketua panitia persiapan kemerdekaan Moh.
Hatta sebagai Wakil ketua, Radjiman sebagai anggota.
2. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 agustus itu.
3. Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada
panitia.

Panitia persiapan kemerdekaan atau Dokuritu Zyunbi linkai itu terdiri atas
21 orang, termasuk ketua dan wakil ketua. Berbeda dangan badan penyelidik (
Dokoritu Zyunbi Tioosakai ), dalam susunan kepanitiaan panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (Dokoritu Zyunbi linkai) tidak duduk seorangpun bangsa
jepang, demikian pula dalam kantor tata usahanya.
Sebaliknya dari Saigon pada tanggal 19 agustus 1945 di kemayoran Ir.
Soekarno mengumumkan di muka orang banyak bahwa bangsa Indonesia akan
merdeka sebelum jagung berbunga ( secepat mungkin ), dan kemerdekaan bangsa

KELOMPOK 3 4
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

Indonesia bukan merupakan hadiah dari jepang melainkan merupakan hasil


perjuangan bangsa Indonesia sendiri.
Berdasarkan fakta sejarah tersebut bahwa panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia yang semula adalah merupakan badan bentukan pemerintah tentara
jepang, kemudian sejak jepang jatuh dan kemudian ditambahnya 6 anggota baru
atas tanggungan sendiri maka berubahlah sifatnya dari badan jepang menjadi badan
nasiaonal sebagai badan pendahuluan bago komite nasional. Adapun 6 anggota baru
tambahan tersebut adalah
1. Wiranata Kusuma
2. Ki Hadjar Dewantara
3. Khastman Singo Dimejo
4. Sayuti Melik
5. Mister Iwa Kusuma Sumantri
6. Achmad Soebadjo

Proklamasi Kemerdekan 1945


setelah jepang menyerah kepada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan
sebaik baiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, namun terdapat
perbedaan pendapat dalam pelaksanaan serta waktu proklamasi. Perbedaan ini
terjadi antara golongan pemuda antara lain: Sukarni, Adam Malik, Kusnaini,
Syahril, Soedarsono, Soepono. Pebedaan itu memuncak dengan di amankannya Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta ke rengas dengklok, agar tidak mendapat pengaruh dari
jepang. Setelah di adakan pertemuan di Pejambon Jakarta pada tanggal 16 agustus
1945 dan diperoleh kepastian bahwa jepang telah menyerah maka dwitunggal
Soekarno-Hatta setuju untuk dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan, akan tetapi
dilaksanakan di Jakarta.
Kemudian di pagiharinya pada tanggal 17 agustus 1945 di pegangsaan timur
56 Jakarta, tepat pada hari jumat legi, jam 10 pagi waktu Indonesia barat ( jam
11.30 waktu jepang), Bung Karno di damping Bung Hatta membacakan naskah
Proklamasi dengan khitmad dan di awali dengan pidato, sebagai berikut.

KELOMPOK 3 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta,17 agustus 1945


Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

SIDANG PPKI
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang pertama. Sebelum
sidang resmi dimulai, kira kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas
beberapa perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah Panitia Pembukaan
UUD 1946 yang pada saat itu dikenal dengan nama Piagam Jakarta, terutama yang
menyangkut perubahan sila pertama Pancasila. Dalam pertemuan tersebut para
pendiri Negara kita bermusyawarah dengan moral yang luhur sehingga mencapai
suatu kesepakatan, dan akhirnya disempurnakan sebagaimana naskah Pembukaan
UUD 1945 sekarang ini.
1. Sidang pertama (18 Agustus 1945)
Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan
keputusan sebagai berikut :
a. Mengesahkan Undang Undang Dasar 1945, yang meliputi :
1) Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang Undang Dasar
1945.
2) Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta,
kemudian berfungsi sebagai Undang Undang Dasar 1945.
b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan
musyawarah darurat.

KELOMPOK 3 6
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

Tentang pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat, dalam masa transisi


dari pemerintahan jajahan kepada pemerintahan nasional, hal itu telah
ditentukan dalam pasal IV Aturan Peralihan. Adapun keanggotaan Komite
Nasional adalah PPKI sebagai intinya ditambah dengan pemimpin pemimpin
rakya dari semua golongan, aliran dan lapisan masyarakat, seperti : Pamong
Praja, Alim Ulama, Kaum Pergerakan, Pemuda, Pengusaha/Pedagang,
Cendekiawan, Watawan dan golongan lainnya. Komite Nasional dilantik pada
tanggal 29 Agustus 1945dan diketahui oleh Mr. Kasman Singodimedjo.
Komite Nasional ini kemudian dinamakan dengan Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) (Ismaun, 1981, 15-168).
2. Sidang kedua (19 Agustus 1943)
Pada sidang kedua PPKI berhasis menentukan ketetapan berikut :
1) Tentang daerah provinsi, dengan pembagian sebagai berikut:
(a) Jawa barat (b) Jawa tengah (c) Jawa Timur (d) Sumatera, (e) Borneo,
(f) Sulawesi
(g) Maluku (h) Sunda Kecil.
2) Untuk sementara waktu kedudukan Kooti dan sebagainya diteruskan seperti
sekarang.
3) Untuk sementara waktu kedudukan kota diteruskan seperti sekarang.
Hasil yang ketiga dari sidang tersebut adalah dibentuknya kementrian, atau
departemen yang meliputi 12 Departemen, Sebagai berikut:
(a) Departemen Dalam Negri (b) Departemen Luar Negri (c) Departemen
Kehakiman (d) Departemen Keuangan (e) Departemen Kemakmuran (f)
Departemen Kesehatan (g) Departemen Pengajaran (h) Departemen Sosial
(i) Departemen Pertahanan (j) Departemen Penerangan (k) Departemen
Perhubungan (l) Departemen Pekerjaan Umum (Sekretariat Negara,1995 :
461),
3. Sidang Ketiga ( 20 Agustus 1945)
Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan terhadap agenda tentang
Badan Penolong Keluarga Perang , adapun keputusan yang dihasilkan adalah
terdiri atas delapan pasal. Salah satu dari pasal tersebut yaitu pasal 2 dibentuklah
suatu badan yang disebut Badan Keamanan Rakyat (BKR)

KELOMPOK 3 7
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

4. Sidang Keempat
Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang Komite Nasional Partai
Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di Jakarta.

MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN


Secara ilmiah Proklamasi Kemerdekaan dapat mengandung pengertian sebagai
berikut :
a) Dari sudut ilmu hukum (secara yuridis) Proklamasi merupakan saat tidak
berlakunya tertib hukum colonial, dan saat mulai berlakunya tertib hukum
nasional.
b) Secara politis ideologis Proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
terbebas dari penjajahan bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk
menentukan nasib sendiri dalam suatu Negara Proklamasi Republik Indonesia.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa Indonesia
masih menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya untuk menanamkan kembali
kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintah
Nica (Netherlands Indies Civil Administration). Selain itu Belanda secara licik
mempropagandakan kepada dunia luar bahwa Negara Proklamasi R.I hadiah fasis
Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda ada dunia internasional, maka pemerintah R.I
mengeluarkan 3 buah maklumat :
1 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan
sementara kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum niasa waktunya
(seharusnya berlaku selama 6 bulan). Kemudian Maklumat tersebut
memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipgang oleh Presiden
kepada KNIP.
2 Maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai
politik yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari
anggapan pada saat itu bahwa salah satu cirri demokrasi adalah multi partai.

KELOMPOK 3 8
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

Maklumat tersebut juga upaya agar dunia barat menilai bahwa Negara
Proklamasi sebagai negara Demoktaris.
3 Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya Maklumat ini
mengubah sistem Kabinet Presidensial menjadi Kabinet Parlementer
berdasarkan asas demokrasi liberal.

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950


Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai suatu
taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu negara persatuan dan kesatuan
sebagaimana termuat dalam alinea IV. Berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila,
Maka terjadilah gerakan secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara
kesatuan yaitu dengan menggabungkan diri dengan negara Proklamasi RI yang
berpusat di Yogyakarta. Pada saat itu negara RI hanya berstatus sebagai negara
bagian RIS.
Berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950, maka seluruh
negara bersatu dalam negara kesatuan. Walaupun UUDS 1950 merupakan tonggak
untuk menuju cita-cita Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya
pemerintah masih berasas demokrasi liberal sehingga isinya masih menyimpang
terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Sistem multi partai dan kabinet parlementer silih berganti yang rata-rata
hanya berumur 6-8 bulan yang mengakibatkan ketidak mampuan
pemerintah untuk menyusun program serta tidak mampu menyalurkan
dinamika masyarakat kearah pembangunan bahkan menimbulkan
pertentangan.
b. Secara ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil
mendekati perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai
Declaration of Independent bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan
Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun
juga UUDS 1950, adalah merupakan suatu strategi ke arah negara RI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia
Serikat

KELOMPOK 3 9
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan dan
keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang politik,
ekonomi, social maupun hankam. Keadaan seperti itu disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:

a) Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian


Indonesia.
b) Akibat silih bergantinya cabinet, maka pemerintah tidak mampu
menyalurkan dinamika masyarakat ke arah pembangunan terutama
pembangunan bidang ekonomi.
c) System liberal yang berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan cabinet jatuh
bangun, sehingga pemerintah tidak stabil.
d) Pemilu 1955 ternyata tidak mampu mencerminkan dalam DPR suatu
perimbangan kekuasaan politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat.
Misalnya masih banyak kekuatan-kekuatan social politik dari daerah-daerah
dan golongan yang belum terwakili dalam DPR.
e) Factor yang paling menentukan adanya Dekrit Presiden adalah karena
Konstituante yang bertugas membentuk UUD yang tetap bagi Negara RI,
ternyata gagal, walaupun telah bersidang selama dua setengah tahun.
Bahkan separoh anggota sidang menyatakan tidak akan hadir dalam
pertemuan-pertemuan Konstituante. Hal ini disebabkan Konstituante yang
seharusnya bertugas untuk membuat UUD Negara RI ternyata membahas
kembali dasar Negara. Atas dasar hal-hal tersebut maka Presiden sebagai
badan yang harus bertanggungjawab menyatakan bahwa hal-hal yang
demikian ini mengakibatkan keadaan ketatanegaraan yang membahayakan
persatuan dan kesatuan serta keselamatan Negara, nusa dan bangsa. Atas
dasar inilah maka Presiden akhirnya mengeluarkan Dekrit atau pernyataan
pada tanggal 5 Juli 1959, yang isinya:
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945
Tidak berlakunya kembali UUDS tahun 1950.

KELOMPOK 3 10
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-


singkatnya.
Berdasarkan Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di Negara
Repuplik Indonesia hingga saat ini (Mardojo, 1978 : 192).

PENGERTIAN DEKRIT
Dekrit adalah suatu putusan dari organ tertinggi (kepala negara atau organ lain)
yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan
bilamana dalam keadaan darurat, keselamatan bangsa, dan negara terancam oleh
bahaya.Landasan hukum dekrit adalah hukum darurat yang dibedakan atas 2
macam yaitu :
a. Hukum Tata Negara Darurat Subjektif
Suatu hukum tata negara dalam arti subjektif yaitu suatu keadaan hukum
yang memberi wewenang kepada organ tertinggi untuk bila perlu untuk
mengambil tindakan-tindakan hukum bahkan kalau perlu melanggar
undang-undang Hak Asasi Rakyat, bahkan kalau perlu undang-undang
dasar. Contoh nya adalah dekrit presiden dengan membubarkan
konstituante serta menghentikan UUDS 1950 dan diganti dengan berlaku
kan UUD 1945.
b. Hukum Tata Negara Darurat Objektif
Hukum Tata Negara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang
memberikan wewenang kepada organ tertinggi negara untuk mengambil
tindakan-tindakan hukum, namun tetap berlandaskan pada konstitunsi yang
berlaku, contohnya adalah SP 11 maret 1996

Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kedaan tata negara Indonesia sudah mulai
berangsur-angsur stabil. Nampaknya keadaan yang demikian ini dimanfaatkan oleh
kalangan komunis, bahkan dalam pemerintahan juga tidak luput dari bahaya
tersebut, yaitu dengan menanamkan ideologi bahwa ideologi belum selesai dan
bahkan ditekankan tidak akan selesai sebelum tercapainya masyarakat yang adil
dan makmur. Maka revolusi permanen merupakan suatu nilai ideologis tertinggi
negara. Maka dengan keadaan yang demikian ini berlaku lah hukum-hukum

KELOMPOK 3 11
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

revolusi. Akibatnya terjadilah pemusatan kekuasaan ditangan presiden sehingga


presiden memiliki kekuasaan dibidang hukum, misalnya :
1. Presiden dengan penetapan presiden membekukan DPR hasil pemilu 1995,
yang kemudian yang disusul dengan pembentukan DPR GR, yang anggota-
anggotanya ditunjuk oleh presiden sendiri.
2. Dengan sebuah Penpres dibentuklah MPRS sesuai dengan perintah Dekrit
bahkan pembentukan MPRS harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya yaitu berdasarkan Penpres No 2/1959
3. Pembentukan DPA oleh presiden berdasarkan Penpres No 3/1959
4. Reorganisasi Kabinet atau Integrasi badan-badan kenegaraan tertinggi
secara piramida didalam tubuh kabinet, yaitu dengan dibentuknya Menko
(Mentri Koordinator) dan Presiden dapat mengendalikan langsung secara
sentral dengan melewati para Menko, Hal itu dilakukan dalam Reorganisasi
100 Mentri.

Ideologi Pancasila pada saat itu dirancang oleh PKI, yaitu digantinya dengan
Ideologi Manipol Usdek serta konsep Nasakom. PKI pada saat itu berusaha untuk
mencekram kekuataannya dengan membangun komunis Internasional terutama
dengan RRC. Misalnya dengan dibukanya poros Jakarta-Peking. Peristiwa demi
peristiwa yang dicoba oleh komunis untuk menggantikan ideologi pancasila.
Peristiwa-peristiwa itu antara lain dibangkitkannya bangsa Indonesia untuk
berkonfrontasi dengan Malaysia, Peristiwa Kanigoro, Boyolali, Indramayu, Bandar
Betsy dan sebagainya.
Puncak peristiwa tersebut yaitu meletusnya pemberontakan Gestapu PKI atau
dikenal G30SPKI pada tanggal 30 September 1965 untuk merebut kekuasaan yang
sah negara RI yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, disertai dengan
pembunuhan yang keji dari para jendral yang tidak berdosa. Pemberontakan PKI
tersebut berupaya untuk mengganti secara paksa ideologi dan dasar filsafat negara
pancasila dengan ideologi komunis Marxis.
Berkat lindungan Allah yang Maha Kuasa maka bangsa Indonesia tidak goyah
walaupun akan diganti dengan Ideologi Komunis secara paksa. Hal ini dikarenakan
Pancasila telah merupakan pandangan hidup bangsa serta sebagai jiwa bangsa. Atas

KELOMPOK 3 12
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

dasar peristiwa tersebut maka 1 Oktober 1965 diperingati bangsa Indonesia sebagai
Hari Kesaktian Pancasila.

MASA ORDE BARU


Suatu tatanan masyarakat pemerintahan setelah meletusnya G 30 S PKI sampai saat
ini disebut sebagai Orde Baru,yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan
yang menuntut dilaksanakanya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Munculnya Orde Baru diawali dengan munculnya aksi-aksi dan
masyarakat antara lain Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia
(KAGI) dan lain sebagainya. Gelombang aksi rakyat tersebut muncul dimana mana
dengan suatu tuntutan yang terkenal dengan Tritura atau (Tiga Tuntutan Hati
Nurani Rakyat), sebagai perwujudan dari tuntutan rasa keadilan dan kebenaran
adapun isi Tritura tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembubaran PKI dan ormas ormasnya
2. Pembersihan cabinet dari unsur-unsur G 30 S PKI
3. Penurunan harga
Karena orde lama akhirnya tidak mampu lagi menguasai pimpinan Negara, maka
presiden / panglima tertinggi memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima
Angkatan Darat Letriadi Jendral Soeharto , yaitu dalam bentuk surat Surat Perintah
Sebelas Maret 1966(Super Semar) . Tugas Pemegang Super Semar cukup berat ,
yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak pengacau kemanan
yang dilakukan oleh PKI dan ormas-ormasnya , membubarkan PKI dan ormas-
ormasnya serta mengamankan 15 Menteri yang memiliki indikasi terlibat G 30 S
PKI dan lain-lainya ( Mardoyo,1978:200).
Sidang MPRS IV/1966, menerima dan memperkuat Super Semar dengan
dituangkan dalam Tap no.IX/MPRS/1966. Hal ini berarti semenjak itu Super Semar
tidak lagi bersumberkan Hukum Tata Negara Darurat akan tetapi bersumber pada
kedaulatan Rakyat ( Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 ) . Pemerintah Orde Baru kemudian
melaksanakan Pemilu pada tahun 1973 dan terbentuknya MPR tahun 1973 .
Adapun misi yang harus diemban berdasarkan Tap no.X/MPR/1973 meliputi :

KELOMPOK 3 13
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

1. Melanjutkan pembangunan 5 tahun dan menyusun serta melaksanakan


Rencana Lima tahun II dalam rangka GBHN .
2. Membina kehidupan masyarakat agar sesuai dengan demokrasi
Pancasila .
3. Melaksanakan Politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan orientasi
pada kepentingan Nasional.
4. Melanjutkan pembangunan 5 tahun dan menyusun serta melaksanakan
Rencana Lima tahun II dalam rangka GBHN .
5. Membina kehidupan masyarakat agar sesuai dengan demokrasi
Pancasila .
6. Melaksanakan Politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan orientasi
pada kepentingan Nasional.

KELOMPOK 3 14
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling
berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian
masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti
bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan
masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa yang
sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia berlalu dengan melewati suatu
proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu yang panjang itu dapat
dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan tonggak sejarah perjuangan.
Dan Dasar Negara merupakan alas,pijakan atau fundamen yang mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia
dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila.
Pancasila dalam fungsinya sebagai dasar Negara merupakan sumber kaidah hukum
yang mengatur Negara Replubik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-
unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya
seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Replubik Indonesia.

3.2. SARAN
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga
negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak
terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.

KELOMPOK 3 15

Vous aimerez peut-être aussi