Vous êtes sur la page 1sur 16

MAKALAH

METEOROLOGI UMUM
KONDENSASI

Disusun Oleh :

1. Almira Apriliyanti NPT. 11.16.0065


2. Arsyil M. D. Himawan NPT. 11.16.0070
3. Doni Prastio NPT. 11.16.0071
4. Ongku Muhammad Luthfi NPT. 11.16.0087
5. Ulifa Harisiwi NPT. 11.16.0095
6. Yoke Tomatala NPT. 11.16.0096

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TANGGERANG SELATAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Meteorologi Umum dengan judul Kondensasi".

Tugas ini dibuat sebagai tugas kelompok pada semester I Jurusan Meteorologi
di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Selesainya tugas ini
tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Lukman Heryadi Sebagai dosen pembimbing mata kuliah Meteorologi


Umum.

2. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada
penulis sehingga terselesainya makalah ini.

3. Kepada rekan-rekan taruna/taruni yang telah membantu dan mendukung dalam


penyelesaian tugas ini.

Dalam pembuatan tugas ini penulis menyadari akan adanya kekurangan dan
kekeliruan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat dan bermakna bagi
pembaca.

Tangerang Selatan, Januari 2017

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ..................................................................... 4


1.2 Rumusan masalah................................................................ 5
1.3 Tujuan penulisan ................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

1. KANDUNGAN UAP AIR DALAM ATMOSFER ............ 6


2. PEMBENTUKAN AWAN ................................................. 8
3. POLA GERAKAN UDARA ............................................... 9

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN ................................................................. 15
2. SARAN ............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kondensasi adalah peristiwa perubahan wujud zat dari gas


menjadi cair. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan,
tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi
(yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi
dari pendinginan dan kompresi. Kondensasi dapat dibagi menjadi dua
jenis, yakni kondensasi eksterior dan kondensasi interior. Kondensasi
eksterior terjadi ketika udara lembab menyentuh permukaan dingin
seperti kaca. Kondensasi akan terjadi jika suhu permukaan tersebut
berada di bawah titik embun udara (dew point). Titik embun udara adalah
suhu/temperatur di mana uap air dalam udara mengembun menjadi air
pada kecepatan yang sama dengan kecepatan air itu menguap, pada
tekanan udara konstan. Kondensasi seperti ini biasa terlihat ketika malam
hari yang dingin diikuti dengan siang hari yang hangat.

Di sisi lain, kondensasi interior dapat terjadi ketika kelembaban


udara terlalu berlebihan dalam suatu ruang tertutup. Kelembaban udara
yang berlebihan ini biasa menyebabkan pengembunan pada kaca jendela.
Banyaknya pengembunan berbanding lurus dengan banyaknya udara
hangat dalam ruang. Semakin banyak udara hangat maka semakin banyak
pula uap air yang dimiliki, sehingga semakin banyak pula pengembunan
yang terjadi pada permukaan.

Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat.


Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi)
dan merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di
luar gelas air yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi.

Substansi yang mengalami kondensasi secara kimiawi sama


dengan hanya keadaan fisik yang berubah. Proses yang terlibat dalam
larutan sering disebut sebagai kebalikan dari penguapan dimana cairan
beralih ke gas. Pada suhu dan tekanan tertentu, berbagai bahan kimia
dapat berubah dari bentuk gas aslinya ke keadaan cair.

Penjelasan dasar dari proses kondensasi adalah melalui proses


yang melibatkan hujan dan uap air. Proses terjadinya pengembunan atau
kondensasi ini adalah saat uap air di udara melalui permukaan yang lebih
dingin dari titik embun uap air, maka uap air ini akan terkondensasi
menjadi titik titik air atau embun. Proses kondensasi ini dapat dijumpai
di alam sekitar kita. Proses terbentuknya awan merupakan proses
kondensasi. Uap air yang naik akibat sinar matahari akan terkondensasi di
udara, hal ini dikarenakan udara di atas permukaan bumi lebih rendah
dari titik embun uap air. Proses kondensasi inilah yang menyebabkan
terjadinya awan. Uap air dalam bentuk gas dan pada tingkat tertentu
terakumulasi di udara, air yang berupa gas ini akan berubah menjadi
cairan dalam bentuk hujan. Air hujan dari awan maka akan jatuh kembali
ke bumi dan menjadi bagian siklus yang sama yang menghasilkan
kondensasi lagi

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kondensasi ?


2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kondensasi ?
3. Bagaimana proses terjadinya kondensasi ?
4. Apa dampak dari kondensasi ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari kondensasi


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondensasi
3. Mengetahui proses terjadinya kondensasi
4. Mengetahui dampak dari kondensasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. KANDUNGAN UAP AIR DALAM ATMOSFER

Uap air adalah air yang berada pada fase gas. Jumlahnya bervariasi
dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lainnya. Karena wujud
uap air dalam atmosfer tidak terlihat karena berupa gas, dan semakin lama
semakin bertambah karena mengikat uap air lain sehingga suhu semakin
dingin, maka uap air tersebut berubah wujudnya menjadi zat cair ,
peristiwa ini disebut dengan kondensasi atau bersublimasi menjadi kristas-
kristal es atau salju. Hasil kondensasi tersebut akan terlihat sebagai
gumpalan awan yang terapung di atmosfer, apabila terapung di atas
permukaan bumi disebut juga sebagai kabut, bila menempel pada benda-
benda di permukaan bumi yang kita kenal dengan nama embun

Peristiwa Kondensasi dan Sublimasi tersebut bisa terjadi bila


terpenuhinya beberapa syarat, antara lain :

1. Udara dalam atmosfer dalam keadaan jenuh atau mendekati jenuh


terjadi apabila adanya penambahan uap air dalam atmosfer.
Pendinginan atau penurunan temperatur udara sehinggah mencapai
titik embun yang dibutuhkan untuk jenuhnya air tersebut

2. Dengan adanya radiasi matahari yang sangat kuat akan terjadi


penguapan dari berbagai unsur dari permukaan bumi. Laut merupakan
penyumbang terbesar dalam penguapan tersebut. Dengan penguapan
berarti udara akan terangkat naik ke atas , yang disebut Konveksi
dengan demikian terjadi pula pendingingan secara adiabatis sehingga
meningkatkan kejenuhan di atmosfer
Definisi adiabatis yaitu proses yang berlangsung tanpa
perpindahan kalor, baik kalor yang masuk mapun kalor yang
keluar dari system. Misalnya ekspansi uap pada silinder tertutup.
Contoh lain adalah botol termos dibuat dengan system kaca
rangkap yang hampa udara. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi perpindahan kalor panas karena tidak ada saluran yang
dapat dilewati. System seperti ini disebut system adiabatik.

3. Peristiwa-peristiwa pendinginan temperatur yang memungkinan


kejenuhan udara. Udara panas yang menyentuh atau berhubungan
dengan benda-benda dingin, sehingga udara yang panas tersebut akan
menjadi lebih dingin
Contoh kejadian sehari hari,
o Bila gelas kita isi air es, maka di dinding gelas akan terjadi titik air di
luar gelas.
o Pada waktu kita menghidupankan mobil dan menyalakan AC mobil
maka dalam mobil lebih dingin dari udara diluarnya dan udara yang
menempel pada kaca mobil mengalami perubahan menjadi uap air.

Peristiwa Kondens

Udara panas melewati udara dingin, lama kelamaan pada batas


udara panas dan udara dingintersebut akan menjadi dingin.

Kenaikan udara mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan


udara yang diikuti dengan penurunan temperatur udara secara
adiabatis

1. Inti Kondensasi
Untuk dapat terjadinya kondensasi atau sublimasi, selain udara
harus jenuh atau mendekati jenuh, masih harus ada persyaratan lainnya
yaitu adanya inti kondensasi (inti pembekuan=mikroskopis).
Benda-benda yang dapat menjadi inti kondensasi mempunyai sifat-
sifat :

o Bersifat Hygroskopis, yaitu sifat-sifat menarik dan menyerap uap air


dari udara sekitarnya

Inti-inti kondensasi paling tidak terdiri dari :

1. Kristal-kristal garam dapur, terjadi dengan adanya percik


gelombang laut yang ikut terangkat ke udara atas

2. Titik-titik debu atau abu yang terbawa naik ke udara atas (bisa juga
dari debu letusan gunung berapi

3. Amoniak, asam belerang, sulfida dan lain-lain yang banyak


terdapat pada kota-kota industri

4. Ion-ion di udara yang bermuatan listrik

Inti kondensasi di atmosfer cukup banyak jumlahnya, dengan ukuran


antara 0,000,001 s/d 0,001 mm sehingga sangat mudah melayang-
layang di udara.

Inti Kondensasi di atmosfer di bagi dalam 3 ukuran, yaitu :

1) Ukuran biasa, dengan garis tengah 0,1 mikron

2) Ukuran besar, denagn garis tengah 0,1 s/d 1,0 mikron

3) Ukuran sangat besar > 1,0 mikron

B. PEMBENTUKAN AWAN

Awan merupakan kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es


yang mengambang di udara dalam atmosfer. Awan terbentuk karena
adanya udara basah naik secara vertikal kemudian akan mengalami
pendinginan, sehingga sebagian uap air yang terkandung dalam udara
tersebut berkondensasi dan hasilnya berupa titik-titik air atau kristal-
kristal es yang mengemlompok membentuk awan

Gerakan udara vertikal yang mengakibatkan terbentuknya awan ,


diantaranya adalah:

1. Gerakan turbulensi mekanis


2. Gerakan konveksi
3. Gerakan kenaikan karena orografi
4. Gerakan kenaikan lambat yang luas (termasuk kenaikan pada
front)
Jika karena turbulensi ini akan membentuk awan, maka laju
penurunan adiabatis kering hanya di dapati sampai dasar awan (MCL),
kemudian dari dasar awan sampai puncak lapisan turbulensi di dapat laju
penurunan adibatis jenuh.

Puncak awan yang terbentuk akan mencapai bagian bawah dari


lapisan inversi turbulensi pada batas atas lapisan hambat, awan yang
terbentuk pada proses ini adalah awan merata (stratus)

C. POLA GERAKAN UDARA

Gerakan udara pada umumnya disebabkan oleh pemanasan


terhadap udara dalam bentuk persebaran panas.

Pemanasan atau persebaran panas dibagi atas pemanasan langsung dan


tidak langsung.

Pemanasan langsung merupakan absorpsi atau penyerapan panas oleh


udara

Pemanasan tidak langsung terjadi pada lapisan udara paling bawah,


panasyang berasal dari bumi (setelah diterima bumi dari matahari) lalu
disebarkan secaravertikal dan horizontal.

Berdasarkan pemanasan atau persebaran panas tersebut, maka pola


gerakan udara dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu konduksi,
konveksi, adveksi, danturbulensi.

Konduksi, yaitu pemanasan secara kontak atau bersinggungan.


Pemanasan ini terjadi karena molekul-molekul udara yang dekat dengan
permukaan bumi akan menjadi panas karena bersinggungan dengan
bumi yang menerima panas langsung dari matahari.Molekul-molekul
udara yang sudah panas bersinggungan dengan molekul-molekul udara
yang belum panas; lalu saling memberikan panas sehingga menjadi
sama-sama panas. Perhatikan gambar bagan terjadinya peristiwa
konduksi di bawah ini.
Konveksi, yaitu pemanasan atau penyebaran panas yang terjadi akibat
adanya gerakan udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum
panas menjadi panas karena pengaruh udara di bawahnya yang sudah
panas.

Adveksi, yaitu pemanasan atau persebaran panas yang terjadi sebagai


akibat gerakan udara panas secara horizontal atau mendatar dan
menyebabkan udara di sekitarnya juga menjadi panas. Perhatikan
gambar bagan terjadinya peristiwa adveksi di bawah ini.

POLA GERAKAN OROGRAFIS

Udara yang mengandung uap air tersebut dipaksa naik mengikuti


lereng pegunungan. Sebab dibagian atas (puncak) pegunungan memiliki
udara yang dingin dengan gumpalan-gumpalan uap air yang menjadi
dingin dan membentuk butir-butir air. Setelah terjadi Kondensasi
selanjutnya akan terbentuk awan yang yang disebut Awan Orografis

o Gerakan Turbulensi Mekanis

Arus udara dipermukaan bumi umumnya akan mengalami perubahan


karena banyaknya pengaruh gaya hambat sehingga udara bergerak secara
turbulensi dengan adanya bangunan-bangunan gedung, pohon-pohon,
bukit-bukit dan bentuk-bentuk lainnya. Udara pada lampisan hambat ini
bercampur karena adanya turbulensi. Setelah mengalami percampuran
udara terangakat ke atas dan mengalami pendinginan dan di bagian bawah
mengalami pemanasan, akibatnya akan terjadi laju menurunan adiabatis
selama udara belum jenuh. Karena adanya uap air yang terbawa dalam
proses percampuran akibat turbulensi, maka pada suatu ketinggian di
bawah lapisan hambat kemungkinan akan menjadi jenuh yang kemudian
terjadi kondensasi. Ketinggian dimana terjadi kondensasi ini disebut
Ketinggian Kondensasi Percampuran ( Mixing Condensation Level atau
MCL) yang merupakan pembentukan dasar awan.

Turbulensi, yaitu persebaran udara panas secara tak teratur,


berputar-putar. Hal iniakan menyebabkan udara yang sudah panas
bercampur dengan udara yang belum panas, sehingga udara yang belum
panas akan ikut menjadi panas. Untuk lebih jelasnya, silakan Anda
perhatikan gambar berikut.

Turbulensi adalah sebuah keadaan yang ditandai ketidakstabilan


(disorder) dan keacakan (randomness) pergerakan di setiap skalanya.
Turbulensi menarik komponen-komponen yang dipengaruhinya ke arah
tertentu dan kemudian melepasnya secara tiba-tiba. Timbullah guncangan.
Wilayah turbulensi ini dipengaruhi oleh apa yang dinamakan dengan
downdraft (gerakan massa udara ke bawah). Turbelensi memiliki banyak
sekali jenisnya.

Turbulensi atau turbulence adalah gerakan tidak beraturan atau berputar


tidak beraturan akibat perbedaan tekanan udara atau perbedaan temperatur
udara.

o Ada mechanical turbulence karena gesekan angin dengan bangunan


atau gunung, dll.
o Ada wake turbulence yang disebabkan oleh gerakan manuver pesawat.
Semakin besar pesawat, semakin besar juga efek wake turbulence-nya.
Biasanya kalo ada pesawat kecil terbang di belakangnya bisa terkena
efek bergoyang-goyang bhkan bisa terhempas.
o Ada juga Convection Turbulence akibat udara panas yang mengalir ke
atas sebagai akibat perbedaan temperatur.
o Inversion turbulence, perubahan arah angin (berbalik) karena
perubahan temperatur.
o Frontal turbulence perubahan arah angin karena arah angin horizontal
mendadak karena perbedaan tekanan.
o Clear air turbulence (CAT) karena fenomena alam, disebut juga atau
termasuk dari jenis jet stream. Jet stream sendiri adalah arus angin
berkecepatan tinggi (bisa lebih dari 150 knot = > 277 Km/jam) yang
terjadi di lapisan atmosfir bagian atas yang sangat tinggi (high
altitude), di atas 30.000 kaki

Penyebab turbulensi
1. Suhu
Pemanasan dari matahari menyebabkan masa udara panas naik dan
sebaliknya masa udara dingin turun, turbulensi jenis ini sering disebut
dengan turbulensi thermis
2. Jet stream
Pergerakan yang sangat cepat arus udara pada level ketinggian yang
tinggi, dan mempengaruhi udara disekitarnya.
3. Pegunungan
Massa udara yang melewati pegunungan dan mengakibatkan
turbulensi pada saat pesawat terbang diatasnya pada sisi yang lain.
Turbulensi jenis ini sering disebut dengan turbulensi mekanis
4. Wake turbulence
Turbulensi yang terjadi karena dekat dengan permukaan yang
dilewati pesawat atau helikopter
Gerakan turbulensi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke


wujud yang lebih padat, seperti gas (uap) menjadi cairan.
2. Pengembunan atau kondensasi merupakan proses perubahab zat yang
melepaskan kalor/panas.kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan
dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik
(melepas panas).
3. Contoh peristiwa kondensasi adalah proses terbentuknya awan juga
merupakan proses kondensasi. Uap air yang naik akibat sinar matahari
akan terkondensasi di udara, hal ini dikarenakan udara di atas
permukaan bumi lebih rendah dari titik embun uap air. Proses
kondensasi inilah yang menyebabkan terjadinya awan.
4. Hasil kondensasi adalah gumpalan awan yang terapung di atmosfer,
apabila terapung di atas permukaan bumi disebut kabut, bila menemel
pada permukaan bumi disebut embun.

B. SARAN

Diharapkan dari makalah ini, pembaca dapat memahami dengan baik


materi Kondensasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Heryadi, R. Lukman. Modul VI Kondensasi. STMKG. Jakarta


2. http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-kondensasi/
,diakses 25 Januari 2017
3. http://budisma.net/2015/06/pengertian-dan-proses-kondensasi-2.html ,
diakses 25 Januari 2017

Vous aimerez peut-être aussi