Vous êtes sur la page 1sur 12

PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP RESPON

HOSPITALISASI ANAK USIA PRA SEKOLAH

Wahyu Rima Agustin1


1
Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK
Sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit. Akibat
perawatan di Rumah Sakit khususnya bagi pasien anak-anak bisa menimbulkan dampak baik terhadap
sik maupun psikologis diantaranya kecemasan, merasa asing akan lingkungan yang baru, berhadapan
dengan sejumlah individu yang belum dikenal, perubahan gaya hidup dari yang biasa, serta harus
menerima tindakan medik atau perawatan yang menyakitkan. Anak-anak yang dirawat lebih dari
dua minggu memiliki resiko mengalami gangguan bahasa dan perkembangan ketrampilan kognitif,
serta pengalaman buruk di Rumah Sakit sehingga dapat merusak hubungan dekat antara ibu dan
anak. Perawatan anak di ruang anak sangat berbeda dengan perawatan orang dewasa maka untuk
perawatan anak tidak cukup hanya terampil dalam melaksanakan prosedur keperawatan tetapi juga
harus mempunyai minat, motivasi serta mengetahui tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak
sesuai dengan umurnya. Karakteristik perkembangan anak usia pra sekolah antara lain egosentris,
keras kepala, mulai belajar mencintai dari orang yang terdekat atau orang satu rumah, usia bermain
dan anak sudah mulai belajar untuk bersosialisasi. Apabila anak usia pra sekolah menderita sakit dan
harus dirawat di Rumah Sakit reaksi-reaksi yang muncul biasanya sangat kompleks dan bervariasi
diantaranya regresi (rasa tergantung/tidak mau ditinggal), rasa takut, dan cemas, merasa dipisahkan
dari keluarga, putus asa, dan protes . Perawat mampu mengidentikasi respon hospitalisasi anak usia
pra sekolah yang dirawat di Rumah Sakit berdasarkan tingkat pengetahuannya. Pengetahuan perawat
dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman kerja, minat dan motivasi
Kata kunci: pengetahuan perawat, hospitalisasi, anak usia prasekolah

ABSTRACT
Illness is an individual assessment of the experience of suffering from a disease . As a result of
hospitalization, especially for pediatric patients can have an impact both on the physical and
psychological anxiety among others, will feel strange new environment, dealing with a number of
individuals who have not known, lifestyle changes than usual, and had to receive medical action or
painful treatments . Children who were cared more than two weeks at risk for developmental language
disorders and cognitive skills, as well as a bad experience at the hospital so that it can damage the close
relationship between mother and child. Child care in the nursery is very different from the adult care for
child care is not enough just skilled in performing nursing procedures but should also have an interest,
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

motivation and know the stages of growth and development of children according to age. Characteristics
of the development of pre-school children, among others, an egocentric, stubborn, start learning to love
from the nearest person or persons of the house, the age of the child has begun to play and learn to
socialize . If the pre-school age children suffer from pain and had to be treated in hospital reactions that
arise are usually very complex and varies among regression, fear, and anxiety, feeling separated from
families, despair and protest. Nurses were able to identify the response of hospitalization hospitalization
response pre-school children who were hospitalized in a knowledge based level. Knowledge of nurses is
inuenced by education, work experience, interests and motivations
Keywords: knowledge of nursing, hospitalization, preschoolers

PENDAHULUAN lain egosentris, keras kepala, mulai bela-


jar mencintai dari orang yang terdekat atau
Sakit (illness) adalah penilaian indi-
orang satu rumah, usia bermain dan anak su-
vidu terhadap pengalaman menderita suatu
dah mulai belajar untuk bersosialisasi (Beh-
penyakit (Sarwono, 1993). Akibat perawatan
rman, 1994). Apabila anak usia pra sekolah
di Rumah Sakit khususnya bagi pasien anak-
menderita sakit dan harus dirawat di Rumah
anak bisa menimbulkan dampak baik ter-
Sakit reaksi-reaksi yang muncul biasanya
hadap sik maupun psikologis diantaranya
sangat kompleks dan bervariasi diantaranya
kecemasan, merasa asing akan lingkungan
regresi (rasa tergantung/tidak mau ditinggal),
yang baru, berhadapan dengan sejumlah in-
rasa takut, dan cemas, merasa dipisahkan
dividu yang belum dikenal, perubahan gaya
dari keluarga, putus asa, dan protes (Wong,
hidup dari yang biasa, serta harus menerima
1999).
tindakan medik atau perawatan yang menya-
kitkan. Anak-anak yang dirawat lebih dari Usaha individu dalam menyesuaikan
2 (dua) minggu memiliki resiko mengalami diri terhadap kondisi lingkungan dan pen-
gangguan bahasa dan perkembangan ket- gobatan yang harus dijalani, sering diistilah-
rampilan kognitif, serta pengalaman buruk di kan dengan hospitalisasi. Dampak hospital-
Rumah Sakit sehingga dapat merusak hubun- isasi khususnya pada anak usia pra sekolah,
gan dekat antara ibu dan anak. Anak yang kecuali dapat mempengaruhi keberhasilan
belum pernah dirawat lebih sulit beradaptasi pengobatan dan perawatan juga dapat men-
dengan situasi di Rumah Sakit dibanding- gakibatkan dampak yang buruk pada kehidu-
kan dengan anak yang telah mengalaminya pan selanjutnya secara permanen (menetap),
(Suryanah, 1996). Perawatan anak di ruang apabila tidak mendapatkan penanganan yang
anak sangat berbeda dengan perawatan orang memadai. Kemampuan individu dalam men-
dewasa. Maka untuk perawat anak tidak cu- gatasi dampak hospitalisasi ini sangat dipen-
kup hanya terampil dalam melaksanakan garuhi oleh penyelesaian tugas-tugas pada
prosedur keperawatan tetapi juga harus mem- fase perkembangan, pengalaman dirawat
punyai minat, motivasi serta mengetahui ta- di Rumah Sakit, image individu terhadap
hap-tahap pertumbuhan dan perkembangan Rumah Sakit (perawat), dan umur individu
anak sesuai dengan umurnya.Karakteristik tersebut. Upaya perawat untuk meminimal-
perkembangan anak usia pra sekolah antara kan dampak hospitalisasi dapat dilaksanakan

66
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

dengan mengadakan pengkajian pada pasien/ dengan baik, perawat harus mengetahui dan
keluarga tentang : Pengalaman sakit atau di- menyadari bahwa semua pasien khususnya
rawat di Rumah Sakit, kesiapan anak masuk anak-anak usia pra sekolah pasti mengala-
Rumah Sakit melalui pendekatan keluarga, mi kecemasan atau dampak lain akibat per-
kebiasaan makan/minum yang paling disukai, awatan di Rumah Sakit. Selain orang tua,
kegiatan yang biasa dilakukan atau permain- perawat ikut berperan dalam menciptakan
an yang paling disukai, kemampuan anak rasa aman bagi pasien di Rumah Sakit.
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang Pada saat ini dengan adanya kesempa-
baru, hal-hal yang menyebabkan anak mudah tan yang seluas-luasnya untuk meningkat-
marah, tingkah laku yang dimunculkan apa- kan jenjang pendidikan bagi perawat, maka
bila anak sedang marah atau cemas, bahasa pengetahuan dan ketrampilan perawat di-
yang biasa digunakan dalam berkomunikasi rasa sudah cukup memadai. Namun masih
dengan anak setiap hari (Mark, 1998). sering dijumpai bahwa perawat kurang dapat
Perawat dapat mengetahui dan men- menampilkan diri sebagai seorang perawat
gambil sikap yang tepat dalam pemberian profesional, antara lain : Kurang mampu me-
asuhan keperawatan. Selain pengkajian nampilkan perasaan keibuan dalam mengada-
tersebut diatas juga diperlukan keterampi- kan pendekatan dengan anak (kurang sabar,
lan tertentu dari perawat dalam mengadakan kurang ramah atau kurang simpatik), kurang
pendekatan dengan pasien anak-anak, khu- memahami tumbuh kembang anak, terlebih
susnya yang menyangkut pelaksanaan prose- kebutuhan anak untuk bermain. Sering
dur-prosedur yang menimbulkan rasa sakit kurang mempertimbangkan faktor psikologis
(seperti pungsi vena), sebaiknya pelaksa- anak sewaktu melaksanakan prosedur keper-
naannya ditunggu sampai anak tenang. Anak- awatan/medis yaitu kurang mengadakan
anak yang akan dilakukan tindakan pungsi pendekatan atau penjelasan, sehingga dapat
vena dan sebelumnya mendapat penjelasan menimbulkan trauma psikologis bagi anak.
baik untuk anak yang bersangkutan maupun Sehingga oleh karena hal-hal tersebut anak
orang tuanya tentang tindakan tersebut, akan sering menunjukkan sikap penolakan apabila
dapat mengurangi kecemasan mereka. Sebab berinteraksi dengan perawat (anak menangis
reaksi anak terhadap sakit sangat dipenga- bila melihat perawat).
ruhi oleh penjelasan dan komunikasi yang
dilakukan perawat kepada mereka (Lewer, METODOLOGI PENELITIAN
1996). Pengetahuan perawat cukup menen- Jenis penelitian ini adalah penelitian
tukan dampak hospitalisasi selama berinter- kualitatif, yaitu pendekatan induktif untuk
aksi dengan pasien, tetapi melalui pemberian menemukan atau mengembangkan pengeta-
asuhan keperawatan yang komprehensif di- huan yang memerlukan keterlibatan peneliti
harapkan respon tersebut dapat lebih dimini- dalam mengidentikasi pengertian atau rel-
malkan. Perawat sebagai pribadi unik me- evansi fenomena terhadap individu (Doroty,
miliki perbedaan dalam mengetahui dampak 1999). Penelitian kualitatif dipilih karena
hospitalisasi anak yang dirawat di Rumah peneliti ingin mengetahui tentang pengala-
Sakit. Adapun perbedaan tersebut dipenga- man individu dan kenyataan dengan cara
ruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman, mi- menggali, mengeksplorasi, menggambarkan
nat, motivasi maupun pengalaman pola asuh. atau mengembangkan teori mengenai penge-
Agar dapat memberikan asuhan keperawatan

67
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

tahuan individu. Pendekatan yang digunakan anak menangis karena berhadapan dengan
dalam penelitian ini adalah fenomenologis, lingkungan yang baru, yaitu sebanyak 75%.
karena peneliti ingin mendapatkan data den- Sangat sulit untuk memisahkan anak
gan cara memahami human experience atau yang dirawat di Rumah Sakit dengan stres.
pengalaman hidup manusia sebagaimana di- Karena begitu banyak faktor yang mungkin
alami oleh individu tersebut dalam keadaan menjadi penyebab stres pada anak yang se-
yang sebenarnya. Sampel yang akan diambil dang dirawat, baik yang berasal dari lingkun-
adalah perawat yang bekerja di ruang anak gan Rumah Sakit maupun dari anak tersebut
Rumah Sakit. Sampel diperoleh melalui atau keluarganya.Berdasarkan masukan dari
teknik Purposive sampling yaitu sampel dipi- 4 orang responden, diperoleh data-data yang
lih secara tidak acak melainkan berdasarkan diperkirakan dapat menjadi penyebab stres
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang pada anak yang sedang dirawat di Rumah
dibuat oleh peneliti yaitu berdasarkan tingkat Sakit. Adapun data yang dimaksud diatas
pendidikan, pengalaman bekerja, motivasi, adalah akibat trauma dengan tindakan me-
minat dan pola asuh orang tua. Besar sampel dik/keperawatan diungkapkan oleh 3 per-
ditentukan 4 orang, dengan kriteria sebagai awat. 3 dari mereka juga mengatakan karena
berikut: lingkungan yang asing, merasa tidak bebas
1. Pendidikan minimal DIII Keperawatan bermain karena harus istirahat ditempat tidur
2. Pengalaman kerja di ruang anak minimal dinyatakan oleh 4 orang. 3 dari mereka me-
5 tahun nyampaikan anak takut pada perawat/dok-
3. Mempunyai minat dan motivasi tinggi ter yang berbaju putih dan yang mengung-
untuk bekerja di bagian anak kapkan anak merasa tertekan oleh alat-alat
4. Bersedia menjadi responden medis yang dipasang pada dirinya seorang
responden. Sangat mencolok disini bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN anak usia pra sekolah adalah termasuk anak
usia bermain sehingga istirahat ditempat ti-
Dari hasil wawancara dengan respon-
dur merupakan penyebab stres yang utama,
den tentang respon hospitalisasi yang sering
yaitu diungkapkan oleh semua responden
muncul pada anak usia pra sekolah yang di-
(100%). Sedang faktor lingkungan yang as-
rawat di Rumah Sakit adalah, 2 diantara mer-
ing, perawat/dokter yang berbaju putih serta
eka mengungkapkan anak menolak untuk
trauma akan tindakan perawatan/medis juga
dirawat, anak menangis karena berhadapan
menunjukkan prosentase yang cukup besar
dengan lingkungan yang baru dan melihat
yaitu (75%).
alat-alat medis, hal tersebut disampaikan
oleh 3 orang perawat. 2 orang dari mereka Reaksi-reaksi yang sering dijump-
mengatakan anak takut pada perawat/dokter ai apabila anak terpisah dari keluarganya
yang berbaju putih dan tidak mau ditinggal adalah 4 orang responden mengatakan bahwa
orang tuanya disampaikan oleh 2 orang re- anak menangis apabila berpisah dari orang
sponden. Anak berontak, tidak mau makan, tua atau keluarganya. Anak yang menunjuk-
tidak kooperatif, dan rewel karena aktitas- kan sikap menarik diri (ngambek) terhadap
nya terbatas (bed rest) masing-masing din- tindakan keperawatan disampaikan oleh 2
yatakan oleh seorang responden.Dari reaksi- perawat. Berontak minta pulang 2 orang, ti-
reaksi tersebut yang paling mencolok adalah dak mau makan, tidak mau tidur dan menan-

68
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

yakan kapan orang tua datang masing-mas- Anak usia pra sekolah yang menderita
ing dinyatakan oleh 1 orang responden. Dari sakit, kemungkinan belum memahami tu-
data tersebut menunujukkan bahwa peranan juan tindakan perawatan/medik yang harus
orang tua terhadap anak yang sakit didalam dijalani, pada hal mereka tidak pernah lepas
upaya memberi support, ikut ambil bagian dari tindakan tersebut selama menjalani per-
dalam perawatan dasar pada anak, sangat be- awatan di Rumah Sakit. Maka tidak meng-
sar. Hal ini dapat dilihat dari data yang di- herankan apabila anak dihadapkan pada tin-
peroleh bahwa 100% responden mengatakan dakan-tindakan tersebut akan menunjukkan
anak menangis atau sedih apabila berpisah reaksi penolakan, hal ini dikatakan oleh 3
dari orang tua atau keluarganya. orang responden. 3 dari antara mereka juga
Lingkungan Rumah Sakit adalah ling- mengatakan bahwa anak menangis bila akan
kungan yang asing bagi anak yang sakit. Maka dilakukan tindakan. Reaksi anak yang be-
tidak mengherankan akan muncul berbagai rontak disampaikan oleh 2 orang perawat,
reaksi apabila anak harus dirawat di Rumah sedang yang minta pulang, minta digendong
Sakit. Salah satu dari reaksi-reaksi tersebut, dan yang mencabut infus masing-masing
bisa dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. diungkapkan oleh 1 orang. Untuk ini peran
Misalnya pengaruh sosialisasi orang tua pada perawat/orang tua dalam mengupayakan
anak cukup menentukan tingkat kecemasan agar anak dapat kooperatif terhadap tindakan
anak saat memasuki suatu lingkungan yang tersebut cukup besar.
baru. Berdasarkan pengalaman responden Pada kasus-kasus tertentu karena ke-
dalam mengamati reaksi anak yang berhada- adaanya anak harus istirahat ditempat tidur.
pan dengan lingkungan yang asing, dijumpai Namun mengingat anak usia pra sekolah
beberapa respon yang sering muncul dianta- adalah merupakan usia bermain, maka istira-
ranya anak menjadi cengeng minta pulang hat ditempat tidur juga merupakan masalah
dinyatakan oleh 2 orang, 4 diantara mereka yang cukup besar bagi anak. Adapun reaksi
menceriterakan anak tidak mau tidur ditem- yang sering muncul apabila anak harus isti-
pat tidur atau minta keluar dari kamar. Se- rahat ditempat tidur antara lain, anak minta
dang anak kelihatan sedih karena kehilangan turun dari tempat tidur diungkapkan oleh 3
teman bermain diungkapkan oleh 1 orang responden, minta digendong, minta keluar
perawat,dan anak tidak mau didekati oleh kamar, tidak mau tidur ditempat tidur mas-
perawat juga disampaikan oleh 1 orang re- ing-masing dikatakan oleh 2 orang. Sedang
sponden. Respon anak terhadap tempat tidur anak yang berontak disampaikan oleh 1 per-
di Rumah Sakit yang pada umumnya masih awat dan yang minta jalan-jalan 1 orang.
berwarna putih merupakan masalah yang cu- Dalam hal ini juga dibutuhkan ketrampilan
kup serius bagi anak, mengingat dunia anak tersendiri baik dari pihak perawat maupun
cenderung lebih suka akan barang yang ber- orang tua agar proses perawatan dapat berja-
warna-warni dengan warna yang mencolok. lan dengan semestinya, namun jangan sam-
Bagi anak warna putih juga mempunyai im- pai menghambat tumbuh kembang anak.
age yang kurang baik seperti telah dipapar- Mengingat kompleksnya dampak yang
kan diatas misalnya perawat/dokter yang ber- bisa ditimbulkan oleh perawatan anak di
baju putih merupakan hal yang menakutkan Rumah Sakit, maka kiranya perlu diupay-
bagi anak. akan berbagai hal untuk mengurangi respon

69
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

hospitalisasi yang mungkin terjadi agar tu- ang anak karena mereka memang senang dan
juan perawatan dapat tercapai secara optimal cinta pada anak.
tanpa mengganggu tumbuh kembang anak. Ketertarikan bekerja di ruang anak
Dari hasil wawancara dengan 4 responden memang merupakan modal dasar agar dapat
didapat berbagai jawaban diantaranya, 2 dari memberikan asuhan keperawatan yang me-
mereka mengatakan dengan mengadakan madai. Seperti telah diuraikan diatas bahwa
pendekatan pada anak (digojegi), melibatkan seorang perawat anak tidak cukup hanya me-
orang tua dalam perawatan anak diungkap- miliki ketrampilan, tetapi motivasi dan mi-
kan oleh 3 orang. Memberi permainan ses- nat juga sangat menentukan seseorang dapat
uai dengan tumbuh kembang anak dan anak melaksanakan tugasnya dengan kesungguhan
ditemani waktu bermain 4 responden, diajak hati dan tidak hanya sekedar melaksanakan
nonton acara TV yang disenangi anak serta kewajibannya. Berdasarkan masukan dari
dijelaskan setiap tindakan/kenalkan alat-alat responden ciri-ciri seorang yang terpanggil
sebelum tindakan sejauh anak dapat menger- menjadi perawat anak antara lain senang dan
ti masing-masing disampaikan oleh 2 orang. cinta dengan anak dikatakan oleh 4 (100%)
Anak disapa setiap ketemu, diajak bercerita responden, lebih mengetahui tumbuh kem-
serta menciptakan kamar yang nyaman, ber- bang anak 2 orang, dan 1 diantaranya mereka
sih, kering, rapih serta beri gambar-gambar menyampaikan kesempatan belajar memaha-
yang menarik bagi anak, masing-masing di- mi anak, ditantang untuk menjadi sabar, dan
katakan oleh 1 orang perawat. Berdasarkan belajar menjadi ibu.
pengalaman merawat anak usia pra seko- Dalam upaya untuk semakin mengem-
lah, 4 orang responden mengatakan bahwa bangkan diri sebagai perawat anak, ada be-
bermain tetap memegang peranan penting berapa hal yang diharapkan oleh responden,
dalam upaya meminimalkan respon hospital- khususnya yang berkaitan dengan pemba-
isasi anak yaitu menempati peringkat teratas hasan respon hospitalisasi anak usia pra seko-
(100%). lah. 4 orang dari antara mereka ingin menge-
Agar dapat merawat anak secara opti- tahui upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk
mal, perawat tidak hanya membutuhkan ket- meminimalkan respon hospitalisasi/stress
rampilan dalam keperawatan tetapi terlebih pada anak, mengharapkan agar dapat melak-
perawat betul-betul harus mempunyai moti- sanakan asuhan keperawatan dengan lebih
vasi serta minat yang tinggi untuk bekerja di baik (efektif) diungkapkan oleh 2 responden.
ruang anak. Dari hasil wawancara didapatkan 2 orang dari mereka juga menyampaikan
beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh agar mampu menciptakan ruangan yang leb-
seorang perawat anak yaitu harus mempun- ih sesuai dengan kebutuhan anak dan seorang
yai rasa cinta/sayang pada anak diungkapkan responden mengatakan agar lebih dapat me-
oleh 4 orang responden, sabar/tidak galak, ningkatkan peran sebagai perawat anak serta
teliti/cermat/jeli disampaikan 3 orang, 2 per- mengetahui tumbuh kembang anak.
awat mengatakan harus ramah, suka senyum Keperawatan merupakan ilmu terapan
serta mempunyai sifat keibuan 2 responden, yang menggunakan ketrampilan intelektual
dan 1 orang dari mereka menyatakan tang- dan ketrampilan interpersonal serta menggu-
gung jawab, profesional serta untuk perawat nakan proses keperawatan dalam membantu
anak lebih baik perempuan. Dari semua re- klien mencapai tingkat kesehatan yang opti-
sponden mengatakan mereka bekerja di ru-

70
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

mal. Oleh sebab itu pelayanan keperawatan kerja yang berbeda. Perawat yang mem-
yang berkualitas dan profesional harus ditun- punyai masa kerja yang lebih lama mampu
jang oleh ilmu pengetahuan yang memadai memberikan masukan yang lebih lengkap
seperti pendidikan, pengalaman, motivasi, berdasarkan pengalamannya, dibandingkan
minat dan pengalaman pola asuh orang tua. dengan responden yang mempunyai masa
Sebagai profesi, keperawatan mempunyai kerja yang lebih pendek. Hal ini mungkin
falsafah yang bertujuan untuk mengarahkan disebabkan karena pengalaman praktis akan
kegaiatan keperawatan yang dilakukan, bah- semakin melengkapi dan memperkaya ses-
wa keperawatan menganut pandangan yang eorang dalam mengaplikasikan ilmu penge-
holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan tahuan yang pernah dipelajari selama masa
manusia sebagai mahluk bio-psiko-sosial pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan
dan spiritual (Gill, 1993). Lebih lanjut dalam suatu proses berulang tanpa henti mengata-
melaksanakan tugas profesional yang ber- si berbagai konik sosial. Pendidikan tidak
daya guna dan berhasil guna, para perawat hanya mempengaruhi unsur kognitif seperti
mampu dan ikhlas memberikan pelayanan persepsi, proses belajar dan pemecahan ma-
yang bermutu dengan memelihara dan me- salah atau pemilihan perilaku, tetapi juga
ningkatkan integritas sifat-sifat pribadi yang merubah nilai-nilai seperti minat, perasaan
luhur dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Melalui pendidikan akan meng-
yang memadai serta dengan kesadaran bah- hasilkan perubahan dalam keseluruhan hidup
wa pelayanan yang dipersembahkan adalah seseorang. Seseorang yang mempunyai pen-
merupakan bagian dari upaya kesehatan se- didikan yang tinggi mempunyai keinginan
cara penuh. untuk mengembangkan dirinya, sedangkan
Sebagai individu, perawat memiliki mereka yang berasal dari pendidikan yang
perbedaan yang disebabkan oleh pengalaman rendah cenderung untuk mempertahankan
kerja, tingkat pendidikan, motivasi, minat tradisi yang sudah ada (Irawan, 1997).
dan pengalaman pola asuh, dalam memberi- Berdasarkan hasil wawancara dengan
kan asuhan keperawatan pada pasien secara responden, peneliti juga mendapatkan per-
komprehensif. Pengalaman kerja biasanya bedaan data yang cukup mencolok antara
dikaitkan dengan waktu seseorang mulai responden yang mempunyai latar belakang
bekerja, yaitu semakin lama orang bekerja, pendidikan yang berbeda. Perawat yang mem-
semakin banyak pengalaman yang didapat- punyai jenjang pendidikan yang lebih tinggi
kan. Pengalaman bekerja sebagai perawat ternyata mampu memberi informasi data
berkaitan erat dengan pengalaman yang di- yang lebih tepat dan lebih lengkap diband-
dapat selama menjalankan tugas yang diberi- ingkan dengan responden yang mempunyai
kan kepadanya. Semakin lama masa kerja latar belakang pendidikan yang lebih rendah.
seseorang, maka kecakapan seseorang akan Semakin tinggi pendidikan seseorang, indi-
lebih baik, karena telah menyesuaikan diri vidu tersebut akan semakin mampu untuk
dengan pekerjaannya. merasionalkan pengalamannya selama ber-
Berdasarkan pengalaman peneliti, hal interaksi dengan orang lain. Dengan demiki-
ini terbukti dari hasil wawancara dengan an individu tersebut juga akan menunjukkan
responden, yang mempunyai latar belakang wawasan yang semakin luas dalam mengak-
pendidikan sama namun mempunyai masa tualisasikan diri dengan lingkungannya. Mo-
tivasi adalah tenaga pendorong atau penarik

71
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

yang menyebabkan adanya tingkah laku ke- dan meninggalkan kemungkinan yang lain,
arah suatu tujuan tertentu. Apabila seseorang sebab tidak mungkin seseorang mempunyai
mempunyai motivasi positif, maka ia akan macam-macam keinginan pada waktu yang
menunjukkan minat, perhatian, bekerja keras sama), bertindak sesuai dengan keputusan
sampai tugas terselesaikan. yang telah diambil. Minat atau ketertarikan
Hasil pengamatan (observasi) peneliti responden yang merupakan modal dasar un-
terhadap masing-masing responden, peneliti tuk bekerja di ruang anak-anak cukup besar,
mendapat kesimpulan bahwa para responden hal ini dapat dilihat dari data-data yang di-
nampak mempunyai motivasi yang cukup be- peroleh peneliti lewat wawancara dengan
sar bekerja di ruang anak. Hal ini khususnya responden, antara lain 4 orang responden
tampak selama mereka mengadakan interak- (100%) mengatakan bahwa mereka bekerja
si dengan pasien atau keluarganya. Misalnya di ruang anak karena mereka senang dan cin-
sebelum melakukan tindakan keperawatan ta pada anak dan tidak satupun dari mereka
(memberi suntikan intra vena lewat selang mengatakan semata-mata karena ditugaskan
infus), perawat duduk disamping pasien, oleh pimpinan. Sehingga dengan demikian
lalu menjelaskan kepada pasien dengan ba- akan nampak pula dalam cara mereka ber-
hasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman interaksi dengan pasien atau keluarganya.
anak, tentang prosedur yang akan dilaku- Kepribadian seorang individu sering-
kan. Apabila seseorang mempunyai moti- kali tidak bisa lepas dari pola asuh yang
vasi didalam melaksanakan tugasnya, akan diterima sejak awal hidupnya dari orang tu-
nampak dari sikap individu tersebut selama anya. Keluarga merupakan pendidikan yang
menjalankan tugasnya, misalnya ia sungguh- pertama dan yang terpenting, karena sejak
sungguh dapat menghayati pekerjaan yang timbulnya abad kemanusiaan sampai kini,
sedang dilaksanakan, karena dilaksanakan keluarga selalu mempengaruhi budi pekerti
dengan senang dan penuh perhatian. Hal ini manusia. Disamping itu orang tua juga dapat
juga akan dirasakan oleh lingkungan yang di- menanamkan benih kebatinannya sendiri ke-
hadapi atau yang dilayani. dalam jiwa anak-anaknya (Shochib, 1998).
Minat adalah fungsi jiwa untuk dapat Seperti dijelaskan bahwa pola asuh orang tua
mencapai sesuatu. Minat merupakan kekua- dirasa sangat berperan didalam pertumbu-
tan dari dalam dan tampak dari luar sebagai han dan perkembangan individu selanjutnya,
gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsinya seperti juga diungkapkan dari pengalaman
minat berhubungan erat dengan pikiran dan responden, antara lain 4 orang (100%) dari
perasaan. Manusia memberi corak dan me- mereka mengatakan bahwa pola asuh orang
nentukan, sesudah memilih dan mengambil tua mempengaruhi pembentukan pribadi
keputusan yang disebut kata hati. Sesuai den- mereka. Dengan demikian dapat disimpul-
gan prosesnya minat terdiri dari motif (ala- kan bahwa keperibadian individu (termasuk
san, dasar, pendorong), dengan perjuangan perawat) akan terbentuk sesuai dengan pola
motif (sebelum mengambil keputusan dalam asuh orang tua, latar belakang keluarga, pen-
batin terdapat beberapa motif yang bersifat didikan dan sosial budaya dan hal ini juga
luhur dan rendah dan disini harus dipilih), berpengaruh pada sikapnya dalam memberi-
keputusan (ini sangat penting yang berisi- kan pelayanan pada orang lain. Selain karak-
kan pemilihan antara motif-motif yang ada teristik perawat yang telah diuraikan, hal-hal
yang juga dapat mempengaruhi respon hospi-

72
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

talisasi anak usia pra sekolah selama dirawat datang dan mengasingkan diri dari yang lain.
adalah faktor-faktor yang berasal dari pribadi Mereka juga akan mengekspresikan kema-
atau pengalaman individu tersebut dianta- rahannya dengan merusak permainannya.
ranya adalah pengalaman terhadap tindakan Memukul anak lain atau menolak koopera-
invasif, perpisahan dengan orang tua atau tif selama aktitas perawatan diri yang rutin
keluarga dan harus istirahat di tempat tidur (Gaffar, 1997).
(immobilisasi). Pengalaman tindakan invasif Salah satu upaya yang mungkin bisa di-
seperti operasi, pemasangan infus, menyun- lakukan untuk mengurangi stres anak dalam
tik, pengambilan sampel darah, pemasangan menghadapi lingkungan yang asing adalah
kateter dan lain-lainnya dapat menjadikan perlu mengorientasikan anak sebelum masuk
trauma bagi kehidupan anak selanjutnya. Rumah Sakit, sehingga anak sudah menge-
Keterbatasan anak untuk mengetahui tujuan nal lingkungan Rumah Sakit sebelum harus
tindakan medik/keperawatan menimbulkan menjalani perawatan. Namun hal itu tidak
perilaku berontak, minta pulang, menangis, selalu dapat dilakukan mengingat tidak ja-
menolak, minta digendong dan mencabut in- rang anak menderita sakit secara mendadak,
fus. dan harus segera mendapat pertolongan. Dari
Hasil sebuah penelitian di Australia unit gawat darurat salah satu Rumah Sakit di
dikatakan bahwa 83% anak yang telah men- Australia Barat didapatkan data bahwa 58%
jalani operasi kecil mengalami perubahan pasien yang masuk gawat darurat di Rumah
tingkah laku pasca operasi seperti mudah Sakit tersebut pada tahun 1998/1999 adalah
marah, mimpi buruk dan perubahan selera anak balita, (19) maka salah satu jalan keluar
makan. Untuk meminimalkan efek tersebut, yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah
metode persiapan seperti (simulasi, strategi ini yaitu dengan memperkenalkan situasi dan
pengajaran, pelatihan serta persiapan peristi- kondisi Rumah Sakit pada anak-anak lewat
wa-peristiwa yang menyebabkan anak men- role play di sekolah, misalnya anak-anak di-
jadi stres), merupakan cara paling efektif un- beri kesempatan berpakaian dokter, perawat,
tuk mempersiapkan anak menjelang prosedur dokter bedah dan sopir ambulance sementara
pengobatan atau perawatan di Rumah Sakit yang lain menjadi pasien. Pada kesempatan
(Mathiasen, 2002). Pada umumnya anak tersebut anak juga diperkenalkan dengan ber-
usia pra sekolah dapat bertoleransi terhadap bagai alat medis yang simpel seperti stetes-
perpisahan dalam waktu singkat dari orang kop, tabung oksigen dan lain-lain. Adapun
tuanya dan cenderung untuk mengembang- tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mem-
kan kepercayaan pada orang dewasa lain persiapkan anak bila suatu saat harus dibawa
yang lebih berarti. Namun stres akibat sakit ke Rumah Sakit agar mereka lebih kooperatif,
biasanya membuat anak kurang mampu un- mengurangi kecemasan dan sesedikit mung-
tuk menyesuaikan diri dengan perpisahan, kin menunjukan tingkah laku maladaptif.
sehingga akibatnya mereka bereaksi dalam Anak usia pra sekolah yang oleh kare-
banyak tingkah laku, walaupun bentuknya na kondisinya membutuhkan istirahat baring
lebih halus dibandingkan dengan anak yang di tempat tidur, juga menderita stres akibat
lebih muda. Reaksi yang sering muncul aki- kehilangan kontrol yang disebabkan oleh
bat perpisahan pada anak usia pra sekolah pengekangan sik, perubahan rutinitas dan
antara lain, menolak makan, kesulitan tidur, ketergantungan; yang diungkapkan dalam
menangis, menanyakan kapan orang tuanya

73
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

perilaku berontak, minta turun, minta digen- Perilaku dan penampilan petugas
dong, minta keluar kamar, tidak mau tidur Rumah Sakit tersebut diungkapkan bahwa
di tempat tidur dan minta jalan-jalan. Untuk mereka mampu memberi pelayanan yang
mengatasi masalah itu anak dapat diberikan bersifat profesional yaitu pelayanan yang
kegiatan/permainan sesuai dengan situasi cepat, ramah, simpatik, tahu persis apa
dan kondisinya, misalnya menggambar, me- yang harus dilakukan, berpenampilan yang
lukis, membaca, menonton acara TV sesuai dapat diterima oleh dunia anak pada um-
dengan selera anak, asal kebersihan tempat umnya khususnya untuk dokter dan perawat
tidur anak tetap terpelihara. Selain itu anak tidak terikat dengan pakaian konvensional
juga dapat diajak bercerita tentang cerita putih-putih, tetapi memakai pakaian biasa
yang lucu dan menarik. layaknya seorang pengunjung, memberi in-
Upaya-upaya yang bisa dilakukan un- formasi yang lengkap dan akurat, mampu
tuk mengurangi stres pada anak akibat per- berkomunikasi secara efektif serta memberi
awatan di Rumah Sakit diantaranya, sebelum jawaban yang bersifat menumbuhkan hara-
anak masuk Rumah Sakit perawat berusaha pan dari setiap pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui sebanyak mungkin tentang oleh pasien dan keluarganya, pengetahuan
kebiasaan makan/minum anak, permainan dan ketrampilan mereka juga nampak dalam
yang disukai, hal-hal yang menyebabkan sikap pelayanan yang mantap. Hal-hal terse-
anak mudah marah, tingkah laku yang di- but sungguh dapat meningkatkan kepercay-
munculkan apabila anak sedang marah aan serta simpati dari pasien atau keluarga
dan bahasa yang dipergunakan sehari-hari pada petugas Rumah Sakit. Karena pasien
(Mark, 1998). Sedang dari artikel lain dapat atau keluarga merasa diperlakukan sebagai
kita baca bahwa permainan yang tepat ses- seorang pribadi sesuai dengan situasi, kon-
uai dengan usia anak, menunjukan peranan disi, asal dan budayanya masing-masing
yang sangat penting untuk mengurangi stres (Gaffar, 1997).
bagi anak yang dirawat di Rumah Sakit khu- Fasilitas yang dipergunakan juga san-
susnya bagi anak pra sekolah. Disamping itu gat menunjang mutu dan kelancaran pelayan-
persiapan anak sebaik mungkin sebelum ma- an di Rumah Sakit. Peralatan yang ada san-
suk keRumah Sakit khususnya dalam meng- gat mendukung untuk membuat anak merasa
hadapi tindakan operasi akan sangat mengu- betah dan tidak susah dilakukan pemeriksaan
rangi tingkat kecemasan pada anak, sebab seperti peralatan timbangan dimodikasi
83% anak yang telah menjalani operasi ke- menjadi kursi sehingga anak merasa senang
cil mengalami perubahan tingkah laku pasca selama ditimbang. Stetoskop untuk memer-
operasi, seperti mudah marah, mimpi buruk, iksa anakpun berwarna-warni dan berhiaskan
ngompol, apabila anak kurang mendapat boneka yang lucu. Hampir di semua ruangan
persiapan yang memadai.Rumah Sakit dpat anak terdapat permainan baik didinding mau-
merupakan tempat yang menyenangkan bagi pun di langit-langit kamar.
anak. Sebab dari pengalaman yang diperoleh Sedang dari penampilan Rumah Sakit
dari prilaku dan penampilan petugas, fasilitas pada umumnya juga menunjukkan pengelo-
maupun penampilan Rumah Sakit pada um- laan yang profesional. Semua program yang
umnya sangat menunjang proses penyembu- akan dilakukan pada pasien termasuk ke-
han anak karena semua dilaksanakan secara butuhan keluarga secara menyeluruh, telah
profesional.

74
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

tertata rapih dan lengkap. Seperti informasi Departemen Kesehatan Republik Indone-
tentang program serta proses selama per- sia,1998. Standard Praktek Keperawatan
awatan di Rumah Sakit, telah dapat diketahui Bagi Perawat Kesehatan Indonesia, Ja-
sejak awal masuk Rumah Sakit, semua petu- karta.
gas dapat berfungsi secara optimal, sehingga Doroty Young Brochopp Marie T Hastings-
semua dapat terlaksana sesuai dengan prose- Tolsma, 1999. Dasar-Dasar Riset Keper-
dur yang telah ditetapkan dan tepat pada awatan, Edisi kedua, penerbit Buku Ke-
waktu yang telah ditentukan. dokteran EGC, Jakarta.
Farland MB, Simpson, 1994. M. The Re-
KESIMPULAN search Proses In Nursing, Second Edi-
Dari hasil penelitian ini, peneliti ber- tion, Black Well Scientic Publication,
harap dapat menjadi masukan bagi profesi London.
keperawatan pada umumnya serta keper- Fiona Keller, 2001. Pre-Operative Teaching
awatan anak dalam rangka meningkatkan For Children, Journal Neonatal Paedi-
kualitas asuhan keperawatan anak. atric And Child Health, Volume 4, no.1,
1. Perlunya meningkatkan pengetahuan Page 4-8, February, 2001.
dan wawasan keperawatan anak dengan Gaffar, La Ode Jumadi, 1997. Pengantar
mengadakan pendidikan baik formal Keperawatan Profesional, Kedokteran
maupun informal, seperti psikologi anak, EGC, Jakarta.
seminar mengenai keperawatan anak dan
Gill, K, 1993. Health profesional attitudes
lain-lain.
toward parent participation in hospital-
2. Pengembangan profesionalisme dalam
ized
bidang keperawatan anak (spesialisasi
perawat anak) Heri Purwanto, 1998. Pengantar Perilaku
3. Meningkatkan kerja sama antara pen- Manusia Untuk Keperawatan, Buku Ke-
gelola Rumah Sakit dan perawat dalam dokteran EGC, Jakarta.
pemikiran dan perencanaan ruang keper- Hutcheld, K (1999), Family-Centred Care :
awatan anak khususnya di Rumah Sakit, A Concept Analysis, Jurnal of Advanced
sehingga ruang perawatan anak dapat Nursing, 29 (5), 1178-1187.
didesain lebih sesuai dengan situasi, Irawan, Prasetya; Suciati, Wardhani, 1997.
kondisi dan kebutuhan seorang anak, Teori Belajar, Motivasi Dan Ketrampi-
seperti, ruang bermain, ruang istirahat lan Mengajar, Pusat Antar Universitas
untuk orang tua/keluarga yang menung- Instruksional Direktur Jendral Pendidi-
gu, dekorasi ruangan secara umum dan kan Tinggi, Departemen Pendidikan Dan
lain-lainnya. Kebudayaan, Jakarta.
Lewer, Hellen, 1996. Belajar Merawat Di
DAFTAR PUSTAKA Bangsal Anak, Alih Bahasa ; Emie
Behrman, Richard, MD, Vaughan III MD, Lexy J. Moleong, 2000. Metodologi Peneli-
Nelson, 1994 Ilmu Kesehatan Anak, Ba- tian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya,
gian I, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. Bandung.
Childrens care, Childrens Health Care, 22 Mark, Margereth, Broadribb`s, 1998. Intro-
(4), 257-271 ductory Pediatric Nursing, Fifth Edition

75
Jurnal KesMaDaSka - Januari 2013

Lippincott. Untuk Membantu Anak Mengembang-


Mathiasen L. and Dawn Butterworth, 2002. kan Diri, PT Rineka Cipta, Jakarta.
The Role Of Play In The Hospitalisation Solita Sarwono, Solita, 1993. Sosiologi Ke-
Of Young Children, Jurnal Neonatal Pae- sehatan, Beberapa Konsep Beserta Ap-
diatric And Child Health Nursing, Vol- likasinya, Gajah Mada University Press,
ume 4, no.3, Page 23-26, August, 2002. Yogyakarta.
Notoatmojo Soekidjo, 1997. Ilmu Kesehatan Suryanah, 1996 Keperawatan Anak Untuk
Masyarakat, PT Rineka Cipta, Jakarta. Siswa SPK, Buku Kedokteran, EGC, Ja-
Noviestari, Maria Wijayarini, Buku Kedok- karta.
teran, EGC, Jakarta. Universitas Indonesia, 1994. Pelatihan
Rosa. M. Sacharin, 1994. Prinsip Keper- Keperawatan Anak, Jakarta.
awatan Pediatrik, Edisi Kedua, Alih Ba- Wong, Donna, Stoermer Hess, 1999. Clinical
hasa R. Manual Of Pediatric Nursing, Fifth Edi-
F. Maulany, Buku Kedokteran EGC, Jakarta. tion, Mosby.
Shochib, Moch, 1998 Pola Asuh Orang Tua,

-oo0oo-

76

Vous aimerez peut-être aussi