Vous êtes sur la page 1sur 8

SYSTEMATIC REVIEW SEBAGAI METODE PENELITIAN UNTUK

MENSINTESIS HASIL-HASIL PENELITIAN


(SEBUAH PENGANTAR)

Siswanto1

ABSTRACT
Individual research is not enough to provide inputs for policy improvement. In order that research results can be used
for policy inputs, a synthesis from a number research results and packaging them into actionable messages are important
methodologies that have to be mastered by researchers. By conducting synthesis of research results with the use of
systematic review and packaging it in the form of actionable messages (policy brief and policy paper), a more comprehensive
and balanced fact can be presented for policy makers. Systematic review comprises quantitative technique (meta-analysis)
and qualitative technique (meta-synthesis). However, systematic review should be distinguished with a review that is not
systematic (traditional review). Both quantitative and qualitative review possess a systematic and sequential step as that
of general research methodology. Quantitative approach is identified as meta-analysis, whereas qualitative approach is
identified as meta-synthesis. Within meta-synthesis, there are at least two approaches, i.e. meta-ethnography and meta-
aggregation. Within the perspective of research translation, meta-aggregation is an important method in comprehending a
number of qualitative research results, for providing more comprehensive and balanced facts to policy makers.
Key words: systematic review, meta-analysis, meta-synthesis, meta-ethnography, meta-aggregation

ABSTRAK
Penelitian tunggal tidaklah cukup untuk memberikan asupan bagi perbaikan kebijakan. Agar hasil-hasil penelitian
kesehatan dapat dimanfaatkan untuk masukan kebijakan, maka sintesis beberapa hasil penelitian dan pengemasan hasil
penelitian dalam format actionable messages merupakan metodologi penting yang harus dikuasai oleh peneliti. Dengan
melakukan sintesis hasil-hasil penelitian melalui pendekatan systematic review dan menyajikannya dalam bentuk actionable
messages (policy brief dan policy paper), maka fakta yang lebih komprehensif dan berimbang dapat disuguhkan kepada
penentu kebijakan. Systematic review mencakup teknik kuantitatif (meta-analisis) dan teknik kualitatif (meta-sintesis),
namun systematic review harus dibedakan dengan review yang tidak sistematis (traditional review). Baik systematic review
kuantitatif maupun kualitatif mempunyai tahapan yang runut dan sistematis sebagaimana tahapan pada metodologi riset
secara umum. Pendekatan kuantitatif sering disebut dengan meta-analisis, sedangkan pendekatan kualitatif disebut dengan
meta-sintesis. Dalam meta-sintesis, setidaknya terdapat dua pendekatan, yakni meta-etnografi dan meta-agregasi. Dalam
perspektif translasi hasil penelitian, meta-agregasi merupakan metode penting dalam merangkum berbagai hasil penelitian
kualitatif, guna menyajikan fakta yang komprehensif dan berimbang kepada penentu kebijakan.
Kata kunci: systematic review, meta-analisis, meta-sintesis, meta-etnografi, meta-agregasi
Naskah Masuk: 1 September 2010, Review 1: 3 September 2010, Review 2: 3 September 2010, Naskah layak terbit: 14 September 2010

PENDAHULUAN Pemanfaatan hasil penelitian oleh penentu kebijakan


mencakup penyediaan fakta pada keseluruhan
Dalam Buku the World Report on Knowledge for
sekuensi proses kebijakan (policy process).
Better Health (WHO, 2004) telah diungkapkan bahwa
Dalam sekuensi proses kebijakan, hasil penelitian
salah satu permasalahan dalam penelitian kesehatan
mempunyai peran atau fungsi sebagai berikut:
adalah terkait dengan kurangnya pemanfaatan hasil
(i) membantu identifikasi masalah menjadi
penelitian oleh pengguna (the utilization of research
agenda kebijakan, (ii) membantu solusi masalah,
results). Bahkan, permasalahan ini tidak saja terjadi di
(iii) membantu policy makers untuk berfikir alternatif
negara berkembang namun juga terjadi di negara maju.

1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Korespondensi:
Jl. Indrapura 17 Surabaya, 60176, E-mail: siswantos@yahoo.com

326
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)

(policy options) (baik menyangkut prioritas masalah sebagai metode kajian (metode penelitian) dalam
maupun solusi), dan (iv) membantu justifikasi suatu menyajikan fakta kepada pengguna hasil penelitian
kebijakan (keputusan) (Hass & Springer, 1998). Untuk (penentu kebijakan).
memberikan fakta bagi pengguna (penentu kebijakan
dan pelaksana pelayanan kesehatan), peneliti di MENINGKATKAN PEMANFAATAN HASIL
samping harus mampu memberikan fakta yang valid PENELITIAN
dan komprehensif, ia juga harus mampu mengemas
fakta tersebut dalam format yang mudah dipahami Sebelum dibahas tentang metode systematic
oleh penentu kebijakan. review, ada baiknya dibahas bagaimana meningkatkan
Word Health Organization (2004) menganjurkan pemanfaatan hasil penelitian untuk pengguna. Hasil
bahwa terdapat hirarki metode penyajian fakta penelitian tentunya dapat digunakan sebagai masukan
kepada pengguna sebagai berikut: (i) inovasi dalam kebijakan strategik, kebijakan program,
dalam ranah teori, metodologi dan penelitian dasar, maupun kebijakan teknis operasional, tergantung
(ii) laporan penelitian tunggal dan artikel, (iii) sintesis dari disain dan karakteristik penelitian yang disajikan.
hasil penelitian: (systematic review: meta-analisis, Misalnya, hasil penelitian dari survei besar tentunya
meta-sintesis), (iv) masukan untuk penentu kebijakan dapat digunakan untuk masukan kebijakan strategik
(actionable message: policy brief dan policy paper). (Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana
Secara hirarkis, jenjang metodologi research into Strategis); hasil penelitian evaluasi program atau
action agar mudah dipakai oleh penentu kebijakan, pengembangan model pelayanan dapat digunakan
dapat diilustrasikan sebagaimana Gambar 1. untuk memperbaiki manajemen program; sementara
hasil penelitian yang bersifat evaluasi teknis program
dapat digunakan untuk perbaikan kebijakan teknis
operasional di lapangan.
Harus disadari bahwa aktor penentu kebijakan
Actionable messages dan aktor peneliti adalah dua makhluk yang hidup
Synthesis of research knowledge pada dunia yang berbeda, sehingga masing-masing
Individual studies, articles and reports mempunyai karakteristik yang berbeda. Aktor
Basic, theoritical and methodological innovations penentu kebijakan hidup pada dunia kebijakan yang
bercirikan politis, sementara aktor peneliti hidup pada
Gambar 1. Hirarki Metodologi Penelitian untuk Masukan dunia penelitian yang bercirikan ilmiah. Perbedaan
Kebijakan (WHO, 2004) karakteristik aktor penentu kebijakan dan aktor peneliti
adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.
Dari Gambar 1, tampak bahwa dari penelitian Perbedaan karakteristik antara aktor penentu
tunggal, agar dapat dipakai oleh penentu kebijakan kebijakan dan aktor peneliti inilah yang menyebabkan
masih melalui dua tahap lagi, yakni sintesis (systematic kendala dalam translasi hasil penelitian menjadi
review) dan pengemasan hasil penelitian menjadi kebijakan. Oleh karena itu, pada era tahun 1980-an
pesan yang mudah dipahami (actionable messages) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan
berupa policy brief dan policy paper. suatu pendekatan khusus dalam manajemen proses
Dari hirarki penyajian fakta demi tercapainya penelitian, yang disebut dengan client oriented
penggunaan hasil penelitian, khususnya oleh research activities (CORA) (Varkevisser et al., 2003).
penentu kebijakan, tampaknya selama ini berbagai Pada dasarnya, prinsip CORA adalah mendorong
lembaga penelitian di Indonesia termasuk Badan (push) para peneliti untuk memahami dan masuk
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, belum dalam dunia penentu kebijakan, dan menarik (pull) para
mengembangkan dan membudayakan metodologi penentu kebijakan untuk memahami dan masuk dalam
sintesis hasil penelitian (meta-analisis, meta-sintesis) dunia penelitian. Praktik riilnya dalam manajemen
dan juga pengembangan format pesan yang mudah proses penelitian, adalah bekerja bersama mulai
dipahami oleh penentu kebijakan (policy brief dan dari penetapan agenda riset, penyusunan proposal
policy paper). Tulisan ini mencoba menyampaikan (penentuan pertanyaan penelitian), sampai kepada
sebuah pengantar tentang systematic review pemanfaatan hasil penelitian pada proses penetapan

327
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326333

Tabel 1. Perbedaan Aktor Penentu Kebijakan dan penelitian CORA sebagaimana diilustrasikan pada
Aktor Peneliti (World Helath Organization, Gambar 2.
2004) Dalam gambar tersebut tampak bahwa publikasi
hasil penelitian pada jurnal ilmiah tidak mempunyai
Penentu kebijakan Peneliti
dampak langsung kepada kebijakan, namun hanya
Dihadapkan pada masalah Simplifikasi masalah agar
kebijakan yang kompleks dapat diteliti memberi tambahan koleksi pada stok pengetahuan.
Fokus pada solusi masalah Tertarik pada hubungan Agar probabilitas pemanfaatan hasil penelitian menjadi
antar isu (variabel) meningkat, maka peneliti dan klien, yakni penentu
Mengurangi ketidakpastian Menemukan kebenaran kebijakan dan praktisi, harus duduk bersama pada
Memerlukan kecepatan Menggunakan waktunya tahap interface (a), yaitu identifikasi topik penelitian
untuk berfikir dan pertanyaan penelitian yang dibutuhkan, dan tahap
Bergelut dengan aspek Bergelut dengan aspek interface (b), yaitu penyampaian hasil penelitian
kontrol dan tunda publikasi atau buang
(publish or perish)
dalam format forum kebijakan, dan bukannya seminar
Pendekatan manipulasi Pendekatan eksplanasi ilmiah antar peneliti. Dengan duduk bersama pada
Berusaha mendapatkan Berusaha eksplorasi Interface a (proses penelitian) dan Interface b (proses
solusi yang fisibel dan dengan pemikiran yang kebijakan), maka komunikasi antara produsen dan
pragmatis mendalam konsumen akan menjadi mesra (saling memahami),
Lebih suka masukan Lebih suka bahasa sehingga hasil penelitian akan dapat dimanfaatkan
bahasa oral ketimbang tulisan, karena tuntutan lebih optimal.
bahasa tulisan, karena performance sebagai
tuntutan kecepatan peneliti
RUANG LINGKUP SYSTEMATIC REVIEW
kebijakan (policy process). Proses persinggungan
bekerja bersama antara aktor peneliti dan aktor Systematic review adalah suatu metode penelitian
penentu kebijakan digambarkan dalam model untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan interpretasi

Gambar 2. Hubungan antara Riset dan Kebijakan dalam Perspektif Pemanfaatan Hasil Riset (Diadaptasi dari Hanney
S.R. et al, 2002)

328
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)

terhadap semua hasil penelitian yang relevan terkait lain untuk melakukan sintesis hasil adalah teknik
pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau naratif (teknik kualitatif). Dengan kata lain, meta-
fenomena yang menjadi perhatian (Kitchenham, analisis adalah bagian dari metode systematic review
2004). Studi sendiri (individual study) merupakan dengan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya, review
bentuk studi primer (primary study), sedangkan yang tidak sistematis (traditional review) adalah
systematic review adalah studi sekunder (secondary metoda review (tinjauan) yang cara pengumpulan
study). Systematic review akan sangat bermanfaat faktanya dan teknik sintesisnya tidak mengikuti
untuk melakukan sintesis dari berbagai hasil penelitian cara-cara baku sebagaimana systematic review.
yang relevan, sehingga fakta yang disajikan kepada Perbedaan systematic review dan traditional review
penentu kebijakan menjadi lebih komprehensif dan ditunjukkan pada Tabel 2.
berimbang.
Banyak jaringan penelitian kesehatan maupun Tabel 2. Perbedaan Systematic Review dan
penelitian sosial di dunia yang melakukan systematic Traditional Review (Perry & Hammond,
review. Setidaknya terdapat dua jaringan yang 2002)
melakukan systematic review, yakni The Cochrane No Systematic Review Traditional Review
Collaboration dan The Campbell Collaboration. The 1 Menggunakan Tidak menggunakan
Cochrane Collaboration merupakan jaringan yang pendekatan pendekatan metodologi
melakukan systematic review di bidang penelitian metodologi ilmiah ilmiah (tergantung
kedokteran (medical research), sementara The untuk merangkum hasil keinginan penulis)
penelitian
Campbell Collaboration banyak melakukan systematic
2 Melibatkan tim peneliti Dikerjakan oleh seorang
review di bidang penelitian kebijakan (penelitian sosial
peneliti (penulis),
ekonomi). Dengan membuka website The Cochrane biasanya oleh seorang
Collaboration, www.cochrane.org/resources, ahli
maupun website The Campbell Collaboration, www. 3 Menggunakan protokol Tidak menggunakan
campbellcollaboration.org/resources, akan dapat penelitian protokol penelitian
diunduh atau dibaca pedoman-pedoman untuk 4 Pencarian hasil Pencarian bukti-bukti dan
penelitian dan artikel artikel tidak dikerjakan
melakukan systematic review, maupun hasil-hasil
dikerjakan secara secara sistematis
systematic review terkait topik-topik tertentu. sistematis
Kedudukan metodologi systematic review dalam 5 Ada kriteria yang jelas Tidak ada kriteria yang
metodologi penelitian dapat digambarkan sebagai artikel mana yang akan jelas terkait artikel
irisan bawang (onion slice) seperti Gambar 3. dimasukkan mana yang akan
Pada prinsipnya systematic review adalah dimasukkan
6 Meminimalisir bias Mengandung bias
metode penelitian yang merangkum hasil-hasil
7 Bisa direplikasi Tidak bisa direplikasi
penelitian primer untuk menyajikan fakta yang lebih
8 Sintesis hasil: bisa Sintesis: secara naratif
komprehensif dan berimbang. Sementara itu, meta- dengan meta-analisis
analisis adalah salah satu cara untuk melakukan atau naratif (meta-
sintesa hasil secara statistik (teknik kuantitatif). Cara sintesis)

Gambar 3. Kedudukan Metodologi Systematic Review dalam Metodologi yang Lain

329
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326333

Dari Tabel 2 terlihat bahwa systematic review Tabel 3. Urutan Proses Penelitian Systematic Review
adalah menggunakan pendekatan metodologi (Perry & Hammond, 2002)
penelitian yang sistematis, sementara traditional
No Tahapan Proses Tujuan
review tidak menggunakan metodologi penelitian yang
1 Identifikasi pertanyaan Melakukan transformasi
baku, lebih kepada kemauan (inklinasi) penulis, terkait penelitian masalah kesehatan
dengan ke arah mana tulisan akan dibawa. Contoh menjadi pertanyaan
tulisan ilmiah yang menggunakan traditional review penelitian
adalah tinjauan pustaka. 2 Mengembangkan Memberikan penuntun
protokol penelitian dalam melakukan
systematic review systematic review
METODE SYSTEMATIC REVIEW 3 Menetapkan lokasi Memberikan batasan
data-base hasil wilayah pencarian
Seperti pada metodologi penelitian individual,
penelitian sebagai terhadap hasil penelitian
pada prinsipnya penelitian systematic review dimulai wilayah pencarian yang relevan
dengan membuat protokol penelitian systematic (misalnya MEDLINE,
review dan tahap berikutnya melaksanakan PubMed)
penelitian systematic review. Secara sekuensial, 4 Seleksi hasil-hasil Mengumpulkan hasil-hasil
proses penelitian systematic review ditunjukkan pada penelitian yang relevan penelitian yang relevan
dengan pertanyaan
Tabel 3. penelitian
Analog dengan metodologi penelitian secara 5 Pilih hasil-hasil Melakukan eksklusi dan
umum, di mana terdapat metode kuantitatif dan penelitian yang inklusi terhadap penelitian
kualitatif, maka dalam systematic review juga terdapat berkualitas yang akan dimasukkan
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode dalam systematic review
berdasarkan kualitas
kuantitatif systematic review adalah digunakan untuk
6 Ekstraksi data dari Melakukan ekstraksi data
mensintesis hasil-hasil penelitian dengan pendekatan studi individual dari studi individual untuk
kuantitatif. Misalnya, Randomized Control Trials mendapatkan temuan
(RCT), Cohort Study, Case-Control Study, atau studi pentingnya
prevalensi. Pendekatan statistik dalam melakukan 7 Sintesis hasil Melakukan sintesis hasil
sintesis hasil penelitian kuantitatif ini disebut dengan dengan metode dengan teknik meta-
meta-analisis (kalau analisis (forest plot) atau
meta-analisis. Secara definisi, meta-analisis adalah
memungkinkan), atau teknik naratif (meta-
teknik melakukan agregasi data untuk mendapatkan metode naratif (bila sintesis)
kekuatan statistik (statistical power) dalam identifikasi tidak memungkinkan)
hubungan sebab akibat antara faktor risiko atau 8 Penyajian hasil Menuliskan hasil
perlakuan dengan suatu efek (outcome) (Perry & penelitian dalam dokumen
Hammond, 2002). laporan hasil systematic
review
Sementara itu, pendekatan kualitatif dalam
systematic review digunakan untuk mensintesis hasil penelitian tersebut, karena banyak penelitian
(merangkum) hasil-hasil penelitian yang bersifat boleh jadi belum dipublikasikan, atau ada kendala
deskriptif kualitatif. Metode mensintesis (merangkum) akses, misalnya, harus membayar sejumlah uang
hasil-hasil penelitian kualitatif ini disebut dengan untuk akses ke internet. Untuk mengatasi kendala
meta-sintesis. Secara definisi, meta-sintesis adalah tersebut, maka sebaiknya proposal systematic review
teknik melakukan integrasi data untuk mendapatkan dapat dianggarkan secara resmi, untuk membiayai
teori maupun konsep baru atau tingkatan pemahaman kunjungan ke berbagai perpustakaan atau membayar
yang lebih mendalam dan menyeluruh (Perry & akses artikel di internet.
Hammond, 2002).
Sebagaimana telah disebutkan bahwa
pengambilan data hasil penelitian dengan metode META-ANALISIS SEBAGAI METODE
systematic review adalah melalui searching di internet SYSTEMATIC REVIEW KUANTITATIF
(PubMed, MEDLINE, dan lain-lain). Maka kesulitan Sebagaimana telah disitir di depan bahwa meta-
bagi peneliti adalah cara memperoleh data hasil- analisis adalah teknik statistik untuk mengkombinasikan

330
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)

temuan dari beberapa hasil penelitian terdahulu. Meta- Saringan berikutnya adalah bahwa peneliti harus
analisis biasanya digunakan untuk menilai efektivitas memilih penelitian yang benar-benar berkualitas. Jadi
intervensi klinis dengan mengkombinasikan beberapa quality control terkait dengan penelitian yang akan
hasil penelitian randomized control trials (RCT). dimasukkan dalam meta-analisis harus kuat.
Maka dari itu, meta-analisis merupakan pondasi
(tulang punggung) dalam kedokteran berbasis fakta META-SINTESIS SEBAGAI METODE
(evidence based medicine). SYSTEMATIC REVIEW KUALITATIF
Karena meta-analisis adalah metode
mengkombinasikan hasil penelitian kuantitatif secara Hampir sama dengan langkah-langkah systematic
statistik (secara kuantitatif) maka langkah-langkah review kuantitatif, maka systematic review kualitatif
dalam melakukan meta-analisis adalah sama dengan mencakup langkah-langkah sebagai berikut (Francis
langkah-langkah melakukan systematic review secara & Baldesari, 2006):
umum. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai 1) Memformulasikan pertanyaan penelitian
berikut (Perry & Hammond, 2002): (formulating the review question)
1) Identifikasi pertanyaan penelitian (pertanyaan 2) Melakukan pencarian literatur systematic review
penelitian meta-analisis) (conducting a systematic literature search)
2) Mengembangkan protokol penelitian meta- 3) Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian
analisis yang cocok (screening and selecting appropriate
3) Menetapkan lokasi data-base hasil penelitian research articles)
sebagai wilayah pencarian (misalnya MEDLINE, 4) Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan
PubMed) kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative
4) Seleksi hasil-hasil penelitian yang relevan findings)
5) Pilih hasil-hasil penelitian yang berkualitas 5) Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality
6) Ekstraksi data dari studi individual control)
7) Sintesis hasil-hasil penelitian dengan metode 6) Menyusun laporan akhir (presenting findings)
meta-analisis (funnel plot dan forest plot). Dalam melakukan meta-sintesis (sintesis data
8) Penyajian hasil penelitian dalam laporan penelitian kualitatif) terdapat 2 (dua) pendekatan, yakni meta-
hasil meta-analisis agregasi (meta-aggregation) dan meta-etnografi
Langkah krusial dalam meta-analisis adalah (meta-ethnography) (Lewin, 2008). Pada meta-
pemilihan studi yang berkualitas. Karena apabila agregasi, sintesis bertujuan untuk menjawab
studi yang diikutkan dalam meta-analisis tidak pertanyaan penelitian (review question) dengan cara
berkualitas, maka tentunya hasil meta-analisis yang merangkum berbagai hasil penelitian (summarizing).
merupakan ukuran statistik dari kombinasi beberapa Sementara, meta-etnografi, sintesis bertujuan untuk
hasil penelitian akan tidak valid juga. Juga, dari mengembangkan teori baru (new theory) dalam
beberapa review para ahli membuktikan bahwa rangka melengkapi teori yang sudah ada.
peneliti akan cenderung mempublikasikan hasil Pada meta-agregasi topik penelitian dielaborasi
yang positif sebagaimana dihipotesiskan sejak awal, menjadi tema-tema tertentu untuk menghasilkan
dibanding mempublikasikan hasil yang berlawanan kerangka analisis (conceptual framework). Kemudian,
dengan hipotesis awal. Oleh karena itu, seleksi hasil dalam tema-tema tertentu tersebut dilakukan
penelitian yang berkualitas dan tidak mengandung pencarian artikel hasil penelitian yang relevan dan
bias merupakan kunci validitas hasil penelitian meta- dibandingkan dan dirangkum antar yang satu dengan
analisis. Untuk itu, pepatah garbage in garbage out yang lainnya. Pada pendekatan meta-agregasi, hasil
berlaku pada metodolgi penelitian meta-analisis. sintesis merupakan agregat dari berbagai hasil
Untuk meminimalkan kelemahan ini, maka penetapan penelitian sesuai dengan tema yang relevan.
kriteria inklusi dan eksklusi harus jelas sehingga Contoh pendekatan meta-agregasi ini adalah
hasil penelitian yang terpilih dalam meta-analisis systematic review dengan judul: Pengalaman Pasien
adalah benar-benar penelitian dengan variabel (topik) dengan Ulcus Pedis (Patients Experience with Leg
yang sama dan menggunakan metode yang sama. Ulcers) (Briggs et al, 2007). Penelitian ini bertujuan

331
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 13 No. 4 Oktober 2010: 326333

melakukan sintesis semua hasil penelitian kualitatif interpretasi ulang (re-interpretasi) untuk mendapatkan
untuk mengeksplorasi pengalaman hidup pasien pemahaman (pemaknaan) baru, dengan melakukan
dengan ulcus kaki. Sumber literatur adalah semua analisis cross-thematic secara iteratif, sehingga antara
publikasi kualitatif terkait dengan pengalaman hidup ekstraksi dan analisis tidak bersifat liner sekuensial.
pasien dengan ulcus kaki melalui metode pencarian Pada sintesis meta-etnografi, analisisnya bersifat
sistematik. Proses sintesis meliputi (i) tema-tema dan induktif interpretif.
konsep dari studi yang relevan diekstraksi, (ii) hasil Terkait dengan penyajian fakta (evidence) untuk
ekstraksi ini ditata menjadi temuan penting (utama), pengambilan keputusan dalam penentuan kebijakan,
(iii) temuan-temuan dikelompokkan ke dalam kategori, penulis melihat bahwa metode systematic review
(iv) kategori-kategori kemudian disintesis menjadi dengan pendekatan meta-agregasi merupakan
tema (disesuaikan dengan kerangka konseptual yang pendekatan penting dalam rangka menyajikan fakta
disusun). yang komprehensif dan berimbang untuk masukan
Pada meta-etnografi, pendekatannya adalah pengambilan dalam penentuan kebijakan, baik terkait
interpretive terhadap hasil-hasil penelitian studi kebjakan strategis, kebijakan manajerial, maupun
primer. Karena pendekatannya adalah interpretive, kebijakan teknis operasional. Untuk itu, ke depan
maka teknik analisisnya bersifat iteratif (spiral). Hasil- penulis sarankan agar lembaga-lembaga penelitian
hasil penelitian studi primer dilakukan pemaknaan termasuk Badan Penelitian dan Pengembangan
ulang (re-interpretasi) sehingga menghasilkan Kesehatan dapat mengembangkan metodologi
pemahaman baru atau teori baru. systematic review (khususnya pendekatan meta-
Contoh pendekatan meta-ethnografi ini adalah agregasi) dan juga mengembangkan bahan masukan
systematic review dengan judul: Faktor-Faktor yang untuk penentu kebijakan dalam bentuk actionable
Berpengaruh pada Kepatuhan Berobat TB (Munro messages (policy brief dan policy paper), guna
et al, 2007). Tujuan penelitian ini adalah memahami meningkatkan utilisasi hasil penelitian.
faktor-faktor yang dilihat oleh pasien, keluarga dan Kesulitan yang dihadapi peneliti pada meta-
tenaga kesehatan yang berpengaruh pada kepatuhan sintesis adalah hampir sama dengan meta-analisis,
berobat TB. Sumber literatur adalah publikasi studi yakni teknik mendapatkan artikel yang berkualitas
kualitatif mengenai pengalaman pengobatan TB dengan tema yang diinginkan. Di samping itu,
yang diidentifikasi melalui pencarian sistematis. mengagregasikan atau melakukan re-interpretasi
Proses sintesis mencakup (i) identifikasi tema-tema hasil penelitian kualitatif (naratif) dari berbagai
dari studi yang relevan, (ii) membandingkan tema hasil penelitian dengan konteks yang berbeda,
dalam satu artikel dengan tema pada artikel lain, membutuhkan pengalaman yang matang dari peneliti
(iii) mengembangkan konsep yang lebih luas (konsep terkait analisis kualitatif. Solusi untuk masalah ini
baru) yang mampu menangkap tema serupa dari tentunya peneliti harus meningkatkan kemampuannya
artikel yang berbeda, (iv) mengkonstruksi kerangka dalam analisis kualitatif. Bantuan perangkat lunak
baru untuk mengintegrasikan berbagai konsep dalam komputer khusus untuk analisis data kualitatif, seperti
satu kesatuan. ATLAS, NUD.IST, dan lain-lain, kiranya juga sangat
Dari masing-masing contoh systematic review membantu peneliti.
dengan pendekatan meta-agregasi dan meta-etnografi,
tampak bahwa metode sintesis meta-agregasi lebih KESIMPULAN
kepada upaya merangkum (to aggregate) hasil-hasil
penelitian yang relevan. Oleh karena itu, pada metode Dari apa yang telah diuraikan dalam tulisan ini
sintesis meta-agregasi harus dibuat terlebih dahulu dapat disimpulkan poin-poin sebagai berikut:
kerangka konsep penelitian yang menggambarkan 1) Peran hasil penelitian dalam proses penetapan
tema-tema yang saling terkait (berhubungan), kebijakan adalah: (i) membantu identifikasi
kemudian hasil-hasil studi primer diplot pada tema- masalah menjadi agenda kebijakan: (ii) membantu
tema yang telah diidentifikasi. Dengan kata lain solusi masalah, (iii) membantu policy makers untuk
penyajian hasil lebih kepada melakukan agregat berfikir alternatif (policy options) (baik menyangkut
(deskriptif). Sementara, pada metode sintesis meta- prioritas masalah maupun solusi), (iv) membantu
etnografi hasil temuan pada studi primer dilakukan justifikasi suatu kebijakan (keputusan).

332
Systematic Review sebagai Metode Penelitian (Siswanto)

2) H a s i l p e n e l i t i a n s y s t e m a t i c r e v i e w d a n Daftar Pustaka
pengemasan hasil penelitian menjadi Briggs et al. (2007). Patients Experience with Leg Ulcer: a
actionable messages (policy brief dan policy qualitative systematic review of patients perception.
paper) merupakan format penyajian fakta yang Francis C. & Baldesari (2006). Systematic Reviews of
komprehensif dan berimbang untuk penentu Qualitative Literature. Oxford: UK Cochrane Centre
kebijakan. Haas PJ, & Springer JF. (1998). Apllied Policy Research,
3) Systematic review mencakup teknik kuantitatif Concepts and Cases. London: Garland Publishing.
(meta-analisis) dan teknik kualitatif (meta- Hanney S.R. et al. (2002). The Utilization of Health Research
in Policy Making: Concepts, Examples and Methods of
sintesis), namun harus dibedakan dengan review
Assessment. Geneva: World Health Organization.
yang tidak sistematis (traditional review).
Kitchenham, B. (2004). Procedures for Performing
4) Baik systematic review kuantitatif maupun kualitatif Systematic Reviews. Eversleigh: Keele University.
mempunyai tahapan yang runut dan sistematis Lewin, S. (2008). Methods to Synthesise Qualitative
sebagaimana tahapan pada metodologi riset Evidence Alongside a Cochrane Intervention Review.
secara umum. London: London School of Hygiene and Tropical
5) P e n d e k a t a n m e t a - a g r e g a s i m e r u p a k a n Medicine.
pendekatan systematic review yang penting Munro et al. (2007). Adherence to tuberculosis treatment:
dalam menyajikan fakta yang komprehensif dan a qualitative systematic review of stakeholder
perceptions
berimbang kepada penentu kebijakan (policy
Perry, A. & Hammond, N. (2002). Systematic Review: The
maker) dalam pengambilan keputusan.
Experience of a PhD Student. Psychology Learning
6) Agar systematic review menghasilkan hasil and Teaching, 2(1), 3235.
penelitian yang berkualitas, dan tidak garbage in Varkevisser CM, Pathmanatahn I. & Brownlee A. (2003).
garbage out, maka penetapan kriteria inklusi dan Designing and Conducting Health Systems Research
eksklusi dan saringan kualitas penelitian yang Projects. Canada: World Health Organization/
diikutkan dalam review harus ketat. International Development Research Center.
World Health Organization (2004). World Report on
Knowledge for Better Health, Strengthening Health
System. Geneva: World Health Organization

333

Vous aimerez peut-être aussi