Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh
16710111
Pembimbing:
dr. Pramudyo Dwiputro, Sp. OG (K)
1
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Toxoplasma gondii ..................................................................... 6
2.1.1 Taksonomi ....................................................................... 6
2.1.2 Stadium ............................................................................ 6
2.1.3 Siklus hidup ..................................................................... 8
2.2 Epidemiologi ............................................................................... 12
2.3 Patofisiologi ................................................................................. 13
2.3.1 Mekanisme invasi sel ....................................................... 13
2.3.2 Respon imun pada toxoplasma ........................................ 15
2.4 Manifestasi Klinis ........................................................................ 28
2.4.1 Toxoplasmosis pada imunokompeten pasien ..................... 18
2.4.2 Toxoplasmosis kongenital .................................................. 19
2.4 Diagnosis ...................................................................................... 21
2.5 Penatalaksanaan ............................................................................ 37
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2014). Infeksi dapat diperoleh melalui konsumsi, daging yang kurang matang
atau makanan dan air yang terkontaminasi (Montoya dan Reminton, 2008).
Parasit ini bisa menginfeksi semua hewan yang berdarah panas termasuk
mamalia dan burung. Dengan penemuan peran sentral kucing sebagai tuan
rumah definitif dimana terjadi siklus parasit seksual dan menyebarkan ookista
melalui tinja (Gangneux dan Darde, 2012). Lalu ookista di makan oleh
manusia dan mamalia menjadi sporosit dan menginfeksi jaringan, sel, hepato
paling penting: wanita hamil yang terinfeksi selama kehamilan, janin dan
3
chorioretinitis (Tekkesin,2012). Dan biasanya pada penderita yang tidak
gejala seperti malaise, demam ringan dan limfadenopati. (Paquet et al, 2013).
reaktivasi infeksi laten (Paquet et al, 2013). Pada ibu hamil yang terinfeksi
menginfeksi janin ini terjadi ketika seorang wanita hamil memperoleh infeksi
primer. Janin dapat terinfeksi lewat plasenta atau pada waktu persalinan
serologi (IgM dan IgG), ini bisa juga digunakan dalam diagnosis kehamilan
(Villard et al, 2016). Tes serologi bisa menggunakan ELISA, Sabin Feldman
Dye Test, IgA antibodi, IgE antibodi, IgG aviditi tes (Tekkesin,2012).
Dengan cairan amnion kita juga bisa menegakkan diagnosis pada kehaamilan
Reaction for Toxoplasma gondii in Amniotic Fluid oleh Wallon et al, 2010.
4
wanita hamil untuk memantau kelainan kongenital pada janinya(Montoya dan
Reminton, 2008).
Reminton, 2008).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Protista
Phylum : Apicomplexa
Class : Toxoplasmida
Subclass : Coccidiasina
Order : Eucoccidiorida
Family : Toxoplasmidae
Genus : Toxoplasma
2.1.2 Stadium
a. Takizoid
(Gangneux dan Darde, 2012). Takizoid juga lah yang bertangung jawab
dalam infeksi horizontal, ibu dan janin. Takizoit sensitif terhadap enzim
6
proteolitik dan bias dihancurkan oleh pencernaan lambung. Tetapi,
takizoid telah terbukti bertahan hingga 2 jam dalam larutan pepsin dan
infeksi pada tikus dan kucing. Takizoit telah ditemukan di air liur, dahak,
urine, air mata dan air mani, serta dalam telur mentah dari eksperimental,
dan tidak ada bukti dikaitkan dengan penularan infeksi secara horizontal
(ACMSF,2008).
b. Bradizoit
Bradizoit tahan terhadap asam pepsin maka dari itu penularannnya bisa
Darde, 2012). Bradizoit dapat ditemukan otot, hati, otak. Bradizoit bisa
c. Sprozoit
dari satu tahun, di lingkungan yang lembab (Gangneux dan Darde, 2012).
7
2.1.3 Siklus hidup
beragam mamalia dan burung (host sekunder) dan reproduksi seksual terjadi di
Toxolasma gondii jarang karena menelan ookista langsung dari feses kucing.
Kucing yang terinfeksi biasanya tanpa gejala dan mulai untuk menyebarkan
unsporulated ookista (sampai satu juta per hari) dalam fesesnya 1-2 minggu
dinding atau kapsul sehingga berbentuk ookista (yang belum infeksi), yang
8
Gambat 2.1 Siklus hidup Toxoplasma gondii
kotoran kucing.
9
pembentukan ookista berspora dengan dua sporokista, masing-masing berisi
jaringan kista timbul 7 sampai 10 hari setelah infeksii dan mungkin tetap ada
sepanjang hidup pada sebagian besar host, terutama di otak atau otot
daging mentah atau setengah matang, kista pecah ketika mereka lepas melalui
tachyzoite cepat mebelah untuk penyebaran ke seluruh tubuh. Selain itu, jika
fase akut terjadi selama kehamilan, parasit dapat melewati plasenta dan
2.2 Epidemiologi
Menurut WHO ibu hamil yang memiliki IgM positif selama kehamilan sekitar
10
Dan yang memiliki seropositif yang tinggi (>50%) adalah negara yang
suka memakan daging mentah (Prancis >54%) dan negara yang beriklim panas
seperti amerika latin, afrika dimana ookista bisa bertahan lama. Di Amerika
Serikat, 15% dari wanita usia subur terinfeksi Toxoplasma gondii, dengan
(Paquet et al,2013).
tengah, dan di Afrika Barat (50-80%) dan sama atau lebih rendah di Asia
Tenggara, Cina dan Korea (4-39%) dan Skandinavia (11-28%). Pada awal
bekas Yugoslavia. Iklim, dan konsumsi daging mentah, mungkin faktor yang
kejaidan akut toxoplasmosis pada wanita hamil adalah 4.8/1000 wanita hamil.
2009).
55.3%. Dan juga ditemukan prevalensi meningkat pada sosial ekonomi rendah
11
Dalam penelitian yang dilakukan di jepang, prevalensi antibodi anti-
Toxoplasma di Jepang pada wanita hamil adalah 10,3%. Prevalensi lebih tinggi
beberapa tahun terakhir, paparan yang lebih lama juga yang menyebabkan
lebih tinggi usia lebih besar IgG toxoplasma yang positif (Sakikawa, 2011)
dibawah ini
2.3 Patofisiologi
12
2.3.1Mekanisme Invasi Sel (Gangneux dan Darde, 2012).
kista jaringan (bradizoit), meminum air atau susu dan daging yang
Saat sporozoit keluar dari ookista lalu organisme ini akan memasuki
pada sel host dan bergantung pada motiltas parasit dan sekresi protein dari
protein MIC2 yang mengenali reseptor dari host. Meknisme sel invasi
tergantung pada komplek reaksi antara host dan parasit dinamakan proses
gliding motility, sistem liner yang rumit di promosikan oleh interaksi actin
miosin dan parasit cytoskeleton. Proses masuk proses yang sangat cepat
membentuk sebuah asosiasi yang erat antara ujung apikal dan membran sel
inang disebut moving junction. Moving juntion berpindah dari apical end
oleh micronomes dan sekresi dari rhoptry (ROP) neck protein (RONs)
13
beberapa tahun terakhir, peran utama untuk protein ROP2 telah diakui.
protein host transmembran dilucuti dari PVM selama proses invasi, Proses
inang, membawa nutrisi dari sitosol sel inang atau mengekspor protein
atau lipid dari parasit menuju PVM atau sel inang. PVM ini juga terkait
pembentukan dua sel anak dalam setiap sel ibu. Keluar sel biasanya setelah
64-128 parasit terakumulasi dalam PV. Egress dari sel adalah proses aktif
intraseluler.
14
Sesudah itu takizoid mengadakan proliferasi, membentuk daerah
daerah nekrosis yang dikelilingi oleh reaksi seluler. Jika respon imun
parasit tertelan dan transepitelial transfer parasit, ada rilis lokal kemokin
natural killer (NK) dan NKT aktivasi sel, dengan kedua jenis sel
memproduksi IFN- dalam jumlah besar. Selain itu, DC dan sel makrofag
15
dapat menyajikan antigen parasit yang terkait dengan major
12 dan sintesis IFN- . Rilis IFN- Bisa memicu aktivasi makrofag untuk
jawab untuk loop amplifikasi. Pengenalan lebih jauh pada antigen parasit
aktivitas fagosit dengan produksi oksigen reaktif (ROS) dan nitric oxide
dioksigenase (IDO).
imun yang kuat, yang mungkin membanjiri tujuan dan bertanggung jawab
usus atau bahkan kematian host. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk
16
infeksi Toxoplasma, dan peran plasenta dalam proses immunomodulation
Di sisi lain, meskipun efektor sel host sangat kuat dijelaskan di atas,
Sekarang diakui bahwa parasit rhoptry protein ROP16 cepat bisa invasi
kedalam sel inang, di mana hal itu mengganggu sinyal jalur dari respon
imun inang, khususnya melalui fosforilasi dari STAT3 dan stat-6 faktor
tidak dimiliki oleh semua strain tetapi dikhususkan untuk tipe I dan III.
untuk infeksi karena strain menyimpan tipe I alel. Selain itu, jenis strain II,
apoptosis sel yang terinfeksi oleh antagonis caspase 8 dan campur dengan
dan parasit tersebut menghilang dari tubuh dalam waktu kurang dari 1
17
termasuk kekebalan humoral. Semua isotipe diproduksi oleh sel B : yaitu,
IgM, IgG, IgA, dan IgE. Antibodi ini secara fungsional penting karena
atau lebih. Toksoplasma IgG muncul setelah 2 minggu dari infeksi dan
puncak pada 3 bulan. Kemudian tetap pada tingkat tinggi selama 6 bulan
dan setelah 1 tahun mulai perlahan menurun ke tingkat yang lebih rendah
sampai akhir hidup penderita. Antigen mengikat aviditas dari antibodi IgG
mirip dengan IgM, IgA puncak tercapai paling lambat IgM, dan antibodi
18
laten (Kankova dan Flegr, 2007). Dalam organ kekebalan-hak istimewa,
seperti otot, otak, dan mata, parasit ini tetap dalam tetap dalam bentuk
kista bradyzoites untuk sisa kehidupan pasien (Villard et al, 2016). Selama
kista, kekebalan akan ada selama sisa hidup host. Toksoplasmosis laten
Flegr, 2007).
jelas, dan dapat sembuh sendiri. Hanya sedikit yang akan memberikan
tanda tanda penyakit. Presentasi klinis pada wanita hamil tidak lebih parah
dibandingkan pada wanita yang tidak hamil, dan paling sering terjadi
dengan masa inkubasi 5 sampai 18 hari setelah terpapar. Ibu hamil jarang
retinochoroiditis.
19
Bentuk paling merusak dari toksoplasmosis adalah toksoplasmosis
dengan bentuk akut infeksi, parasit bisa menginfeksi plasenta. Triad klasik
lahir dengan infeksi kongenital memiliki penyakit yang parah. Lain sekitar
2007)
Trimester I :
Kematian fetus dan abortus terjadi karena pada sel yang terinfeksi
trofoblas apoptosis, dan gangguan regulasi apoptosis. Hal ini terjadi pada
saat pembentukan fetus. Biasanya terjadi pada masa awal gestasi (Zhang et
al, 2015).
- Trimester II :
20
Dapat terjadi kelainan neurologis seperti : hidrosefalus,
mana pada bulan 2 5 masa kehamilan terjadi proses migrasi neuron dari
21, Trisomi 18, Trisomi 9, 13, 15, namun perlu diingat bahwa kelainan
Trimester III :
terapi. Secara patologis terjadi lesi inflamasi fundus yang terdiri dari sel-
sel mononuclear, limfosit makrofag, epiteloid dan sel-sel plasma. Hal ini
2.5 Diagnosis
21
Mendeteksi antibodi toksoplasma adalah kunci untuk diagnosis serologis
terutama didasarkan pada deteksi uji serologis IgM, IgG, dan tingkat IgA.
dilakukan.
Infeksi lebih dari atau sama dengan 7 hari di tidak adanya kontaminasi
22
b. Positif IgG dan negatif IgM
Kehadiran IgG spesifik dan tidak adanya IgM segera menunjuk infeksi
mungkin cepat berlalu atau bahkan negatif. Hal ini biasanya dianjurkan
23
Sebaliknya, jika aviditas IgG adalah lowor samar-samar dalam wanita
24
memungkinkan tingkat keparahan penyakit menjadi berkurang. Jika tes
ini positif pada ibu hamil, kita tidak bisa memastikan ini sebelum
kehamilan atau infeksi pada saat kehamilan maka dari itu penting
perlu terapi atau tidak pada ibu hamil dengan amniosintesisi untuk
kadar IgM tetap stabil dan tidak ada serokonversi IgG tidak perlu
25
d. Positif IgG dan IgM
kronis dalam kasus di mana IgM hadir dalam serum, dan pengukuran
aviditas IgG untuk mengetahui ini infeksi lama atau tidak. Penemuan
buruk yang kompeten IgG. Hal ini juga dibantu dalam lebih tepatnya
26
dengan aviditas. Jika IgG aviditas tinggi, infeksi baru-baru ini
dari infeksi. Sebuah IgG titer tersisa stabil selama periode 2 minggu
infeksi.
27
Diagnosis menurut Tekkesin, et al. 2012. Diagnosis of
Serologi
28
membedakan antara infeksi akut atau laten. Dalam akut infeksi, antibodi
cairan tubuh, jaringan, atau sekresi. Metode yang paling umum digunakan
29
30
Sabin-Feldman Dye Test
IgG biasanya muncul dalam waktu 1 sampai 2 minggu dari infeksi, puncak
dalam waktu 1 sampai 2 bulan, dan biasanya bertahan hingga akhir hidup.
wanita hamil tidak terpapar T. gondii dan rentan terhadap infeksi akut
wanita telah terinfeksi. Jika kedua tes ini positif, kemungkinan infeksi
akut, tapi tes harus diulang dalam 3 minggu untuk mengamati untuk
kenaikan titer.
31
dianggap yang paling dapat diandalkan dan aman metode diagnosis
darah janin. Pengujian cairan ketuban oleh PCR diindikasikan pada semua
wanita hamil dengan uji serologis hasil diagnostik atau sangat sugestif
infeksi akut diperoleh selama kehamilan dan juga jika ada bukti janin
sampel darah janin dan lebih aman. PCR dapat dilakukan sebagai awal
positif setelah 22 kehamilan minggu. Namun, tes positif palsu dan negatif
palsu yang terjadi dengan PCR. Sebuah PCR negatif pada setiap
neonatal.
32
toksoplasmosis kongenital. Keturunan ibu kronis terinfeksi dengan parasit
dan urine telah berhasil digunakan dan bisa dimasukkan dalam evaluasi
PCR analysis
33
Diagnosis toksoplasmosis dalam wanita hamil di awal trimester
antibodi dari seorang wanita sebelum atau selama yang trimester pertama
dengan tes VIDAS IgG / IgM di wanita selama trimester pertama, sangat
indikator yang sensitif dari infeksi yang sedang berlangsung atau baru.
Namun, positif palsu IgM hasil tes antibodi telah dilaporkan sebelumnya.
penting lagi, 19 (61,3%) dari IgM positif wanita memiliki antibodi tinggi
34
aviditas menunjukkan bahwa Infeksi diperoleh sebelum kehamilan. Jelas
Perbedaan dalam mendeteksi status infeksi oleh IgM serologi dan tes
aviditas mungkin karena fakta bahwa antibodi IgM dapat bertahan selama
antibodi di tahap infeksi kronis seperti yang diamati dalam 61,3% dari IgM
toxoplasmosis.
mendeteksi peningkatan tiga kali lipat antibodi IgG (IgM negatif) pada
35
wanita hamil selama trimester pertama. Namun, hanya mengandalkan pada
IgG dan / atau IgM tes untuk mendeteksi infeksi akut dapat mengakibatkan
paling berguna jika antibodi aviditas tinggi terdeteksi pada wanita IgM
dengan tes antibodi VIDAS IgG/IgM dan metode aviditas VIDAS pada
untuk mengurangi kebutuhan untuk tindak lanjut tes dan terapi yang tidak
tumor, kematian janin, dan resorpsi dan dapat ditemukan berguna dalam
2.6 Penatalaksanaan
36
Menurut Montoya dan Reminton.2008. dalam Management of
dengan infeksi baru saja diakuisisi dan akuisisi yang dari infeksi selama 18
di Amerika Serikat dan Eropa. Jika infeksi janin dikonfirmasi oleh hasil
positif dari PCR dari cairan ketuban pada 18 minggu kehamilan atau lebih,
minggu kehamilan, dalam upaya untuk mencegah infeksi janin dan, jika
Spiramisin.
37
melewati plasenta dan dengan demikian tidak dapat diandalkan untuk
pengobatan infeksi pada janin. Tidak ada bukti bahwa spiramisin adalah
teratogenik. Obat ini diberikan sampai janin lahir bahkan pada pasien
bahwa infeksi janin dapat terjadi kemudian hari dalam kehamilan dari
(atau 3 juta U) setiap 8 jam (dosis total dari 3 g atau 9 juta U per hari).
infeksi janin telah dikonfirmasi (yaitu, dengan hasil PCR positif dari
obat ini digunakan dalam upaya untuk mengobati infeksi pada janin dan,
38
dilakukan dan infeksi yang diperoleh setelah 18 minggu kehamilan.
Pregnancy
39
Terapi Prenatal dilakukan hingga awal 16 minggu dengan spiramisin
hari; >80 kg berat badan: 4 g/hari) ditambah asam folinic (10-15 mg/
awal 36 minggu, ketika hasil PCR dari ketuban cairan yang positif, ketika
gejala pada saat bayi baru lahir diberikan dengan pirimetamin (1 mg/kg
asam folinic (2-3 mg / minggu) selama 3 bulan. Bayi baru lahir dengan
diskrit dengan neurologis yang normal negara, bekas luka retina tanpa
acid kombinasi dengan dosis yang lebih tinggi dari sulfadiazine (100
40
DAFTAR PUSTAKA
Kankova dan Flegr, 2007. Longer pregnancy and slower fetal development in
women with latent "asymptomatic" toxoplasmosis. BMC Infectious
Diseases
Oz. 2014. Maternal and congenital toxoplasmosis, currently available and novel
therapies in horizon. Frontiers in Microbiology
41
Villard et al. 2016. Serological diagnosis of Toxoplasma gondii infection
Recommendations from the French National Reference Center for
Toxoplasmosis. Diagnostic Microbiology and Infectious Disease. 84
22-23
Robbins et al. 2012. Tissue Barriers of the Human Placenta to Infection with
Toxoplasma gondii. Infection and Immunity
42