Vous êtes sur la page 1sur 20

AKHLAK KERJA DAN PROFESI

A. Pendahuluan
Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka manusia
tidak akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia haruslah berjuang sekuat tenaga
untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu berjuang memiliki makna
yang cukup luas. Di dalamnya terkandung nilai-nilai untuk bekerja keras, tekun, ulet dan teliti
dan yang lainnya yang merupakan salah satu dari akhlak dalam bekerja. Tanpa adanya unsur-
unsur itu apa yang kita harapkan dan cita-citakan belum tentu akan tercapai. Dengan bekerja
keras dan tekun akan muncul sikap optimis dalam diri seseorang untuk menggapai cita-
citanya. Dengan adanya sifat ulet, manusia tidak akan mudah goyah dan putus asa dalam
mengerjakan apa yang ia lakukan. Tidak mudah putus semangat apabila dalam melakukan
pekerjaannya mengalami hambatan atau bahkan kegagalan.
Dalam melakukan pekerjaan unsur teliti juga tidak boleh lepas dari dirinya. Dengan
sikap teliti maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa segera di carikan solusinya.
Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik.
Bekerja Sebagai Satu Kewajiban Seorang Hamba Kepada Allah SWT Allah SWT
memerintahkan bekerja kepada setiap hamba-hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :

Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mumin
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan.
Seorang insan minimal sekali diharuskan untuk dapat memberikan nafkah kepada dirinya
sendiri, dan juga kepada keluarganya.
Adapun Akhlak merupakan sifat yang dituntut dalam setiap amalan kita. Akhlak merupakan
perbincangan para golongan pendidik, ahli-ahli tasawuf dan ahli-ahli falsafah di mana
pembentukan akhlak dapat membentuk insan, masyarakat yang berjaya dan berdisiplin.
Pembincangan akhlak di dalam pekerjaan amat penting bagi membentuk pekerja yang

1
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
berdisiplin dan berjaya serta membentuk komuniti tempat bekerja yang produktif dan tolong
menolong.
Akhlak sendiri secara etimologis berasal dari bahasa Arab akhlaqun dalam bentuk jama
sedang Murad (bentuk tunggal) khuluqun yang berarti tingkah laku, perangai, atau
tabiat.1Akhlak yang baik disebut sebagai beradab, beretika dan sopan santun yang
diterjemahkan dari hati yang ikhlas dan luhur. Islam telah mengingatkan kepada umatnya
mengenai perihal pentingnya memelihara akhlak dan mengamalkan nilai-nilai mulia dalam
kehidupan seharian sebagai hamba yang taat kepada perintah Allah SWT. Akhlak sendiri
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan etos maupun etika, yang mana di dalamnya terdapat
nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral) sehingga terkandung gairah atau
semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal ,lebih baik, dan bahkan
berupaya untuk mencapai sesuatu hal yang sesempurna mungkin. Begitu juga dalam soal
akhlak (etika) kerja dan profesi ini.

B. Pembahasan
1. Kerja dalam Islam
Bekarja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) , dan di dalamnya tersebut dia berupaya dengan
penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian
dirinya kepada Allah SWT. hampir di setiap sudut kehidupan , kita menjumpai begitu
banyaknya orang yang bekerja . para salesmen yang hilir mudik mendatangi toko dan
rumah, rumah , guru yang tekun berdiri didepan kelas , polisi yang mengatur lalu-lintas
dalam selingan hujan dan panas terik, serta segudang profesi lainnya.

Lihatlah, semua melakukan aktivitas, namun dari kesemuanya itu ada yang dikejar , ada
tujuan serta usaha (ikhtiar) yang sangat sungguh sungguh untuk mewujudkan
aktivitasnya tersebut mempunyai arti.

Namun, tidak semua aktifitas manusia bisa disebut dengan bekerja karena dalam bekerja
terkandung aspek yang harus dipenuhinya secara nalar, yaitu sebagai berikut :

1. Aktivitasnya dilakukan karena ada dorongan untuk mewujudkan sesuatu sehingga


tumbuh rasa tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan sesuatu untuk

1
Aunur Rahim Faqih, Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta : UII Press Indonesia, 1998 hal. 85

2
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
menghasilkan karya atau produk yang berkualitas. Bekerja bukan hanya sekedar
mencari uang, tetapi ingin mengaktualisasikannya secara optimal dan memilih nilai
transdental yang luhur. Baginya bekerja itu alah ibadah, sebuah upaya untuk
menunjukanperformance hidupnya di hadapan Illahi bekerja seoptimal mungkin
semata-mata karena ada panggilan untuk memperoleh ridho Allah. Karena itu, sangat
mustahil seseorang muslim mengaku dirinya sebagai wakil Allah mengabaikan makna
keterpanggilannya untuk bekerja secara sempurna.
2. Apa yang ia lakukan itu karena kesengajaan , sesuatu yang direncanakan . karenanya,
terkandung di dalamnya satu gairah semangat untuk mengerahkan seluruh potensi
yang dimilikinya sehingga apa yang dikerjakannya benar-benar memberikan kepuasan
dan manfaat. Apa yang dilakukannya memiliki alasan-alasan Untuk mencapai arah
dan tujuan yang luhur, yang secara dinamis memberikan makna bagi diri dan
lingkungannya sebagai misi dirinya yang harus menjadi rahmat bagi alam semesta.

sisi lain, makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-
sungguh , dengan mengerahkan seluruh aset, pikiran , dan dzikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagi hamba Allah yang harus
menundukan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang
terbaik (khairuummah) atau dengan kata lain dapat Juga kita katakan bahwa hanya
dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. 2

2. Akhlak Sebagai Teras Pembentukan Etika Kerja

Akhlak (etika) kerja dalam Islam sebenarnya bermula dengan konsep dan
pandangan Islam terhadap kerja itu sendiri. Apabila kita berakhlak ini bermakna kita
faham akan konsep kerja dalam Islam sebagai jambatan menuju ke akhirat. Bekerja
untuk mendapat pahala di sisi Allah SWT. Bahkan kepentingannya dilihat dapat
membimbing para pekerja ke arah melakukan kebaikan dan menjauhi daripada segala
kemungkaran. Namun begitu, berapa ramai di antara kita memilih untuk melakukan
pekerjaan mengikut pandangan hidup Islam? Di kala itulah perlunya seseorang memiliki
kefahaman dan kesadaran keagamaan terutama di dalam konsep kerja bagi membimbing
mereka menjauhi pekerjaan yang dilarang oleh Allah SWT.

Akhlak merupakan teras kepada pembentukan etika kerja seseorang. Akhlak mulia
yang dimiliki oleh seseorang pekerja maupun ketua menjadi lambang ketinggian pribadi

2
K.H.TotoTasmaramembudayakan etos kerja islami Jakarta : PT Gema Insani, 2002 hal 24

3
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
dan kualitas individu terbaik. Ini bermakna apabila seseorang itu mempunyai akhlak
yang baik maka, mereka akan melakukan pekerjaan dengan mengikut tuntutan Islam.
Salah satunya berakhlak dalam melakukan kerja dengan bersungguh-sungguh (itqan).
Pekerjaan yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh akan tergolong dalam amalan
kebajikan. Sesungguhnya Allah suka apabila seseorang itu melakukan sesuatu kerja itu
dengan tekun ( Riwayat Al-Baihaqi). Dalam hadis ini, menekankan supaya seseorang
yang mempunyai akhlak yang baik perlu melakukan sesuatu pekerjaan dengan
kemahiran dan ketekunan yang tinggi. Seseorang yang mempunyai akhlak (etika) tidak
akan bekerja sambil lewat atau bertanguh-tangguh dalam menyiapkan tugasannya.
Meskipun kerja itu dianggap membosankan tetapi apabila pekerja itu mempunyai akhlak
dan anggapan yang baik terhadap kerja yang dilakukan maka kerja tersebut tidak
dianggap sebagai beban. Dalam hal ini, kerja yang dilakukan akan dibuat secara
bersungguh-sungguh tanpa rasa jemu. Kerja yang bersungguhsungguh ini akan
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Bahkan ia juga dilakukan dengan
sebaik yang mungkin bukan sekadar melepas batuk ditangga. Jika terdapat kesulitan
semasa melaksanakan tugasnya, pekerja itu akan terus berusaha mencari jalan
penyelesaian dan tidak mudah putus asa atau mengaku kalah. Begitu juga dengan
amanah diri pekerja. Amanah merupakan akhlak yang perlu dipelihara oleh setiap
pekerja sebagai teras keharmonian dan kejayaan sebuah organisasi. Amanah sangat berat
dan ia perlu disampaikan dengan benar dan jujur. Kejujuran dapat dilihat apabila
seseorang pekerja itu melakukan tugas sepertimana yang diarahkan oleh ketua atau
majikannya mengikut garis panduan yang ditetapkan dan tidak sama sekali melanggar
batas syarak. Sekiranya amanah dilakukan di luar batas syarak maka pekerja itu boleh
dianggap sebagai khianat serta tidak berakhlak. Oleh sebab itu, amanah itu perlu dipikul
dan dijaga dengan baik. Begitu juga amanah dalam menjaga peralatan dan kemudahan
milik pejabat atau organisasi. Sebagai contoh peralatan seperti telepon, mesin fotokopi,
kereta pejabat, pencetak dan lain-lain untuk keperluan pejabat perlu dimanfaatkan dan
digunakan untuk tujuan penyempurnaan tugas semata-mata; bukan sebaliknya.

Selain itu, akhlak (etika ) kerja ini juga mempunyai hubungan rapat dengan faktor masa
atau bijak mengurus masa. Di jelaskan dalam Q.SAl-Asr Ayat 1-3

4
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu senantiasa dalam kerugian. Kecuali orang-
orang yang beriman dan beramal shaleh dan berwasiat (nasihat-menasihati) dengan
kebenaran dan berwasiat dengan kesabaran." (Surah Al-Asr Ayat 1-3).

Pepatah mengatakan masa itu emas menunjukkan bahwa masa itu adalah sangat
berharga. Cendiakiawan Islam juga menyifatkan masa itu sebagai sesuatu yang hidup.
Kehidupan tidak akan berarti melainkan masa yang digunakan untuk beramal semenjak
dari lahir hinggalah kepada saat yang terakhir. Imam Hassan Al-Banna menyatakan
masa ibarat nyawa. Bagaimana seseorang menghargai nyawa yang ada padanya maka
begitulah dia menghargai masa.

Begitu juga bagi seseorang pekerja amat perlu dititikberatkan soal menjaga masa karena
salah satu faktor kejayaan dalam pekerjaan adalah pengurusan masa yang berkesan dan
cukup. Pengurusan masa yang cukup dapat membantu meringankan beban tugas di
samping memudahkan segala urusan kerja. Sebagai contoh, semasa bekerja kita telah
diperuntukkan waktu rehat yang secukupnya oleh majikan. Dalam masa yang agak
singkat inilah kita perlu bijak memanfaatkan masa untuk makan, sembahyang dan
berehat. Masa yang tidak dijaga dengan baik akan menyebabkan banyak perkara lain
tertunda, kerja tidak dapat disiapkan dalam tempo yang telah ditetapkan. Justru, dalam
mengatur masa, tugas yang penting didahulukan dan yang kurang mendesak perlu
dilakukan kemudian.

Akhir sekali, akhlak (etika) kerja juga perlu ditekankan dalam aspek menjaga hubungan
sesama rekan sekerja. Hubungan ini penting dalam mewujudkan perserikatan kerja yang
baik dan menyeronokkan bukan membina permusuhan. Apabila hak sesama rekan dijaga
dengan baik maka ia akan dapat mewujudkan perserikatan kerja yang baik. Perserikatan
kerja yang baik dapat dilihat apabila pekerja saling tegur menegur, memberi senyuman
dan bertanya akan khabar. Hubungan yang baik ini juga akan mewujudkan semangat
bekerjasama, saling bantu-membantu, bertukar-tukar fikiran, bersangka baik, nasihat
menasihati dan sebagainya. Sebaliknya, sikap dan nilai buruk seperti iri hati, hasut-

5
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
menghasut dan berprasangka buruk perlu dijauhi serta dihapuskan bagi seseorang agar
tidak terjadi ketidaksefahaman di tempat kerja.

Allah telah menanggung rezeki bagi setiap makhluk yang ada di muka bumi ini ,
sebagaimana firmannya :

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhmahfuzh). (Q.S Hud
ayat: 6)

Namun disisi lain , Allah menyatakan bahwa Allah tidak akan mengubah kondisi
seseorang selama orang (umat) tersebut tidak merubahnya sendiri ( Q.SAl-Raad : 11)
hal itu bisa diartikan bahwa walaupun Allah telah menyediakan rezeki bagi manusia dan
segenap makhluk yang ada di dunia ini, namun rezeki yang telah tersedia itu akan
didapatkan lewat jalan bekerja dan berdoa. Dari pernyataan itulh , secara implisit Allah
menyatakan bahwa setiap manusia harus mencari rezeki dengan jalan bekerja dan
beraktivitas. Islam memberikan apresiasi yang tinggi terhadap seorang muslim yang
gigih bekerja, dan sebaliknya, akan membenci setiap muslim yang bermalas-malasan.
Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada orang / muslim yang bekerja itu
ditunjukkan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Perintah untuk giat bekerja setelah selesainya ibadah. Allah berfirman :

apabila telah ditunaikan salat , maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah
karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak supaya kamu beruntung ( Q.SAl-
jumuah :10 )

Perintah Allah itu memberikan 2 pelajaran penting : pertama , setiap selesai ibadah
harus bekerja mencari apa yang dianugerahkan Allah. Ibadah saja tidak cukup, hanya

6
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
berdoa dan meminta kepada Allah tidak cukup, meminta rezeki tetapi tidak berbuat
dan bekerja untuk mencarinya adalah suatu sikap yang tidak ada tuntunannya. Kedua,
dalam bekerja haruslah didasari dengan ibadah dan dan ingat kepada Allah, sehingga
banyaknya rezeki dan kesibukan yang tinggi tidak akan menggoyahkan iman dan
menjadi seseorang berfikiran materialistis.

2. Perintah untuk selalu beraktivitas, dan dilarang kosong (menganggur) . Allah


berfirman dalam AL-Quran :

maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain. (Q.S Alam Nasyrah (94) : 7 )

Ayat ini menunjukkan bahwa waktu kosong itu tidak baik. Dalam sebuiah pepatah
bahas Arab dikatakan : Al-faraghmafsadah ( kekosongan itu adalah kerusakan ). Di
lain kesempatan Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad Saw agar menyuruh
kaumnya beraktivitas ( bekerja ) sesuai dengan keadaanyaasing-masing , yakni dalam
Q.SAz-zumar [39]:39

Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku


akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui, Q.SAz-zumar [39]:39

3. Larangan meminta-minta
Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di
bawah. Lebih baik bekerja, meskipun pekerjaan itu oleh orang orang dinilai sebagai
pekerjaan kasar. Dan sebaik baiknya hasil adalah yang diperoleh dengan karyanya
sendiri. Sebagaimana dalam sebuah hadis.
Yang artinya abu hurairahr.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : demi sekiranya
salah seorang dari kamu itu pergi mencari kayu bakar dan dipikul di atas

7
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
punggungnya, lebih baik daripada meminta minta kepada orang orang , baik diberi
atau ditolak. ( HR. Bukhari muslim ). ( Yahya bin Syaraf An-Nawawiy 1987 : 454 ).
4. Di dalam berusaha seorang muslim tidak boleh berputus asa bila menemui kegagalan
dan kesulitan.
Berputus asa adalah tindakan yang biasa dilakukan oleh orang-orang kafir . budaya
kerja bukan hanya sekedar sisipan atau perintah sambil lalu, tetapi menempatkannya
sebagai tema sentral dalam pembangunan umat, karena untuk mewujudkan suatu
pribadi dan masyarakat yang tangguh hanya dimungkinkan apabila penghayatan
terhadap esensi bekerja dengan segala kemuliaannya dikajikan sebagai pokok kajian
bagi setiap muslim, sehingga akan tercipta budaya yang khas ini dalam setia
kehidupan muslim 3.
Hanya pribadi-pribadi yang menghargai nilai kerja yang kelak akan mampu
menjadikan masyarakatnya sebagai masyarakat yang tangguh, dan sebaliknya, pribadi
yang malas dan bermental pengemis hanyalah akan mengorbankan masyarakat dan
bahkan generasinya sebagai umat yang terbelakang, terjajah, dan terbelenggu dalam
kategori bangsa yang memiliki nilai kerja kelas teri, tidak mempunyai wibawa,
sebagaimana wibawa, sebagaimana ibarat, ke dalam tak mengganjilkan dan keluar tak
menggenapkan, ke atas tak berpucuk, ke bawah tak berakar4. Hal itu sebenarnya bisa
dipahami , karena memang dengan seperti itu orang akan semakin bisa memaknakan
islam betul-betul sesuai dengan tuntunan permasalahan yang saat ini dihadapi umat
islam. Seorang insan minimal sekali diharuskan untuk dapat memberikan nafkah
kepada dirinya sendiri, dan juga kepada keluarganya.

Dalam Islam terdapat banyak sekali ibadah yang tidak mungkin dilakukan tanpa biaya
& harta, seperti zakat, infak, shadaqah, wakaf, haji dan umrah. Sedangkan biaya/ harta
tidak mungkin diperoleh tanpa proses kerja. Maka bekerja untuk memperoleh harta
dalam rangka ibadah kepada Allah menjadi wajib. Kaidah fiqhiyah mengatakan :

Suatu kewajiban yang tidak bisa dilakukan melainkan dengan pelaksanaan sesuatu,
maka sesuatu itu hukumnya wajib.

3
Tasmara , 1991 : 7
4
Ibid , hal . 7-8

8
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
Namun, terdapat Pertanyaan Besar Tentang Pekerjaan Kita, seperti :

Apakah pekerjaan yang kita lakukan akan mengantarkan kita ke surga?


Apa syarat syarat yang dapat menjadikan pekerjaan kita sebagai sarana untuk
mendapatkan surga Allah SWT?
Bagaimana menjadikan pekerjaan kita sebagai sarana untuk mendapatkan surga?

Maka, dalam semua pertanyaan itu tentu akan adanya suatu syarat. Adapun Syarat
Mendapatkan Surga Dengan Bekerja diantaranya adalah :

1. Niat Ikhlas Karena Allah SWT


Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT sebagai kewajiban
dari Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Dan konsekwensinya adalah ia
selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah. Ketika berangkat
dari rumah, lisannya basah dengan doa bismillahitawakkaltualallah.. la
haulawalaquwwataillabillah.. Dan ketika pulang ke rumahpun, kalimat tahmid
menggema dalam dirinya yang keluar melalui lisannya.

2. Itqan, sungguh-sungguh dan profesional dalam bekerja


Syarat kedua agar pekerjaan dijadikan sarana mendapatkan surga dari Allah SWT
adalah profesional, sungguh-sungguh dan tekun dalam bekerja.

Diantara bentuknya adalah, tuntas melaksanakan pekerjaan yang diamanahkan


kepadanya, memiliki keahlian di bidangnya dsb.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda

) (
Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia
menyempurnakan pekerjaannya. (HR. Tabrani )

3. sikap Jujur & Amanah

9
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017

Karena pada hakekatnya pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan amanah,
baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari
Allah SWT yang akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaan yang
dilakukannya. Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya adalah
dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang, obyektif
dalam menilai, dan sebagainya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

) (



Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama
para nabi, shiddiqin dan syuhada. (HR. Turmudzi)

4. Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim


Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang muslim, seperti
etika dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan
dengan customer, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri
kesempurnaan iman seorang mumin.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mumin adalah yang paling baik


akhlaknya (HR. Turmudzi)

5. Tidak Melanggar Prinsip-Prinsip Syariah


Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar prinsip-
prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya.

Tidak melanggar prinsip syariah ini dapat dibagi menjadi beberapa hal :

10
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
Pertama dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti memporduksi tidak
boleh barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan (seperti pornografi),
mengandung unsur riba, maysir, gharar dsb.

Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti
risywah, membuat fitnah dalam persaingan, tidak menutup aurat, ikhtilat antara laki-
laki dengan perempuan, dsb.



Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan
janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad, 47 : 33)

6. Menghindari Syubhat

Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu
yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-
unsur pemberian dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan
terntentu. Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui
kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat semacam ini dapat
berasal dari internal maupun eksternal.

Oleh karena itulah, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW bersabda, Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara
keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus
dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan (HR.
Muslim)

7. Menjaga Ukhuwah Islamiyah


Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah
antara sesama muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan
perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin. Rasulullah SAW sendiri

11
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
mengemukakan tentang hal yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah
Islamiyah di kalangan kaum muslimin. Beliau mengemukakan, Dan janganlah
kalian membeli barang yang sudah dibeli saudara kalian Karena jika terjadi
kontradiktif dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah
Islamiyahdiantara mereka; saling curiga, suudzon dsb.

3. Akhlak Profesi

Setelah dibahas tentang bagaimana etos kerja itu mempunyai akar yang kuat dalam
ajaran islam, maka adanya akhlak yang harus ditegakkan dalam bekerja tersebut, atau
yang sering disebut dengan etika profesi(akhlak profesi).
Profesi merupakan pekerjaan yang bernilai positif, mendapatkan hasil dan sesuai
dengan keahliannya. Mengapa harus sesuai keahliannya? Karena Nabi Saw pernah
bersabda, kira-kira isinya begini : "Barangsiapa menyerahkan pekerjaan kepada
seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya". Seseorang yang ahli
disebut sebagai seorang profesional. Keprofesionalam seseorang bisa dilihat dari dua
aspek, yaitu:

1. Ijazah atau sertifikat. Hal ini merupakan tolak ukur dari selembar kertas yang
diberikan oleh instansi terhadap seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu atau telah
menempuh ujian kelulusan. Walaupun terkadang ada saja ijazah atau sertifikat palsu,
atau ijazah yang tidak sesuai dengan kemampuan seseorang, ijazah banyak digunakan
untuk mengukur keahlian seseorang.

2. Pengakuan dari para ahli. Ketika para ahli merekomendasikan seseorang, secara
otomatis ia akan mendapatkan dari masyarakat dengan mudah.

Dalam islam, diatur dengan jelas tentang bagaimana sebuah pekerjaan yang harus
dijalani dan dilakukan . islam mempunyai garis yang tegas dan jelas tentang akhlak
produksi dan sekaligus akhlak konsumsi.

1. Meletakkan kerja sebagai sebuah amalan soleh yang dilakukan dalam konteks dan
tahap yang runtut atas iman, ilmu dan amal. Karena itulah, maka kerja bernilai ibadah.
Dari sinilah , maka seorang muslim akan memandang kerja dengan dua pandangan.
Pertama, sebagai suatu aktivitas yang bernilaai ibadah

12
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
Kedua, sebagai sebuah aktivitas untuk memperoleh keuntungan finansial.
Karena itu, bagi seorang muslim, kegagalan dalam memperoleh finansial tidak boleh
menjadikan keputusasaan , karena itu hanyalah merupakan salah satu aspek dari kerja
tersebut.
2. menunaikan kerja sebagai suatu perintah amalan yang harus dilakukan secara
profesional . dikatakan sebagai amanah pada hakikatnya setiap waktu, kesempatan,
dan aktivitas, akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah. Dengan memahami
hal ini, dalam melakukan sebuah pekerjaan seseorang tidak boleh melakukan
seenaknya ataupun asal-asalan. Setiap kerja haruslah dilakukan dan dikelola dengan
Management yang baik. Islam sama sekali tidak menginginkan bahwa seorang
muslim melakukan kerja hanya sepenuhnya digantungkan kepada Allah dengan
mengbaikan ikhtiar dan usaha. Sebaliknya, ada kerinduan pada dirinya untuk
mencapai hasil yang seoptimal mungkin dan malu apabila pekerjaanya tidak
dilaksanakan dengan baik karena itu merupakan salah satu bentuk pengkhianatan
kerja . karena itulah , profesionalisme dan kesempurnaan adalah nilai yang
dikehendaki oleh islam.
3. Melakukan kerja dengan wawasan masa depan dan wawasan ukhrawi. Artinya, dalam
melakukan kerja, seseorang harus mengingat kepentingan hari depannya. Sehingga,
dalam bekerja tidak hanya menggunakan kesempatan untuk mencari kepentingan
pribadi sebanyak mungkin dengan melakukan apa kelanjutannya dihari depan, kerugi
rugian dan resikonya. Karena bisa jadi keuntungan akan banyak didapat, tetapi
orang lain akan merasakan akibatnya. Sikap biasa ini disebut dengan oportunistik (aji
mumpung ). Pada prinsipnya islam akan menentang semua bentuk kesenangan yang
didapat dengan mendzalimi orang.
Sementara itu yang dimaksud dengan bekerja dengan wawasan ukhrawi adalah bahwa
dalam melaksanakan setiap kerja , seorang muslim harus merasakan semua akibat di
akhirat nanti. Oleh karenanya, seorang muslim tidak boleh sengaja melakukan
kecurangan dan tindakan-tindakan yang diharamkan/dilarang dalam menyelesaikan
sebuah kerja. Inilah salah satu kelebihan yang dimiliki islam. Dalam bekerja orang
tidak akan pernah merugikan orang lain, mengeksploitasi apalagi mengintimidasi
orang lain. Inilah sebuah sistem pengawasan yang tidak bisa di tandingi oleh sistem
administrasi ciptaan manusia. Tidak akan mampu walaupun orang lain
mengetahuinya, tidak akan melakukan korupsi dan manipulasi walaupun tidak ada
bukti yang bisa diajukan untuk menuntut.

13
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
Melanggar hal itu sama saja menyengaja dirinya untuk terjerumus dalam api neraka .
hal ini bisa dibaca dan disimpulkan dari ayat Allah yang berbunyi :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

Maka , konsep islam, bukan hanya bekerja merupakan sebuah aktivitas yang bukan
hanya bersifat duniawi, melainkan juga sangat ukhrawi. Artinya, bahwa islam
melibatkan aspek transendental dalam beribadah , sehingga kerja tidak hanya dilihat
sebagai gejala prilaku ekonomi, tetapi juga prilaku ibadah. Keduanya dilakukan dalam
satu waktu sekaligus.

4. Ciri-ciri orang yang berakhlak pada pekerjaan maupun profesi


Orang yang mempunyai dan menghayati akhlak Kerja akan tampak dalam
kehidupannya yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa
pekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah. Ciri-ciri itu diantaranya :
1. Mereka kecanduan terhadap waktu
Salah satu esensi dan hakikat, dari akhlak bekerja adalah cara seseorang menghayati,
memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu, satu detik berlalu waktu tidak
mungkin akan kembali. Waktu merupakan deposito yang berharga yang
dianugerahkan Allah secara gratis dan merata kepada setiap orang baik kaya maupun
miskin. Yaitu, 24jam atau 1.440menit atau 86.400detik setiap hari. Pada waktu ini
merupakan sehelai kertas kehidupan yang harus ditulis dengan deretan kalimat kerja
dan prestasi. Dia akan merasakan kehampaan yang luar biasa apabila waktu yang
dilaluinya tidak diisi dengan kreasi, kalimat kerjanya terputus, atau bahkan dia akan

14
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
kekosongan jiwa apabila ada waktu yang kosong serta tidak ada nilai apapun. Baginya
waktu adalah aset ilahiah yang sangat berharga, yang merupakan ladang subur yang
membutuhkan ilmu dan amal untuk diolah serta dipetik hasilnya pada waktu yang
lain. Ada peerumpamaan alwaktukassaifinlamtaqhahuqhataa yang artinya waktu
bagaikan pedang, apabila tidak waspada, padahal itu akan memotong kita sendiri.
Maka waktu sangatlah penting dalam kehidupan.
2. Mereka memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
Ikhlas dalam artisan di sini yaitu bersih, murni (tidak terkontaminasi). Dan ikhlas
merupakan bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Cinta
yang putih terbentuk karena keikhlasan yang tidak ingin menjadi rusak karena
tercampur hal lain selain terpenuhinya dahaga cinta. Mereka takut bahwa suatu
pekerjaan yang dilatarbelakangi motivasi atau pamrih selain melaksanakan amanah
walaupun atas namakan ikhlas dan cinta akan menjadi komoditas semata-mata.
Keikhlasan hanya akan menjadi label atau simbol dari pengesahana dirinya untuk
berbuat munafik. Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dia melayani, melainkan
juga input atau masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang
bersih. Bahkan, cara dirinya mencari rizqi makanan dan minuman yang masuk ke
dalam tubuhnya adalah bersih semata-mata.
3. Mereka kecanduan kejujuran
Di dalam jiwa orang yang jujur terdapat nilai ruhani yang memantulkan berbagai
sikap yang berpihak kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji (morallyupright).
Dirinya telah dibelenggu, dikuasai, dan diperbudak oleh kejujuran, dia merasa bangga
karena menjadi budak Allah karena memang pada dasarnya merupakan hamba Allah.
Maka apabila ada tindakan yang menyimpang dari nilai rohani kejujurannya, tipu
berarti dia telah menghianati diri dan keyakinannya sendiri dan telah menipu dirinya
sendiri dihadapan Allah. Dan dalam kejujuran dan keikhlasan itu tidak cukup, perlu
adanya faktor dorongan lain yaitu berupa integritas karena kejujurna dan integritas
merupakan dua sisi mata uang dan dengan adanya integritas ini mereka siapa
menghadapi risiko dan seluruh akibatnya dihadapi dengan gagah berani, kebanggaan,
dan penuh suka cita, dan tidak pernah terfikirkan untuk melemparkan tanggung
jawabnya kepada orang lain.
4. Mereka memiliki komitmen (aqidah, abad, itikad).

15
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
Yaitu keyakinan yang mengikat (abad) sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu
seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku menuju arah tertentu
yang diyakininya (itikad).
5. Istiqamah, kuat pendirian
Yaitu kemampuan untuk bersikap secara taat asas, pantang menyerah, dan ampu
mempertahankan prinsip serta komitmennya walau harus berhadapan dengan risiko
yang membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan diri dan mengelola
emosinya secara efektif. Tetap teguh terhadap komitmen, positif, dan tidak rapuh
kendati berhadapan dengan situasi yang menekan.
6. Mereka kecanduan disiplin
Yaitu kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun
dalam situasi yang sangat menekan (cam controlledbehavior: The ability do behavein
a controlledandcalmwayevenin a difficult bor stressfulsituation).
Pribadi yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan, serta penuh
tanggung jawab memenhi kewajibannya.
7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan (challenge)
Bagi mereka hidup adalah pilihan (Life is a choice) dan setiap pilihan merupakan
tanggung jawab pribadinya. Mereka tidak mungkin menyalahkan pihak manapun
karena pada akhirnya semua pilihan ditetapkan oleh dirinya sendirinya. Dasar
tanggung jawabnya mendorong perilakunya yang bergerak dinamis seakan-akan di
dalam dadanya ada nyala api, sebuah motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan
dan menjaga apa yang telah menjadi keputusan.
8. Mereka tipe orang yang bertanggung jawab
Sikap dan tindakan seseorang di dalam menerima sesuatu sebagai amanah, dengan
penuh rasa cinta ia ingin menunaikannya dalam bentuk pilihan-pilihan yang
melahirkan amal prestatif.

9. Mereka bahagia karena melayani


Melayani dengan cinta bukan karena tugas atau pengaruh dari luar, melainkan benar-
benar sebuah obsesi yang sangat mendalam bahwa bahagia karena melayani yang
mana merupakan bentuk kesadaran dan kepeduliannya terhadap nilai kemanusiaan
yang mana merupakan investasi yang kelak akan dipetik keuntungannya, tidak hanya
diakhirat, tetapi didunia pun mereka sudah merasaknnya. Seperti yang telah
Rasulullah contohkan. Dan dengan mengambil keteladanan Rasulullah tersebut,

16
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
seharusnya setiap pribadi muslim sangat bangga untuk melayaninya karena melayani
adalah keterpanggilan sekaligus merupakan Citra dari umat islam.
10. Dan masih banyak lagi

5. Keutamaan (Fadhilah) Bekerja Dalam Islam


1. Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT. Dalam
sebuah hadits diriwayatkan :


) (

Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah
dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah
SWT. (HR. Thabrani)

2. Akan diampuninya suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, zakat,
haji & umrah. Dalam sebuah riwayat dikatakan :





) (

Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan
dengan shalat, puasa, haji dan umrah. Sahabat bertanya, Apa yang dapat
menghapuskannya wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Semangat dalam mencari
rizki. (HR. Thabrani)

3. Mendapatkan Cinta Allah SWT. Dalam sebuah riwayat digambarkan :


) (
Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mumin yang giat bekerja. (HR.
Thabrani)

4. Terhindar dari azab neraka

Dalam sebuah riwayat dikemukakan, Padasuatusaat, Saad bin Muadz Al-Anshari


berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk,
beliau melihat tangan Saad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena

17
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, Kenapa tanganmu? Saad menjawab,
Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang
menjadi tanggunganku. Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan
menciumnya seraya berkata, Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api
neraka (HR. Tabrani)

5. Bekerja mencari nafkah digolongkan dalam fisabililah

Dari Ka'ab bin Umrah berkata, "Ada seseorang yang berjalan melalui tempat
Rasulullah SAW. Orang itu sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para
sahabat lalu berkata, 'Ya Rasulullah, andaikata bekerja seperti dia dapat
digolongkan fi sabilillah, alangkah baiknya.' Lalu Rasulullah bersabda, 'Jika ia
bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah;
Jika ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah
fi sabilillah; dan jika ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak
meminta-minta, maka itu adalah fi sabilillah... (HR. Thabrani)
Riwayat-riwayat di atas sudah lebih dari cukup bagi seorang mu'min untuk menjadi
motivator dalam bekerja, terlebih-lebih bekerja di Lembaga Keuangan Syariah, yang
memiliki visi untuk merealisasikan syariat Allah di muka bumi ini. Oleh karenanya
seorang muslim yang baik adalah yang bekerja dengan penuh kesungguhan dan
ketekunan. Karena selain mendapatkan penghasilan untuk kehidupan dunianya, ia
juga mendapatkan beribu kebaikan untuk kehidupannya di akhirat kelak.
serta Akhlak merupakan teras kepada pembentukan etika kerja seseorang. Akhlak
mulia yang dimiliki oleh seseorang pekerja maupun ketua menjadi lambang
ketinggian pribadi dan kualitas individu terbaik. Ini bermakna apabila seseorang itu
mempunyai akhlak yang baik maka, mereka akan melakukan pekerjaan dengan
mengikut tuntutan Islam. Salah satunya berakhlak dalam melakukan kerja dengan
bersungguh-sungguh (itqan). Pekerjaan yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh
akan tergolong dalam amalan kebajikan. Sesungguhnya Allah suka apabila seseorang
itu melakukan sesuatu kerja itu dengan tekun ( Riwayat Al-Baihaqi)
C. Kesimpulan

Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) , dan di dalamnya tersebut dia berupaya dengan
penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian

18
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
dirinya kepada Allah SWT. hampir di setiap sudut kehidupan , kita menjumpai begitu
banyaknya orang yang bekerja . para salesmen yang hilir mudik mendatangi toko dan
rumah - rumah , guru yang tekun berdiri di depan kelas , polisi yang mengatur lalu-lintas
dalam selingan hujan dan panas terik, serta segudang profesi lainnya.

Dalam Islam terdapat banyak sekali ibadah yang tidak mungkin dilakukan tanpa biaya
& harta, seperti zakat, infak, shadaqah, wakaf, haji dan umrah. Sedangkan biaya/ harta
tidak mungkin diperoleh tanpa proses kerja. Maka bekerja untuk memperoleh harta dalam
rangka ibadah kepada Allah menjadi wajib.

sisi lain, makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-
sungguh , dengan mengerahkan seluruh aset, pikiran , dan dzikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagi hamba Allah yang harus
menundukan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik
(khairuummah) atau dengan kata lain dapat Juga kita katakan bahwa hanya dengan bekerja
manusia itu memanusiakan dirinya. Dan dalam bekerja sendiri diperlukan sebuah akhlak
yang mana Akhlak merupakan teras kepada pembentukan etika kerja seseorang. Akhlak
mulia yang dimiliki oleh seseorang pekerja maupun ketua menjadi lambang ketinggian
pribadi dan kualitas individu terbaik. Ini bermakna apabila seseorang itu mempunyai
akhlak yang baik maka, mereka akan melakukan pekerjaan dengan mengikut tuntutan
Islam. Salah satunya berakhlak dalam melakukan kerja dengan bersungguh-sungguh
(itqan). Pekerjaan yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh akan tergolong dalam
amalan kebajikan. Sesungguhnya Allah suka apabila seseorang itu melakukan sesuatu
kerja itu dengan tekun ( Riwayat Al-Baihaqi). Dan dalam bekerja sendiri islam
mempunyai prinsip prinsip, faedah dalam bekerja, ranjau ranjau bahaya dalam bekerja,
ciri ciri orang yang bekerja dengan akhlak (akhlakulkarimah ) dan hal hal lain , yang
mana memang sebenarnya kehidupan ini tak lepas dari bekerja dan beribadah kepada
Allah.

19
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017
D. Refrensi

K.H.TotoTasmaramembudayakan etos kerja islami Jakarta : PT Gema Insani, 2002


Aunur Rahim Faqih, Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta : UII Press Indonesia,
1998
http://nadiacitraa.blogspot.com/2012/06/akhlak-kepada-profesi.html
http://www.ikim.gov.my/index.php/ms/artikel/8350-kenapa-perlu-kepada-akhlak-etika-
kerja
http://rikzamaulan.blogspot.com/2009/01/etika-dan-akhlak-bekerja-dalam-islam.html
http://www.ikim.gov.my/index.php/ms/artikel/8350-kenapa-perlu-kepada-akhlak-etika-
kerja
http://hanicaniagod4.blogspot.com/2009/03/perbedaan-profesi-dan-pekerjaan.html
http://id-id.facebook.com/notes/muhammad-saw-sebagai-pedagang/akhlak-etika-bekerja-
dalam-islam/192960884053743

20
Ibadah dan Akhlak Teknik Elektro UII 2016/2017

Vous aimerez peut-être aussi