Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikann Nasional Bab XVI Bagian
Kedua pasal 60 tentang Akreditasi, berbunyi sebagai berikut: I) Akreditasi dilakukan untuk
menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan
nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; 2) Akreditasi terhadap program dan satuan
pendidikan dliakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik;
dan 3) Akreditasi di lakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka.
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan
komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentuksn
kelayakan dan kinerja sekolah.
Sejalan dengan hal di atas, dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 86 dinyatakan hal-hal sebagai berikut: 1) Pemerintah melakukan
akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program
dan/satuan pendidikan; 2) Kewenangan akreditasi sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat
pula dilakukan oleh lembaga mandiri yang di beri kewenangan oleh Pemerintah untuk
melakukan akreditasi; 3) Akreditasi sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagai
bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan
menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.
B. DASAR HUKUM
Misi
Mengembangkan sistem penyelenggaraan akreditasi yang efektif dan efisien sebagai bagian dari
penjaminan mutu pendidikan nasional; 2) Mengembangkan perangkat akreditasi dan mekanisme
yang tepat dan bermutu; 3) Mengembangkan integritas dan kompetensi pengelola dan
pelaksana akreditasi; 4) Mengembangkan jejaring akreditasi dengan berbagai pemangku
kepentingan; 5) Mengembangkan sistem informasi akreditasi sebagai bagian dari akuntabilitas
publik dan mendukung pengambilan keputusan; serta 6) Mengembangkan jejaring dan
kemitraan dengan institusi akreditasi negara lain
Motto
Profesional, Terpercaya, dan Terbuka.
Profesional, bermakna bahwa akreditasi di laksanakan oleh orang-orang yang memiliki kopetensi
dan integritas yang tinggi.
Terpercaya, bermakna bahwa akreditasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang
teruji, proses yang adil dan obyektif, sehingga hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.
Terbuka, bermakna bahwa proses akreditasi dilaksanakan secara transparan dan hasil
akreditasi dapat di akses oleh semua pihak.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan pada ayat (1), pada ayat (2) disebutkan
bahwa BAN-S/M mempunyai fungsi untuk:
Dalam menjalankan tugasnya BAN-S/M dapat mengangkat tim ahli, tim asesor, dan panitia ad-
hoc sesuai kebutuhan seperti tercantum pada pasal 9 ayat (3) Permendikbud 59 Tahun 2012.
E. STRUKTUR ORGANISASI
Kelembagaan Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah terdiri atas BAN-S/M dan BAP-S/M. Apabila
diperlukan BAP-S/M dapat membentuk Unit Pelaksana Akreditasi Sekolah/Madrasah (UPA-S/M)
Kabupaten/Kota.
BAN-S/M dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan berkedudukan di Ibu Kota
Negara, sedangkan BAP-S/M dibentuk oleh Gubernur dan berkedudukan di Ibu Kota provinsi,
dan UPA-S/M dibentuk oleh BAP-S/M sesuai kebutuhan.
F.KEANGGOTAAN
Keanggotaan BAN-S/M terdiri atas ahli-ahli di bidang evaluasi pendidikan, kurikulum,
manajemen pendidikan, atau ahli pendidikan lainnya dan unsur masyarakat pendidikan, yang
memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk peningkatan mutu pendidikan.
Anggota BAN-S/M berjumlah gasal paling sedikit 11 orang dan paling banyak 15 orang.
Sebagaimana tertuang di dalam Kepmendikbud Nomor 193/P/2012 tentang Perubahan atas
Kepmendikbud Nomor 174/P/2012 tentang Anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi, Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah, dan Badan Akreditasi Nasional
Pendidikan Non Formal Periode Tahun 2012-2017, anggota BAN-S/M berjumlah 13 orang
sebagaimana tercantum di bawah ini:
Dasar hukum akreditasi sekolah utama adalah : Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 60, Peraturana
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002.
Akreditasi sekolah bertujuan untuk : (a) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam
menyelenggarakan layanan pendidikan dan (b) memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah
Prinsip prinsip akreditasi yaitu : (a) objektif, informasi objektif tentangg kelayakan dan kinerja sekolah,
(b) efektif, hasil akreditasi memberikan informasi yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan, (c) komprehensif, meliputi berbagai aspek dan menyeluruh, (d) memandirikan, sekolah dapat
berupaya meningkatkan mutu dengan bercermin pada evaluasi diri, dan (d) keharusan (mandatori),
akreditasi dilakukan untuk setiap sekolah sesuai dengan kesiapan sekolah.
Sistem akreditasi memiliki karakteristik : (a) keseimbangan fokus antara kelayakan dan kinerja sekolah, (b)
keseimbangan antara penilaian internal dan eksternal, dan (d) keseimbangan antara penetapan formal
peringkat sekolah dan umpan balik perbaikan
Akreditasi sekolah dilaksanakan mencakup : (a) Lembaga satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA) dan (b)
Program Kejuruan/kekhususan (SDLB, SMPLB, SMALB, SMK)
Akreditasi sekolah mencakup penilaian terhadap sembilan komponen sekolah, yaitui (a) kurikulum dan
proses belajar mengajar; (b) administrasi dan manajemen sekolah; (c) organisasi dan kelembagaan sekolah;
(d) sarana prasarana (e) ketenagaan; (f) pembiayaan; (g) peserta didik; (h) peranserta masyarakat; dan (1)
lingkungan dan kultur sekolah. Masing-masing kompoenen dijabarkan ke dalam beberapa aspek. Dari
masing-aspek dijabarkan lagi kedalam indikator. Berdasarkan indikator dibuat item-item yang tersusun
dalam Instrumen Evaluasi Diri dan Instrumen Visitasi.
9. Bagaimana Prosedur Akreditasi Sekolah ?
Akreditasi dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut : (a) pengajuan permohonan akreditasi dari
sekolah; (b) evaluasi diri oleh sekolah; (c) pengolahan hasil evaluasi diri ; (d) visitasi oleh asesor; (e)
penetapan hasil akreditasi; (f) penerbitan sertifikat dan laporan akreditasi
Dalam mempersiapkan akreditasi, sekolah melakukan langkah-langkah sebagai berikut : (a) Sekolah
mengajukan permohonan akreditasi kepada Badan Akreditasi Propinsi (BAP)-S/M untuk SLB, SMA,
SMK dan SMP atau kepada Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota untuk TK dan SD
Pengajuan akreditasi yang dilakukan oleh sekolah harus mendapat persetujuan atau rekomendasi dari
Dinas Pendidikan; (b) Setelah menerima instrumen evaluasi diri, sekolah perlu memahami bagaimana
menggunakan instrumen dan melaksanakan evaluasi diri. Apabila belum memahami, sekolah dapat
melakukan konsultasi kepada BAN-SM mengenai pelaksanaan dan penggunaan instrumen tersebut; (c)
Mengingat jumlah data dan insformasi yang diperlukan dalam proses evaluasi diri cukup banyak, maka
sebelum pengisian instrumen evaluasi diri, perlu dilakukan pengumpulan berbagai dokumen yang
diperlukan sebagai sumber data dan informasi
Sekolah dapat diikutsertakan aktrditasi apabila : (a) memiliki surat keputusan kelembagaan (UPT); (b)
memiliki siswa pada semua tingkatan; (c) memiliki sarana dan prasarana pendidikan; (d) memiliki tenaga
kependidikan; (e) melaksanakan kurikulum nasional; dan (f) telah menamatkan siswa.
Pelaksana akreditasi sekolah terdiri dari : (a) Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M),
(b) Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M), dan (c) Unit Pelaksana Akreditasi (UPA)
Kabupaten/Kota . Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) merupakan: badan non
struktural yang secara teknis bersifat independen dan profesional yang terdiri atas unsur-unsur masyarakat,
organisasi penyelenggara pendidikan, perguruan tinggi, dan organisasi yang relevan..yang memiliki
kewenangan untuk menetapkan kebijakan, standar, sistem,dan perangkat akreditasi secara nasional. Badan
Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M) berkewenangan untuk melaksanakan kegiatan
akreditasi SMP, SMA, SMK dan SLB. Sedangkan, Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota
berkewenangan melaksanakan akreditasi untuk TK dan SD.
Hasil akreditasi berupa : (a) Sertifikat Akreditasi Sekolah, dan (b) Profil Sekolah, kekuatan dan kelemahan,
dan rekomendasi.Sertifikat Akreditasi Sekolah adalah surat yang menyatakan pengakuan dan penghargaan
terhadap sekolah atas status dan kelayakan sekolah melalui proses pengukuran dan penilaian kinerja
sekolah terhadap komponen-komponen sekolah berdasarkan standar yang ditetapkan BAN-SM untuk
jenjang pendidikan tertentu.
Laporan tim asesor yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan rumusan saran bersama dengan hasil
evaluasi diri akan diolah oleh BAN-S/M untuk menetapkan nilai akhir dan peringkat akreditasi sekolah
sesuai dengan kondisi nyata di sekolah. Penetapan nilai akhir dan peringkat akreditasi dilakukan melalui
rapat pleno BAN-SM sesuai dengan kewenangannya. Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus
dihadiri oleh sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu (50 % + 1) anggota BAN-SM Nilai
akhir dan peringkat akreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan tentang kekuatan dan kelemahan masing-
masing komponen dan aspek akreditasi, termasuk saran-saran tindak lanjut bagi sekolah, Dinas
Pendidikan, maupun Departemen Pendidikan Nasional dalam rangka peningkatan kelayakan dan kinerja
sekolah di masa mendatang. Penjelasan kualitatif dan saran-saran harus merujuk pada hasil temuan dan
bersifat spesifik agar mempermudah pihak sekolah untuk melakukan pengembangan dan perbaikan
internal dan pihak terkait (pemerintah daerah dan dinas pendidikan) melakukan pemberdayaan dan
pembinaan lebih lanjut terhadap sekolah.
15. Berapa Lama Masa Berlaku Akreditasi ?
Masa berlaku akreditasi selama 4 tahun. Permohonan Akreditasi Ulang 6 bulan sebelum masa berlaku
habis. Akreditasi Ulang untuk perbaikan diajukan sekurang-kurangnya 2 tahun sejak ditetapkan.
Ketidakpuasan terhadap hasil akreditasi dapat disampaikan kepada BAN-S/M dengan tembusan BAP-S/M
/UPA Kabupaten/Kota setempat dan BAN-S/M melakukan verifikasi dan evaluasi, menyampaikan
hasilnya kepada BAP-S/M/UPA Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti
Hasil akreditasi ditindaklanjuti oleh Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan Penyelenggara sekolah guna kepentingan peningkatan mutu sekolah
B. EVALUASI DIRI
1. Apa Evaluasi Diri itu ?
Upaya sistematis untuk mengumpulkan, memilih dan memperoleh data dan informasi yang valid dari fakta
yang dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan, sehingga diperoleh gambaran menyeluruh tentang
keadaan sekolah untuk dipergunakan dalam rangka pengambilan tindakan manajemen bagi pengembangan
sekolah.
Tujuan evaluasi diri untuk mendapatkan informasi yang objektif, transparan, dan akuntabel dari sekolah
yang diakreditasi.
Fungsi evaluasi diri adalah sebagai penilaian pertama untuk menentukan kelayakan sekolah dibandingkan
dengan standar kelayakan nasional
Manfaat evaluasi diri adalah : (a) membatu sekolah dalam perencanaan dan pengembangan lebih lanjut; (b)
membantu pemerintah dalam tugas pemberdayaan sekolah; dan (c) sebagai bagian penting dari sistem
akreditasi.Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan sekolah dibandingkan
standar kelayakan nasional yang dijadikan pagu. Dengan mengetahui kelayakan sekolah, selanjutnya
kepada sekolah yang belum mencapai tingkatan minimal dari pagu mutu, dilakukan pembinaan secara
terus menerus sehingga mencapai pagu itu.
Kegiatan evaluasi diri tidak boleh dilakukan secara sembarangan namun harus berdasarkan kondisi nyata
sekolah. Oleh karena itu, agar diperoleh data evaluasi diri yang akurat dan objektif, maka kepala sekolah
perlu melakukan koordinasi untuk melakukan pengisian instrumen evaluasi diri. Sebaiknya di sekolah di
bentuk Tim Evaluasi Diri yang bertugas untuk mendata dan menyiapkan berbagai bukti fisik yang
diperlukan guna mendukung pengisian instrumen evaluasi diri.Pengisian instrumen evaluasi diri dapat
disesuaikan dengan kebutuhan waktu, namun tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan. Setelah
pengisian instrumen evaluasi diri, sekolah harus menyerahkan kembali instrumen tersebut dengan
melampirkan dokumen pendukung yang diperlukan. Di samping itu, sekolah harus mengisi Surat
Pernyataan bermaterai yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah. Apabila skor evaluasi diri kurang dari 56,
maka BAN-S/M tidak akan melakukan visitasi dan dokumen evaluasi diri akan dikembalikan pada sekolah
yang bersangkutan untuk diperbaiki hingga mencapai minimal skor 56.
6. Bagaimana Rancangan Instrumen Evaluasi Diri ?
Instrumen Evalusasi Diri untuk setiap jenjang dan jenis sekolah terdiri dari :dua bagian utama, yaitu :
Bagian pertama tentang butir-butir soal untuk mengungkap sembilan komponen sekolah, baik komponen
utama maupun komponen tambahan yang akan diperhitungkan untuk menentukan skor hasil akreditasi.
Terdiri dari 185 butir pernyataan, bersifat dikotomis ( Ya=1) dan (Tidak=0), setiap komponen memiliki
bobot yang berbeda, skor butir untuk pernyataan terbuka jika tidak diisi diberi skor 0 dan jika diisi diberi
skor 1, dan setiap butir memiliki skor maksimal = 1. Setiap komponen disertai dengan data tentang analisis
kelemahan dan kekuatan masing-masing komponen
Bagian kedua berupa isian data penunjang tentang keadaan sekolah. Data ini hanya merupakan penunjang
atas data yang tercantum pada Bagian Pertama dan tidak akan diolah menjadian skor akreditasi
Untuk menentukan klasikasi peringkat akreditasi, selanjutnya nilai akhir dibandingkan dengan kritria
berikut ini :A (Amat Baik) dengan nilai 86 -100, B (Baik) dengan niali 71 85, C (Cukup) dengan nilai 56
-70. Tidak terakreditasi jika kurang dari 56
C. VISITASI
1. Apa Visitasi itu ?
Visitasi adalah kunjungan tim asesor ke sekolah dalam rangka pengamatan lapangan, wawancara dengan
warga sekolah, verifikasi data pendukung, serta pendalaman hal-hal khusus yang berkaitan dengan
komponen dan aspek akreditasi.
Visitasi bertujuan : (a) meningkatkan keabsahan dan kesesuaian data/informasi; (b) bemperoleh
data/informasi yang akurat dan valid untuk menetapkan peringkat akreditasi; (c) memperoleh informasi
tambahan (pengamatan, wawancara, dan pencermatan data pendukung); dan (d) mendukung pengambilan
keputusan yang tepat dan tidak merugikan pihak manapun, dengan berpegang pada prinsip-prinsip:
obyektif, efektif, efisien, dan mandiri.
Pelaksana Visitasi adalah asesor yang memiliki persyaratan dan kewenangan, sebagai berikut : (a)
memiliki kompetensi, integritas diri dan komitmen untuk melaksanakan tugasnya; (b) berpengalaman
minimal 5 tahun dalam pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan, (c) kualifikasi pendidikan minimal
D3/Sarmud (TK/SD), dan S1/sederajat (SMP dst); (d) memahami dan menguasai konsep/prinsip akreditasi
termasuk mekanisme visitasi; (e) telah mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh
BAS/BAN-SM dan (f) bertanggung-jawab untuk melaksanakan tugasnya sesuai prosedur dan norma.; (g)
bertanggung-jawab terhadap kerahasiaan hasil visitasi, dan melaporkannya secara obyektif ke BAN-SM;
(h) memiliki wewenang untuk menggali data/-informasi dari berbagai sumber di sekolah; (i) diangkat
sesuai surat tugas (waktu), dan dapat diangkat kembali (jika layak dalam tugas tsb).
4. Bagamana Proses Visitasi ?
Proses visitasi merupakan rangkaian pelaksanaan akreditasi yang melekat dengan fungsi evaluasi diri dan
sekolah diharapkan untuk senantiasa menjamin kelengkapan dan ketepatan data dan informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi sekolah Visitasi dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari dua
orang Asesor.. Agar visitasi berjalan sesuai dengan tujuannya, sehingga dapat mendukung hasil akreditasi
yang komprehensif, valid, dan akurat, serta dapat memberikan manfaat, maka kegiatan visitasi harus
mengikuti tata cara pelaksanaan yang baku. Visitasi dilaksanakan jika suatu sekolah dinyatakan layak
berdasarkan penilaian evaluasi diri. Visitasi dilaksanakan segera (maksimal 5 bulan) setelah sekolah
mengirimkan evaluasi diri.
(a) Persiapan;
Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M/UPA menunjuk dan mengirimkan asesor. Asesor diangkat oleh
BAP-S/M /UPA untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan mekanisme, prosedur, norma, dan waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan;
Asesor datang ke sekolah menemui Kepala Sekolah menyampaikan tujuan dari visitasi, melakukan
klarifikasi, verifikasi dan validasi atau cek-ulang terhadap data dan informasi kuantitatif maupun kualitatif.
Kegiatan klarifikasi, verifikasi dan validasi dilakukan dengan cara membandingkan data dan informasi
tersebut dengan kondisi nyata sekolah melalui pengamatan lapangan, observasi kelas, wawancara.
Tim asesor melakukan pertemuan dengan warga sekolah untuk mengklarifikasi berbagai temuan penting
atau ketidak sesuaian yang sangat signifikan antara fakta lapangan dengan data/informasi yang terjaring
dalam instrument evaluasi diri.
Asesor menyusun perangkat laporan, baik individual maupun tim yang terdiri dari (1) tabel pengolahan
data; (2) instrumen visitasi, (3) rekomendasi atas temuan, dan (4) berita acara visitasi untuk selanjutnya
diserahkan kepada BAP-S/M /UPA.
*)) Tulisan di atas merujuk pada kumpulan Materi Pelatihan Asesor SMA. BASPROP Jawa Barat Tahun
2004, dan disesuaikan dengan materi pelatihan terbaru
1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas BAB XVI Bag. Kedua tentang Akreditasi Pasal 60.
2. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan khususnya Pasal 86 ayat (1) dan
(3) dan Pasal 87 ayat (1) a. ayat (2), (3), (4), dan (5).
3. Peraturan Mendiknas No.29 Tahun 2005 tentang BAN-S/M.
4. Keputusan Mendiknas No.064/P/2006 tentang pengangkatan anggota BAN-PT, BAN-S/M dan
BAN-PNF.
Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. [Pasal 60 ayat (1)]
Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga
mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
[Pasal 60 ayat (2)]
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan [Pasal 1 ayat 21]
Pemerintah melakukan akreditasi pd setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan
kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. [Pasal 86 ay 1]
Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar
Nasional Pendidikan [Pasal 86 ayat 3]
Untuk melaksanakan akreditasi sekolah/ madrasah Pemerintah membentuk BAN-S/M [Pasal 2 ayat
(1)]
SYARAT AKREDITASI SEKOLAH 2016
Sekolah merupakan suatu lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan
memberi pelajaran (menurut KBBI). Sebuah sekolah akan bermutu jika terdapat pengakuan
dan penilaian dari beberapa pihak yang berwenang yang disebut akreditasi
sekolah/madrasah.
Pemerintah melakukan akreditasi untuk menilai kelayakan program atau satuan pendidikan
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional secara bertahap, terencana dan
terukur sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB XVI Bagian Kedua Pasal 60 tentang Akreditasi.
Dan Berikut adalah hal2 yang perlu disiapkan oleh sekolah/madrasah yang akan di akreditasi tahun
2016 :
Perhatikan jika di Permendiknas no. 28 tahun 2005 tentang BAN-PT pasal 11 menjelaskan Biaya
pelaksanaan akreditasi program studi dan/atau satuan pendidikan tinggi yang dilaksanakan oleh
BAN-PT ditanggung oleh Pemerintah. Di Permendikbud BAN yang baru justru tak ada ditemukan
penegasan ini.