Vous êtes sur la page 1sur 4

KLASIFIKASI HIPERTENSI

1. Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer atau Hipertensi Idiopatik

Hipertensi yang tidak jelas etiologinya (penyakit yang mendasari tidak

diketahui adanya).

Sering ditemukan pada remaja dengan riwayat penyakit keluarga

daripada anak yang lebih muda.

Kelainan hemodinamik utama dalam hipertensi ini yaitu peningkatan

resistensi perifer

Meskipun etiologi dari hipertensi ini tidak diketahui dengan jelas, namun

diduga multifaktorial yang memainkan peranan pada terjadinya

hipertensi esensial, diantaranya:

a. Genetik atau keturunan


Faktor keturunan bersifat poligenik terlihat dari adanya riwayat penyakit

cardiovascular

Riwayat predesposisi genetic, berupa sensitifitas terhadap natrium

kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vascular, dan resistensi

insulin

b. Lingkungan

Intake garam

sejumlah besar penderita dewasa dengan hipertensi esensial sensitive

terhadap masukan garam

Mekanisme sensitifitas garam tidak jelas, namun mungkin melibatkan

ion klorida bukan ion natrium

individu dengan sensitive garam tampak mengalami gangguan dalam

kemampuan untuk mengeksresikan urin beban natrium

Stress
Obesitas

2. Hipertensi Sekunder

Prevanlensi 5-8 % dari seluruh penderita hipertensi,

Lebih sering daripada hipertensi esensial pada bayi dan anak

Tinggi tekanan darah dapat membantu dalam membedakan hipertensi

sekunder dengan primer, pada umumnya remaja dengan hipertensi

esensial mempunyai tekanan diastolic pada atau sedikit di atas persentil

ke-50 menurut umur.

Etiologi hipertensi bervariasi sesuai dengan variasi umur dan variasi

penyakit penyerta lainnya.

a. Berdasarkan umur:

Pada BBL, hipertensi sering dihubungkan dengan katerisasi

umbilikalis tinggi dan penyumbatan arteri renalais karena

pembentukan thrombus

sekitar 75-80 % anak dengan hipertesni sekunder mempunyai

kelainan ginjal

sekitar 25-50% mengalami infeksi saluran kencing, hal ini sering

terkait dengan lesi obstruktif saluran kencing

dapat disertai dengan retensi natrium.

Pada masa anak awal biasanya sekunder, tetapi pada masa anak akhir

dan remaja sebabnya lebih sering primer

b. Berdasarkan penyakit:

Penyakit ginjal (hipertensi renal)

Lesi parenkim ginjal : glomerulonefritis akut dan kronis

Lesi ginjal congenital

Tumor dan trauma


Lesi renovaskuler, seperti koarktasio aorta dan Stenosis arteri

renalis

keduanya menimbulkan hipertensi melalui perangsangan

system rennin-angiotensin-aldosteron

Penyakit endokrin (hipertesni endokrin)

Endokrinopati

melibatkan tiroid, paratiroid, dan kelenjar adrenal

hipertensi sistolik dan takikardi sering ada pada

hipertirodisme, tetapi tekanan diastolicnya biasanya tidak

naik

hiperkalsemia akibat hiperparatiroidisme atau sebab lain,

sering menyebabkan kenaikan ringan pada tekanan karena

bertambanhnya tonus vascular.

gangguan adrenokortikal (tumor yang mensekresi aldosteron,

hyperplasia adrenal, sindron Crushing) dapat menghasilkan

hipertensi jika ada kenaikan pengaruh mineralkortikoid

karena bertmbahnya aldosteron, atau kortisol.

Tumor yang mensekresi katekolamin, karena pengaruh epinefrin dan

noreepinefrin pada jantung dan vaskuler

Sindrom Guillain-Barre, poliomyelitis, luka bakar dan sindrom Steven-

johnson

akibat kelebihan katekolamin sehingga menaikkan tekanan darah

sebentar-bentar

c. Penyalahgunaan obat-oabatan, agen terapeutik, dan toksin.

Kontrasepsi hormonal

Hormon adrenokortikotropik

Kortikosteroid
Simpatomimetik amin (efedrin, penilefsin, fenilpropanolamin,

emfetamin)

Kokain

Siklosporin

Sitropoietin.

Vous aimerez peut-être aussi