Vous êtes sur la page 1sur 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak S
2. Umur : 52 Tahun
3. Pendidikan : SLTA
4. Pekerjaan : Pegawai Swasta di Angkasa Pura
5. Alamat : Jalan Bhakti ABRI Rt.02/Rw.09, Sukamaju baru, Tapos, Depok
6. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama L/P Hub. Dgn KK Umur Pendidikan Pekerjaan

1. Bapak S L Suami/Kepala 52 Tahun SLTA Pegawai Swasta


Keluarga
2. Ibu R P Istri/Ibu Rumah 38 Tahun SLTA Ibu Rumah
Tangga Tangga
3. Anak S L Anak ke-1 15 Tahun SMP Pelajar
4. Anak R P Anak ke-2 13 Tahun SMP Pelajar

Genogram
(Saya gambar menggunakan pena)
Keterangan Genogram :
Keluarga Bapak S merupakan keluarga besar. Bapak S memiliki 7 bersaudara, dalam keluarganya,
bapak S adalah anak nomor 6 (enam). Kedua orang tua bapak S telah meninggal dunia karena sakit,
akan tetapi bapak S tidak mengetahui secara pasti sakit yang dialami oleh kedua orang tuanya.
Kedua kakak bapak S juga sudah meninggal, yaitu kakak nomor 1 (satu) dan kakak nomor 4
(empat). Kakak nomor 1 (satu) telah meninggal 7 tahun yang lalu karena sakit, akan tetapi sakitnya
tidak diketahui secara pasti, hanya pada saat itu penyebab meninggalnya adalah karena dalam
tubuhnya terdapat virus dan sampai meninggalnya virus tersebut belum dapat terdeteksi. Sedangkan
kakak yang nomor 4 (empat) meninggal pada usia 55 tahun, penyebab meninggalnya adalah karena
komplikasi penyakit Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi (HT). Ibu R memiliki 5 (lima)
bersaudara, dalam keluarganya ibu R adalah anak terakhir. Kedua orangtua ibu R masih hidup dan
tidak memiliki keluhan kesehatan. Bapak S dan ibu R menikah dan dikarunia 2 (dua) orang anak
yaitu 1 (satu) laki-laki yaitu anak S dan 1 (satu) perempuan yaitu anak R, keduanya saat ini
memasuki usia remaja awal.

Keluhan kesehatan yang dialami oleh bapak S adalah batuk, terdapat lendir, dan sesak (memiliki
riwayat merokok pada usia 23-50 tahun). Sehari dapat menghabiskan 1-2 bungkus rokok, terlebih
jika sedang bersama dengan teman-temannya bisa menghabiskan lebih dari 2 bungkus rokok. Pada
saat itu bapak S memiliki keinginan untuk segera berhenti merokok, tapi selalu gagal karena bapak
S merasa sulit untuk melakukannya, hingga pada akhirnya batuk dan sesaknya semakin bertambah
parah dan pada bulan Agustus 2014 bapak S dilakukan tindakan untuk membersihkan lendirnya dan
penanganan sesaknya di sebuah rumah sakit, semenjak itu bapak S sudah benar-benar memiliki
tekad dan niat yang kuat untuk berhenti merokok karena bapak S tidak ingin mengalami sakit lagi.
Sampai sekarang bapak S tidak pernah merokok. Keluhan kesehatan yang dialami oleh ibu R adalah
hanya keluhan sakit ringan seperti pusing, badan pegal, batuk maupun flu, ibu R tidak memiliki
keluhan kesehatan yang serius, hanya saja ibu R mengatakan bahwa dirinya selama ini sering cepat
stres, cemas dan panik yang berlebih sampai keluar keringat dingin jika menghadapi masalah,
khususnya jika ada salah satu anggota keluarganya yang sakit. Ibu R mengatakan sudah mencoba
mengatasinya dengan memotivasi diri sendiri akan tetapi belum berhasil dan stres, cemas dan
kepanikan yang dimilikinya belum berkurang. Ibu R ingin mengatasi masalahnya tersebut akan
tetapi belum mengerti bagaimana caranya, harapan yang disampaikan ibu R adalah ibu R ingin
lebih tenang terutama pada saat menghadapi masalah, baik masalah ringan, sedang maupun berat.

Anak S dan Anak R juga tidak memiliki keluhan kesehatan yang serius, ibu R mengatakan anak S
dan anak R jika sakit hanya mengalami sakit yang ringan seperti batuk, flu dan pusing. Anak S
sudah mengalami mimpi basah pada usia 14 tahun dan anak R juga sudah mengalami menstruasi
pada usianya yang memasuki 13 tahun ini, siklus menstruasi anak R teratur akan tetapi anak R
belum mengerti bagaimana cara perawatan kesehatan reproduksi perempuan seperti bagaimana cara
mencegah keputihan dan meredakan rasa nyeri pada saat menstruasi.

7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga bapak S adalah Keluarga Inti, karena dalam satu rumah hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak saja.
8. Suku Bangsa
Suku bangsa dari Jawa. Bapak S berasal dari Bojonegoro dan Ibu R berasal dari Ngawi.
9. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga adalah Agama Islam
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga adalah Status sosial ekonomi menengah
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Mengenai rekreasi keluarga, untuk waktunya tidak tentu, karena keluarga tidak pernah
menjadwalkan secara khusus untuk aktivitas reksreasi, selain itu keluarga juga hanya
memiliki 1 (satu) motor sebagai alat transportasi. Rekreasi keluarga yang biasanya dilakukan
keluarga bapak S hanya sederhana saja, yaitu berkumpul sekeluarga dirumah untuk
berbincang-bincang ataupun nonton televisi, makan sama-sama di luar atau dirumah saja dan
jalan-jalan ke mall atau pusat perbelanjaan yang lainnya.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga yang terjadi saat ini adalah tahap perkembangan keluarga
dengan anak remaja.

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja dimulai pada saat anak pertama
berusia 13 tahun. Tujuan keluarga pada tahap perkembangan dengan anak remaja ini
adalah melepaskan anak remaja dan memberi tanggungjawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Pada tahap ini keluarga memiliki
tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja yaitu memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggungjawab, mempertahankan hubungan yamg intim dalam keluarga,
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua, menghindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan dan yang terakhir adalah perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Adapun tahap atau tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga adalah Memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggungjawab. Orangtua masih belum berani untuk memberikan
kebebasan kepada kedua anak remajanya karena orangtua menganggap kedua anaknya
masih usia dini, selain itu pergaulan anak remaja pada jaman sekarang semakin
meresahkan, sehingga jika orang tua memberikan kebebasan kepada anak remajanya,
orangtua merasa khawatir anak remaja mereka akan terjerumus ke dalam perilaku yang
menyimpang yang dapat merusak masa depan. Ibu R mengatakan belum merasa terampil
dalam menjaga dan merawat anak remajanya dan belum mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi yang baik dengan anak remaja.

14. Riwayat keluarga inti


Pada riwayat keluarga inti tidak ada penyakit keturunan. Sakit yang dialami oleh bapak S
hanya terkait dengan gaya hidup yaitu perokok sejak umur 23 tahun hingga 50 tahun. Ibu
R, anak S dan anak R juga tidak memiliki penyakit serius, hanya sakit ringan saja seperti
pusing, batuk dan flu. Sumber pelayanan kesehatan yang biasanya digunakan adalah
Dokter dan bidan, akan tetapi sebelum pergi ke Dokter atau bidan biasanya dirawat sendiri
dulu dirumah menggunakan sisa obat dari dokter saat sakit yang sama terdahulu seperti
Ambroxol, Alpara, Multivitamin, Rinos SR, keluarga juga sering mengkonsumsi obat
warung ataupun apotik seperti Panadol dan Paracetamol. Selain itu keluarga juga
memanfaatkan Toga (Tanaman Obat Keluarga) seperti kencur, madu dan kunyit sebagai
stamina tubuh agar daya imunitas menjadi kuat.

15. Riwayat keluarga sebelumnya


Mengenai riwayat keluarga sebelumnya, Ibu R mengatakan tidak ada penyakit turunan
dari orangtua ibu R, kedua orangtua ibu R masih hidup dan tidak memiliki keluhan
kesehatan, sedangkan kedua orangtua bapak S telah meninggal, akan tetapi ibu R tidak
mengetahui penyebab dari meninggalnya orangtua bapak S, kakak bapak S nomor 1 (satu)
dan nomor 4 (empat) juga telah meninggal, penyebab meninggalnya kakak bapak S yang
nomor 1 (satu) adalah karena adanya virus di tubuhnya akan tetapi belum terdeteksi secara
pasti mengenai jenis penyakitnya, sedangkan kakak bapak S yang nomor 4 meninggal
karena komplikasi penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi dan meninggal di usia 55
tahun.
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
a. Gambaran tipe tempat tinggal
Keluarga bapak S tinggal di Rt.02/Rw.09, Kelurahan Sukamaju Baru, Tapos, Depok.
Rumah yang ditempati saat ini adalah rumah milik sendiri, memiliki pekarangan yang
cukup luas, terdapat tanaman-tanaman dipekarangan depan rumah, lantai rumah sudah
keramik putih, kondisi kamar mandi dan air bersih, tempat sampah tersedia, ventilasi
udara baik, jendela rumah cukup besar dan setiap hari dibuka kecuali pada saat
bepergian, ventilasi dan pencahayaan baik di kamar maupun diruang tamu baik.
b. Denah rumah
(Saya gambar menggunakan pena)
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduknya, tetapi lingkungannya rapi
dan cukup bersih. Masih ada beberapa tanaman dipekarangan depan rumah. Pada
umumnya tetangga berasal dari suku jawa, tidak ada kesulitan dalam kehidupan sehari-
hari, hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan di
masyarakat misalnya arisan, pengajian dan kerja bakti. Arisan ibu-ibu dan bapak-bapak
dilaksanakan sebulan sekali, arisan ibu-ibu di sore hari dan bapak-bapak dimalam hari,
sama juga dengan pengajian. Pengajian biasanya digabung dengan kegiatan arisan.
Sedangkan pengajian di pagi hari dilaksanakan setiap hari. Kerjabakti hanya dilaksanakan
apabila ada acara-acara besar saja, tidak ada jadwal khusus untuk kerja bakti.

18. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga bapak S telah tinggal di lingkungan komunitas saat ini sejak tahun 2000. Bapak
S paling sering keluar rumah pada saat bekarja, pagi berangkat kerja pukul 07.00 dan
pulang ke rumah pukul 18.00, ibu R sebagai ibu rumah tangga mengurus rumah dan
merawat keluarga setiap hari, sedangkan kedua anak remajanya hari senin sampai jumat
ke sekolah mulai pukul 06.30 sampai pukul 16.00.

19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga bapak S aktif berinteraksi dengan masyarakat di sekitar, baik di Arisan,
pengajian maupun kerja bakti. Keluarga bapak S juga aktif berkumpul dengan keluarga
besar sekali dalam setahun terutama pada saat hari raya dan mengunjungi serta silaturahmi
ke saudara terdekat pada saat semua anggota keluarga libur.

20. Sistem Pendukung Keluarga


Keharmonisan keluarga dan dukungan dari keluarga besar menjadi pendukung utama
keluarga. Mengenai jaminan kesehatan, keluarga bapak S memiliki jaminan kesehatan
yang telah disediakan oleh pihak Angkasa Pura yaitu kantor tempat bapak S bekerja dan
jaminan kesehatan tersebut diberikan dan disediakan untuk semua anggota keluarga. Ibu
R mengatakan untuk jaminan BPJS untuk saat ini masih di proses.
IV. Struktur Keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi keluarga bapak S terjalin dengan baik. Ibu R mengatakan bahwa keluarganya
selalu berkomunikasi secara terbuka, tidak ada yang ditutupi, jelas, langsung dan jujur.
Komunikasi bersama, bisa berkumpul bersama-sama biasanya pada saat kondisi sudah
santai terutama pada malam hari maupun di waktu-waktu libur.

22. Struktur kekuatan keluarga


Pengambilan keputusan didalam keluarga dilakukan oleh bapak S selaku kepala keluarga,
akan tetapi sudah melalui musyawarah dengan anggota keluarga yang lainnya yaitu istri
dan kedua anak remaja mereka. Kedua anak remaja mereka memang selalu dilibatkan
akan tetapi hanya untuk sekedar tahu saja, yang paling dominan dalam pengambilan
keputusan adalah bapak S dengan melalui proses bermusyawarah dengan ibu R.

23. Struktur peran (formal dan informal)


Masing-masing anggota keluarga melaksanakan peran masing-masing. Bapak S mencari
nafkah dan membantu juga dalam mendidik anak. Ibu R sebagai ibu rumah tangga yaitu
mengurus rumah tangga seperti mendidik anak, merawat suami dan memelihara rumah.
Pada keluarga bapak S, tidak ada anggota keluarga yang mempunyai peran tidak sesuai.

24. Nilai dan norma budaya keluarga


Nilai yang dianut dalam keluarga bapak S adalah keterbukaan, menjaga etika dan sopan
santun, disiplin dan melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya.

V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Keluarga bapak S telah melaksanakan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan anak-
anak lebih diutamakan dan etika serta sopan santun terhadap sesama juga diutamakan.
Keluarga, terutama bapak S dan ibu R tidak membedakan kasih sayang diantara kedua
anaknya, baik anak S maupun anak R

26. Fungsi sosialisasi


Keluarga aktif bersosialisasi dengan para tetangga, begitu juga dengan anak S dan anak R,
mereka mampu bersosialisasi, membaur dan menjalin silaturahmi yang baik dengan para
tetangga.
27. Fungsi perawatan kesehatan
Bapak S selama setahun ini tepatnya sejak Agustus 2014 telah berhenti merokok. Keluhan
batuk dan sesak sekarang sudah mulai berkurang dan kesehatan pun sudah berangsur-
angsur membaik. Saat ini bapak S tinggal lebih menguatkan lagi niatnya untuk benar-
benar tidak kembali lagi pada perilaku tidak sehatnya tersebut dan ibu R pun juga ikut
memotivasi dan mengingatkan bapak S untuk tidak merokok lagi. Berikut ini pengkajian
lanjut terhadap masalah kesehatan maupun psikis yang dialami oleh keluarga bapak S

MASALAH KESEHATAN PELAKSANAAN TUGAS


KESEHATAN KELUARGA

Perilaku Merokok pada Bapak S Mengenal Masalah Kesehatan


Ibu R mengatakan :
Suami saya memiliki keluhan batuk
berlendir dan sesak. Penyebabnya karena
suami saya memiliki riwayat merokok dan
perilaku merokoknya tersebut sudah
berlangsung sejak suami saya berusia 23
tahun hingga usia 50 tahun, setiap hari
merokok dan sehari bisa menghabiskan 1-
2 bungkus rokok, tidak pernah kontrol
kesehatan dan jarang berolahraga karena
kesibukan kerja.

Mengambil Keputusan
Ibu R mengatakan :
Kalau tidak segera diobati dan ditangani
batuknya akan semakin parah dan
sesaknya akan semakin berat serta paru-
parunya bertambah rusak sehingga
dampaknya kondisi tubuh semakin lemah
dan tidak dapat melakukan aktivitas
dengan baik.

Merawat Anggota Keluarga


Ibu R mengatakan :
Perawatan dirumah untuk menangani
batuknya biasanya dengan mengkonsumsi
obat batuk dari dokter yang masih ada saat
periksa dahulu dengan sakit yang sama
atau dengan menggunakan obat tradisional
seperti kecap dan jeruk nipis. Untuk
penanganan sesaknya, ibu R hanya
menyediakan obat yang dibeli di apotik
maupun warung misalnya seperti
Asmasoho. Akan tetapi semua keluhan itu
belum berkurang karena bapak S saat itu
belum bisa berhenti merokok.
MASALAH KESEHATAN PELAKSANAAN TUGAS
KESEHATAN KELUARGA

Lanjutan Perilaku Merokok pada Bapak S Modifikasi Lingkungan


Ibu R mengatakan :
Kebiasaan bapak S yang memiliki perilaku
merokok menimbulkan udara terasa
pengap di dalam rumah, lalu setiap hari
saya selalu membuka pintu dan jendela
lebar-lebar agar udara dapat berganti dan
mulai memberikan tanaman-tanaman di
pekarangan supaya rumah terasa segar dan
sesak pada bapak S juga diharapkan
menjadi berkurang

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


Ibu R mengatakan :
Bapak S telah dilakukan tindakan
pembersihan lendir di sebuah Rumah Sakit
pada Agustus 2014 lalu beserta
penanganan sesaknya juga dan setelah
mendapatkan penanganan tersebut,
kesehatan bapak S sedikit demi sedikit
berangsur membaik dan bapak S sejak
pulih dari keluhan sakitnya tersebut, bapak
S sudah berhenti merokok.

Mudah stres dan panik berlebihan pada ibu R Mengenal Masalah Kesehatan
Ibu R mengatakan :
Saya orangnya mudah sekali stres, cemas
dan panik berlebihan, terutama jika ada
masalah. Kalau sudah panik cemas dan
stres bisa sampai berkeringat dan badan
saya menjadi sangat lemas, sudah cukup
lama saya mengalami hal tersebut dan
keluhan tersebut terjadi karena saya
kurang pandai dalam mengontrol dan
mengatur (memanajemen) diri saya
sendiri.

Mengambil Keputusan
Ibu R mengatakan :
Kalau stres, cemas dan kepanikan saya
yang berlebihan ini tidak segera ditangani
dan diatasi seperti dilakukan terapi maka
saya takut dan khawatir jika stres dan
kepanikan saya menjadi bertambah dan
nantinya bisa berpengaruh pada kesehatan
dan aktivitas saya sehari-hari sebagai ibu
rumah tangga.
MASALAH KESEHATAN PELAKSANAAN TUGAS
KESEHATAN KELUARGA

Lanjutan Mudah stres dan panik berlebihan pada ibu Merawat Anggota Keluarga
Ibu R mengatakan :
R
Pada saat stres, cemas dan panik datang
yang dilakukan adalah mencoba
memotivasi diri untuk tenang, berdoa dan
berserah diri pada Tuhan, akan tetapi
keluhan tersebut masih selalu muncul
terutama pada saat dihadapkan oleh suatu
permasalahan

Modifikasi Lingkungan
Ibu R mengatakan :
Memodifikasi lingkungan dengan cara
menciptakan suasana yang tenang di
dalam rumah untuk mempermudah proses
ketenangan diri dan mengurangi stres,
cemas dan panik.

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


Ibu R mengatakan :
Saya belum pernah memeriksakan keluhan
saya tersebut ke pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit maupun ke
konseling karena menurut saya lama-lama
akan hilang sendiri, tapi beberapa kali saya
mencoba mengatasinya sendiri tidak
pernah berhasil dan tidak bisa mengurangi
stres dan panik saya jika saya dihadapkan
oleh suatu masalah. Saat ini saya
memerlukan penanganan semacam terapi
agar saya bisa mengurangi dan
menghilangkan stres, cemas dan panik
saya yang berlebihan.
MASALAH KESEHATAN PELAKSANAAN TUGAS
KESEHATAN KELUARGA

Kurang Pengetahuan mengenai perawatan kesehatan Mengenal Masalah Kesehatan


Ibu R mengatakan :
reproduksi pada anak R
Anak R telah mengalami menstruasi
langsung sejak masuk SMP pada usia 13
tahun. Anak R mengerti bahwa menstruasi
adalah pertanda bahwa dirinya sudah
memasuki usia remaja.

Mengambil Keputusan
Ibu R mengatakan :
Jika seorang remaja perempuan sudah
mengalami menstruasi, maka pergaulan
dengan lawan jenis harus lebih hati-hati
dan kebersihan organ intim harus dijaga,
dirawat dan dipelihara agar tetap bersih

Merawat Anggota Keluarga


Ibu R mengatakan :
Pada saat menstruasi, terkadang anak R
mengalami nyeri haid, kalau nyerinya
masih bisa dikontrol biasanya anak R
hanya tiduran dan istirahat saja, tapi jika
nyeri haid tidak terkontrol biasanya
langsung minum obat pereda nyeri atau
minum kiranti. Tidak ada persiapan
menjelang datangnya haid untuk
mengantisipasi agar pada saat haid tidak
nyeri. Anak R juga belum pernah
mendapatkan informasi bagaimana cara
merawat organ intim yang baik beserta
cara mengatasi nyeri haid yang aman dan
mencegah dari keputihan

Modifikasi Lingkungan
Ibu R mengatakan :
Keluarga tidak melakukan modifikasi
lingkungan untuk melakukan perawatan
organ intim maupun penanganan nyeri
haid dirumah. Perawatan dilakukan
sewajarnya, saat mandi dengan
menggunakan sabun biasa
MASALAH KESEHATAN PELAKSANAAN TUGAS
KESEHATAN KELUARGA

Lanjutan Kurang Pengetahuan mengenai perawatan Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


Ibu R mengatakan :
kesehatan reproduksi pada anak R
Selama ini belum pernah memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk masalah
kesehatan reproduksi, masalah tersebut
biasanya hanya ditangani sendiri di rumah

VI. Stress dan koping keluarga


28. Stressor jangka pendek dan panjang
Ibu R mengatakan bahwa yang menjadi stres baik itu stres jangka pendek maupun jangka
panjang adalah terkait 2 (dua) hal yaitu masalah kesehatan yaitu kesehatan anggota
keluarga dan masalah ekonomi, dengan masalah ekonomi tersebut terkait dengan
keberlanjutan pendidikan kedua anaknya yang masih remaja yang masih harus
melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi, ada kekhawatiran yang mengganggu, takut jika
kedua anak remajanya tidak dapat melanjutkan pendidikan karena keadaan ekonomi,
mengingat ibu R tidak bekerja dan yang bekerja dan mencari nafkah hanya bapak S saja.

29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah


Kemampuan keluarga bapak S dalam berespon terhadap adanya suatu masalah yaitu
mencoba berusaha untuk tenang dan berusaha membicarakan dan membahas secara
bersama-sama untuk mencari pemecahan atau solusi dari masalah yang ada tersebut

30. Strategi koping yang digunakan


Strategi Koping yang digunakan dalam keluarga bapak S adalah memotivasi diri sendiri
untuk tidak mengingat hal itu lagi, pasrah dan berdoa kepada Tuhan, Ikhlas, ingat
komitmen dalam keluarga dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya

31. Strategi adaptasi disfungsional


Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti mengamuk dan marah-marah sambil
membanting barang, setiap ada masalah selalu berusaha untuk mencari pemecahan solusi
masalahnya dengan mendiskusikan bersama dengan anggota keluarga dirumah.
PEMERIKSAAN FISIK
NO PEMERIKSAAN Ibu R ___ ___

Penampilan Umum
1. Tahap perkembangan Dewasa
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Cara berpakaian Sederhana, baju terlihat rapi dan
bersih
4. Kebersihan personal Bersih, kulit bersih dan tidak ada
gangguan kulit
5. Postur dan cara berjalan Postur tubuh sedang dan cara
berjalan baik serta tidak ada
kelainan
6. Bentuk dan ukuran tubuh Bentuk tubuh tegak, ukuran tubuh
sedang

Status mental dan cara berbicara


1. Status emosi Stabil
2. Tingkat kecerdasan Cukup
3. Orientasi Berfokus pada pertanyaan
4. Proses berpikir Normal

5. Gaya/Cara berbicara Pelan, lembut dan sabar


Tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/90 mmHg
Nadi 84x/menit
Suhu 36,50 C
Respirasi 18x/menit

Pemeriksaan Kulit
1. Inspeksi Kulit berwarna kuning dan terlihat
bersih
2. Palpasi Turgor kulit dalam keadaan baik

Pemeriksaan kuku
1. Inspeksi Kuku terlihat pendek dan bersih
serta tidak ada kelainan
2. Palpasi Capillary refillnya baik

f Pemeriksaan kepala
. 1. Inspeksi Rambut sebahu, bersih, kondisi
tertata rapi dan diikat dengan tali
rambut
2. Palpasi Tidak ada nyeri tekan
3. Auskultasi Tidak diperiksa
g Pemeriksaan muka
. 1. Inspeksi Bentuknya simetris dan tidak ada
kelainan bentuk
2. Palpasi Tidak diperiksa
3. Tes sensasi wajah Tidak diperiksa

Pemeriksaan mata
1. Inspeksi Tidak menggunakan kacamata,
bentuk simetris antara mata kanan
dan mata kiri, konjungtiva normal,
sklera tidak ikterik dan tidak ada
cekungan pada mata
2. Palpasi Tidak ada nyeri tekan

3. Tes lapang pandang Tidak diperiksa

Pemeriksaan telinga
1. Inspeksi Tidak menggunakan alat bantu
pendengaran, Bentuk normal dan
simetris antara telinga kanan dan
telinga kiri, tidak ada kelainan
bentuk, kondisi telinga bersih
2. Palpasi Tidak ada kelainan pada bagian
daun telinga dan tidak ada nyeri
tekan
3. Tes ketajaman pendengaran Tidak diperiksa
Pemeriksaan hidung dan sinus
\ 1. Inspeksi Normal, tidak ada kelainan bentuk
hidung
2. Palpasi Tulang hidung dalam kondisi baik,
tulang tidak mengalami kelainan
dan tidak ada nyeri tekan
3. Tes penciuman Tidak diperiksa

Pemeriksaan mulut dan tenggorakan


1. Inspeksi Gigi bersih, tidak ada caries, mulut
dan lidah bersih, tidak ada nyeri
pada saat menelan
2. Palpasi Tidak ada nyeri tekan pada daerah
tenggorokan
3. Tes rasa Tidak diperiksa

Pemeriksaan leher
1. Inspeksi Tidak terlihat adanya kaku leher

2. Palpasi Tidak ada nyeri tekan pada leher dan


tidak ada pembesaran kelenjar
3. Auskultasi Tidak diperiksa

4. Tes ROM Tidak diperiksa


Pemeriksaan sistem pernafasan
1. Inspeksi Tidak diperiksa
2. Palpasi Tidak diperiksa
3. Perkusi Tidak diperiksa
4. Auskultasi Tidak diperiksa

NPemeriksaan sistem kardiovaskular


1. Inspeksi Tidak diperiksa

2. Palpasi Tidak diperiksa

3. Perkusi Tidak diperiksa


4. Auskultasi Tidak diperiksa
0.
0.Pemeriksaan
O payudara dan aksila
. 1. Inspeksi Tidak diperiksa
2. Palpasi Tidak diperiksa
O
.
Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi Tidak diperiksa
O
2. Palpasi Tidak diperiksa
.
3. Perkusi Tidak diperiksa

0 4. Auskultasi Tidak diperiksa

.
Pemeriksaan ektremitas atas
1. Bahu Bahu tidak mengalami gangguan
atau kelainan, bahu masih bisa
berfungsi baik dan normal
2. Siku Siku tidak mengalami gangguan
atau kelainan, bahu masih bisa
berfungsi baik dan normal
3. Pergelangan dan telapak tangan Pergelangan dan Telapak tangan
masih bisa berfungsi baik dan
normal

Pemeriksaan ektremitas bawah


1. Panggul Tidak ada kelainan atau gangguan
bentuk pada panggul

2. Lutut Lutut masih kuat, tidak ada kelainan


maupun gangguan

3. Pergelangan dan telapak kaki Pergelangan dan telapak kaki masih


berfungsi baik dan normal
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan keperawatan keluarga
1. Terhadap masalah kesehatannya
Ibu R memiliki harapan besar agar semua anggota keluarganya baik dirinya sendiri, suami
maupun kedua anak remajanya selalu dlaam keadaan sehat baik jasamani maupun rohani.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada


Ibu R memiliki harapan kepada petugas kesehatan terkait dengan jaminan kesehatan
BPJS, agar di sosialisasikan pada masyarakat yang lebih luas lagi karena ternyata belum
banyak keluarga maupun masyarakat yang belum mengetahui mengenai jaminan
kesehatan BPJS, padahal mereka sangat membutuhkan jaminan tersebut terutama bagi
keluarga yang tidak mampu.

Sukamaju Baru, 10 Februari 2015

(Eva Nurlina Aprilia)


ANALISA DATA

NO DATA PENUNJANG MASALAH


KEPERAWATAN

1 Data Objektif : Domain 5 : Perception/Cognition


Ibu R terlihat menggelengkan kepala pada Class 4. Cognition
saat ditanya mengenai cara lain mengatasi
(00251) Labile Emotional Control
mudah stres dan panik berlebihan yang
dialaminya selain dengan cara berusaha
memotivasi diri sendiri.

Data Subjektif :
Ibu R mengatakan :
Saya orangnya mudah sekali stres dan
panik berlebihan, terutama jika ada
masalah. Kalau sudah panik dan stres bisa
sampai berkeringat dan badan saya
menjadi sangat lemas, sudah cukup lama
saya mengalami hal tersebut dan keluhan
tersebut terjadi karena saya kurang pandai
dalam mengontrol dan mengatur
(memanajemen) diri saya sendiri.

Pada saat stres dan panik datang yang


dilakukan adalah mencoba memotivasi diri
untuk tenang, berdoa dan berserah diri
pada Tuhan, akan tetapi keluhan tersebut
masih selalu muncul terutama pada saat
dihadapkan oleh suatu permasalahan

Saya belum pernah memeriksakan keluhan


saya tersebut ke pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit maupun ke
konseling karena menurut saya lama-lama
akan hilang sendiri, tapi beberapa kali saya
mencoba mengatasinya sendiri tidak
pernah berhasil dan tidak bisa mengurangi
stres dan panik saya jika saya dihadapkan
oleh suatu masalah. Saat ini saya
memerlukan penanganan semacam terapi
agar saya bisa mengurangi dan
menghilangkan stres dan panik saya yang
berlebihan.
2 Data Objektif : Domain 5 :
--- (Anak R belum pulang dari sekolah) Perception/Cognition
Class 4.
Data Subjektif : Cognition
Ibu R mengatakan : (00126) Deficient Knowledge
Anak R telah mengalami menstruasi
langsung sejak masuk SMP pada usia 13
tahun. Anak R mengerti bahwa menstruasi
adalah pertanda bahwa dirinya sudah
memasuki usia remaja.

Pada saat menstruasi, terkadang anak R


mengalami nyeri haid, kalau nyerinya
masih bisa dikontrol biasanya anak R
hanya tiduran dan istirahat saja, tapi jika
nyeri haid tidak terkontrol biasanya
langsung minum obat pereda nyeri atau
minum kiranti. Tidak ada persiapan
menjelang datangnya haid untuk
mengantisipasi agar pada saat haid tidak
nyeri. Anak R juga belum pernah
mendapatkan informasi bagaimana cara
merawat organ intim yang baik beserta
cara mengatasi nyeri haid yang aman dan
mencegah dari keputihan

Keluarga tidak melakukan modifikasi


lingkungan untuk melakukan perawatan
organ intim maupun penanganan nyeri
haid dirumah. Perawatan dilakukan
sewajarnya, saat mandi dengan
menggunakan sabun biasa

Selama ini belum pernah memanfaatkan


fasilitas kesehatan untuk masalah
kesehatan reproduksi, masalah tersebut
biasanya hanya ditangani sendiri di rumah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK S

NO Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

1. Domain 5 : Level 1 Level 1


Perception/Cognition Domain III : Psychosocial Health Domain 3 : Behavioral
Class 4. Cognition (Hasil yang menggambarkan fungsi (Perawatan yang
(00251) Labile psikologi dan sosial) mendukung fungsi
Emotional Control psikososial dan
memfasilitasi perubahan
gaya hidup)

Level 2 Level 2
Kelas M : Psychological Well-Being Kelas T : Psychological
(Hasil yang menggambarkan kesehatan Comfort Promotion
emosional individu dan terkait dengan (Intervensi untuk
persepsi diri) mempromosikan
kenyamanan menggunakan
teknik psikologis)

Level 3 Level 3
Hasil : Intervensi :
1211. Anxiety Level 5820. Anxiety Reduction
1212. Stress Level 6040. Relaxation Therapy
5922. Self-Hypnosis
Facilitation

2 Domain 5 : Level 1 Level 1


Perception/Cognition Domain IV : Health Knowledge & Domain 3 : Behavioral
Class 4. Behavior (Perawatan yang
Cognition (Hasil yang menggambarkan sikap, mendukung fungsi
(00126) Deficient pemahaman dan tindakan sehubungan psikososial dan
Knowledge dengan kesehatan dan penyakit) memfasilitasi perubahan
gaya hidup)

Level 2 Level 2
Kelas S : Health Knowledge (Hasil Kelas S : Patient
yang menggambarkan pemahaman Education (Intervensi
individu dalam menerapkan informasi untuk memfasilitasi
untuk mempromosikan, memelihara pembelajaran)
dan memulihkan kesehatan)
Kelas T : Psychological
Comfort Promotion
(Intervensi untuk
mempromosikan
kenyamanan
menggunakan teknik
psikologis)
Level 3 Level 3
Hasil : Intervensi :
1805. Knowledge : Health Behavior Kelas S : Patient Education
1823. Knowledge : Health Promotion 5510. Health Education
1843. Knowledge : Pain Management
Kelas T : Psychological
Comfort Promotion
6040. Relaxation Therapy

SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan:
Domain 5 : Perception/Cognition
Class 4. Cognition
(00251) Labile Emotional Control

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Ibu R mengatakan tidak mengetahui


Aktual (3) bagaimana cara lain untuk dapat menangani
Risiko (2) mudahnya muncul stres dan panik berlebihan
yang dialaminya selain dengan memotivasi
Potensial (1)
dirinya sendiri

Kemungkinan diubah 2 2/2 x 2 = 2 Ibu R selalu berusaha untuk mencoba terus


Mudah (2) menerus dalam mengatasi mudah stres dan
Sebagian (1) panik berlebihan yang dialaminya tersebut
dengan berusaha mencoba menenangkan diri
Tidak dapat (0)
dan memotivasi dirinya sendiri untuk selalu
kuat dan tegar dalam menghadapi masalah
yang ada
Kemungkinan dicegah 1 3/3 x 1 = 1 Risiko munculnya kembali stres dan panik
Tinggi (3) berlebih yang dialami oleh ibu R pada saat
Cukup (2) menghadapi masalah dapat dicegah dengan
melakukan terapi psikologis secara terus
Rendah (1)
menerus
Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 Ibu R mengatakan jika stres dan panik
Segera (2) berlebihannya muncul menyebakan tubuh
Tidak perlu (1) menjadi lemas dan kurang maksimal dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari
Tidak dirasakan (0)

Total 5
Diagnosa keperawatan:

Domain 5 :
Perception/Cognition
Class 4.
Cognition
(00126) Deficient Knowledge

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Ibu R mengatakan Pada saat menstruasi,


Aktual (3) terkadang anak R mengalami nyeri haid.
Risiko (2) Tidak ada persiapan menjelang datangnya
haid untuk mengantisipasi agar pada saat haid
Potensial (1)
tidak nyeri. Anak R juga belum pernah
mendapatkan informasi bagaimana cara
merawat organ intim yang baik beserta cara
mengatasi nyeri haid yang aman dan
mencegah dari keputihan

Kemungkinan diubah 2 2/2 x 2 = 2 Pada saat nyeri apabila nyerinya masih bisa
Mudah (2) dikontrol biasanya anak R hanya tiduran dan
Sebagian (1) istirahat saja, tapi jika nyeri haid tidak
terkontrol biasanya langsung minum obat
Tidak dapat (0)
pereda nyeri atau minum kiranti.

Kemungkinan dicegah 1 2/3 x 1 = 2/3 Nyeri haid bisa datang kapan saja, nyeri haid
Tinggi (3) dapat dicegah dengan teknik relaksasi dan
Cukup (2) keputihan dapat terhindar dari infeksi dengan
Rendah (1) melakukan perawatan dan pemeliharaan
organ intim yang baik dan benar
Menonjolnya masalah 1 1/2 x 1 = 1/2 Tidak ada persiapan menjelang datangnya
Segera (2) haid untuk mengantisipasi agar pada saat haid
Tidak perlu (1) tidak nyeri. Anak R juga belum pernah
mendapatkan informasi bagaimana cara
Tidak dirasakan (0)
merawat organ intim yang baik beserta cara
mengatasi nyeri haid yang aman dan
mencegah dari keputihan

Total 33/5
UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BAPAK


S DI KELURAHAN SUKAMAJU BARU, KECAMATAN TAPOS
KOTA DEPOK

OLEH :

EVA NURLINA APRILIA


1206303115

PROGRAM SPESIALIS KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

Vous aimerez peut-être aussi