Vous êtes sur la page 1sur 2

Diagnosis

Pada saat ini tidak ada diterima secara universal mengenai kriteria diagnosis standar baku emas
untuk VAP. Beberapa metode klinis telah direkomendasikan tetapi tidak ada sensitivitas atau
spesifitas untuk identifikasi secara akurat. Evaluasi yang dilakukan setiap hari dengan thorax
dada hanya dapat merujuk ada atau tidaknya VAP tetapi tidak dapat menetapkan. Penelitian
postmortem dengan diagnosis VAP dengan kriteria klinis menunjukkan sensitivitas 69% dan
spesifitasnya 75%. American Thoracic Society (ATS) dan Infectious Disease Society of America
(IDSA) guidline merekomendasikan sampel dari saluran respiratori bagian bawah untuk kultur
dan mikrobiologi. Analisis dari sampel dapat secara kuantitatif atau kualitatif. Johanson dan
kawan-kawan menjelaskan kriteria klinis untuk diagnosis VAP : Clinical Pulmonary Infection
Score (CPIS) meliputi klinis, fisiologis, mikrobiologi, dan radiografi. Skor antara 0 sampai 12
dengan skor >6 menunjukkan korelasi yang menunjukkan VAP. Metaanalisis dari evaluasi
terhadap 13 penelitian melaporkan sensitivitas dan spesifitas untuk CPIS 65% (95% CI 61-69%)
dan 64% (95%- CI 60-67%). Dari keseluruhan kriteria yang digunakan untung menghitung CPIS
dengan perubahan rasio PaO2 dan FiO2. Singh dan kawan-kawan menunjukkan bahwa CPIS
merupakan alat efektif untuk memberhentikan atau melanjutkan antibiotik. Pada penelitian
antibiotic berhenti digunakan pada hari ketiga pada pasien yang menerima ciprofloxacin jika
skor CPIS <6. Mortalitas dan lamanya dirawat di ICU tidak berbeda meskipun dengan durasi
yang pendek (p=0,0001) dan harga lebih murah (p=0,003) dari terapi antimicrobial pada
percobaan yang dibandingkan dengan standar terapi, dan perkembangan dari resisten
antimicrobial lebih rendah pada pasien yang diberhentikan dibandingkan dengan yang menerima
standar dari pelayanan.

1. Pembentukan infiltrate baru atau progresif pada toraks disertai 2 dari 3 gejala berikut :
2. Suhu >380 celcius
3. Leukositosis >12.000mm3 atau leucopenia <4.000mm3
4. Secret purulen

Sampel respiratori dapat menggunakan tehnik : ATS/IDSA guidline dengan pengunaan


bronchoscopic bacteriology yang menunjukkan penurunan mortalitas yaitu 14 hari (16,2% vs
25,8%, p=0,02). Ketika sampel diperoleh dengan tehnik BAL (BAL, mini-BAL atau PSB),
ambang diagnosis 103 koloni untuk proteksi specimen brushing dan 10 4 cfu/ml untuk BAL. BAL
dan PSB lebih signifikan berhubungan dengan antibiotic free days (11,5 + 9.0 vs 7,5 + 7,6, p
<0.001). Penelitian jugan menunjukkan short term mortality. Beberapa bukti dari Canadian
Clinical Trial pada 740 pasien VAP yang dirandom untuk BAL sama hasil akhirnya dan semua
menggunakan antibiotik diamati ketika BAL dengan kuantitatif kultur atau aspirasi endotrakea
dengan non kuantitatif kultur yang digunakan untuk diagnosis. Penemuan ini mengkonfirmasi
metaanalisis Cochrane dari 1367 pasien ditemukan tidak ada perbedaan pada mortalitas grup
invasif dan non invasif (26,6% dan 24,7%) pada kuantitatif dengan kualitatif kultur (relative risk
1,53, 95% CI 0,54-4,39) atau pada penggunaan antibiotic.
1. Aspirasi endotrakeal
2. Bronchoalveolar lavage (BAL)
3. Mini-broncoalveolar lavage (mini-BAL)
4. Protected specimen brush (PSB)

Specimen yang diambil, dikirim untuk dilakukan pengecatan gram, kultur, dan sensitivitas.
Pengecatan gram dapat diketahui tipe organism dan apakah ada purulen ( >25 neutrofil dan < 10
sel epitel squamous. Hasil kultur dapat melaporkan semikuantitatif dan atau nilai kuantitatif.
Semikuantitatif dapat ditemukan pada sampel endotrakeal akan menunjukkan positif ketika
pertumbuhan agar (+++) atau (++++), dimana kuantitatif positif dengan >10cfu/ml

Vous aimerez peut-être aussi