Vous êtes sur la page 1sur 9

MINI CLINICAL EXAMINATION

TERAPI CAIRAN PADA PASIEN OPERASI VP SHUNT DAN

CRANIOTOMY

Oleh:
Khoirunnisa Fajar Iriani Puarada
G4A015160

Pembimbing : dr. Iwan Dwi C, Sp. An

KEPANITERAAN ILMU ANESTESI DAN TERAPI INTENSIVE


FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2016
LAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama : Tn. B
Umur : 45 tahun
Tanggal Lahir : 25 Oktober 1971
Alamat : Karangaren RT 3/2 Kutasari
Diagnosis : Hidrosefalus Obstruktif e/c Tumor Cerebelum
Pro : VP Shunt
DPJP Anestesi : dr. Iwan Dwi C, Sp. An
Tanggal Operasi : 19 Maret 2016

B. Anamnesis Pra Anestesi


RPS: nyeri kepala, batuk (-), pilek (-)

RPD: riw asma (-), maag (-) DM (-) , sesak nafas (-), jantung (-) pingsan (-),
HT (-), hepatitis (-), GGK (-), anemia (-), stroke (-), alergi makanan (-),
alergi obat (-), riw op (-), merokok (-), mengorok (+), alkohol (-) narkoba (-)

RPK: asma (-), diabetes (-), jantung (-), hipertensi (-), gangguan pembekuan
darah (-)

TANDA VITAL
TD : 130/70 mmHg
HR : 64x/menit
RR : 16x/menit
GCS : E4V5M6
BB : 60 Kg

PEMERIKSAAN FISIK
Airway :
Clear(+), gigi tanggal (-), gigi goyang (-), buka mulut 3 jari, Mallampati 2,
TMD 5 cm
Kepala/Leher:
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), massa di wajah (-), masa di leher
(-), luka bakar (-), deviasi trakea (-), gerak leher (mobile)
Thorak:
Paru : sd ves +/+, wh -/-, rbk -/-, rbh -/-
Jantung : s1>s2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen :
Timpani, BU + normal
Ekstrimitas
Akral ( hangat), edema superior (-/-) edema inferior (-/-), parese (-/-),
paralise (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 18/03/2016
Hb : 13
Ht : 38
Leukosit : 5830
Eritrosit : 4,1
Na : 143
K : 3,4
Cl : 100
Ureum : 46,7
Creat : 0,85
PTT : 12
aPTT : 36,2
GDS : 85

ASSASMENT : ASA III E


RENCANA OPERASI : VP Shunt
RENCANA ANESTESI : General Anestesi

C. Laporan Anestesi Durante Operasi


Tanggal operasi : 19/03/2016
Jam mulai anestesi : 16.15 WIB
Jam selesai anestesi : 20.00 WIB
Kondisi prainduksi
Kesadaran : compos mentis
GCS : E5V5M6
Tekanan darah : 111/76 Mm/hg
Heart rate : 55x/menit
RR : 12x/menit
Tehnik anestesia
Anestesi : general anestesi
Premedikasi : Ondansentron
Preemptive analgesia : Fentanyl 100g
Induksi : isoflurane
Intra vena : propofol 100 mg
Esmeron 50 mg
Airway : intubasi ET, non kinking no 7,5

MONITORING DURANTE OPERASI


Tekanan darah dan SpO2
Jam TD (mmHg) SpO2
16.15 111/76 100%
16.30 100/60 100%
16.45 90/60 100%
17.00 90/60 100%
17.15 140/100 100%
17.30 120/80 100%
17.45 100/70
18.00 100/70 100%
18.15 90/60 100%
18.30 90/60 100%
18.45 90/60 100%
19.00 90/60 100%
19.15 110/70 100%
19.30 90/60 100%
19.45 90/60 100%
20.00 90/60 100%
Cairan yang masuk :
Ringer laktat : 1000 ml
NS : 1000 ml
Perdarahan : 200 ml
Urine : 300 ml

D. Laporan Post Anestesi (ICU)

Subjektif : Pusing

Objektif : KU : Sedang, compos mentis

TD : 154/57 mmHg

RR : 18x/menit
HR : 48x/menit
Suhu : 35.5C
SatO2 : 100
Assesment : Post VP Shunt, Craniotomy Tumor Cerebelum

Cairan masuk (20.00-24.00): 350 ml


Cairan keluar (20.00-24.00): 900 ml
Cairan masuk (24.00-06.00): 650 ml
Cairan keluar (20.00-24.00): 750 ml
ANALISIS KASUS

A. Cairan Tubuh
Tubuh manusia terdiri dari zat padat dan zat cair, dengan komposisi
zat padat 40% dan zat cair 60%. Semua cairan tubuh didistribusikan
terutama di antara dua kompartemen: cairan ekstrasel dan cairan intrasel.
Cairan ekstrasel dibagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular.
Kompartemen cairan intrasel merupakan 40% dari berat badan, sedangkan
cairan ekstrasel 20% dari berat badan. Distribusi cairan antara
kompartemen ekstrasel dan intrasel terutama ditentukan oleh efek osmotik
dari zat terlarut. Osmosis adalah difusi netto cairan yang menyebrangi
membran permeabel selektif dari tempat konsentrasi airnya tinggi ke
tempat yang konsentrasi airnya lebih rendah. Osmosis molekul air yang
melintasi membran semipermeabel selektif dapat dihambat dengan
memberi tekanan berlawanan arah dengan osmosis. Besar tekanan yang
dibutuhkan untuk mencegah osmosis disebut tekanan osmotik. Semakin
tinggi tekanan osmotik suatu larutan, semakin rendah konsentrasi air dan
konsentrasi zat terlarut semakin tinggi.
Membran semipermeabel membatasi cairan intrasel dan cairan
ekstrasel, yang relatif lebih mudah dilalui air. Primary solute yang
mempengaruhi osmotic gradient adalah natrium, dimana natrium ini
kadarnya lebih tinggi didalam cairan ekstrasel dibandingkan cairan
intrasel. Pergerakan natrium di antara kedua kompartemen ini akan
mendorong air untuk melewati membran bersama molekul natrium.
Pada cairan ekstrasel, elektrolit dan tekanan onkotik secara
bersama-sama akan mempertahakan keseimbangan antara cairan
intravaskular dan interstisial. Tekanan onkotik ini sangat berperan untuk
menjaga keseimbangan antara cairan intravaskular dan interstisial.
Tekanan onkotik dipengaruhi oleh konsentrasi protein. Sehingga, apabila
konsentrasi protein turun, cairan dari intravaskular akan keluar ke
interstisial.

B. Pemberian cairan perioperatif


Cairan dalam tubuh manusia terbagi menjadi cairan
intraseluler, cairan ekstraseluler dan cairan intravaskuler. Ketiga
komponen cairan ini harus terpenuhi untuk mendapatkan keadaan
yang seimbang sesuai dengan keadaan fisiologis. Pada kasus ini,
dengan melihat tabel estimasi cairan tubuh.
Cairan Pria Wanita
Total cairan tubuh 600 mL/kg 500 mL/kg
Whole blood 66 mL/kg 60 mL/kg
Plasma 40 mL/kg 36 mL/kg
Eritrosit 26 mL/kg 24 mL/kg
Pria,berat badan 60 kg, maka
a. Total cairan tubuh 600 x 60 = 36.000 ml
b. Whole blood sekitar 66 x 60 = 3960 ml,
c. Plasma 40 x 60 = 2400 ml
d. Eritrosit 26 x 60 = 1560 ml

1. Kebutuhan cairan maintenance normal dapat dihitung berdasarkan rumus


pada tabel :

Maka kebutuhan cairan maintenance pada kasus ini dengan BB 60 kg, adalah
40 + 20 + 40 = 100 ml/jam, atau
1 2 ml/KgBB/jam = 60 120 ml/jam
2. Mengganti cairan yang hilang (saat puasa)
Jika pasien puasa tanpa intake cairan sebelum operasi, pasien akan
mengalami defisit cairan karena durasi puasa. Defisit bisa dihitung dengan
mengalikan kebutuhan cairan maintenance dengan waktu puasa. Terapi cairan
sebagai pengganti cairan yang hilang selama misalnya 8 jam adalah 8 x 100 ml
= 800 ml/jam.

Pada pasien kali ini dilakukan vp shunt dan craniotomy yang tergolong
operasi besar, sehingga perkiraan cairan yang hilang sekitar (4-8 ml) x 60 kg =
(240 sampai 480 ml).
Cairan yang dapat digunakan sebagai cairan maintenance adalah cairan
kristaloid (asering, RL) dengan perhitungan perbandingan 3:1, sedangkan
cairan maintenance yang kedua adalah koloid dengan perbandingan 1:1.
TERAPI CAIRAN pada Tn. B 45 thn, BB = 60 kg
Maintanance 10 kg pertama
(M) x 4 ml
10 kg kedua x
2 ml 40+20+40 100 ml
10 kg
berikutnya
dikali 1
Pre Operatif Lama puasa 8 x 100 800 ml
(pengganti (jam) x
puasa/ P) Maintanance
1 jam pertama M + P + O 100+400+240
O (jenis = 740 ml
operasi)
Durante
1 jam kedua M + P + O 100+100+240= 1620 ml
Operatif
440 ml
1 jam ketiga M + P + O 100+100+240
= 440 ml

Berdasarkan perhitungan diatas, cairan yang harus diberikan kepada pasien


pada saat pre operatif sebesar 800 ml. Cairan tersebut bertujuan untuk
menggantikan cairan yang hilang jika pasien puasa selama 8 jam.
Kebutuhan cairan selama berlangsungnya operasi sebesar 1620 ml dalam
kurun waktu 3 jam. Cairan yang diberikan dapat berupa kristaloid, koloid,
maupun kombinasi keduanya. Pada kasus ini diberikan cairan berikut:
Kristaloid (RL) 1000 ml
Kristaloid (NS) 1000 ml

C. Balance Cairan
Balance cairan atau keseimbangan cairan adalah keseimbangan
antara pemasukan cairan (intake) dan pengeluaran cairan (output).
Masukan cairan orang dewasa normalnya adalah 1500 ml sampai 3500
ml. Pengeluaran cairan orang dewasa normalnya 1500 ml.
Rumus Balance Cairan Intake / cairan masuk = Output / cairan
keluar + IWL (Insensible Water Loss). Intake / Cairan Masuk merupakan
cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan pasien, volume
obat-obatan,termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll.
Sedangkan Output / Cairan keluar merupakan urine dalam 24 jam (jika
pasien dipasang kateter maka hitung dalam ukuran di urobag,
jika tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya sendiri,
biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter), muntah,
perdarahan, drain, kemudian feses. Urin output normal seseorang adalah
sekitar 1 ml/KgBB/jam. Urin output pada kasus:
BB : 60 Kg
Urin output : 1 ml x 60 Kg
: 60 ml/jam
IWL (insensible water loss) adalah jumlah cairan yang keluarnya
tidak disadari dan sulit dihitung, yaitu jumlah keringat. Normalnya adalah
sekitar 10-15 ml/KgBB/24 jam. IWL pada kasus:
BB : 60 Kg
IWL : 10 ml x 60 Kg
: 600 ml/24 jam
1. Balans Cairan Durante Operatif
Intake: Infus : 2000 ml
Total Intake : 2000 ml
Output: Urin : 300 ml
Perdarahan : 200 ml
Total output : 500 ml
Balans cairan : 2000 500 = 1500 ml
2. Balans Cairan Post Operatif
Intake (20.00-24.00): Infus : 350 ml
Total Intake : 350 ml
Output (20.00-24.00): Urin : 800 ml
IWL : 100 ml
Total output : 900 ml
Balans cairan : 350 900 = - 550 ml
Intake (24.00-06.00): Infus : 650 ml
Total Intake : 650 ml
Output (20.00-24.00): Urin : 600 ml
IWL : 150 ml
Total Output : 750 ml
Balans cairan : 650 750 = - 100 ml
Balans sebelumnya : - 550 ml
Balans Kumulatif : - 650 ml

Vous aimerez peut-être aussi