Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma
uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma
jinak yang paling sering ditemukan pada traktus genitalia wanita,terutama wanita
B. KLASIFIKASI
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka
Sebagian besar tumbuh di antara lapisan uterus yang paling tebal dan
uterus yang paling luar, yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga
dasar lebar. Apabila terlepas dari induknya dan berjalan-jalan atau dapat
paling dalam sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat
C. ETIOLOGI
fibroid. Sebagian ahli mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi
paternal.
1. Usia penderita
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan sekitar
40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007). Mioma uteri
2. Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi daripada jaringan
5. Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan
6. Kehamilan
7. Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan
D. PATOFISIOLOGI
4
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi
dapat juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh
cervik yang dapat menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid
sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang
Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal
ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.
5
6
tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang mungkin timbul
5. Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
8. Infertilitas
10. Dismenore
12. Poliuri, retention urine, konstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul.
(Chelmow, 2005)
7
F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan abdomen
b. Pemeriksaan pelvis
3. Pemeriksaan penunjang
5. Laboratorium: hitung darah lengkap dan apusan darah, untuk menilai kadar
karena kehamilan atau oleh karena adanya suatu mioma uteri yang dapat
G. DIAGNOSIS BANDING
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
abdomen akut.
I. PENATALAKSANAAN
mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi
atas :
a. Penanganan konservatif
2) Monitor keadaan Hb
b. Penanganan operatif
6) Infertilitas
a. Miomektomi
b. Histerektomi
rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total)
pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki
mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Ada dua cara
histerektomi, yaitu :
2) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid
1) Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar
3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut,
rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan
(Chelmow, 2005).
lebih disukai apabila janin imatur. Seksio sesarea merupakan indikasi untuk
kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak janin, inersia uteri
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2. Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor
alkohol
5. Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan
Pemeriksaan genetalia
Pemeriksaan payudara
Usia menarche
Menopause
6. Kesehatan lingkungan/hygiene
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen
2. PK : Anemia
psikososial
prosedur invasi
sumber informasi
perkembangan penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DAN
KOLABORASI
Nyeri akut NOC : Kontrol Nyeri NIC
berhubungan dengan Setelah dilakukan pemberian asuhan 1. Manajemen Nyeri
agen injuri biologis keperawatan selama ..x 24 jam, - Kaji secara komphrehensif
(kanker serviks) dan diharapkan respon nyeri pasien dapat tentang nyeri, meliputi: lokasi,
agen injuri fisik (jika terkontrol dengan kriteria hasil sebagai karakteristik, durasi, frekuensi,
dilakukan terapi berikut : kualitas, intensitas/beratnya
pembedahan) - Klien mampu mengenal faktor-faktor nyeri, dan faktor-faktor pencetus
penyebab nyeri, beratnya ringannya - observasi isyarat-isyarat verbal
nyeri, durasi nyeri, frekuensi dan letak dan non verbal dari
bagian tubuh yang nyeri ketidaknyamanan, meliputi
- Klien mampu melakukan tindakan ekspresi wajah, pola tidur, nasfu
pertolongan non-analgetik, seperti napas makan, aktitas dan hubungan
dalam, relaksasi dan distraksi sosial.
15
respon pasien
- Anjurkan klien untuk
meningkatkan tidur/istirahat
- Anjurkan klien untuk
melaporkan kepada tenaga
kesehatan jika tindakan tidak
berhasil atau terjadi keluhan lain
PK : Anemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan- Kaji gejala-gejala anemia yang
selama ......x 24 jam, perawat dapat terjadi
meminimalkan komplikasi anemia yang- Pantau tanda-tanda anemia
terjadi dengan kriteria hasil: yang terjadi
- Konjungtiva merah muda - Monitor hasil pemeriksaan lab
- Capilary refille 2 detik untuk pemeriksaan kadar Hb,
- Mukosa mulut merah muda RBC, Hct
- Kadar Hb dbn (wanita dewasa: 12-14- Anjurkan pasien untuk
g/dl), RBC dbn (wanita dewasa: 3,80- mengkonsumsi makanan yang
5,80 x 105/uL) dan Hct dbn (wanita seimbang, terutama makanan
dewasa : 37,0-47,0%) tinggi kalori dan tinggi protein.
- Kolaborasi pemberian
suplemen besi tambahan,
vitamin dan mineral sesuai
indikasi
- Kolaborasi pemberian transfusi
darah sesuai kebutuhan
- monitor efek samping dan
respon pasien setelah dilakukan
transfusi darah
Cemas b.d krisis NOC: Kontrol Cemas NIC
situasional Setelah dilakukan asuhan keperawatann Menurunkan cemas:
17
(histerektomi atau kepada pasien selama ... x 24 jam,- Tenangkan pasien dan kaji
kemoterapi), diharapkan pasien dapat mengkontrol tingkat kecemasan pasien
ancaman terhadap cemas dengan kriteria hasil sebagai- Jelaskan seluruh prosedur
konsep diri, berikut: tindakan kepada pasien dan
perubahan dalam- Perawat memonitor tingkat kecemasan perasaan yang mungkin muncul
status kesehatan, pasien pada saat melakukan tindakan
stres - Klien mampu menurunkan penyebab-- Berusaha memahami keadaan
penyebab kecemasan pasien (rasa empati)
- Perawat dan keluarga dapat- Berikan informasi tentang
menurunkan stimulus lingkungan ketika diagnosa, prognosis dan
pasien cemas tindakan dengan komunikasi
- Klien mampu mencari informasi yang baik
tentang hal-hal yang dapat dilakukan- Mendampingi pasien untuk
untuk menurunkan kecemasan mengurangi kecemasan dan
- Klien manpu menggunakan strategi meningkatkan kenyamanan
koping yang efektif - Dorong pasien untuk
- Klien melaporkan kepada perawat menyampaikan tentang isi
penurunan kecemasan perasaannya
- Klien mampu menggunakan teknik- Ciptakan hubungan saling
relaksasi untuk menurunkan cemas percaya
- Klien mampu mempertahankan- Bantu pasien menjelaskan
hubungan social, dan konsentrasi keadaan yang bisa menimbulkan
- Klien melaporkan kepada perawat tidur kecemasan
cukup, tidak ada keluhan fisik akibat- Bantu pasien untuk
kecemasan, dan tidak ada perilaku yang mengungkapkan hal hal yang
menunjukkan kecemasan membuat cemas dan dengarkan
dengan penuh perhatian
- Ajarkan pasien teknik relaksasi
- Anjurkan pasien
18
makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
- Kaji makanan kesukaan
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
- Monitor variasi makanan yang
dikonsumsi pasien
Resiko infeksi NOC NIC
dengan faktor resiko Pengetahuan:Kontrol infeksi Kontrol Infeksi
ketidakadekuatan Setelah dilakukan asuhan keperawatann - Bersikan lingkungan setelah
pertahanan sekunder; kepada pasien selama ... x 24 jam, digunakan oleh pasien
ketidakadekuatan diharapkan pasien dapat menjelaskan - Ganti peralatan pasien setiap
pertahanan imun kembali cara mengkontrol infeksi selesai tindakan
tubuh; imunosupresi dengan kriteria hasil sebagai berikut: - Batasi jumlah pengunjung
(kemoterapi), dan- Mampu menerangkan cara-cara - Ajarkan cuci tangan untuk
prosedur invasi penyebaran infeksi menjaga kesehatan individu
- Mampu menerangkan factor-faktor - Anjurkan pasien untuk cuci
yang berkontribusi dengan penyebaran tangan dengan tepat
- Mampu menjelaskan tanda-tanda dan - Gunakan sabun antimikrobial
20
tentang penyakit; Setelah dilakukan asuhan keperawatann - Kaji tingkat pengetahuan klien
keterbatasan kognitif kepada pasien selama ... x 24 jam, tentang penyakit
(dilihat dari tingkat diharapkan pasien dapat menjelaskan - Jelaskan nama penyakit, proses
pendidikan); kembali tentang proses penyakit dan penyakit, faktor penyebab atau
misinterpretasi prosedur perawatan dengan kriteria faktor pencetus, tanda dan
dengan informasi hasil sebagai berikut: gejala, cara meminimalkan
yang diberikan ; dan - Pasien mengenal nama penyakit, perkembangan penyakit,
tidak familiar proses penyakit, faktor penyebab atau komplikasi penyakit dan cara
dengan sumber faktor pencetus, tanda dan gejala, cara mencegah komplikas
informasi meminimalkan perkembangan penyakit, - Berikan informasi tentang
komplikasi penyakit dan cara mencegah kondisi perkembangan klien
komplikasi - Anjurkan klien untuk
- Pasien mengetahui prosedur melaporkan tanda dan gejala
perawatan, tujuan perawatan dan kepada petugas kesehatan
manfaat tindakan.
2. Pembelajaran :
prosedur/perawatan
- Informasikan klien waktu
pelaksanaan prosedur/perawatan
- Informasikan klien lama waktu
pelaksanaan prosedur/perawatan
- Kaji pengalaman klien dan
tingkat pengetahuan klien
tentang prosedur yang akan
dilakukan
- Jelaskan tujuan
prosedur/perawatan
- Instruksikan klien utnuk
berpartisipasi selama
22
prosedur/perawatan
- Jelaskan hal-hal yang perlu
dilakukan setelah
prosedur/perawatan
- Ajarkan tehnik koping seperti
relaksasi untuk mengurangi efek
dari prosedur yang dilakukan
Gangguan citra NOC NIC
tubuh berhubungan Meningkatkan citra tubuh, Peningkatan citra tubuh
dengan pembedahan Setelah dilakukan asuhan keperawatann - Kaji penerimaan pasien tentang
dan perubahan kepada pasien selama ... x 24 jam, kondisinya saat ini
perkembangan diharapkan citra tubuh atau gambaran - Bantu klien untuk
penyakit tubuh pasien meningkat dengan kriteria mendiskusikan perubahan tubuh
hasil sebagai berikut: akibta penyakit
- Pasien mengungkapkan penerimaan - Bantu klien untuk
citra tubuh secara verbal maupuan non mendiskusikan fungsi tubuh
verbal yang terganggu
- Pasien mampu mempertahankan - Kaji perasaan klien ketika
kontak mata ketika berkomunikasi berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mampu melakukan komunikasi - Kaji persepsi klien dan keluarga
terbuka tentang perubahan tubuh yang
- Pasien menunjukkan tingkat terjadi
kepercayaan diri - Kaji strategi mengatasi masalah
(koping) yang digunakan
- Kaji apakah perubahan
gambaran diri mempengaruhi
hubungan sosial klien
- Bantu klien mengidentifikasi
bagian tubuh lain yang bernilai
23
positif
- Kaji dukungan sosial yang
dimiliki klien
Gangguan eliminasi NOC NIC : Manajemen Konstipasi
fekal : Konstipasi Buang Air Besar - Monitor tanda dan gejala
b.d menurunnya Setelah dilakukan asuhan keperawatan konstipasi
mobilitas intestinal kepada pasien selama .x 24 jam,- Monitor warna, konsistensi,
diharapkan pasien tidak mengalamai jumlah dan waktu buang air
gangguan dalam buang air besar, besar
dengan kriteria hasil: - Konsultasikan dengan dokter
- Pasien kembali ke pola dan normal tentang pemberian laksatif,
dari fungsi bowel enema dan pengobatan
- Terjadi perubahan pola hidup untuk- Berikan cairan yang adekuat
menurunkan factor penyebab konstipasi
M. Discharge Planning
1. Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.
2. Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat,
jumlah obat, efek samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di
rumah.
sayur dan biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika
dilakukan histerektomi.
pada luka, panas di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.
8. Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada
pasien
9. Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang
tidak wajar, seperti perdarahan per vagina yang banyak, nyeri yang tidak
sakit.
10. Anjurkan agar pasien banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC
Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital
Tract in Blueprints Obstetrics & Gynecology. Boston : Blackwell Publishing,
Chelmow.D. 2005. GynecologicMyomectomy Http://www.emedicine.com/med/topic331
9.html.
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the
Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston : Elsevier
Saunders
Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau Miomektomi. Farmacia.
Vol III NO. 12. Juli 2004. Jakarta
Hart MD FRCS FRCOG, David McKay. 2000. Fibroids in Gynaecology Illustrated. London :
Churchill Livingstone.
Joedosapoetro MS. 2003. Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadi T.
Editor. Edisi Ke-2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta
: EGC
Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004. Fibroids in Obstetrics and Gynaecology. London
: Mosby
Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas. Volume 87.
Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine. California :
American Society for Reproductive Medicine
Rayburn WF. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Alih Bahasa: H. TMA Chalik. Jakata. Widya
Medika,