Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan kepada lansia yang berhubungan
dengan status masalah kesehatannya guna meningkatkan kesehatan pada
lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal masalah kesehatan lansia.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
pada lansia.
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada lansia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.
Diabetee mellitus digolongkan sebagai penyakit endoktrin atau hormonal karena
gambaran produksi atau penggunaan insulin (Corwin, 2009).
Menurut American Diabetec Associatiion (ADA) th 2005, DM ialah
sebuah kelompok panyakit metabolik dengan adanya karakterristik hiperglikemia
yg terjadi dikarenakan adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau bisa
saja terjadi kedua-duanya.
Diabetes Mellitus (DM) yaitu kelainan defisiensi dari insulin & kehilangan
toleransi pada glukosa ( Rab, 2008). DM ialah sekelompok kelainan heterogen
yg ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yg
disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yg tidak adekuat (Brunner
& Suddart, 2002).
E. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin dan
glukosa dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik. Tujuan terapi dari setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal (euglikemia) tanpa terjadnya hipoglikemia dan gangguan serius
pada pola aktivitas pasien. Penatalaksanaan untuk diabetes mellitus terdiri dari
penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan (Smeltzer, 2002)
1. Penatalaksanaan secara keperawatan
a. Penyuluhan/pendidikan kesehatan
Penyuluhan tentang diabetes, adalah pendidikan dan pelatihan mengenai
pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan
menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien
akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal,
dan penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik
(Long, 1996)
b. Perencanaan makan
Pada konsensus perkumpulan endokrinologi indonesia (PERKENI) telah
ditetapkan bahwa standart yang dianjurkan adalah santapan dengan
komposisi yang seimbang. Pada saat ini, Perhimpunan diabetes amerika
dan perhimpunan diabetes amerikan merekomendasikan bahwa untuk
semua tingkat asupan kalori, makan 50 % hingga 60 % kalori berasal dari
karbohidrat, 20-30 % berasal dari lemak dan 12-20 % lainya berasal dari
protein. Rekomendasi ini juga konsisten dengan rekomendasi dari the
american heart asociation dan american cancer sosiety. Apabila
diperlukan santapan dengan komposisi karbohidrat sampai 70-75 % juga
memberikan hasil yang baik. Terutama untuk golongan ekonomi yang
rendah. Jumlah kalori disesuiakan dengan pertumbuhan, usia, statrus gizi,
stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal (Mirza,
2009)
c. Latihan/olahraga
Latihan atau olahraga selain dapat menurunkan kadar gula darah karena
membuat kerja insulin lebih efektif dengan cara meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
Olahraga sangat bermanfaat pada diabetes karena dapat menurunkan berat
badan, mengurangi rasa stress, mengurangi faktor resiko kardiovaskuler
dan mempertahankan kesegaran tubuh. Bagi pasien DM melakukan
olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga
yang berat-berat.
2. Penatalaksanaan secara medis
a. Obat Hipoglikemik Oral
1) Golongaan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan dengan obat
golongan lain, yaitu biguanid inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan produksi insulin oleh
sel- sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan utama para penderita
DM tipe 2 dengan berat badan berlebihan.
2) Golongan Biguanad /metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki
pengambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer) dianjurkan sebagai
obat tinggal pada pasien kelebihan berat badan.
3) Golongan Inhibitor Alfa Glikosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran
pencernaan sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan.
Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula puasa yang masih normal.
b. Insulin
1) Indikasi insulin
Pada DM tipe 1 yang Human Monocommponent Insulin (40 UI dan 100
UI/ml injeksi) yang beredar adalah actrapid. Injeksi insulin dapat
diberikan kepada penderita DM tipe11 yang kehilangan berat badan
secara drastis. Yang tidak berhasil dengan penggunaan obat-obatan anti
DM dengan dosis maksimal atau mengalami kontra indikasi dengan
obat-obatan tersebut. Bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar
asidosis laktat, stress berat karena infeksi sistemik, pasien operasi berat ,
wanita hamil dengan gejala DM yang tidak dapat dikontrol dengan
pengendalian diet.
2) Jenis insulin
a. Insulin kerja cepat
Jenisnya adalah reguler insulin, cristalin zinc, dan semilente.
b. Insulin kerja sedang
Jenisnya adalah NPH (Netral Protamine Hagerdon), globinzinc, lente.
c. Insulin kerja lambat
Jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin) (Long, 1996)
F. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik (Carpenito, 2001)
1. Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting
dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka
pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah (Smeltzer, 2002)
a. Diabetik Ketoasedosis ( DKA)
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin
yang nyata (Smeltzer, 2002)
b. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat
kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak
terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smeltzer, 2002)
c. Hypoglikemik
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi
kalau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu atau karena aktifitas fisik yang
terlalu berat (Smeltzer, 2002)
2. Komplikasi kronik
Diabetes Melitus pada dasarrnya terjadi pada semua pembuluh darah
diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi
menjadi 2 yaitu:
a. Mikrovaskuler
Perubahan-perubahan mikrovaskuler ditandai dengan penebalan dan
kerusakan membran basal pembuluh-pembuluh kapiler, merupakan hal
unik pada diabetes. Perubahan-perubahan ini sering kali terjadi pada
penderita IDDM dan serinng terjadi pada organ berikut ini :
1. Penyakit Ginjal (nefropati)
Salah satu akibat utama dari perubahan perubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Empat jenis yang
dapat ditimbulkan : pyelonephritis, lesi-lesi glomerular, arteriosklerosis
areteri renalis, dan aretrio afferen dan efferen, serta lesi-lesi rubuler.
Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal
akan mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah
dalam urin (Smeltzer, 2002)
2. Penyakit Mata (retinophati diabetik)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai
kebutaan. Keluhan penglihatan kabur tidak selalu disebabkan retinopati
(Sjaifoellah, 1996). Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang
berkepanjangan yang menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan
lensa (Long, 1996)
3. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf otonom,
Medulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Banyak dan berbagai macam
gejala dapat timbul, tergantung neuron yang terkena. Akumulasi sorbital
dan perubahan perubahan metabolik lain dalam sintesa atau fungsi
myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan
perubahan kondisi saraf, jenis neuropati yang lazim, adalah
polineuropati, perifer simetris. Hal ini terlihat pertama kali dengan
hilangnya sensasi pada ujung-ujung ekstremitas bawah kemudian
hilangnya kemampuan motorik dan ekstremitas atas dapat terkena pula
(Long, 1996)
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK Ny. NGA DENGAN
DIABETES MELLITUS
A. Pengkajian
1. Identitas diri klien
Nama : Ny.Nga
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Lama Bekerja : Tidak bekerja
2. Struktur Keluarga
No. Nama Umur JK Hub dgn Pekerjaan Keterangan
Klien
1. Tn. A 64 Thn L Suami Petani Menikah
3.
3. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Tinggal Serumah
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien Mengatakan Tidak mengetahui tentang riwayat kesehatan
keluarganya, khususnya dirinya sendiri dan suaminya, khususnya orang tua
wanita yang masih hidup dan tinggal serumah dengannya.
5. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama saat ini : Klien mengatakan ada luka di kaki tepatnya
jempol kaki yang tampak bolong, dan kering yang ditutup dengan kain
dan lama sembuhnya
b. Apa yang dipikirkan saat ini : Klien mengatakan tidak ada memikirkan
sesuatu karena anaknya sudah berkeluarga semua
c. Siapa yang paling dipikirkan saat ini : Klien mengatakan tidak ada yang
terlalu klien pikirkan.
d. Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan Penyakit dari dulu sampai
sekarang yang tidak sembuh yaitu luka di kaki kanan
6. Pengkajian
a. Kebutuhan Nutrisi :
Dalam kebutuhan nutrisi klien, klien makan 1x sehari dan nafsu makan
klien cukup baik. Klien memiliki kebiasaan berdoa sebelum makan.
Klien tidak menyukai makan telur, ikan dan daging karena merasa
bosan dengan makanan tersebut. Pantangan makanan klien tidak ada.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan tidak ada
pantangan makan. Pada saat makan klien tidak memiliki keluhan-
keluhan. Untuk lauk klien lebih suka makan tahu, tempe, dan kerupuk,
dan sayuran sedangkan untuk minuman klien sering mengkonsumsi air
putih, teh manis kadang 2x sehari kadang 3x sehari tidak nentu.
b. Pola Eliminasi
Klien BAK sehari 5x dengan BAK pada malam hari sebanyak kadang
2x. Klien tidak memiliki keluhan yang berhubungan dengan BAK.
Klien BAB 2x sehari tapi tidak menentu dengan konsistensi semi padat
dan warnanya kuning biasa dan tidak ada keluhan yang berhubungan
dengan BAB. Klien tidak pernah memakai Laxatif/ Pencahar.
c. Pola Aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/ minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah/ berjalan
Ambulasi/ ROM
7. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik
1) Tingkat kesadaran : Composmentis dengan GCS E = 4, V = 5, M =
6
2) Tekanan darah : 120/90 mmHg
3) Nadi : 89x/ menit
4) Respirasi : 19x/menit
5) Temperatur : 36.8C
6) BB : 42 Kg ( 1 tahun yang lalu)
7) TB : 150 cm ( 1 tahun yang lalu)
8) Bentuk kepala : Normal, rambut tampak beruban dan tampak
kusam.
9) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan peningkatan vena
jugularis
10) Thorax : bentuk normal, tidak tampak adanya retraksi otot dada,
tidak ada luka dibagian area dada
11) Abdomen : Tidak ada asites, tidak terdapat nyeri tekan, perkusi
tympani dengan bising usus 10x/menit.
12) Ekstremitas :
Tangan : Mulai terasa kram, teraba hangat, skala otot 4/4
Kaki : tampak terasa sakit dan linu-linu khususnya pada kedua
lutut, tidak tampak sedikit bengkak dan kemerahan, pada saat
berjalan tampak sedikit tertatih-tatih dan pada saat berjalan
tampak lambat dengan skala otot 4/4, tampak luka kering pada
jempol kaki kanannya.
13) Kulit : elastisitas kulit menurun, tampak kering, terasa kasar pada
telapak tangan, kulit berwarna kecokelatan, telapak kaki tampak
kotor.
14) Pemeriksaan Panca Indera
a) Penglihatan :
(1) Bola mata : Tidak ada tanda-tanda katarak
(2) Konjungtiva : Tidak tampak anemis
(3) Sklera : Normar tidak ikterik
(4) Reflek pupil : Positif terhadap rangsangan cahaya
(5) Visus : Tidak dilakukan
b) Pendengaran :
(1) Bentuk telinga : Normal sejajar dengan ujung mata
(2) Nyeri tekan : Tidak ada
(3) Liang telinga : Tidak terkaji
(4) Gangguan pendengaran : Tidak ada, dan tidak
menggunakan alat bantu dengar.
c) Pengecapan
d) Gigi : tampak ompong
e) Lidah : Tampak kotor
f) Sensasi rasa : masih mampu merasakan manis, asin, kadang
pedas bila makan pedas
b) Sensasi
(1) Sensasi rasa nyeri : Mampu merasakan sensasi rasa nyeri
(2) Suhu tubuh : Suhu tubuh teraba hangat
(3) Turgor kulit : Tampak kering
c) Penciuman
(1) Lubang hidung : Lubang hidung 2 (normal), penciuman
normal tidak ada masalah.
(2) Septum : Normal
(3) Sekret : Tidak tampak adanya secret pada area
8. Analisa Data
No. DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Data Subjektif : Keidakmampuan Resiko terjadinya
Klien mengatakan tidak keluarga untuk komplikasi
paham tentang komplikasi mengenal diabetes melitus
penyakit diabetes melitus masalah pada
komplikasi
diabetes melitus
Data Objektif :
Kaki Ny.Nga Tampak
luka pada jempol kaki
Kaki tampak bengkak
disebelah kanan
Keluarganya selalu
bertanya tentang
kakinya yang luka dan
bengkak.
GDP dibulan februari
117 gr/dl
2 Data Subjektif : Ketidakmampuan Ketidakefektifan
Klien mengatakan saya keluarga merawat pemeliharaan
jarang minum obat yang anggota keluarga keluarga pada
diberikan dari dokter dan dengan diabetes keluarga
saya jarang periksa, melitus
- Keluarga juga
mengatakan tidak tahu
tentang makanan apa
saja yang harus
dihindari
Data Objektif :
- Keluarga tampak
bingung
9. Rumusan Diagnosa
a. Ketidakefektifan pemeliharaan keluarga lansia berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan
diabetes mellitus
b. Resiko terjadinya komplikasi diabetes mellitus berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pada
komplikasi pada diabetes mellitus