Melirik PKRS dalam Akreditasi RS Santo
Vincentius-Singkawang
pustisien on fanuarl 15,2095 by ag
Puji Tuhan, itulah yang kami rasakan setelah melewati akreditasi RS versi 2012 pada
tangeal 1 s/€ 3 September 2014 kemarin. Perjuangan sejak tahun 2012 serasa terbayarkan
saat menerima kabar RS dinyatakan lulus akreditasi. Bukan perjuangan yang mudah
memang, namun juga bukan hal mustahil yang tidak dapat dilakukan oleh team Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
Berawal dari tahun 2011, dimana RS Santo Vincentius mendapatkan undangan untuk
pelatihan promosi kesehatan RS di Bogor, ada 4 orang vang dikisim untuk mengikutinya
: Direktur RS, dokter penanggung jawab PKRS, bagian keuangan dan tim PKRS sendi
Saat itulah, tim PKRS baru dibentuk kembali untuk menggantikan tim PKMRS (
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit) yang sudah tidak altif lagi.
PKRS sendiri memberikan poin penting dalam awal penilaian di Akreditasi bagian MEI
(atanajemen Komunikasi dan Informasi) yang tereantum
Standar MKI.1: Rumah Sakit berkomunikasi dengan komunitas untuk memfasilitasi
akses terhadap pelayanan maupun akses tethadap informasi tentang pelayanan asuhan
pasien.
Dalam standar ini surveyor akan memulai dengan meminta regulasi RS mengenai
penetapan unit kerja yang mengelola edukasi dan informasi/PKRS, pedoman
pengorganisasian dan pedoman pelayanan unit kerja tersebut/PKRS, RKA rumah sakit
dan program kerja unit PKRS serta media~media PKRS yang ada di rumah sakit bisa
berupa brosur-brosur, leaflet, poster, banner ataupun spanduk.
Bila dari awal, standar MKT. 1 ini sudah terpenuhi dengan baik, maka pada standar
selanjutnya akan lancar karena PKRS ini akan disinggung di standar MKI. 2 s/d MKI. 4
dan berhubungan dengan beberapa bagian dalam elemen penilaian di APK , PPK dan
HK,
‘Kembali ke tahun 2011 saat pelatihan, disana kami mendapatkan ilmu tentang men-
design serta mengedit gambar untuk menjadi media PKRS.
Pulang dari pelatihan tim PKRS kami membuat media promosi berupa brosur-brosur,
stiker ~ stiker, banner dan spanduk serta penyuluhan secara langsung. Brosur yang
dibuat memang sederhana karena diproduksi sendiri dengan printer yang ada, dan bila,
ada perubahan seperti jadwal Imunisasi yang berubah di tahun 2014 bisa segera diubah.
‘Untuk pembuatan stiker dan banner serta spanduk, RS menjalin kerjasama dengan
percetakan setempat yang dipilih dengan membandingkan harga dari 3 percetakan yang,
ada.
‘Tahun 2012 kembali tim PKRS dipanggil dan diberikan pengarahan tentang penyuluhan_
dan pembuatan leaflet terkait penyuluhan Setelah pelatihan tersebut, tim PKRS
memberikan penyuluhan mengenai Diabetes Melitus di RS kepada pasien-pasien dan
masyarakat sekitar RS.
Secara tidak langsung, program PKRS dari PERDHAKI sangat banyak membantu kami
dalam pembentukan tim PKRS serta memberikan sumbangsih banyak dalam ilmu
pengembangan media PKRS. RS Santo Vincentius mengucapkan terima kasih banyak
kepada PERDHAKI dalam hal ini yang selalu diwalili oleh kak Medawati Silalahi yang
selalu rajin mem-follow up kami. (dr melda)