Vous êtes sur la page 1sur 18

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Jl. Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Rahel Tjandrawan


NIM : 11.2015.159
Dr. Pembimbing : dr. Susi Wijayanti, SpKJ

NOMOR REKAM MEDIS : 012753


Nama Pasien : Nn. TK
Nama Dokter yang merawat : dr. Hj. Elly Mariyani, Sp.KJ. M.KM.
Masuk Panti pada tanggal : 6 Mei 2016
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Dibawa oleh ibu
Riwayat perawatan : Pasien rawat jalan RSJ Provinsi Jawa Barat

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Nn. TK
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 22 Januari 1988 (28 tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Tidak Kawin
Alamat : Kampung Pasir Kuning

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


A. KELUHAN UTAMA
Curiga dan ketakutan

1
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Alloanamnesis : Jumat, 13 Mei 2016 jam 13.00 WIB


Orang tua pasien menceritakan sebelum masuk rumah sakit, wajah
pasien tampak murung dengan bibir pasien pecah-pecah, dan cara
berjalannya seperti robot. Saat dirumah, pasien sulit sekali untuk menuruti
perintah ibunya untuk mandi, makan jarang dan sedikit, hanya 2-3 sendok
saja. Bila sedang sendirian pasien sering melamun, menangis, namun
apabila diajak ngobrol pasien masih nyambung. Pasien sering menceritakan
ketakutannya karena kecurigaan kepada semua orang di sekitarnya yang
akan mencelakainya. Hal ini membuat pasien tidak berani untuk tidur
sendiri, setiap malam pasien sering menyusup ke kamar ibu dan bapak
pasien untuk ditemani, dan semua kunci kamar harus dalam keadaan
terkunci rapat. Bapak pasien menambalkan kunci kamar harus 3 lapis, dari
kunci slot 2 buah, sampai kunci kamar diputar 2 kali.
Gejala seperti ini timbul sejak 2 tahun yang lalu. Pasien sering
melamun dan lebih suka menyendiri. Sampai terakhir pada 6 Mei, pasien
meminta orang tuanya untuk mengantar dirinya kerumah sakit jiwa untuk
dirawat, karena pasien merasa ketakutan dan kecurigaan kali ini tidak dapat
diatasi lagi. Ketakutan tersebut karena adanya suara bisikan yang
mengatakan bahwa mantan kakak iparnya (Ny. Neni) dendam terhadap
dirinya, dan menyuruh seseorang untuk memperkosa pasien terutama ada
malam hari (halusinasi auditorik). Pasien percaya pada bisikan ini, dan
membuat pasien ketakutan (waham curiga). Suara-suara tersebut
membuat pasien kesulitan tidur (insomnia). Penyebab kecurigaan dendam
kakak ipar pasien, yaitu karena 2 tahun lalu Ny. Neni sempat mencoba
meminjam uang dari pasien, namun pasien tidak memberi, sehingga Ny.
Neni memarahi pasien dan ibu pasien karena dianggap pasien tidak bisa
membantunya. Selama masih menjadi istri kakak pasien, Ny. Neni
memiliki hubungan suami-istri yang tidak harmonis dengan kakak dan
pasien takut Ny. Neni melampiaskan dendam kemarahannya kepada
pasien.

2
Selain itu, menurut ibunya pasien juga mencurigai kakak
pertamanya (Tn. Wendi mantan suami Ny. Neni) ingin menyuruh orang
untuk membius pasien, memperkosa dan menyebarluaskan video
pemerkosaan tersebut (waham curiga) sehingga pasien kerap kali murung,
ketakutan dan menghindar dari kerumunan. Sebelumnya pasien memiliki
pengalaman buruk dengan kakak pasien, yaitu waktu pasien masih kecil,
kakak pasien pernah menyuruh tetangga pasien untuk melakukan hal tidak
senonoh kepada pasien. Pasien merasa kesal kepada kakak pasien, dan
kerap kali pasien mengeluarkan katakata kasar ke kakak pasien. Hal ini
menjadi pemicu rasa ketakutan pasien akan timbulnya dendam dari kakak
pasien kepada pasien. Pasien mengaku jarang sekali berkomunikasi dengan
kakak pasien.
Menurut ibunya pasien menceritakan pernah ada yang menghasut
dirinya (pada usia 14 tahun) untuk mengakhiri hidup (halusinasi
auditorik), pasien pernah mencoba bunuh diri dengan menelan jarum
pentul, karena merasa putus asa dan merasa harga dirinya rendah. Namun
kejadian tersebut tidak menimbulkan kerusakan fisik pada pasien, karena
jarum pentul yang ditelan pasien dalam posisi pentul yang terlebih dahulu
masuk dan tidak melukai organ tubuh pasien.
Pasien memahami bahwa pasien memiliki skizofrenia dan waham
kecurigaan. Riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, trauma, dan kejang
disangkal oleh pasien. Riwayat pengobatan pasien tidak teratur, karena
sering memberhentikan konsumsi obat sendiri apabila merasa baik dan
kecurigaan tersebut dapat diatasi.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Gangguan Psikiatrik
Ibu pasien menceritakan riwayat penyakit pasien. Pasien sakit sejak
usia 5 tahun yang diawali adanya trauma saat bermain bersama teman-
temannya (4 orang) di kebon, kakak pasien (14 tahun lebih tua dari usia
pasien) bergurau dan menyuruh tetangga pasien (laki-laki) untuk memaksa
pasien membuka baju. Namun tidak sampai terjai apa-apa, karena Mang
Endang (tetangga) mengetahui hal tersebut dan membubarkan anak-anak
3
ini. Setelah kejaidan ini pasien merasa malu dan sering menangis, pasien
selalu memilki kecurigaan kepada semua orang dan cenderung murung dan
diam. Ibu pasien membawa pasien pertama kalinya untuk berobat rutin
setiap bulan ke Rumah Sakit Jiwa Cimahi pada tahun 1993-1996 untuk
menenangkan keadaan pasien. Pasien diberi 3 jenis obat (Haloperidol,
Risperidon, Amitriptilin), pasien rutin mengkonsumsi obat terebut sampai
pasien merasa ketakutannya hilang dan sudah tidak membutuhkan
mengkonsumsi obat lagi.
Pada saat pasien usia 12 tahun, gejala yang sama timbul dan disertai
kecurigaan pasien kepada semua laki-laki. Hal ini mengganggu sekolah
pasien. Ibu pasien kembali membawa pasien untuk berobat jalan. Resep
obat yang diberikan kepada pasien sama seperti obat yang pasien konsumsi
sebelumnya. Pasien mengkonsumsi obat tersebut selama 1 tahun hingga
pasien merasa baik dan lepas obat.
Saat pasien berusia 21 tahun (awal masuk ke universitas) pasien
tinggal di rumah kos milik saudara pasien di Geger Kalong, yang
merupakan rumah kos campur. Pasien sering pulang ke rumah karena
merasa takut akan ada yang menaruh obat bius dimakanan pasien, dan
adanya ketakutan pasien ada yang ingin memperkosa dirinya. Ibu pasien
kembali membawa pasien ke Rumah Sakit Jiwa Cimahi untuk berobat
jalan, resep obat yang diberikan sama seperti resep obat sebelumnya.
Pasien control sebanyak 4 kali (1 bulan 1 kali), dan untuk membuat pasien
lega, ibu pasien mengantar pasien untuk melakukan pemeriksaan
keperawanan, hasilnya pasien masih perawan. Hal ini membuat pasien
merasa lega dan merasa sudah tidak sakit lagi, sehingga pasien stop control
serta menghentikan konsumsi obat. Untuk membantu pasien merasa lebih
nyaman, orang tua pasien memutuskan untuk membawa pasien kembali
untuk tinggal dirumah dan bersedia mengantar jemput pasien ke
kampusnya, pasien kembali normal dan bisa menyelesaikan kuliahnya
sampai S1. Bapak pasien menceritakan kebanggaannya terhadap pasien
karena pasien memiliki prestasi akademik yang baik. Pasien adalah lulusan
Fakultas Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia angkatan
2010 dengan IPK 3,50. Sebelum mengambil jurusan ini, pasien mengambil

4
jurusan PLS (pendidikan luar sekolah) selama 3 tahun namun pindah
jurusan karena merasa tidak cocok dengan jurusan ini.
Pada saat usia 26 tahun, setelah perceraian kakak pasien dengan
kakak iparnya. Pasien memiliki kecurigaan berlebih pada mantan kakak
ipar pasien. Ibu pasien mengatakan hubungan kakak ipar pasien dengan
pasien memang kurang baik, karena kakak ipar pasien memang memiliki
watak yang kurang baik. Pasien kembali memutuskan untuk kembali
berobat ke Rumah Sakit Jiwa Cimahi dengan rawat jalan jalan dan
diberikan pengobatan yang sama (3 jenis obat), pasien rutin mengkonsumsi
obat untuk minggu-minggu awal, namun pasien merasa efek samping obat
yang dikonsumsinya ini membuat pasien menjadi gemuk. Jadi pasien
memutuskan untuk tidak mengkonsumsi obat lagi.

2. Riwayat Gangguan Medik


Tidak ada riwayat gangguan medik

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya (Grafik)

2000 2015-
16

2009
1993-
96

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak terakhir dari 3 bersaudara, dan tinggal serumah
dengan orang tua.

b. Masa Kanak-Kanak

5
Pasien merasa orang tua adalah otang yang berarti bagi dirinya.
Pasien anak yang ceria dan dapat bergaul dengan teman sebayanya.

c. Masa Kanak Pertengahan


Pasien memiliki kesuliatan untuk berkenalan dengan orang baru
karena adanya trauma masa kecil dan perasaan curiga kepada setiap
orang, terutama pada laki-laki.

d. Masa Kanak Akhir dan Remaja


Pasien memiliki banyak teman dan dapat bergaul dengan baik.

e. Masa Dewasa
Pasien perempuan yang belum belum menikah dan sudah memilki
pacar. Pasien mengutarakan keinginannya untuk mendapatkan
pekerjaan.

2. Riwayat Pendidikan
Pasien adalah alumni Fakultas Pendidikan Sejarah Universitas
Pendidikan Indonesia. Selama di universitas pasien dikenal sebgai
mahasiswi yang memiliki prestasi baik namun sering melamun.

3. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja, pasien mengutarakan keinginannya untuk
mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru sejarah.

4. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Pasien mengaku sejak dirawat belum
melakukan kegiatan ibadah.

5. Kehidupan Sosial
Pasien memiliki kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial.
Pasien sering kesulitan untuk menerima orang baru atau yang mencoba
berkenalan dengannya.

6
E. RIWAYAT KELUARGA
Skema pohon keluarga

Keterangan:

Pasien

Laki-laki Sakit

Perempuan

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG


Pasien tinggal bersama kedua orang tua, kakak kedua pasien beserta istri
dan anaknya. Kakak pertama pasien lebih tua 14 tahun dari umur pasien,
kakak kedua pasien lebih tua 7 tahun dari usia pasien. Kakak pertama
pasien adalah seorang guru di Sukabumi. Kakak pertama pasien sedang
menjalani rawat jalan untuk pengobatan depresi akibat perceraiannya.
Pasien belum mendapatkan pekerjaan sejak tahun 2014 (setelah
kelulusannya).

III. STATUS MENTAL


A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan

7
Seorang perempuan berusia 28 tahun, kulit sawo matang, kuku tampak
terawat dengan baik dan rapi, wajah dan penampilan fisik tampak
sesuai usia dan sehat. Postur tubuhnya normal . Kontak mata pasien
adekuat.

2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologis : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tidak tampak terganggu

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


Sebelum wawancara : Tampak tenang
Selama wawancara : Kooperatif
Sesudah wawancara : Tampak tenang

4. Sikap terhadap Pemeriksa


Kooperatif dan sopan

5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Cara bicara pasien lambat
b. Gangguan berbicara : Tidak ada gangguan bicara

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana Perasaan (Mood) : Depresif
2. Afek Ekspresi Afektif
a. Arus : Cepat
b. Stabilisasi : Stabil
c. Kedalaman : Cukup
d. Skala diferensiasi : Sempit
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian impuls : Cukup
g. Ekspresi : Wajar
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : Sulit dinilai
8
C. GANGGUAN PRESEPSI
1. Halusinasi :
Auditorik (adanya bisikan tentang hasutan untuk mencurigai kakak
dan kakak iparnya yang ingin menyuruh orang untuk memperkosanya,
merekam dan menyebarluaskan video tersebut, adanya hasutan untuk
bunuh diri).
2. Ilusi : Tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan
4. Derealisasi : Tidak ditemukan

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf Pendidikan : S1
2. Pengetahuan Umum : Baik
3. Kecerdasan : Baik
4. Konsentrasi dan kalkulasi : Baik
5. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu siang dengan
malam dan pasien dapat mengetahui sudah berapa
lama berada di panti
b. Tempat : Baik, pasien mengetahui dirinya berada di rumah sakit
c. Orang : Baik, pasien dapat menyebutkan nama orang dan
hubungannya dengan dirinya

6. Daya Ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : Baik, pasien dapat menyebutkan nama-
nama sekolahnya terdahulu
Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu
makan siang yang ia makan beberapa
jam sebelumnya
Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan nama-
nama perawat yang mengunjunginya saat
ini tanpa membaca name tag.
9
b. Gangguan : tidak ditemukan
7. Pikiran Abstraktif : Tidak terganggu, pasien dapat
menyebutkan pengelompokkan hewan
(sapi, kucing, monyet)
8. Visuospatial : Baik, pasien dapat menggambar jam
9. Bakat Kreatif : Menggambar kaligrafi
10. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : baik, pasien dapat makan,
minum, BAK-BAB, dan
mandi sendiri
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Kemiskinan ide
b. Kontinuitas : Relevan
c. Hendaya Bahasa :-

2. Isi Pikir
a. Preokupasi dalam pikiran : Tidak ditemukan
b. Waham : Waham curiga terhadap kakak dan
kakak iparnya yang ingin menyuruh orang untuk memperkosanya,
merekam dan menyebarluaskan video tersebut.
c. Obsesi : Tidak ditemukan
d. Fobia : Tidak ditemukan
e. Gagasan rujukan : Tidak ditemukan
f. Gagasan pengaruh : Tidak ditemukan

F. PENGENDALIAN IMPULS
Lemah. Pasien tampak pasif dan cenderung diam apabila tidak ditanya.

G. DAYA NILAI
1. Daya Nilai Sosial : Baik, pasien dapat menunjukkan rasa peduli
kepada pasien lain.
2. Uji Daya Nilai : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan
imajiner apabila asien menemukan dompet berisi uang di jalan, apa
yang akan pasien lakukan. Pasien menjawab akan mencari siapa
10
pemiliknya dan mengembalikan seluruhnya secara utuh ke
pemiliknya.
3. Daya Nilai Realitas : Terganggu, pada pasien ditemukan halusinasi.

H. Tilikan
Tilikan derajat 5, dimana pasien menyadari penyakitnya dan faktor- faktor
yang berhubungan dengan penyakitya namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya.

I. Reliabilitas
Baik, karena pasien dapat mempertahankan jawabannya untuk beberapa
tipe pertanyaan

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS INTERNUS

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tensi : 100/70 mmHg
4. Nadi : 78x/menit
5. Suhu Badan : Afebris
6. Frekuensi Pernafasan : 18x/menit
7. Bentuk Tubuh

a. Kepala : Normocephali, rambut distribusi merata


b. Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-
c. Mulut : Hipersalivasi (-)
d. Leher : KGB tidak membesar
e. Thorax : Tidak tampak retraksi sela iga, dalam batas normal
f. Abdomen : Supel, datar, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan
lien tidak teraba membesar
g. Ekstremitas : Normal, tremor (-), cog wheel (-)

11
8. Sistem Kardiovaskular : BJ I-II murniregular, murmur (-), gallop(-)
9. Sistem Respiratorius : BN vesikular, ronki -/-, wheezing -/-
10. Sistem Gastrointestinal : Bising usus (+) normal
11. Sistem Muskuloskeletal : Deformitas (-), nyeri gerak (-), krepitasi (-)
12. Sistem Urogenital :Nyeri ketok CVA -/-, nyeri tekan
suprapubik (-)

B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf Kranial (I-XII) : Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala Rangsang Meningeal : -
3. Mata : Konjungtiva anemis -/-
sklera ikterik -/-
4. Pupil : Isokor, diameter 3 mm reflex
cahaya +/+
5. Oftalmoskopi : Tidak dilakukan
6. Motorik : Normotoni, normotrofi
7. Sensibilitas :

8. Sistem Saraf Vegetatif/Otonom : dalam batas normal


9. Fungsi Luhur : Dalam batas normal
10. Gangguan Khusus : Tidak ditemukan

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan.

D. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Perempuan beusia 28 tahun sering melamun dan lebih suka menyendiri,


sejak 2 tahun yang lalu. Sampai akhirnya, pasien meminta orang tuanya untuk
mengantar dirinya kerumah sakit jiwa untuk dirawat, karena pasien merasa
ketakutan dan kecurigaan kali ini tidak dapat diatasi lagi. Ketakutan tersebut
karena adanya suara bisikan yang mengatakan bahwa mantan kakak iparnya
(Ny. Neni) dendam terhadap dirinya, dan menyuruh seseorang untuk

12
memperkosa pasien terutama ada malam hari (halusinasi auditorik). Suara-
suara tersebut membuat pasien kesulitan tidur (insomnia).
Selain itu, pasien juga mencurigai kakak pertamanya (Tn. Wendi mantan
suami Ny. Neni) ingin menyuruh orang untuk membius pasien, memperkosa
dan menyebarluaskan video pemerkosaan tersebut (waham curiga) sehingga
pasien kerap kali murung, ketakutan dan menghindar dari kerumunan
Pasien mengatakan pernah ada yang menghasut dirinya (pada usia 14
tahun) untuk mengakhiri hidup (halusinasi auditorik). Riwayat gangguan
kejiwaan sebelumnya, trauma, dan kejang disangkal oleh pasien.

E. FORMULASI DIAGNOSTIK
A. Axis I
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat
dinyatakan mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran, perasaan
dan perilaku yang menimbulkan penderitaan (distress) dan
menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari (hendaya)
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO,
karena tidak terdapat gangguan kesadaran neurologik, orientasi dan
daya ingat, maupun gangguan organik yang diduga bersangkutan
dengan gangguan jiwanya.
3. GMNO ini termasuk golongan gangguan skizofrenia karena
memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, yaitu: halusinasi yang
menetap dari panca indera dan waham curiga yang menetap
4. Menurut PPDGJ-III, pasien ini mengalami F20.0 skizofrenia paranoid
karena memenuhi kriteria:
Halusinasi dan atau waham harus menonjol:
a) Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
halusinasi auditorik tanpa bentuk
b) Waham curiga, yang membuat pasien ketakutan
B. Axis II
Tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental
C. Axis III

13
Tidak ditemukan gangguan kondisi medik umum

D. Axis IV
Masalah dengan keluarga, masalah interpersonal
E. Axis V
Skala GAF 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

F. EVALUASI MULTIAKSIAL
Axis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid
Z91.1 Ketidak-patuhan terhadap pengobatan
DD: F22.0 Gangguan Waham
Axis II : Z 03.2 Tidak ada Diagnosis
Axis III : Tidak ada
Axis IV : Masalah dengan keluarga, masalah interpersonal
Axis V : GAF 60-51

G. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Faktor yang mendukung prognosis:
Baik Buruk
Adanya factor presipitasi Awitan usia muda
Pasien lulusan S1 Belum menikah
Symptom (+) Riwayat keluarga SR (+)
Dukungan dari keluarga baik Ada riwayat relaps

H. DAFTAR PROBLEM
A. Organobiologik : Tidak ada
B. Psikiatri : Halusinasi, waham, insomnia dan tilikan derajat 5
C. Psikososial : Masalah keluarga

I. TERAPI
A. Farmakoterapi

14
R/ Haloperidol tab 1,5 mg No. XXVIII
S 2 dd tab 1
R/ Amitriptilin tab 25 mg No. XIV
S 1 dd tab 1 an
R/ CPZ tab 100mg No. XIV
S 1 dd tab 1 an

B. Psikoterapi
Memotivasi pasien supaya minum obat teratur, memberikan informasi
pada pasien mengenai jika putus minum obat penyakitnya dapat kambuh,
mengajar memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia.
C. Terapi sosial
Manipulasi lingkungan dengan tidak mengucilkan pasien dan dengan
mengikut sertakan pasien dalam kegiatan. Memberitahu keluarganya
untuk dapat menerima pasien dengan baik dalam keluarga dan tidak
memberikan perlakukan kurang mengeenakan terhadap pasien.
D. Edukasi
- Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien
- Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
- Edukasi bahwa mungkin saja kondisi pasien seperti ini karena kurang
mendapat perhatian dari keluarga
- Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur

J. LAMPIRAN
13 Mei 2016 jam 13:00 WIB
Tanya Jawab
Selamat siang teh, saya ganggu teteh Gak kok dok. Boleh, mau tanya apa lagi
tidak? Saya ingin mengobrol dengan dok?
teteh, apa boleh saya meminta waktunya
sebentar?
Terimakasih. Bagaimana perasaan teteh Biasa aja dok, tapi sedikit gelisah. Saya
hari ini? kepikiran terus sama kakak saya, dan
pikiran ini muter muter terus di otak saya.
Bikin saya jadi suka merenung.
Tidak boleh merenung terus atuh teh, Dulu saya mah sering marah marah ke
dibawa happy aja. Memangnya teteh kakak saya. pernah marah sampai
ngelempar gelas ke kakak saya, saya mah
15
mikirin apa? Ada apa dengan kakak kasar dulu tuh. Takut orang yang pernah
teteh? saya sakitin nanti jahatin saya. Sekarang
sata jadi menyesal. Takut kakak saya juga
jadi dendam sama saya, mau celakain
saya pakai obat bius.
Ih jangan mikir yang tidak- tidak gitu Pikiran saya mah ketuju ke situ terus,
dong teh. Masa kakak kandung sendiri saya juga kesel kenapa pikiran gini ga
jahatin adiknya sih, ga mungkin atuh. bisa ilang, gak bisa saya kendaliin. Jadi
Obat bius mahal kak harganya tau teh. suka suudon.
Teteh yakin dengan kecurigaan teteh ini? Yakin dok, orang mana yang tidak
dendam kalau sudah pernah diperlakukan
seperti itu
Ada alasan lain tidak yang memeperkuat Ada dok. Waktu saya umur 5 tahun
kalau kakak teteh itu dendam ke teteh? kakak saya pernah menyuruh tetangga
untuk memperkosa saya, menyuruh
tetangga saya meminta saya untuk
membuka baju. Untung ada tetangga saya
yang lewat, dan membubarkan. Jadi tidak
sampai terjai apa-apa sama saya. Tapi
saya masih kepikiran itu terus, dan selalu
berpikiran buruk tentang kakak saya
sejak saat itu.
Teteh dan kakak teteh beda usianya Beda 14 tahun dok.
berapa tahun?
Kakak laki laki pasti melindungi adiknya Saya ada curiga ke kakak ipar saya juga
the, apalagi adik perempuan. Teteh (Ny. N). Dia adalah mantan istri kakak
merasa curiga seperti ini hanya ke kakak saya.
teteh atau ke semua orang teh?
Pernah ada masalahkah teteh dengan Selama menjadi kakak ipar saya, kami
mantan kakak ipar teteh ini? jarang ngobrol. Beberapa bulan lalu
stelah bercerai dengan kakak saya, dia
pernah mencoba minta uang ke saya,
namun saya tidak berikan, dia jadi marah-
marah ke saya dan ibu saya. Pasti dia
menyimpan suatu dendam ke saya.
Ada yang menghasut teteh untuk tetap Ada, sering ada bisikan kalau bakal ada
curiga tidak teh? yang membius saya berulang-ulang kali.
Terutama saat kapan itu teh? Apa tentang Lebih sering di malam hari, yang
membius aja? membuat saya jadi sulit tidur. Ya tentang
bius itu dok, kalo saya ga sadar nanti
diperkosa terus direkam, videonya nanti
disebar luasin di media social.
Setiap malam ada bisikan itu teh? Iya, dok.
Bisikan itu tidak ada wujudnya teh? Atau Tidak ada orangnya ataupun bayangan
ada bayangan tidak yang dilihat? dok.
Teteh pernah tidak merasa sangat putus Pernah dok, sebelum masuk rumah sakit
asa sekali atau merasa tidak ada gunanya itu. Saya merasa sangat tidak berharga
lagi hidup? lagi. Tidak ada gunanya lagi hidup.

16
Teteh pernah mencoba untuk bunuh diri? Pernah dok, waktu usia 14 tahun itu dok.
Saya pernah mencoba melakukan bunuh
diri dengan cara memakan jaram pentul.
Namun tidak berhasil.
Memang ada masalah apa pada saat itu? Hanya merasa capek saja sama pikiran
saya, yang curigaan terus.
Kalau sekarang merasa tidak berharga Stress banyak pikiran, terus jadi
lagi kenapa teh? curigaanya kumat.
Pikiran apa lagi teh? Masih seputar kakak Bukan hanya itu, pikiran tantang sulit
dan kakak ipar teteh itu? mendapatkan kerja juga ada. Bawaanya
jadi males ngapa-ngapain, males mandi,
males makan, males keluar rumah.
Bener-bener merasa tidak berguna aja.
Makannya saya meminta ibu saya untuk
mengantar saya untuk dirawat disini.
Saya mau lepas dari pikiran ini, sangat
mengganggu. Saya mau di ECT, katanya
itu ampuh untuk menghilangkan ingatan.
Kalau ingatan teteh dihapus nanti lupa Mending hilang aja semua dan saya bisa
semua tentang sekolah teteh juga loh. hidup tenang, dok.
Tidak takut gitu the?
Tidak boleh begitu dong teh. Teteh Ya dok, saya mau sembuh.
beneran mau sembuh kan? Jadi harus Tidak ada dok. Saya baru di rawat
semangat ya, positive thinking. pertama kali.
Teteh pernah sakit seperti ini sebelumnya
tidak?
Kalau minum obat, teteh sebelumnya Setiap saya merasa seperti ini saya
sudah rutin minum obat penenang tidak? dibawa ke dokter oleh ibu saya, dan
diberi obat yang sama sejak saya kecil.
Ada 3 jenis begitu dok. Tidak pernah
berubah obatnya.
Sejak usia berapa teh minum obat itu? Sejak pertama kali berobat sepertinya
Apakah teteh masih ingat? Terus dok, saya kurang ingat betul dok. Namun
bagaimana apakah obatnya ampuh? setiap setelah minum obat- obat itu saya
merasa lebih baik bahkan perasaan curiga
itu bisa sampai hilang dan tidak
mengganggu saya lagi.
Di keluarga teteh ada yang memiliki Tidak ada dok.
kecenderungan curigan seperti itu tidak Kata perawat disini saya sakit Skizofrenia
teh? Paranoid dengan wahan curiga. Apakah
itu benar dok?
Teteh paham tentang ini? Menurut teteh Soalnya katanya saya curigaan terus, jadi
bener tidak? pas dengan ciri- ciri penyakit ini dok.
Jangan mau di cap sakit ya teh, teteh Ya dok. Biasa aja sih dok.
harus bertekad untuk sembuh. Kalau
sekarang selama dirawat ini teteh merasa
lebih baik tidak?
Sudah berapa lama teteh dirawat disini? Sudah sekitar satu mingguan dok.

17
Masa belum ada perubahan teh? Ada sih sedikit teh, sekarang disini jadi
setiap hari mandi, makan lebih teratur.
Jadi banyak ngobrol sama teteh-teteh
perawat disini, banyak mencurahkan isi
hati juga.
Oke deh dok, harus semangat ya. Ya, dok. Sama-sama.
Obatnya diminum teratur, besok saya
kesini lagi ya teh. Terimakasih atas
waktunya.

18

Vous aimerez peut-être aussi