Vous êtes sur la page 1sur 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kapada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nyalah

penulis mampu menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Laporan yang berjudul BEARING ini ditulis dengan tujuan memenuhi mata

kuliah teknik perawatan praktikum bengkel yang dilaksanakan di Workshop Teknik

Perawatan Politeknik Negeri Medan. Dalam laporan ini akan dibahas mengenai fungsi

dan jenis - jenis bantalan, memasang dan melepas bantalan pada poros, dan juga

mengenai hasil percobaan praktikum. Dalam pembuatan laporan ini penuilis telah

banyak mendapat dukungan moral dan bantuan baik secara materil ataupun

administrasi. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ketua jurusan teknik mesin Piliteknik Negeri Medan.

2. Dosen pembimbing praktikum bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri

Medan.

3. Orang tua penulis.

4. Teman-teman kelompok praktikum dan kelas ME-6G.

Akhir kata penulis berharap akan adanya kritikan dan saran yang membangun

untuk perbaikan laporan ini dikemudian hari. Terima kasih.

Medan, 17 Juli 2012

Penulis,

Laporan Praktek Bengkel BEARING 1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernahkah kamu berpikir mengapa benda seperti roda dan motor elektrik dapat
berputar sengat halus dan cepat ? Hal ini disebabkan elemen mesin yang disebut
bearing ( bantalan ). Bearing memungkinkan kita menggunakan peralatan permesinan
setiap hari, tanpa bearing kita harus secara rutin mengganti bagian yang mengalami
gesekan dan menjadi rusak.
Prinsip kerja dari bearing sangat mudah. Benda menggelinding lebih baik
daripada benda meluncur. Bayangkan roda mobilmu seperti bearing yang besar. Maka
mobilmu dapat berlari dengan cepat. Hal ini disebabkan karena benda yang
menggelinding pada suatu permukaan menghasilkan gaya gesek yang kecil
dibandingkan benda yang meluncur, menyebabkan gaya gesekan yang besar dan
membuatnya menjadi lambat.

B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan praktikum bengkel antara lain :
a. Mengetahui mengetahui fungsi dan jenis - jenis bantalan.
b. Trampil memasang dan melepas bantalan pada poros.
c. Mengetahui standart bantalan yang telah ditetapkan.

C. Manfaat

Dengan dilakukannya praktek ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat


bagi mahasiswa, seperti :

1. Mahasiswa memiliki pengalaman dalam hal mengganti bantalan.


2. Mahasiswa dapat memahami dan mengenal tata cara dalam penggantian
bantalan
3. Mahasiswa dapat mengetahui standart dan ukuran bearing melalui nomor
bearing.

Laporan Praktek Bengkel BEARING 2


BAB II
TEORI DASAR

A. Pengertian Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga


putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
pemakaian yang lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka kinerja dari seluruh sitem
akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya atau maksimal. Jadi, bantalan
dalam pemesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada sebuah gedung.
Perencanaan pada bantalan sebagai anti gesekan, dihadapkan dengan
persoalan dalam merencanakan sekelompok elemen, yang membentuk sebuah
bantalan rol ; elemen ini harus direncanakan untuk masuk kedalam suatu ruang yang
ukurannya sudah tertentu, ini direncanakan untuk menerima suatu beban yang
mempunyai karakter tertentu dan elemen ini harus direncanakan untuk umur yang
memuaskan bila dioperasikan pada suatu kondisi tertentu.
Para tenaga ahli di bidang perancangan (design), bantalan harus

mempertimbangkan hal-hal seperti berikut ;

1. Pembebanan lelah

2. Panas dan Gesekan

3. Ketahanan terhadap korosi

4. Kinematika

5. Sifat-sifat bahan

6. Teloransi pengerjaan mesin

7. Pelumasan

8. Pemasangan

9. Pemakaian

10. Biaya.

Laporan Praktek Bengkel BEARING 3


B. Klasifikasi Bantalan

1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, yaitu :


a. Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan

karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan

perantaraan lapisan pelumas.

Keuntungan bantalan luncur :

1) Harga relatif murah

2) Lebih ringan

3) Operasi lebih halus

Kelemahan bantalan luncur :

1) Perlu momen awal yang besar

2) Gesekan relatif lebih besar

Pada bantalan luncur tidak ada elemen lain antara bantalan dengan
bagian yang
bergerak. Bantalan
ini dipakai pada
poros yang
berputar dengan
kecepatan tinggi
dan contoh pemakaiannya pada poros engkol (crankshaft).
b. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar

dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol

jarum dan rol bulat.

Keuntungan bantalan gelinding :

1) Gerakan awal jauh lebih kecil


Laporan Praktek Bengkel BEARING 4
2) Gesekan kerja lebih kecil sehingga penimbulan panas lebih kecil pada

pembebanan yang sama.

3) Pelumasan yang terus menerus yang sederhana.

4) Kemampuan dukung yang lebih besar setiap lebar bantalan.

Kelemahan bantalan gelinding :

1) Kebisingan pada bantalan

2) Bantalannya dipecah-pecah

3) Kejutan yang kuat pada putaran bebas

Bentuk badan gelinding :

1. Peluru 3. Jarum

2. Silinder 4. Rol Kerucut

2. Berdasarkan arah beban terhadap poros, yaitu :

a. Bantalan Radial

Laporan Praktek Bengkel BEARING 5


Apabila gaya reaksi atau arah beban jauh lebih banyak mengarah

tegak lurus pada garis sumbu poros.

b. Bantalan Aksial

Arah beban atau gaya reaksi jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis

sumbu poros.

c. Bantalan Gelinding khusus.

Bantalan ini dapat menumpu baban yang arahnnya sejajar dan tegak

lurus sumbu poros.

Dalam praktik, bantalan gelinding standart dipilih dari katalog bantalan.


Ukuran utama bantalan gelinding adalah diameter lubang, diameter luar, lebar dan
lengkungan sudut. Pada umumnya, diameter lubang diambil sebagai patokan.

C. Penomoran Pada Bantalan


Nomor nominal bantalan gelinding terdiri dari nomor dasar dan nomor
pelengkap. Nomor dasar yang terdapat merupakan jenis, lambang ukuran ( lambang
lebar, diameter luar ), nomor diameter lubang dan lambang sudut kontak.
Lambang lambang pelengkap mencakup lambang sangkar, lambang sekat
(sil), bentuk cincin, pemsangan, kelonggaran dan kelas. Jika hal-hal tersebut tidak
diperinci, maka lambang-lambang diatas tidak dituliskan.
Lambang jenis menyatakan jenis bantalan. Baris tunggal alur dalam diberi
tanda 6, rol selinder diberi tanda huruf seperti N, NF, dan NU, yang menyatakan
macam kerahnya.
Lambang ukuran menyatakan lebar untuk bantalan radial dan tinggi untuk
bantalan aksial, dapat juga menyatakan diameter luar dari bantalan tersebut. Untuk
bantalan bola radial, tidak terdapat lambang lebar. Diameter membesar dalam urutan
7, 8, 9, 0, 1, 2, 3 dan 4. Lambang diameter luar 0, 2 dan 3 pada umunya dapat dipakai.
Lambang 0, 1, 2 dan 3 juga lazim digunakan. Lambang diameter luar 0 dan 1
menyatakan jenis beban sangat ringan, 2, jenis beban ringan, 3, jenis beban sedang,
dan 4, jenis beban berat.
Nomor diameter lubang dinyatakan dengan dua angka. Untuk bantalan yang
berdiameter 20-500 (mm), kalikanlah dua angka lambang tersebut dengan 5 untuk

Laporan Praktek Bengkel BEARING 6


mendapatkan diameter lubang yang sebenarnya(mm). Nomor tersebut bertingkat,
dengan kenaikan sebesar 5 (mm) setiap tingkatnya. Untuk diameter lubang dibawah
20 (mm), nomor 00 menyatakan 10 (mm); 01 menyatakan 12 (mm); 02 menyatakan
15 (mm); dan 03 menyatakan 17 (mm) diameter lubang. Untuk diameter lubang
dibawah 10 (mm), nomor tanda sama dengan diameter lubangnya.
Dibawah ini akan diberikan contoh nomor nominal dan artinya.
1. 6312 ZZ C3 P6
6 Menyatakan bantalan bola baris tunggal alur dalam.
3 Adalah singkatan dari lambang 03, dimana 3 menunjukkan diameter luar
130 (mm) untuk diameter lubang 60 (mm).
12 Berarti 12 x 5 = 60 (mm) diameter lubang.
ZZ Berarti bersil 2 (dua).
C3 Adalah kelonggaran C3.
P6 Berarti ketelitian 6.
2. 22220 K C3
2 Menyatakan bantalan rol mapan sendiri.
22 Menunjukkan diameter luar 200 (mm) dan lebar 53 (mm) untuk diameter
lubang 110 (mm).
20 Berarti 20 x 5 = 100 (mm) diameter lubang.
K Berarti 1/12 tirus lubang, kelas ketelitian 0.
C3 Kelonggaran C3.

BAB III
MOUNTING DAN DISMOUNTING

A. Pengertian Mounting
Laporan Praktek Bengkel BEARING 7
Yang dimaksud dengan mounting dan dismounting adalah cara memasang
bantalan pada poros dan cara melepas bantalan dari poros. Untuk melakukan hal
tersebut diatas dapat dilakukan dalam berbagai cara, seperti percobaan berikut ini :
1. Percobaan pertama.
Memasang Bantalan bola FAG 6302 pada poros dengan ukuran poros 15 j6.
a. Cara untuk memasang bantalan adalah sebagai berikut :
1) Masukkan sedikit demi sedikit diameter dalam
bantalan kedalam poros;
2) Ambil mounting sleeve atau bisa digantikan dengan
pipa yang mempunyai diameter dalam yang sama,
kemudian letakkan pada permukaan bantalan pada
diameter dalamnya dan pegang;
3) Pukul mounting sleeve dengan palu sampai
bantalan masuk kedalam poros.

b. Cara untuk melepaskan bantalan adalah sebagai berikut :


1) Ambil ukuran U-Washer yang sesuai dengan ukuran bantalan dan
letakkan dibelakang bantalan pada poros;
2) Ambil extractor, kemudian jepitkan pada sisi belakang U-Washer dan
sumbu poros yang berulir pada extractor diletakkan pada sumbu poros;
3) Ambil kunci pas, kemudian putar batang berulir sampai bantalan
tertarik keluar dari poros.
2. Percobaan kedua.
Memasang bantalan rol selinder FAG NU 206 pada
poros dengan ukuran poros 30j6.
a.Cara untuk memasang bantalan adalah sebagai
berikut :
1) Masukkan sedikit diameter dalam bantalan
kedalam poros;
2) Ambil monting sleeve atau bisa
digantikan dengan pipa yang
mempunyai diameter dalam yang

Laporan Praktek Bengkel BEARING 8


sama, kemudian letakkan pada permukaan bantalan pada diameter
dalamnya dan pegang;
3) Pukul mounting sleeve dengan palu sampai bantalan masuk kedalam
poros;
4) Agar kedudukan bantalan kokoh pada poros, maka diperlukan
retaining ring yang dilingkarkan pada poros pada permukaan bantalan
sebelah depan;
5) Pasanglah retaining ring dengan menggunakan tang.
b. Cara untuk melepaskan bantalan adalah sebagai berikut :
1) Lepaskan retaining ring dari poros;
2) Ambil ukuran U-Washer yang sesuai dengan ukuran bantalan dan
letakkan dibelakang bantalan pada poros;
3) Ambil extractor, kemudian jepitkan pada sisi belakang U-Washer dan
sumbu poros yang berulir pada extractor diletakkan pada sumbu poros;
4) Ambil kunci pas, kemudian putar batang berulir sampai bantalan
tertarik keluar dari poros.

3. Percobaan ketiga.
Pasanglah bearing 6206 dengan poros pada
rumah 3. Bearing dipasang secara aksial dengan ring
dan penutup. Lindungi lokasi bearing dengan seal poros.
Laporan Praktek Bengkel BEARING 9
a. Cara untuk memasang bantalan adalah sebagai berikut :
1) Pasanglah ring pengunci pada poros (pada alurnya);
2) Periksa apakah jarak antara ring pengunci dengan bahu atau step poros
memungkinkan untuk ketebalan bearing;
3) Lepaskan ring pengunci, dan pasangkan
bearing, kemudian pasangkan kembali ring
pengunci pada alurnya.
b. Asembling :
1) Pasangkan terlebih dahulu ring pelepas dan
ring antara kedalam rumah bearing.
Masukkan bearing beserta porosnya kedalam
rumah, lalu pasangkan seal poros, pada saat pemasangan seal, harus
diperhatikan posisi bibir seal harus menghadap arah datangnya
takanan. Bibir seal harus dijaga utuh dari kerusakan sedikitpun;
2) Pasangkan ring antara kedalam penutup (cover), tekan seal kedalam
cover, geser cover secara hati-hati pada poros kedalam rumah, bila
perlu lumasi terlebih dahulu poros dengan oli tipis, lalu ikatlah cover
pada rumah dengan keempat baut;
3) Periksa kesempurnaan berputarnya poros pada rumahnya.
c. Membongkar atau melepas bearing :
1) Setelah cover dilepas beserta seal-nya, pasangkan baut stud M10
pada lubang ulir dibelakang rumah bearing, dengan memutar stud,
bearing akan keluar dari rumah;
2) Lepaskan ring pengunci, tekan bearing keluar atau lepaskan dari poros,
lepaskan pula seal dari cover dengan menggunakan alat khusus yang
tersedia.

4. Percobaan keempat.
Pasanglah poros dengan dua bearing pada
rumah ke 4. Bearing yang digunakan adalah NU
1006 dan 7206 B pada poros dengan ukuran 30 j5
a. Cara untuk memasang bantalan adalah
sebagai berikut :

Laporan Praktek Bengkel BEARING 10


1) Mulailah dengan memeriksa kondisi rumah dan tidak terdapat sisi yang
masih tajam, lumsi bearing dengan
gemuk;
2) Pasanglah ring antara dan cylindrical
roller bearing (cincin luar). Ikat lokasi
bearing dengan cincin pengunci
(retainer)
3) Pasangkan cincin dalam cylindrical roller bearing dan deep grove ball
bearing dan ikat lokasinya dengan ring pengunci (retainer).
b. Asembling:
1) Pasangkan poros pada rumah secara perlahan-lahan dengan disertai
gerakan putar ringan. Yakinkan cincin dalam cylindrical roller bearing
tidak terluka;
2) Tempatkan penyekat wool dalam alur penutup (cover) bearing;
3) Masukkan cincin antara pada rumah, ikat dan kencangkan penutup
bearing;
4) Pasangkan puli sabuk V berikut pasak benamnya, ring dan baut
kontersangnya.
c. Membongkar atau melepas bearing :
1) Buka puli sabuk V berikut pasak benamnya, ring dan baut
kontersangnya;
2) Buka penyekat wool dalam alur penutup (cover) bearing dan cincin
antara pada rumah;
3) Angkat poros pada rumah secara perlahan lahan dengan disertai
gerakan putar ringan, yakinkan cincin dalam cylindrical roller bearing
tidak terluka;
4) Buka cincin dalam cylindrical roller bearing dan deep grove ball
bearing serta retainer pada poros;
5) Angkat ring antara dan cincin luar serta retainer dari rumah bearing.
5. Percobaan kelima.
Pasanglah bearing 213 11k dengan poros pada rumah 5. Bearing dipasang
secara aksial dengan ring dan penutup, pada poros dengan 55.
a. Cara untuk memasang bantalan adalah sebagai berikut :

Laporan Praktek Bengkel BEARING 11


1) Masukkan sedikit diameter dalam bantalan
kedalam poros;
2) Ambil monting sleeve atau bisa digantikan
dengan pipa yang mempunyai diameter
dalam yang sama, kemudian letakkan pada
permukaan bantalan pada diameter dalamnya dan pegang;
3) Pukul mounting sleeve dengan palu
sampai bantalan masuk kedalam poros;
4) Agar kedudukan bantalan kokoh pada
poros, maka diperlukan retaining ring
yang dilingkarkan pada poros pada
permukaan bantalan sebelah depan;
5) Pasanglah retaining ring dengan menggunakan tang.
b. Cara untuk melepaskan bantalan adalah sebagai berikut :
1) Lepaskan baut pengikat bearing dengan poros.
2) Ambil alat oil injector, bukalah penutup pada oil injection kemudian
isilah oil injector dengan oli kedalamnya ( secukupnya)
3) Letakkan ujung mulut dari oil injection ke poros, kemudian putarlah
oil injection secara perlahan lahan sehingga dengan seketika bearing
akan keluar dari poros.

INJECTION OIL
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum di atas dapat disimpulkan :


Laporan Praktek Bengkel BEARING 12
1. Bearing (bantalan) berfungsi sebagai elemen mesin yang menumpu poros
yang berputar. Bearing digunakan karena dapat mereduksi gesekan sehingga
poros tidak mengalami kerusakan. Untuk jenis jenis bearing dapat dilihat
pada BAB II.
2. Secara umum melepas dan memasang bearing ada 3, yaitu :
a. Dengan pukulan, mengunakan mounting sleeve dan melepaskannya
dengan creaker.
b. Dengan pemanasan, bearing dipanaskan sehingga mengalami pemuaian
dan setelah dingin bearing akan kembali ke bentuk semula.
c. Dengan injection oil, memanfaatkan tekanan hidrolik bearing dapat
dipasang dan dilepaskan dengan mudah.
3. Setiap bearing mempunyai nomor, hal ini berfungsi untuk mengetahui ukuran
dan jenis bearing tersebut. Untuk caranya dapat dilihat pada BAB II.

B. Saran
1. Untuk memasang dan melepaskan bearing ( bantalan ) ikuti prosedur
percobaan pada text book.
2. Lakukan pembersihan dan pemberian pelumas setelah selesai praktek untuk
menghindari korosi.

DAFTAR PUSTAKA

Teknik Bengkel Semester III. PEDC, Bandung

Laporan Praktek Bengkel BEARING 13


http://coilku.com/macam-macam-bantalan.html

Laporan Praktek Bengkel BEARING 14

Vous aimerez peut-être aussi