Vous êtes sur la page 1sur 23
BAB IIT PERENCANAAN PELEPASAN BEBAN 3.1 Umum Seperti telah dijelaskan, bahwa untuk mengembalikan sistem bekerja pada frekuensi normalnya setelah mengalami suatu ketidakseimbangan, selain menambah daya pembangkitan dapat dilakukan dengan _pelepasan sebagian beban. Pelepasan beban ini dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis. Dengan pelepasan beban secara otomatis lebih banyak memberi keuntungan dibandingkan dengan pelep: n beban secara manual. Disamping mempekerjakan operator yang banyak, pelepasan beban secara manual juga mempunyal beberapa kelemahan seperti dilepaskannya beban yang kadang-kadang melebihi beban yang seharusnya dilepaskan dan juga kelambatan waktu bertindaknya operator yang relatif 1. an dibandingkan dengan turunnya frekuens{. Idealnya, program pelepasan beban = dibuat sedemikian rupa sehingga segera setelah diketahul terjadi kekurangan pembangkitan, dengan tepat ditentukan besarnya kelebihan beban untuk kemudian dapat ditentukan besar beban minimal yang perlu dilepas agar sistem kembali bekerja pada frekuensi nominalnya. Untuk sistem-sistem masih kecil kondisi di atas masih = mungkin nakan. Tetapi apabila sistem besar di mana der Jat keacakan beban sudah tinggi, kondisi ideal seperti 26 digambarkan di atas hal yang at 2. 3. 3.2 tenaga tidak normal. akan sangat sulit dicapai. Maka, dalam perencanaan pelepasan beban beberapa sangat perlu diperhatikan adalah Untuk kehilangan pembangkit terberat yang diperkirakan , jumlah beban yang dilepas harus cukup sehingga turunnya frekuensi harus dapat ditahan untuk tidak melewati batas minimum tertentu yang dapat membahayakan sistem maupun pembangkit yang masih ada. Program harus sedemikian rupa sehingga pelepasan beban yang cukup harus tetap berlangsung untuk setiap _kondisi kehilangan pembangkitan tertentu, sehingga tidak memungkinkan frekuensi sistem terlalu lama berada di daerah yang berbahay: Pelepasan beban sebaiknya hanya beker Ja pada saat dibutubkan, yaitu pada saat penurunan frekuensi cukup besar dan laju penurunan trekuensi tersebut cukup cepat, karena fungsi pelepasan beban bukan sebagai pengatur frekuensi. Batas Kerja Frekuensi Sistem *” Pada umumnya frekuens{ minimum pusat listrik wap (PLTU) digunakan sebagai dasar untuk batas-batas frekuensi kerja sistem tenaga, karena peralatan-peralatan PLTU paling kritis terhadap frekuensi 28 : Beberapa hal yang menyebabkan PLTU perlu dihindart dar{ beroperasi pada = frekuensi — tidak normal, karena : 1. Umumnya sifat kerja peralatan bantu (auxilary) 2 menurun pada frekuensi 10 s/d.15% di bawah normal nya. 2. Kemungkinan getaran-getaran yang ber lebihan (lading) dari komponen PLTU, seperti sudu-sudu, rotor turbin dan lain-lain diluar batas sekitar 3 s/d 6% perubahan frekuensi dari normal, sepert! yang direkomendasikan pabrik. Pada Gambar (3.1) dapat kita lihat kurva suatu hasil percobaan mengenai batasan waktu pengoperasian suatu turbin diluar daerah frekuensi kerja normalnya (untuk sistem frekuensi 60 Hz). 29 frekuenei «tz) Gambar (3.1), Kurva batas waktu pengoperasian = suatu turbin diluar daerah frekuensi normalnya. Dari kurva tersebut kita dapat mengetahui lamanya waktu pengoperasian yang diljinkan di luar daerah frekuensi normal agar turbin tidak sampai mengalami kerusakan. Juga dapat dilihat bahwa semakin jauh perbedaan -perbedaan harga frekuensi kerja turbin dari frekuensi normalnya akan semakin cepat waktu yang diijinkan untuk beroperasi pada trekuensi tersebut. Untuk sistem 60 Hz, batasan-batasan waktu operasi frekuensi di bawah 50 Hz untuk PLTU dapat diestimasikan seperti pada Tabel (3.1), di bawah int: Tabel 3.1,: Batasan Waktu Operasi PLTU Di bawah 50 Hz. Frekuensi (Hz) : Waktu (menit) *: kont inyu 90 10 1 * Waktu adalah secara komulatif. Berdasarkan hal-hal di atas, dapat ditentukan tingkat keamanan (security level> yang diinginkan dalam perencanaan pelepasan beban. Untuk menentukan tingkat keamanan, diberikan dua macam cara yaitu:*” 1. Membatasi frekuensi kerja setinggi mungkin untuk menghindari getaran yang berlebihan . Jadi misalnya, Jika PLTU dibatasi sebagaimana yang diinginkan pabrik untuk mencegah timbulnya blading yaitu 3% dibawah normal (48,5 Hz untuk frekuensi normal 60 Hz), maka dalam pelaksanaannya program pelepasan beban harus diakhiri sebelum tercapai harga tersebut. Dengan kata lain, frekuensi sistem harus tetap terjaga pada harga di atas harge minimum tersebut katakanlah 48,7 Hz. Sehingga kisar frekuensi untuk pelepasan beban sudah dimulal pada 49,5 Hz atau lebih tinggi agar tahapan-tahapan pelepasan beban berikutnya masih mungkin seandainya diinginkan pelepasan beban 31 dalam beberapa tingkat. Tetapi dengan cara ini menimbulkan hal-hal sebagal berikut + a. Karena tingginya setting frekuensi untuk pelepasan beban tingkat pertama ini, akan menyebabkan beban-beban yang dikenakan pada tingkat pertama int akan lebih sering mengalami gangguan. Mungkin — penurunan frekuensi yang seharusnya masih mampu diatasi dengan cepat oleh sistem pembangkitnya sendiri menyebabkan bekerJanya pelepasan beban tingkat pertama ini. b. Kisar frekuensi yang tersedia untuk tahap- tahap pelepasan beban menjadi sempit. 2. Menggunakan batasan waktu operasi PLTU untuk ftrekuensi dibawah normal (48,5 Hz untuk waktu 10 menit), dengan tidak menimbulkan blading yang berbahaya. Maka frekuensi pada program pelepasan beban dapat diambil pada harga tersebut dengan kelambatan waktu tidak lebih dari 10 menit. Pada cara kedua ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Program pelepasan beban yang direncanakan dapat membawa trekuensi keharga batas yang diijinkan untuk operasi secara kontinyu pada setiap kegagalan = pembangkitan yang di- perkirakan. b. Harga frekuensi minimum yang ditetapkan tidak 32 mempengaruhi peralatan-peralatan bantu yang ada. Dengan cara kedua ini, kisar frekuensi untuk pelepasan beban lebih besar. Dengan demikian penetapan setting frekuensi dan kelambatan waktu UFR lebih leluasa, sehingga tahap-tahap pelepasan beban dapat dibuat lebih banyak. 3.3 Rele Frequency CUnder Frequency Relay? Secara garis besar rele frekuensi dapat dibagi atas beberapa klassifikasi. Berdasarkan konstruksinya dikenal dua macam rele frekuens!, yaitu rele frekuensi elektromekanik dan rele frekuensi statis. Rele frekuensi elektomekanik mempunyal kostruksi mekanis dengsn piringan induksi dan dua kumparan medan, bekerja berdasarkan prinsip perbedaan fasa pada kumparan-kumparannya. Semakin turun frekuensi sistem maka semakin besar perbedaan fasa kedua kumparan tadi, sehingga momen akan terbangkit untuk menggerakkan kontak rele. Rele frekuensi statis bekerJa dengan sistem elektronik, mempunyai waktu kerja yang sangat cepat. Kemudian klassifikasi yang didasarkan pada besaran-besaran ukur yang dirasakannya, rele frekuens! dibagi atas rele frekuens! yang bekerja atas dasar frekuensi (f) saja dan rele frekuensi yang bekerja atas dasar frekuensi (f) dan laju perubahan frekuensi (dt/dt). 33 3.3.1 Rele Frekuensi dengan Setting Frekuensi Cf? 3.3.1.1 Dengan Kelambatan Waktu yang Tetap UFR yang bekerJa atas dasar frekuensi , diset pada suatu harga frekuensi dibawah normal tertentu dan akan memberikan komando kepada bagian kotrol yang biasanya berupa rele bantu (auxiliary relay), segera apabila frekuensi sistem turun dan mencapai harga settingnya. Selanjutnya rele bantu akan menentukan waktu kapan perintah pelepasan pemutus daya dilaksanakan. Disini dikenal apa yang disebut dengan kelambatan waktu yang tetap , yaitu waktu yang diperlukan oleh rele bantu dan waktu rele int menerima komando dari rele utama sampal bekerjanya pemutus daya. Pada Gambar (3.2) dibawah ini dapat dilihat suatu contoh karakteristik rele dengan kelambatan waktu tetap. (dot>| vaktu pelepasan setelah Betting rele dicapai +60 49 48 47 frekuensi a Gambar 3.2, Karakteristik rele dengan kelambatan waktu tetap. Untuk bermacam cal harga setting rele, kelambatan waktu rele selalu menunjukkan harga yang tetap. Jadi, misalnya UFR diset pada frekuensi 48,5 Hz, pelepasan pemutus daya baru dilakukan 0,5 detik kemudian, dari sejak rele utama merasakan frekuensi sistem pada harga settingnya. Pada waktu pelepasan beban terJjadi frekuensi sistem telah turun dan mencapal harga di bawah 48,5 Hz. Jadi rele ini waktu kerJanya tidak dipengaruhi oleh kecepatan penurunan trekuensi. 3.3.1.2 Dengan Kelambatan Waktu Tergantung Pada Laju Perubahan Frekuensi Rele frekuensi yang bekerja atas dasar frekuensi dan 1aju perubahan frekuensi disamping mengukur frekuens! juga laju perubahan frekuensi. Artinya bagian kontrol mengatur kelambatan waktu pemutusan sebagai tungsi dari laju perubahan frekuens!. Makin cepat penurunan trekuensi, ka makin cepat waktu kerja rele. Waktu kerja relenya dapat dilihat pada karakteristik rele tersebut. Pada Gambar (3.2) diberikan salah satu contoh karakteristik rele tersebut yang menunjukkan hubungan waktu kerja rele dengan laju perubahan frekuens!. Jadi pada setiap tingkat pelepasan beban, waktu kerja rele selalu berubah mengikut! laju perubahan frekuensi. Suatu kelebihan rele jenis ini dibandingkan dengan jenis rele yang bekerja atas dasar frekuensi saja 35 adalah selektivitasnya terhadap kelebihan beban. Artinya dengan penggunaan rele jJenis ini, ada keadaan kelebihan beban tertentu yang — tidak memerlukan —_pelepa’ n beban tertentu atau = memperlambat = waktu —pelepasan beban. Dengan demikian memberi kesempatan pada sistem untuk mengembalikan ke frekuensi | nominalnya = secara natural tanpa perlu melepaskan beban, sehingga tidak terjadi pelepasan beban yang tidak perlu. Sedang untuk keadaan kelebihan beban yang besar, dimana laju perubahan ftrekuensi besar maka waktu pelepasan menjadi . sangat Singkat. Sebagai contoh dapat kita ambil misalnya untuk keadaan kelebihan beban 10%. Dari Gambar, (2.1), dapat dilihat bahwa frekuensi sistem mendatar pada 48,5 Hz, maka pada saat frekuensi mencapal titik tersebut, laju perubahan frekuensi sudah hampir nol. Dari Gambar (3.3), dapat dilihat bahwa kelambatan waktu rele sangat besar. Sehingga bagian kontrol akan lambat memberi perintah pelepasan pemutus daya. Sedangkan untuk kelebihan beban yang besar, misalnya 60% pada 48,5 Hz memberi laju penurunan trekuensi yang tinggi. Hal ini memberi kelambatan waktu yang lebih singkat, sehingga bagian kontrol akan = memberi perintah pelepasan beban lebih cepat. Beberapa kekurangan dalam penggunaan rele Jenis inl, antara lain : 1. Penetapan setting frekuensi yang lebih sukar. Karena adanya tambahan alat-alat atau rangkaian khusus untuk mengatur laju perubahan maka harganya relatif lebih mahal. Waktu Tempuh Rele Cdetik> Gambar (3.3), Karakteristik rele perubahan dengan waktu kerja.“° 3.3.2 Rele Frekuensi dengan Setting dtvat 7” . Rele frekuensi, selain dengan setting (f) ada juga yang dapat disetting dengan laju trekuensi (df/dt). Dengan adanya setting dt/dt kekurangan pembangkit yang cukup besar (laju frekuensi besar), maka diperoleh ketepatan dan pelepasan beban yang tingg!. 36 frekuenst, trekuensi ftrekuensi perubahan dalam hal penurunan kecopatan 37 Pada Gambar (3.4), ditunjukkan karakteristik kerja rele setting df/dt sebagai fungsi dari frekuensi (ft), Dibawah ini ditunjukkan hubungan setting df/dt dengan df/dt pada frekuensi f, sebagai berikut : at at + setting) .....3.1 at at dengan, fy = trekuensi dasar f, = setting frekuensi. Untuk sistem dengan frekuensi dasar 50 Hz, maka : at x (pada £,) = (—— at 50 at Waktu tunda (time delay) tergantung pada Jenis rele frekuensi yang digunakan. Untuk rele frekuensi type FCX 103b BBC, waktu tunda dapat disetting pada 33, 66, 99 atau 132 ms. Ada 3 (tiga) kriteria yang harus dipenuhi agar rele dengan setting df/dt dapat bekerJa, yaitu: 1. Frekuensi harus berada dibawah setting trekuensi. 2. Harga df/dt harus lebih besar dari setting dt/at. 3. Harga dt/dt harus tetap lebih besar dari setting untuk semua waktu yang diset. Gambar 3.4, Karakteristik kerja rele setting dt/dt?7”. 3.4 Perencanaan Pelepasan Beban Pelepasan beban direncanakan untuk melepaskan beban secara bertahap. Dengan demikian kemungkinan pelepasan beban yang terlalu besar Cover shed> dapat dihindarkan, Berapa banyak jumlah tingkat pelepasan beban yang dipilih biasanya dihubungkan dengan berapa besar maksimum beban yang akan dilepas. Semakin besar beban maksimum yang akan dilepas semakin banyak pula Jumlah tingkat pelepasan beban yang harus dipilih. Jadi untuk merencanakan suatu pelepasan beban, beberapa hal yang menjadi masalah utama yang harus diperhitungkan adalah :“” 1. Jumlah tingkat pelepasan beban. 2. Besarnya beban yang dilepas untuk setiap tingkat . 3. Setting rele yang ditetapkan untuk setiap tingkat pelepasan beban. 4. Kelambatan waktu yang direncanakan untuk = setiap tingkat pelepasan beban. 3.4.1 Jumlah Tingkat Pelepasan Beban dan besar Beban yang Dilepas Setiap Tingkat Jumlah tingkat pelepasan beban, dan besar beban yang dilepas setiap tingkat tergantung pada _beban maksimum yang akan = dilepas. = Sedang_ besar beban maksimum yang harus dilepas, tergantung pada besar beban lebih maksimum, Pada sistem yang cukup besar, sangat sulit untuk menentukan daerah mana dan besar beban yang dilepas dari sistem sehingga stabilitas sistem tetap terjamin. Karena itu sulit untuk menentukan kelebihan besar beban maksimum sistem, sehingga kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam perencanaan program pelepasan beban adalah lepasnya unit pembangkit yang terbesar dari sistem. Dalam prakteknya untuk sistem-sistem yang besar, tingkat pelepasan beban adalah 3 sampai 5, telah cukup member korel. i yang baik antara beban dan kebutuhan 40 minimum beban yang hi us dilepas. Kalau kelebihan beban ksimum telah diperoleh, maka dengan menggunakan persamaan (2.11), dapat ditentukan berapa besar beban maksimum yang harus dilepas untuk ftrekuensi terendah yang diinginkan. Dari besarnya beban maksimum yang harus dilepas, kemudian ditentukan besar beban yang akan dilepas setiap tingkat. Setiap tingkat hanya melepaskan beban secukupnya untuk mencoba mengembalikan sistem ke frekuens! normalnya. Pada umumnya persentase beban yang dilepas pada tingkat pertama lebih rendah dari tingkat-tingkat berikutnya. 3.4.2 Setting Frekuensi Cf? dan Laju Penurunan Frekuensi Cdf/dt) pada Setiap Tingkat. Untuk menentukan setting rele, yang pertama harus diperhatikan adalah penentuan setting frekuensi tingkat pertama, yang harus ditentukan sedemikian rupa sehingga terhindar dari pelepasan beban akibat gangguan kecil, yang semestinya masih dapat diatasi oleh sistem itu sendiri. Selain itu hendaknya setting frekuensi tingkat pertama ini berada di bawah suatu harga dimana sistem dapat beroperasi secara kontinu tanpa mengalami kerusakan. Dan setting dt/dt dihitung sedemikian sehingga kriteria kerJa rele seperti yang disebutkan pada 3.3.2, tetap dipenuht untuk setiap tingkat pelepasan beban. Setting rele tingkat kedua harus tepat dapat melepaskan kelompok beban tingkat kedua, — setelah 41 terlebih dahulu terjadi pelepasan kelompok beban tingkat pertama. Demikian seterusnya antara setting rele tingkat kedua dan yang ketiga. Dan setting rele tingkat terakhir frekuensi pelepasan bebannya harus berada di atas frekuensi minimum yang diijinkan. 3.4.3 Kelambatan Waktu Yang Direncanakan Untuk Setiap Tingkat Pelepasan Beban Kelambatan waktu yang direncanakan untuk setiap tingkat pelepasan beban tidak boleh mengijinkan frekuensi sistem melampaul batas minimum frekuensi yang ditetapkan. Waktu kerja setiap tingkat pelepasan beban dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut : tetlety eee eee tre ses! dengan, t = waktu kerja total t waktu rele waktu pemutus. Waktu rele (t,), ditentukan berdasarkan Jenis rele yang digunakan. Untuk rele yang bekerja atas dasar frekuensi biasanya ditentukan minimal 0,3 detik. Ini berkaitan dengan kemungkinan adanya penurunan frekuensi sistem secara tiba-tiba karena ayunan beban, yang biasanya tidak lebih lama dari waktu tersebut. Sedang waktu pemutus bi (top? nya diperhitungkan sebesar 0,1 detik. Sehingga untuk rele yang bekerJa atas dasar frekuensi, maka waktu keseluruhan dari gangguan mulaf dirasakan sampal beban dilepas adalah 0,4 detik. Untuk rele yang bekerja atas dasar frekuensi dan laju penurunan frekuensi, waktu rele (t,) dipengaruhi langsung oleh kecepatan penurunan frekuensi. Harga dari t, ini dapat diperoleh dari karakteristik rele ( misalnya seperti Gambar 3.3 ), dengan terlebih dahulu mengetahui besar laju perubahan frekuensi. Untuk rele frekuensi CUnder Frequensi Relay? setting dt/dt, kelambatan waktu Ctime delay? tetap ditentukan pada harga 0,033; 0,066; 0,099 atau 0,132 detik aan Dari hal-hal yang dikemukakan di atas , maka dapat disimpulkan bahwa untuk suatu perencanaan pelepasan beban agar diperoleh hasil yang tepat adalah dengan menentukan kombinasi yang terbaik antara jumlah tingkat Pelepasan beban, besar beban yang dilepas setiap tingkat, frekuensi di mana setiap tingkat dilepas dan kelambatan waktu yang direncanakan pada setiap tingkat pelepasan beban. Diagram alir untuk program menentukan setting df/dt dan menentukan frekuensi pelepasan beban sistem diberika seperti pada Gambar (3.5) dan Gambar (3.6)berikut int, agukan: + konstanta inersia sisten (W) ! faktor penurunan beban (a) 1 Prekuensi dasar (FO). + Beban, yang akan, dilepas + juslah Taha pelepasan + beban yapdilepas tigp tanap perlanbatan waktu rele dan Waktu KerJa penutus. Hitung Kopel per Dangii tan bebany dan Kopel percep’ fan seted a pefe= pasan tahap fede Hitung saat Kera rele tahap 1 Gambar 3.5: Diagram Alir untuk menentukan setting df/dt. Cetaks Beds Tefuensi Sagar Soi untuk tahap 1 Gambar 3.5 Lanjutan. Tagukans s fongtanta inersia, sisten (1 1 falfor"ptnurunan‘bgban Ce) 2 Eekuenst ‘dasar PERIGEE pinion gist fang duiginkan «Belin Siig alo, enas Oy : Sear yang didn Sifefas Chap : settlog { dan atvat an waktu Kerja rele| fan Waktu Kerga Penutis day Hitung Kopel per banghd tan beb dan hope!" percera {in setel ah pele Pagan tahap | Hitung saat kerJa. rele tahap I Hitung perubahan frekuenst selana waktu Kerja rele an’ kerja perutus daya Witunga6/at yang taroadi dan’ dar Harakts rele pada PPeljenghcsetfing dan frefuens) peo Tepasan ‘thay T Gambar 3. Diagram Alir untuk menentukan frekuensi pelepasan beban sistem. h “e/AR Gane ted Gant) abvat deri firanteristit al pele san beban tshap I Aapakah ‘frekuensi Gambar 3.6 Lanjutan. tidak Getaks *TIDAR DQ PELE PaSAN BEBAN” 46 ‘apakah ™ “ire tarsh cea «Babin yang dilepas tiap tana 1 fetiing tele : iets Setting dan pelepasan beban « frefitng) sapt, pleracgy bedan t Hrekuenal palln’San'uattu' putt Cetake yatta dan, at/at yang, terdadi dan dari karakteristix rele ada frekuensi setting dan retuensi pelepasan beban. Gambar 3.6 Lanjutan. Program untuk menentukan setting df/dt dan untuk menentukan frekuens! pelepasan beban diberikan pada Lampiran IT.

Vous aimerez peut-être aussi