Vous êtes sur la page 1sur 5

ASTO

A. Pra Analitik

1. Persiapan pasien : -

2. Persiapan sampel : serum pasien, tidak hemolisis

3. Alat dan bahan

a. Reagen ASTO : suspense yang stabil dari partikel latex polysiren yang telah

dilapisi oleh streptolisin O dan 0,1% sodium azide sebgaia bahan pengawet.

Sebaiknya kocok terlebih dahulu sebelum digunakan.

b. Control positif : serum yang mengandung ASTO lebih dari 200 UI/ml dan

0,1% sodium azide sebagai pengawet.

c. Control negative :serum yang mengandung sodium azide 0,1% sebagai

pengawet.

d. Batang pengaduk

e. Slide

B. Analitik

1. Metode kualitatif

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Keluarkan kit reagen dan serum pada suhu kamar

3. Buat pengenceran serum 1:20

4. Ambil satu tetes control positif lalu letakkan pada lingkaran pertama.

5. Ambil satu tets control negative lalu diletakkan di lingkaran kedua.

6. Ambil sampel serum 50 ul menggunakan mikropipet kemudian tuangkan pada

lingkaran ke tiga.

7. Tambahkan satu tetes reagent ASTO pada masing-masing lingkaran.


8. Campur sampai rata dengan menggunakan pipet sekali pakai, goyangkan

jangan control + luar dari lingkaran.

9. Putar kartu selama 2 menit

10. Amati terbentuknya aglutinasi bandingkan dengan control negative.

2. Metode semi kuantitatif

1. Atur 5 tabung beri label( 1:2, 1:4, 1:8, 1:16 dst),

2. Gunakan seline fisiologis (NaCL fisiologis) untuk serial pengenceran.

3. Lanjutkan pengenceran hingga hasil akhir dapat diperoleh.

- Siapkan 5 tabung reaksi

- Isi masing-masing dengan buffer sebanyak 100ml (buffer yang telah diencerkan

10x)

- Masukkan 100ml serum kedalam tabung 1

- Lalu campur kemudian pindahkan 100ml ke tabung 2. Kerjakan hal yang salam

sampai tabung 4. Sampel darah tabung 4 dibuang 100ml.

- Kerjakan semua tabung sama seperti cara kualitatif

Kadar RF pada tabung 1 =16

Kadar RF pada tabung 2 = 32

Kadar RF pada tabung 3 = 64

Kadar RF pada tabung 4 =128

4. Jika menggunakan slide masukkan masing-masing satu tetes control negative

dan posited kedalam slide.

5. Hasil harus dibaca dalam jangka waktu 3menit, karena reaksi non spesifik

dapat terjadi setelah periode waktu yang ditentukan.

C. Pasca analitik

Kualitatif
Sampel kemungkinan mengandung antbody asto melampaui 200 iu/ml ketika

aglutinasi diamati dengan membandingkan hasil dengan control negative kuantitatif.

- Pengenceran terbesar dari sampel tes menunjukkan aglunisasi pada titik akhir

pengenceran dengan tetap menunjukkan aglutinasi.

- Hasil positif: terdapat aglutinasi dari suspense partikel latex. Serum yang berakhir

lemah yang bereaktif lemah menhasilkan butiran-butiran yang sangat halus.

- Pengenceran terbesar dari sampel tes yang menunjukkan aglutinasi dianggap

sebagai nilai akhir.pengalian dari factor pengenceran dengan 200IU/ml akan

menghasilkan level perkiraan dari ASTO,

NARKOBA

A. PRA ANALITIK

1. Tujuan : untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium narkoba dengan teknik

immunoassay

2. Metode : immunochromatografi Assay

3. Prinsip : pada strip mengandung konjugat drugs IgG anti narkoba dimana substrat

urin yang mengandung drugs akan bereaksi dengan konjugat dimana hasil (+)

ditandai dengan terbentuknya garis merah pada test (-) pada control.

4. Persiapan sampel : terdapat pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi adanya

manipulasi atau penambahan zat-zat yang mengganggu pemeriksaan. Kondisi urin

berikut ini merupakan keadaan normal, dan keadaan urin diluar kondisi berikut

patut dicurigai terjadinya manipulasi maupun substitusi urin :

a. Suhu urin harus dicatat dalam waktu 4menit sesudah pengambilan sampel

dengan suhu diantara 32-389C dan tetap diatas 330C dalam waktu 15menit.

b. Ph urin normal berkisar antara 4,5-8

c. Berat jenis urin berkisar antara 1,002-1,020


d. Konsentrasi kreatinin lebih dari 20mg/Dl

e. Tampilan urin normal (tidak berbusa, keruh, berwarna gelap atau sangat jernih

dan kuning muda)

5. Alat dan Bahan

a. Tes trip narkoba

b. Urine

B. ANALITIK

1. Keluarkan alat uji dari sachetnya dan buka penutup pada bagian alat uji.

Perhatikan tanda panah dan celupkan melewati batas tanda panah.

2. Tempatkan alat uji pada permukaan datar yang tidak bersifat menyerap

cairan, mulailah mengitung waktu pengujian dan tunggu hinga muncul

garis berwarna merah pada membrane pengujian. Hasil dibaca pada menit

ke 5 jangan membaca hasil setelah menit ke 10.

C. PASCA ANALITIK

INTERPRESTASI Hasil

1. Positif, jika hanya terbentuk warna pada daerah control ( C )

2. Negatif, jika terbentuk dua garis warna pada control C dan tes T

3. Invalid, jika tidak terbentuk garis berwarna pada control C

TB

1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus.
b. Persiapan sampel : Serum/Plasma.
c. Prinsip : Pada saat serum di teteskan pada ruang atau
sumur sampel, sampel akan berreaksi dengan partikel yang telah di lapisi
dengan protein yang terdapat pada bantalan specimen.
Campuran ini bergerak scara kromatografi, jika serum
mengandung antibody mycobacterium tuberculosis maka
akan timbul garis warna pada garis test.
2. Analitik
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Diadaptasikan semua kit dan sampel ke suhu ruang sebelum digunakan.
c. Dibuka kantong tes, diletakkan tes ditempat datar dan kering.
d. Dimasukkan 3 tetes serum pada sumur sampel.
e. Ditambahkan 1 tetes larutan buffer.
f. Didiamkan selama 5 menit.
g. Dibaca reaksi yang terjadi.
3. Pasca Analitik
a. Negatif : Terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja,
ini berarti pada serum dan plasma dan darah tidak ada
antibody Mycobacterium Tuberculosis.
b. IgM Positif : Terbentuk dua garis warna merah muda atau ungu tepat di
area Tes (T) dan di area Kontrol (C). Hal ini berarti pada
serum terdapat antibody Mycobacterium Tuberculosis.
c. Invalid : Jika tidak timbul garis warna zona Control maka tes di
nyatakan gagal, diulangi test dengan alat yang baru.

Vous aimerez peut-être aussi