Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2012 pukul 11.00 WITA di Ruang
Gadung RSUP Sanglah Denpasar. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi
pemeriksaan fisik, dan catatan medik pasien.
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kedua penglihatannya kabur.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh kedua penglihatannya kabur sejak 1 tahun yang lalu.
Kemudian pasien merasa silau jika melihat cahaya. Oleh keluarga pasien di
bawa ke poliklinik mata RSUP Sanglah untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut. Setelah mendapat terapi dari poliklinik RSUP Sanglah ,pasien akhirnya
dirawat inap di RSUP Sanglah Denpasar dengan diagnosa OS KSI + High
Myopia + OD Psudofakia dan dirawat di Ruang Gadung tanggal 30 Oktober
2012. Pasien juga memutuskan untuk dilakukan tindakan operasi pada
matanya. Akhirnya dilakukan tindakan pembedahan pada tanggal 31 Oktober
2012 jam 10.00 WITA. Terapi yang telah didapatkan pasien :
- Ciproflotaxcim 2 x 500 gram
- Asam mefenamat 3x500 gram
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien pernah dilakukan operasi katarak pada mata kirinya 3 tahun yang lalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian, pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang
memiliki penyakit yang dideritanya maupun penyakit keturunan seperti
hipertensi, diabetes militus, dan penyakit jantung.
C. DATA BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Bernapas
Saat pengkajian, pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bernapas,
sesak (-).
2. Makan dan Minum
Makan : Saat pengkajjian, keluarga pasien mengatakan pasien biasa makan
3xsehari habis 1 porsi. Setelah MRS pasien pasien makan 3xsehari,
pasien menghabiskan 1 porsi bubur (diet bebas), mual (-), muntah (-).
Minum : Saat pengkajian, keluarga pasien mengatakan pasien sudah minum air 2
gelas aqua (480cc) dari pukul 06.00 sampai pukul 11.00 WITA.
3. Eliminasi
BAB : Saat pengkajian, keluarga pasien mengatakan pasien sudah BAB pukul
07.00 WITA. Warna feses kecoklatan dengan konsistensi padat.
BAK : Saat pengkajian, keluarga pasien mengatakan pasien sudah BAK 2x dari
pukul 06.00-10.00 WITA. Warna urine kekuningan.
4. Gerak dan Aktivitas
Saat pengkajian, pasien tidak ada gangguan dalam beraktivitas. Namun ketika
melihat benda penglihatannya kabur sehingga dia harus berhati-hati dalam
beraktifitas .
5. Istirahat dan tidur
Pasien biasa tidur pukul 21.00 s/d pukul 06.00 WITA. Pasien tidak pernah
terbangun pada malam hari.
6. Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian, pasien tidak merasakan kepanasan maupun kedinginan.
7. Kebersihan diri
Saat pengkajian, keluarga pasien mengatakan pasien sudah mandi, menggosok
gigi dan mengganti pakaian. Pasien tampak bersih dan rapi.
8. Rasa nyaman
Saat pengkajian, pasien mengatakan nyeri pada luka insisi, skala nyeri 3 dan
penglihatannya kabur karena mata kirinya tertutup balutan sehingga hal ini
menggangu pasien dalam beraktifitas.
9. Rasa aman
Pasien merasa aman karena sudah pernah melakukan operasi sebelumnya dan
sering didampingi oleh anaknya.
10. Sosial
Saat pengkajian, pasien mampu berkomunikasi dengan baik. Pasien mamapu
bersosialisasi dengan keluarga, perawat, maupun dengan tenaga kesehatan
lainnya.
11. Rekreasi
Saat pengkajian, pasien mengatakan sering mengobrol dengan ankanya dan pasien
lain untuk mengisi waktu di RS. Terkadang pasien juga dijenguk oleh keluarga
dan kerabatnya.
12. Prestasi
Saat pengkajian, pasien belum memiliki prestasi sehubungan dengan kemajuan
kesehatannya saat ini.
13. Pengetahuan
Saat pengkajian, pasien dan keluarga sudah mendapatkan informasi tentang
penyakitnya dan mengerti tentang keadaan penyakitnya, cara minum obat, serta
pasien bersedia untuk menjalakan semua tindakan keperawatan.
14. Spiritual
Saat pengkajian, pasien mengatakan hanya mampu berdoa di tempat tidur untuk
kesembuhannya.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesan umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Bentuk tubuh : Gemuk
d. Warna kulit : Sawo matang
e. TB / BB : 160 cm/ 50 kg
2. Gejala Kardinal
a. Suhu : 360C
b. TD : 110/ 80 mmHg
c. Nadi : 80x/ menit
d. RR : 20x/ menit
3. Keadaan Fisik
a. Kepala : bentuk simetris, rambut pendek, distribusi rambut merata,
nyeri tekan (-), benjolan (-), lesi (-)
b. Mata : OD VA OS
Normal Palpebra Normal
Tenang Konjungtiva Tenang
Jernih Kornea Jernih
Normal Bilik mata depan Normal
Bulat, reguler iris Bulat, reguler
Reflek pupil + Pupil Reflek pupil +
Keruh Lensa Keruh
14,6 Schiotz 14,6
c. Hidung : bentuk simetris, secret (-), napas cuping hidung (-)
d. Telinga : bentuk simetris, pendengaran baik, lesi (-), nyeri tekan(-),
serumen (-)
e. Mulut dan gigi: mukosa bibir lembab, keadaan gigi bersih, keadaan lidah
bersih
f. Wajah : bentuk simetris, lesi (-)
g. Leher : nyeri tekan (-), tiroid (-)
h. Thorax : bentuk simetris, gerakan dada simetris, nyeri tekan (-),
pernapasan torakal ves +/+, wh -/-, rh -/-
i. Abdomen : bentuk normal, nyeri tekan(-), lesi (-)
j. Ekterimtas
Atas : bentuk normal, jari-jari tangan lengkap, udema (-), keadaan
otot baik, kuku pendek dan bersih.
Bawah : bentuk normal, jari-jari kaki lengkap, keadaan otot baik,
kuku pendek dan bersih.
k. Genitalia : tidak terobservasi.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Hematologi tanggal 30 Oktober 2012 Pukul 18.14 WITA
WBC 8,52 10-3/l 4-11,0
RBC 4,68 10-6/l 4,00-5,20
HGB 13,10 g/dl 12,00-16,00
HCT 39,40 # 36,00-46,00
MCV 84,20 fl 80,00-100,00
MCH 28,00 pg 26,00-34,00
MCHC 33,20 g/dl 31,0-36,0
RDW 13,50 # 11,60-14,80
PLT 308,00 10-3/l 140,00-440,00
MPV 7,10 fL 6,80-10,00
b. Analisa Masalah
1. P : Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan
E : Gangguan penerimaan sensori/status organ indera.
S : Penglihatan kabur dan merasa silau jika ada cahaya, lensa mata keruh, mata
kiri tertutup oleh balutan
Proses terjadinya : Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan
dipendarkan dan bukannya akan ditransmisikan dengan
tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya
adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang
menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat
di malam hari.
Akibat bila tidak ditanggulangi : Penglihatan pasien akan terganggu dan akan
menggangu aktifitas sehari-hari
2. P : Nyeri akut
E : Trauma insisi
S : Pasien mengatakan nyeri pada luka operasinya, pasien meringis, skala nyeri
3
Proses terjadinya : Adanya tindakan pembedahan pada mata pasien
menyebabkan terjadinya trauma jaringan yang merangsang
sel saraf nyeri yang kemudian melalui sel saraf diteruskan
menuju otak ( Hipotalamus ) sehingga menyebabkan pasien
merasakan nyeri.
Akibat bila tidak ditanggulangi : Akan terjadi syok neurogenik
c. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/status organ indera ditandai dengan penglihatan kabur dan
merasa silau jika ada cahaya, lensa mata keruh.
2. Nyeri akut berhubungan dengan trauma insisi ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri pada luka operasinya, pasien meringis, skala nyeri 3.
V. EVALUASI
No. Dx.
No. Hari, tgl, waktu EVALUASI SUMATIF Paraf
Kep.
1. Kamis, 1 November 1 S : Pasien nyeri pada luka operasinya
2012 berkurang, skala nyeri 1.
Pukul 11.30 WITA O : Pasien tampak meringis menahan
sakit
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. Jumat, 1 November 2012 2 S : Pasien mengatakan penglihatannya
Pukul 11.30 WITA masih kabur dan tidak tahan terkena
silau
O : Mata ditutupi oleh perban
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
Denpasar, 2 November 2012
Mengetahui,
Pembimbing Praktik Mahasiswa
Mengetahui,
Pembimbing Akademik