Vous êtes sur la page 1sur 7

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN ASI DAN


SUSU FORMULA RENDAH LAKTOSA TERHADAP
DURASI PENYEMBUHAN GASTRO ENTERITIS AKUT
PADA ANAK USIA 2-12 BULAN

Dwi Erma Santi 1

RS. Siti Khodijah, Sepanjang, Jawa Timur1


Kutipan: Santi, D. E. (2016). Perbedaan Efektifitas Pemberian Asi Dan Susu Formula Rendah
Laktosa Terhadap Durasi Penyembuhan Gastro Enteritis Akut Pada Anak Usia 2-12 Bulan.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1 (1): 79-85.

INFORMASI ABSTRACT

Objective: to analyze the differences in the effectiveness of


breastfeeding and low-lactose milk formula on healing duration
Acute Gastro enteritis.
Korespodensi:
dwiermasanti@yahoo.co.id
Methods: These studies used cross sectional design with a sample of
34 pediatric patients were taken by systematic random sampling. The
independent variables in this study were breastfeeding and low-
lactose milk formula, while the dependent variable was the duration
Keywords:
of the healing Acute Gastro enteritis.
Breastfeeding, low-lactose milk
formul, healing duration Acute
Results: Data obtained from observations of respondents and
Gastro enteritis
analyzed with statistical tests of T-2 free samples with significant
levels of p <0.05. The result of the independent sample T-2 is P =
0.023 which means that there are differences in the effectiveness of
breast-feeding and formula milk low-lactose towards healing
duration Acute Gastro enteritis in children aged 2-12 months in
space Siti Ismail Hospital Throughout Khodijah

Conclusion: breastfeeding and formula feeding low-lactose equally


consumed by the time the child diarrhea adapted to that consumed by
children, when consuming breast milk alone before diarrhea,
breastfeeding is still given for children with diarrhea with the
recommendation had adopted a special diet to avoid diarrhea and
can be combined with the provision of low-lactose formula, whereas
when children consume milk formula, it is recommended immediately
switching to low-lactose milk formula for children with diarrhea.

PENDAHULUAN________________ terutama pada bayi dan anak-anak usia


Penyakit diare merupakan salah satu di bawah lima tahun. Sedangkan dalam
masalah kesehatan utama di negara jangka panjang diare juga bisa
berkembang, termasuk Indonesia. Di menyebabkan terhambatnya
Indonesia, penyakit diare adalah salah pertumbuhan dan perkembangan anak
satu penyebab kematian utama setelah dikarenakan pada anak diare terjadi
infeksi saluran pernafasan (Maryunani, kehilangan nutrisi dalam tubuh
2010). Bila penderita diare banyak (Sudarmoko, 2013). Nutrisi pada anak
sekali kehilangan cairan tubuh maka hal khususnya diusia 2 - 12 bulan
ini dapat menyebabkan kematian kebanyakan dari susu baik ASI maupun

79
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

susu formula. Dalam teori yang Ruang Anak (Ismail). Berdasarkan


dikemukakan oleh Hiromi Shinya perhitungan setiap bulan, penyakit diare
(2008) dalam bukunya The Miracle Of rata rata menempati urutan ke-1 atau
Enzyme bahwa pemberian ASI untuk ke-2 dari seluruh kasus. Pada hasil
meningkatkan kadar enzim pencernaan. survei didapatkan data bahwa pada
Dalam ASI juga terdapat Laktoferin, tahun 2012 jumlah pasien anak di
yaitu protein yang terikat dengan zat Ruang Ismail Rumah Sakit Siti
besi. Khasiat laktoferin ini adalah Khodijah Sepanjang sebanyak 1732
menghambat pertumbuhan kuman anak dengan 509 anak (29 %) dengan
penyebab diare, Staphilokokus dan diagnose medis diare akut yang
E.coli, dengan cara mengikat zat besi merupakan peringkat pertama sebagai
sehingga kuman tidak mendapat zat penyakit yang paling sering diderita
besi yang dibutuhkan untuk kuman oleh pasien anak. Sedangkan pada tahun
berkembang biak. Pemberian ASI juga 2013 sampai dengan bulan Agustus ini
bisa meningkatkan kandungan lisozym, didapatkan data 334 anak (26 %)
dan telah diteliti bahwa kandungan dengan penyakit diare akut dari 1278
lisozym ASI mencapai 300 kali kadar pasien anak yang sudah masuk rawat
lisozym yang ditambahkan pada susu inap. Dari survei diatas dapat
sapi. Lisozym berperan penting dalam disimpulkan bahwa penyakit diare
memecah dinding bakteri, sehingga merupakan penyakit yang paling sering
membantu mengatasi diare pada bayi. menyerang anak anak dan
Diare akibat kuman E.Coli dapat diikuti memerlukan perhatian khusus.
dengan lactose intolerance atau Untuk mengatasi penyakit diare unsur
penolakan terhadap zat lactose terpenting adalah dengan penyediaan
(lactoglobulin) yang biasanya terdapat terapi rehidrasi oral dan terus menyusui.
pada susu formula. Oleh karena itu, Penggunaan antimikroba hanya untuk
penderita diare jenis ini harus diberi anak dengan diare berdarah, kasus
susu bebas laktosa atau susu formula kolera yang parah, atau infeksi non-usus
rendah laktosa. Sebab, kadar laktosa serius. Para pengasuh anak-anak yang
akan menambah beratnya diare. Namun tergolong masih usia muda atau ibu
sampai saat ini perbedaan efektifitas ibu juga harus diajarkan tentang cara
pemberian ASI dan susu formula pemberian makanan dan kebersihan
rendah laktosa untuk mengatasi GEA yang dapat mengurangi morbiditas
belum bisa dijelaskan. diare. Laktosa merupakan protein yang
Menurut data United Nations Childrens banyak terdapat dalam kandungan susu
Fund (UNICEF) dan World Health sapi, ASI pun juga mengandung
Organization (WHO) pada 2009, diare laktosa. Bedanya adalah bahwa ASI
merupakan penyebab kematian nomor 2 memiliki enzim yang bisa membantu
pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, mencerna laktosa. Apabila laktosa
dan nomor 5 bagi segala umur. Dari beredar di usus besar, maka tekanan
data UNICEF 1,5 juta anak meninggal osmotik yang lebih tinggi akan menarik
dunia setiap tahunnya karena diare. Di molekul air yang ada di usus besar,
Indonesia sendiri, sekitar 162 ribu balita sehingga jumlah kadar air di usus besar
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 akan bertambah. Hal itulah yang
balita setiap harinya akibat diare menyebabkan tinja atau feses akan
(Yulianti & Fitri. 2010). Berdasarkan berbentuk lebih cair. Penanganan
data yang didapat dari rekam medik, terhadap diare anak akibat intoleransi
penyakit diare selalu menjadi sepuluh laktosa adalah apabila anak
besar penyakit yang sering terjadi di mengkonsumsi susu formula maka
Rumah Sakit Siti Khodijah khususnya segera menghentikan susu formula

80
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

tersebut dan diganti dengan susu kejadian penyakit yang relatif pendek.
kedelai atau susu rendah laktosa atau Populasi pada penelitian ini adalah
bahkan yang bebas laktosa yang dikenal semua pasien anak dengan diagnosa
dengan formula low lactose atau free medis diare yang dirawat di ruang
lactose. Tetapi susu ini juga bisa Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang.
digunakan oleh penderita diare pada Dalam penelitian ini peneliti mengambil
saat serangan saja, untuk kemudian sampelnya adalah pasien anak dengan
kembali pada susu biasa. Komposisi GEA usia 2-12 bulan yang memenuhi
susu khusus ini disesuaikan dengan kriteria inklusi yaitu Pasien anak anak
keadaan penderita diare. Disesuaikan usia 2 12 bulan beserta orang tua
dengan berkurangnya laktose dalam (ibu), Pasien dengan diagnosa medis
tubuh penderita, maka jumlah laktosa Gastro Enteritis Akut Dehidrasi
tersebut dikurangi dan diganti dengan Ringan Sedang, Pasien yang diberi
jenis karbohidrat lain atau jenis glukosa ASI, Pasien yang diberi susu formula
polimer. Bisa juga laktosa tersebut rendah laktosa, Pasien Gastro Enteritis
dihilangkan dan diganti dengan jenis Akut yang tidak diberikan antibiotik,
glukosa lain. Terdapat tiga golongan Pasien Gastro Enteritis Akut tanpa
susu khusus untuk penderita diare yaitu penyulit atau komplikasi. Teknik
susu formula rendah laktosa, bebas sampling yang akan digunakan pada
laktosa dan susu kedelai. Pada jenis penelitian ini adalah secara systematic
susu formula rendah laktosa kadar random sampling yaitu cara
laktosa susu normal yaitu 7 pengambilan sampel yang dilakukan
gram/100 milimeter diturunkan menjadi dengan kebetulan bertemu.
kira-kira 1 gram/100 milimeter. Contoh Variabel dalam
susu rendah laktosa adalah : LLM dan penelitian ini terdiri atas atas dua
Almiron, pada susu formula bebas variabel yaitu: variabel Bebas
laktosa, laktosa yang ada pada susu (Independent) dalam penelitian ini
dihilangkan dan diganti dengan gula adalah pemberian ASI dan pemberian
lain. Contohnya yaitu Bebelac FL dan susu formula rendah laktosa, dan
Pregetismil, sedangkan pada formula variabel Terikat (Dependent) dalam
susu kedelai, formula ini terbuat dari penelitian ini adalah durasi
kedelai sehingga tidak mengandung penyembuhan diare.
susu sapi. Otomatis susu ini tidak
mengandung laktosa. Contohnya adalah Pengumpulan data pada
Nursoy, nutrisoya, dan Prosobee penelitian ini sebagai langkah pertama,
(Suriadi & Rita, 2010). peneliti mulai menyeleksi pasien anak
anak yang diare sesuai dengan kriteria
inklusi yang telah ditetapkan, kemudian
METODE_______________________ melakukan pemantauan atau observasi
Desain penelitian ini adalah melalui lembar observasi yang telah
cross sectional, artinya Penelitian ini dibuat oleh peneliti sejumlah sampel
menggunakan rancangan Cross yang telah dihitung. Pemantauan
sectional yang merupakan rancangan dilakukan pada dua kelompok yaitu
penelitian dengan melakukan pasien yang diberikan ASI, dan yang
pengukuran atau pengamatan pada saat diberikan susu formula rendah laktosa
bersamaan, atau melakukan sebanyak 34 anak. Setelah lembar
pemeriksaan status paparan dan status observasi diberikan, maka peneliti
penyakit pada titik yang sama (Hidayat, melakukan evaluasi berkala sampai
2010). Penelitian ini umumnya dengan pasien sembuh dari diare, dari
dilakukan pada hubungan penyebab dan data yang sudah terkumpul akan didata

81
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

ulang untuk dimasukkan daftar dengan dengan kisaran 2-6 hari dimana terdapat
menggunakan kode atau skor tertentu. 1 anak (6 %) dengan durasi 2 hari, 1
anak (6 %) dengan durasi 3 hari, 8
anak (47 %) dengan durasi 4 hari, 5
HASIL__________________________ anak (29 %) dengan durasi 5 hari, dan 2
Gambar diagram 1 menunjukkan dari anak (12 %) dengan durasi 6 hari. Dari
34 pasien anak dengan GEA yang data diatas didapatkan rata-rata durasi
memenuhi kriteria inklusi dengan penyembuhan pasien anak dengan GEA
batasan usia 2-12 bulan didapatkan usia yang diberi ASI yaitu 4,35 hari . Dan
2-5 bulan sebanyak 4 anak (12 %), dari 17 pasien anak dengan diagnosa
usia 6- 9 bulan sebanyak 18 anak (53 GEA yang diberikan susu formula
%), dan usia 10-12 bulan sebanyak 12 rendah laktosa durasi penyembuhannya
anak (35 %). bervariasi dengan kisaran 2-5 hari
dimana terdapat 2 anak (12 %) dengan
18 durasi 2 hari, 5 anak (29 %) dengan
20 12 durasi 3 hari, 8 anak (47 %) dengan
10 4
durasi 4 hari, dan 2 anak (12 %) dengan
0 durasi 5 hari. Dari data diatas
2-5 6-9 10-12 didapatkan rata-rata durasi
bulan bulan bulan penyembuhan pasien anak dengan GEA
yang diberi susu formula rendah laktosa
Gambar 1 Distribusi pasien GEA menurut usia yaitu 3,58 hari atau 3 hari.
di Ruang Ismail RS.Siti Khodijah
Sepanjang bulan Desember 2013 sampai Berdasarkan hasil uji statistik t-2
Januari 2014 Sampel bebas diatas didapatkan hasil
uji homogenitas varians p = 0,794 >
= 0,05, maka varians homogen, maka
untuk uji T-2 sampel bebas didapatkan
17 17 sig (2-tailed) p = 0,023 < = 0,05,
20
10
maka artinya ada perbedaan efektifitas
50% 50%
pemberian ASI dan susu formula
0
SUSU FORMULA
ASI RENDAH LAKTOSA
rendah laktosa terhadap durasi
penyembuhan GEA pada anak usia 2-12
jumlah prosentase
bulan di Ruang Ismail RS. Siti
Gambar 2 Distribusi pasien GEA menurut jenis Khodijah Sepanjang.
observasi pemberian ASI dan susu formula
rendah laktosa di Ruang Ismail RS. Siti
Khodijah Sepanjang PEMBAHASAN__________________
Berdasarkan hasil penelitian
Menurut gambar diagram diatas diatas, hal ini sesuai dengan teori yang
menunjukkan bahwa dari 34 sampel dikemukakan oleh Maryanti, dkk,
pasien GEA observasi atau pengamatan (2011) bahwa Diare akut / Gastro
yang dilakukan adalah sebanyak 17 Enteritis Akut adalah dimulai dengan
anak (50 %) yang diberikan ASI dan 17 keluarnya tinja yang cair tanpa terlihat
anak (50 %) lagi diberikan susu adanya darah dan berakhir dalam 14
formula rendah laktosa. hari dan biasanya kurang dari 7 hari,
sehingga hasil penelitian diatas sesuai
Menurut tabel diatas menunjukkan bahwa dengan pemberian ASI bisa
bahwa dari 17 pasien anak dengan membantu menyembuhkan diare kurang
diagnosa GEA yang diberikan ASI dari 7 hari sehingga tidak memburuk
durasi penyembuhannya bervariasi menjadi diare kronis. Dan disebutkan

82
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

juga oleh Hiromi Shinya (2008) dalam intoleransi laktosa. Dan menurut
bukunya The Miracle Of Enzyme Sodikin (2011), Anak mengalami
bahwa pemberian ASI untuk intoleransi laktosa ditandai dengan
meningkatkan kadar enzim pencernaan. gejala diare, perut kembung, nyeri
Dalam ASI juga terdapat Laktoferin, perut, kentut lebih sering bahkan bisa
yaitu protein yang terikat dengan zat muntah. Penanganan terhadap diare
besi. Khasiat laktoferin ini adalah anak akibat intoleransi laktosa adalah
menghambat pertumbuhan kuman apabila anak mengkonsumsi susu
penyebab diare, Staphilokokus dan formula maka segera menghentikan
E.coli, dengan cara mengikat zat besi susu formula tersebut dan diganti
sehingga kuman tidak mendapat zat dengan susu kedelai atau susu rendah
besi yang dibutuhkan untuk kuman laktosa atau bahkan yang bebas laktosa
berkembang biak. Pemberian ASI juga yang dikenal dengan formula low
bisa meningkatkan kandungan lisozym, lactose atau free lactose (Suriadi &
dan telah diteliti bahwa kandungan Rita, 2010).
lisozym ASI mencapai 300 kali kadar Diare akibat kuman
lisozym yang ditambahkan pada susu E.Coli dapat diikuti dengan lactose
sapi. Lisozym berperan penting dalam intolerance atau penolakan terhadap zat
memecah dinding bakteri, sehingga lactose (lactoglobulin) yang biasanya
membantu mengatasi diare pada bayi. terdapat pada susu formula. Oleh karena
Karena peran ASI sangat itu, penderita diare jenis ini harus diberi
besar pada pencegahan dan susu bebas laktosa atau susu formula
penanggulangan diare pada bayi dan rendah laktosa. Sebab, kadar laktosa
balita, para praktisi kesehatan akan menambah beratnya diare.
merekomendasikan agar pemberian ASI Pemberian susu formula rendah laktosa
ditingkatkan selama masa diare, dan pada pasien diare juga harus
tidak perlu dihentikan, sekalipun memperhatikan hal-hal yang
dikatakan ASI banyak mengandung berpengaruh lainnya seperti cara
laktosa. Anjuran bagi ibu adalah pembuatan atau pengenceran susu,
melakukan diet untuk tidak kebersihan botol susu anak yang
mengkonsumsi makanan yang berakibat minimal harus punya 4 botol dan harus
pada lamanya diare anak. Diet ibu dalam kondisi steril karena kuman
biasanya adalah dengan tidak penyebab diare bisa disebabkan dari
mengkonsumsi bahan dari kacang- botol susu yang tidak bersih, kemudian
kacangan, makanan pedas dan asam. kebersihan anak seperti segera
Diharapkan dengan ibu melakukan diet, mengganti popok atau pampers anak
dapat membantu penyembuhan diare setiap kali BAB (Buang Air Besar),
pada anak. ASI merupakan produk juga kebersihan orang tua atau orang
lengkap anugerah dari Allah yang yang kontak dengan anak dengan
kandungan di dalamnya tidak bisa mengharuskan cuci tangan setiap kali
dikalahkan oleh susu formula termahal sebelum dan sesudah kontak dengan
sekalipun. Dan teori yang dikemukakan anak.
oleh Maryanti, dkk, (2011) etiologi dari Ini menunjukkan bahwa pada
diare salah satunya bisa karena faktor dasarnya ASI dan susu formula,
malabsobsi antara lain malabsorbsi keduanya baik digunakan untuk
karbohidrat disakarida (intoleransi membantu mempercepat penyembuhan
laktosa, maltosa, sukrosa dan diare. Secara teori kebanyakan anak-
monosakarida (intoleransi glukosa, anak mengalami GEA akibat kuman
fruktosa, galaktosa) pada bayi dan anak- E.Coli dan intoleransi laktosa sehingga
anak, yang sering terjadi adalah

83
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

mengurangi asupan yang mengandung tidak mengkonsumsi makanan asam,


kadar laktosa tinggi merupakan solusi pedas dan yang mengandung kacang
yang terbaik untuk mempercepat kacangan untuk membantu mengatasi
penyembuhan GEA, meskipun dalam penyembuhan diare pada anak. Dan
ASI terdapat zat zat yang penting susu formula rendah laktosa bisa
untuk meningkatkan enzim pencernaan dijadikan pertimbangan untuk
antara lain salah satunya ASI memiliki mengkombinasi anak dengan pemberian
enzim yang bisa membantu mencerna ASI dan susu formula rendah laktosa
laktosa. Apabila laktosa beredar di usus secara bergantian selama anak diare.
besar, maka tekanan osmotik yang lebih Kebersihan diri dan lingkungan pasien
tinggi akan menarik molekul air yang serta orang yang kontak dengan pasien
ada di usus besar, sehingga jumlah juga harus diperhatikan. Selain itu
kadar air di usus besar akan bertambah. pengenceran susu juga harus
Hal itulah yang menyebabkan tinja atau diperhatikan, dan apabila diare
feses akan berbentuk lebih cair. Jadi membaik maka tidak boleh dengan
apabila anak sedang diare dan segera mengganti ke susu formula yang
sebelumnya mengkonsumsi susu awal, melainkan harus bertahap dengan
formula, maka disarankan untuk segera memperhatikan konsistensi dan
mengganti susu anak dengan formula frekuensi diare anak.
rendah laktosa. Penggantian susu Simpulan
formula rendah laktosa juga harus
diikuti beberapa hal pendukung yaitu Ada perbedaan efektifitas
pengenceran susu harus diperhatikan, pemberian ASI dan susu formula
cara membersihkan botol susu dan cara rendah laktosa terhadap durasi
menjaga kebersihan diri dan lingkungan penyembuhan GEA pada anak usia 2-12
pasien serta orang yang kontak dengan bulan di Ruang Ismail RS. Siti
pasien itu juga penting untuk Khodijah Sepanjang.
diperhatikan.
Sedangkan apabila sebelumnya KESIMPULAN__________________
anak mengkonsumsi ASI saja maka ASI
bisa tetap diberikan karena secara teori
ASI juga baik untuk pencernaan karena
dalam ASI juga terdapat Laktoferin, SARAN_________________________
yaitu protein yang terikat dengan zat Diharapkan agar pemberian ASI dan
besi. Khasiat laktoferin ini adalah susu formula rendah laktosa dapat
menghambat pertumbuhan kuman digunakan atau diterapkan pada pasien
penyebab diare, Staphilokokus dan GEA sebagai upaya untuk mempercepat
E.coli, dengan cara mengikat zat besi penyembuhan GEA disamping
sehingga kuman tidak mendapat zat pemberian obat. Diharapkan orang tua
besi yang dibutuhkan untuk kuman mengetahui secara benar tentang
berkembang biak. Pemberian ASI juga pentingnya pemberian ASI atau susu
bisa meningkatkan kandungan lisozym, formula rendah laktosa kepada anak
dan telah diteliti bahwa kandungan atau keluarganya jika ada yang
lisozym ASI mencapai 300 kali kadar menderita GEA. Perlu penelitian lebih
lisozym yang ditambahkan pada susu lanjut tentang faktor -faktor apa yang
sapi. Lisozym berperan penting dalam mempercepat durasi penyembuhan
memecah dinding bakteri, sehingga GEA dan bagaimana perbedaan
membantu mengatasi diare pada bayi. pengaruh ASI dan susu formula rendah
Akan tetapi ASI bisa tetap diberikan laktosa terhadap penyembuhan diare.
dengan catatan ibu juga melakukan diet

84
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Sodikin, 2011, Gangguan Pencernaan


DAFTAR PUSTAKA_____________ Pada Anak, EGC, Jakarta
Adriani, M & Wirjatmadi, B, 2012, Soetjiningsih, Dr (ed), 1997, Seri Gizi
Peranan Gizi Dalam Siklus Klinik ASI Petunjuk Untuk
Kehidupan, Kencana Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta
Prenada Media Group, Jakarta Sudarmoko, A.D, 2013, Pegangan
Wajib Kesehatan Balita, Gelar,
Hidayat, A.A.A, 2007, Riset Yogyakarta
Keperawatan Dan Tehnik
Penulisan Ilmiah, Salemba Suriadi & Rita, 2010, Asuhan
Medika, Jakarta Keperawatan Pada Anak, CV
Agung Seto, Jakarta
Hidayat, A.A.A, 2010, Metode
Penelitian Kesehatan; Paradigma Wolf, 1994, Dasar Dasar Ilmu
Kuantitatif, Health Books Keperawatan, Buku ke2,
Publishing, Surabaya Departemen Kesehatan RI
Kristiyanasari, W, 2011, Asuhan
Keperawatan Neonates Dan ACKNOWLEDGEMENT_________
Anak, Nuha Medika, Yogyakarta Peneliti mengucapkan banyak
Maryanti, Sujianti & Budiarti, T, 2011, terimakasih kepada para responden
Buku Ajar Neonatus, Bayi Dan yang bersedia berpartisipasi pada
Balita, TIM, Jakarta penelitian dan pihak RS.
Maryunani, A, 2010, Ilmu Kesehatan
Anak Dalam Kebidanan, TIM,
Jakarta
Maryunani, A, 2012, Inisiasi Menyusu
Dini ASI Eksklusif Dan
Manajemen Laktasi, TIM, Jakarta
Notoatmodjo, S.dr, 2005, Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta
Nursalam, 2008, Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta
Shinya, H, 2008, The Miracle Of
Enzyme, PT Mizan Publika,
Jakarta

85

Vous aimerez peut-être aussi