Vous êtes sur la page 1sur 6

ADMISSION ORIENTATION MENURUNKAN STRES PASIEN AWAL MASUK

RUMAH SAKIT
(Admission Orientation Reduces the Level Stress of Early Hospitalized Patients)

Kusnanto*, Siti Guntarlin**, Dian Nur Arisandi*

*Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga


Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya. Telp/Fax: (031) 5012496
E-mail: kusnanto_ners@yahoo.com
** RSU Dr.Soetomo Surabaya

ABSTRACT

Introduction: Being hospitalized, some people may encounter a strange environment and situation
which trigger stress to the patients. By giving an orientation, patients will learn how to adapt to
this stressful event. Admission Orientation is a type of orientation which can be given to the patient
on early stage of hospitalization. The main purpose of Admission Orientation is to facilitate the
patients to cope with hospital environment and situation at first 24-48 hours. The objective of this
study was to analyze the effect of admission orientation to reduce the stress level in early
hospitalized patients. Method: A quasy experimental design was used in this study. Population had
taken from new patient in C (Cempaka) Surgical Ward, on June 2007. Sample were recruited by
using total sampling and there were 12 samples who met to the inclusion criterias, divided into 6
samples for intervention group and 6 samples for control group. The independent variable was
Admission Orientation and the dependent variable was stress responses. Data were collected by
using questionnaire and analyzed by using Wilcoxon Signed Ranks Test and Mann-Whitney U Test
with significance level 0.05. Result: The result showed that Admission Orientation reduce the
stress level in early hospitalized patients with p=0.025 in intervention group, p=0.157 in control
group. Discussion: It can be concluded that Admission Orientation reduce patients level of stress.
Therefore, Admission Orientation should be applied on hospitals as a program that can promote
patients adaptation in early hospitalization.

Keywords: Admission Orientation, stress, early hospitalized patients.

PENDAHULUAN orientasi lingkungan perawatan, pengkajian


status psikologis, konseling dan pemberian
Rumah sakit (hospital) merupakan pendidikan kesehatan berkelanjutan dapat
sebuah institusi perawatan kesehatan memberikan positive feed back bagi klien
profesional yang pelayanannya disediakan dalam menghadapi situasi yang asing.
oleh dokter, perawat dan tenaga ahli Orientasi lingkungan atau ruangan pada saat
kesehatan lainnya (Rumah Sakit, 2007). pasien pertama kali datang di pelayanan
Klien yang baru masuk untuk rawat inap di kesehatan (RS) dapat membantu menurunkan
rumah sakit akan menghadapi situasi yang kecemasan dan ketakutannya (Aditama,
belum pernah dikenali dan dihadapi 2003). Salah satu bentuk program orientasi
sebelumnya. Situasi tersebut kadang yang diberikan pada 24 jam pertama pasien
merupakan hal yang menakutkan bagi tiba di ruang rawat inap adalah Admission
beberapa orang dan menjadi penyebab stres Orientation atau orientasi awal masuk rumah
yang utama (Reality Orientation: A sakit (Harris, 2005).
Historical Study of Patient Progress, 2007). Lingkungan yang baru, situasi asing,
Kondisi stres dapat memicu munculnya banyak orang tidak dikenal dan rumitnya
respons fisik dan psikologis yang dapat prosedur administrasi akan memicu
mempengaruhi kondisi sakit seseorang. timbulnya kecemasan dan ketakutan pada
Program seperti pengelolaan terhadap gejala, hampir semua pasien. Hasil survey dari The
Agency for Healthcare Research and Quality Profesional (MAKP) modifikasi tim
(AHRQ) (The Orientation Program PRD, primer, telah melaksanakan prosedur
2006), dari 100 orang pasien baru yang penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh
datang rawat inap di rumah sakit, 95% pasien perawat primer (PP) merujuk pada prosedur
mengalami stres akut pada 24-48 jam tetap yang telah ditetapkan oleh direktur RSU
pertama dirawat dan hanya 25% yang mampu Dr. Soetomo Surabaya. Terdapat perbedaan
beradaptasi dengan baik. Pada pasien yang utama antara Admission Orientation dan
pernah mempunyai pengalaman prosedur penerimaan pasien baru di Ruang
mendapatkan perawatan di instansi pelayanan Bedah C RSU Dr Soetomo. Perbedaan
kesehatan sebelumnya, angka kejadian stres tersebut terletak pada adanya sesi diskusi
akut berkurang menjadi 47% (The bersama antara perawat, pasien dan
Orientation Program PRD, 2007). Stres keluarganya pada Admission Orientation.
merupakan kejadian yang sering dialami Pada penerimaan pasien baru biasa tidak
manusia selama masa hidupnya (Rasmun, terdapat sesi diskusi seperti pada Admission
2004). Sangat sulit mengukur angka kejadian Orientation. Sesi diskusi tersebut merupakan
stres pada pasien yang baru pertama kali di sarana untuk mengetahui permasalahan
rawat di instansi pelayanan kesehatan. pasien dan saat paling tepat untuk
Menurut data dari Woodside Receiving memberikan positive feedback pada pasien
Hospital, Youngstown, Ohio, Amerika guna menurunkan tingkat stres pada pasien.
Serikat (The Orientation Program PRD, Namun sampai saat ini, pemberian Admission
2007) sebagai salah satu rumah sakit yang Orientation yang dapat menurunkan tingkat
telah melaksanakan program Admission stres dengan cara membantu percepatan
Orientation, kecemasan dan ketakutan adalah adaptasi dengan lingkungan perawatan pada
dua respons stres yang sering timbul pada pasien awal masuk rumah sakit (MRS) belum
78% pasien awal MRS dan dari 10 orang banyak dilakukan oleh instansi rumah sakit di
pasien, 7 diantaranya mengalami kecemasan Indonesia baik negeri maupun swasta.
dan 3 lainnya mengalami ketakutan sebagai Salah satu upaya yang dapat
respons stres utama (Harris, 2005). dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan
Pengaruh pemberian orientasi terhadap ketakutan pada pasien adalah dengan
penurunan stres pada pasien awal masuk memberikan orientasi pada awal pasien
rumah sakit yang belum diketahui masuk rumah sakit (MRS). Admission
menyebabkan sedikitnya instansi pelayanan Orientation dapat dijadikan sebagai salah
kesehatan yang melaksanakan prosedur ini. satu program untuk membantu mempercepat
Kecemasan dan ketakutan merupakan proses adaptasi pasien dengan lingkungan
perasaan yang sering dirasakan oleh pasien perawatan. Menyambut kedatangan pasien,
ketika tiba di sebuah instansi pelayanan mengorientasikan pasien dengan ruang
kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu perawatan, memperkenalkan pasien dengan
pusat pelayanan kesehatan yang berfungsi komponen di ruang perawatan dan
sebagai tempat rehabilitasi bagi individu memberikan kesempatan pada pasien dan
yang berada pada rentang sakit dengan keluarganya berdiskusi tentang masalahnya
multiprofesi bekerja di dalamnya seperti serta memberikan possitive feedback akan
dokter, perawat, ahli gizi, petugas farmasi membantu proses adaptasi pasien yang
dan tenaga kerja lainnya. Kejadian stres akut diharapkan dapat menurunkan tingkat stres
memberikan respons fisik dan psikologis pasien.
dapat mempengaruhi proses perkembangan
penyakit pasien. Kejadian stres dapat memicu BAHAN DAN METODE
pengeluaran kortisol sebagai related stress
hormone yang dapat mengacaukan Desain yang digunakan dalam
metabolisme tubuh sehingga kondisi penelitian ini adalah Quasy Experimental,
kesehatan pasien menjadi lebih parah dengan menggunakan total populasi
(Rasmun, 2004). Ruang Bedah C sebagai terjangkau (accessible population), yaitu
salah satu ruang rawat inap bedah di RSU Dr. pasien awal masuk rumah sakit (MRS) dan
Soetomo yang merupakan ruang percontohan datang di ruang perawatan pada 24-48 jam
manajemen keperawatan dengan pertama rawat inap di Ruang Bedah C RSU
menggunakan Model Asuhan Keperawatan Dr. Soetomo Surabaya dan memenuhi
kriteria inklusi. Jumlah sampel 12 responden terbanyak memiliki kasus bedah elektif
yang dibagi menjadi 6 responden kelompok meliputi kasus bedah urologi, bedah digestif,
perlakuan dan 6 responden kelompok bedah saraf, bedah kepala leher, bedah
kontrol. Variabel independen dalam plastik dan lain-lain. Pasien yang menjalani
penelitian ini adalah Admission Orientation, rawat inap di ruangan tersebut adalah pasien
sedangkan variabel dependen adalah respons pra operasi yang telah direncanakan
stres. sebelumnya melalui IRJ Poli Bedah RSU Dr.
Instrumen yang digunakan untuk Soetomo Surabaya meskipun ada beberapa
mengukur respons stres adalah lembar diantaranya langsung datang dari IRD RSU
kuisioner yang diadaptasi dari Stressless Inc. Dr. Soetomo Surabaya.
(2007) dan DASS (Depression Anxiety Stress Waktu perencanaan operasi setiap
Scale) diadaptasi dari Lovibond and pasien berbeda-beda terhitung mulai
Lovibond (1995). Penelitian dilaksanakan diputuskannya seorang pasien untuk
tanggal 11 22 Juni 2007 di Ruang Bedah C menjalani operasi dari IRJ Poli Bedah. Proses
RSU Dr. Soetomo Surabaya. dari mulai diputuskan operasi hingga pasien
MRS membutuhkan waktu yang lama. Hal
HASIL ini dikarenakan pasien dan keluarganya harus
mengantri untuk mendapatkan ruang rawat
Identifikasi stres pada pasien awal inap. Dari 12 responden rata-rata
masuk rumah sakit (MRS) di Ruang Bedah C membutuhkan waktu 5-10 hari untuk
(Cempaka) RSU Dr. Soetomo Surabaya mendapatkan ruang perawatan yang tepat
menunjukkan mayoritas pasien mengalami sesuai dengan kondisi sakit dan keinginan
stres sedang (67%) (lihat gambar 1). pasien.
Pada gambar 2 dapat dilihat pengaruh
pemberian Admission Orientation terhadap
Stres pada Pasien Awal MRS
stres pada pasien awal masuk rumah sakit
(MRS) di Ruang Bedah C (Cempaka) RSU 4 4 4
Dr. Soetomo Surabaya.
Pemberian Admission Orientation 2
berpengaruh terhadap stres pada pasien awal 1 1 1 1
masuk rumah sakit (MRS), hal ini dibuktikan 0
Stres Berat Stres Sedang Stres Ringan
melalui uji statistik Wilcoxon Signed Ranks
Test (p=0,025) dan dengan uji statistik Mann Perlakuan Kontrol
Whitney U Test (p=0,027) seperti terlihat
pada tabel 1. Gambar 1. Stres pada pasien awal Masuk
PEMBAHASAN Rumah Sakit (MRS) selama 24-48 jam
pertama perawatan.
Ruang Bedah C (Cempaka) RSU Dr.
Soetomo Surabaya adalah salah satu ruang
rawat inap bedah kelas 1 dan 2 dengan pasien

Stres Kelompok Perlakuan


Stres Kelom pok Kontrol

5
6 4
4 3
2 2
1
0 0
Stres Stres Stres Stres Stres
Berat Ringan Berat Sedang Ringan

Pre Test Post Test Pres Test Post Test

Gambar 2. Stres pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pasien awal Masuk Rumah
Sakit (MRS) selama 24-48 jam pertama perawatan.
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Pemberian Admission Orientation dalam Menurunkan Stres pada
Pasien Awal Masuk Rumah Sakit (MRS)
Perlakuan Kontrol
Tingkat stres Pre Post Pre Post
(n) (n) (n) (n)
Ringan 1 4 1 1
Sedang 3 1 4 4
Berat 1 0 0 0
Wilcoxon Signed Ranks Test Wilcoxon Signed Ranks Test
(p=0,025) (p=0,157)
Hasil Uji Statistik
Mann-Whitney U Test
(p=0,027)
Keterangan:
n = jumlah
p = signifikansi

Klien datang ke rumah sakit karena Adanya selang waktu antara mulai
membutuhkan pemantauan dan pengawasan diputuskannya seorang pasien untuk
kontinyu serta mengalami defisit perawatan menjalani operasi hingga saat MRS setelah
dan gangguan status fungsi. Klien yang baru mendapatkan ruang yang tepat inilah yang
masuk untuk rawat inap di rumah sakit akan Admission mayoritas
membuat Orientationresponden mengalami
menghadapi situasi yang belum pernah stres sedang. Hal ini dikarenakan adanya
dikenali dan dihadapi sebelumnya. Situasi ini kesempatan bagi seorang pasien untuk
kadang merupakan hal yang menakutkan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu
bagi beberapa orang dan menjadi penyebab sebelum MRS, baik persiapan fisik maupun
stres yang utama (Reality Orientation: A mental. Persiapan mental dan spiritual
Historical Study of Patient Progress, 2007). dengan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan
Stres merupakan kejadian yang sering YME serta mengambil hikmah atas
dialami manusia selama masa hidupnya penyakitnya sedangkan persiapan dari luar
(Rasmun, 2004). Menurut Stressless (2007), biasanya berupa motivasi dari orang terdekat
stres merupakan kombinasi dari psikologis, seperti keluarga dan juga adanya dukungan
fisiologis dan reaksi perilaku sehingga sosial dari orang lain yang pernah
seseorang berespons pada berbagai kejadian mempunyai pengalaman MRS sebelumnya.
yang mengancam atau menantang mereka. Berdasarkan data kuesioner pada
Respons stres juga terdiri dari respons responden yang seluruhnya belum pernah
psikologis, fisiologis dan reaksi perilaku dirawat di RS, responden yang menjalani
terhadap stresor (stimulus yang menyebabkan rawat inap di Ruang Bedah C (Cempaka)
stres), stres dapat menjadi baik ataupun berasal dari rujukan IRJ Poli Bedah RSU Dr.
buruk. Soetomo Surabaya merasakan takut dan
Menurut Selye dalam Cohen (2007) cemas ketika dokter mengharuskan mereka
serta Kozier dan Erb (2004) stres dibagi operasi dan menjalani rawat inap di RS. Pada
menjadi 3 tahap yaitu alarm reaction, tahap responden yang berasal dari IRD rasa takut
resistence dan tahap exhaustion. Secara dan cemas tampak pada sikap dan tingkah
umum, tiga faktor utama yang mempengaruhi lakunya yang gelisah.
tahap stres adalah faktor individu, asal stres, Kuesioner Stressless (2007)
dan lingkungan sekitar. Pengalaman yang mengkaji stres dari lima aspek yaitu fisik,
dilalui pada masa anak-anak, ciri-ciri mental, emosional, perilaku individu
personalitas seseorang dan faktor genetik (personal behaviour) dan perilaku kerja
adalah berbagai faktor yang mempengaruhi (work behaviour). Pada aspek fisik,
tahap stres seseorang. Selang waktu dan responden banyak yang menunjukkan
kualitas kejenuhan serta faktor lingkungan keluhan pusing, susah tidur, detak jantung
sekitar seperti dukungan sosial juga dan nadi meningkat, nafsu makan hilang
mempengaruhi tahap stres seseorang serta nyeri otot. Dari hasil observasi sebagian
(Hawari, 2004). besar responden tidak menunjukkan stres
yang jelas. Pada aspek mental, respons yang
banyak dialami responden yaitu pikiran gambar denah ruang perawatan dan lembar
kacau, konsentrasi menurun dan rasa tata aturan rumah sakit. Selain itu tidak
khawatir. Pada aspek emosional, responden adanya sesi diskusi terbimbing antara PP,
banyak menunjukkan rasa cemas, panik, pasien dan keluarga sehingga perawat tidak
takut, kesepian, merasa bersalah atas apa dapat memberikan feed back terhadap
yang terjadi pada dirinya, tidak sabar serta masalah pasien yang berkaitan dengan
merasa sangat bergantung pada orang lain. kondisinya di awal MRS. Sesi diskusi
Pada aspek perilaku individu (personal terbimbing juga merupakan saat yang tepat
behaviour), sikap tidak berani mengambil bagi perawat untuk membangun kepercayaan
resiko, pasif, tergantung dan rasa dikontrol pada pasien dan keluarga yang berguna bagi
orang lain, merasa menjadi orang asing, proses perawatan selanjutnya serta
malas berkomunikasi dengan orang lain serta membangun motivasi pada diri pasien.
sulit percaya pada orang lain adalah respons Pemberian Admission Orientation
yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien pada pasien awal masuk rumah sakit
dan keluarganya. Pada aspek perilaku kerja diharapkan dapat memfasilitasi adaptasi
(work behaviour), respons yang paling pasien dengan lingkungan dan situasi asing di
banyak ditunjukkan oleh pasien dan ruang perawatan. Dengan memberikan
dilaporkan oleh keluarganya yaitu penurunan orientasi ini seorang perawat dapat
motivasi, komunikasi buruk, serta kehilangan membantu pasien membangun persepsi yang
kemampuan interpersonal yang baik. baik sebagai awal proses pembelajaran
Manifestasi klinik dari stres sangat individual terhadap lingkungan dan situasi asing
dan hakekatnya merupakan kumpulan dari tersebut. Keberhasilan dalam proses
beberapa hal yang berpengaruh, antara lain pembelajaran ini akan mampu menciptakan
jenis dan berat ringannya stres, persepsi dan koping positif pada diri pasien terhadap
penderitaan yang dirasakan oleh orang yang masalah yang dihadapi. Hal inilah yang
mengalami stres (Kozier and Erb, 2004). Hal mampu meningkatkan kemampuan adaptasi
inilah yang menyebabkan adanya perbedaan pasien dengan lingkungan dan situasi ruang
tingkat stres pada responden penelitian. perawatan yang asing bagi mereka sehingga
Admission Orientation adalah salah stres pada pasien awal MRS dapat menurun
satu bentuk orientasi yang diberikan pada pada 24-48 jam pertama perawatan.
pasien awal masuk rumah sakit untuk
menjalani perawatan atas kondisi sakitnya SIMPULAN DAN SARAN
pada 24 jam pertama berada di ruang
perawatan dengan harapan dapat membantu Simpulan
adaptasi pasien dengan situasi yang asing di
rumah sakit. Komponen dari Admission Perubahan stres yang ditunjukkan
Orientation meliputi menyambut kedatangan oleh kelompok pasien yang diberikan
pasien, memperkenalkan pasien dengan Admission Orientation lebih baik
komponen di ruang perawatan, dibandingkan dengan kelompok yang tidak
mengorientasikan pasien dengan ruang diberikan perlakuan. Pemberian Admission
perawatan serta memberikan waktu untuk Orientation sebagai salah satu metode yang
diskusi terbimbing antara PP, pasien dan dapat menurunkan stres pada pasien awal
keluarga (The Orientation Program PRD, MRS, karena Admission Orientation dapat
2007). memfasilitasi proses adaptasi yang memicu
Perbedaan hasil tampak pada terciptanya koping positif sebagai dasar
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. meningkatkan kemampuan adaptasi sehingga
Hal ini disebabkan karena jenis orientasi stres pada pasien awal MRS dapat berkurang
yang didapatkan berbeda. Responden pada 24-48 jam pertama perawatan.
kelompok kontrol tidak diberikan Admission
Orientation tetapi mendapat prosedur Saran
penerimaan pasien baru dimana dalam
prosesnya hanya diberikan penjelasan secara Admission Orientation seharusnya
sepintas terutama mengenai kondisi diterapkan pada setiap rumah sakit sebagai
lingkungan perawatan dan aturan di rumah program yang membantu proses adaptasi
sakit tanpa diberikan media pelengkap seperti
pada awal perawatan (awal masuk rumah Hawari, D. 2004. Manajemen Stres, Cemas
sakit). dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
KEPUSTAKAAN Koenker, H. 1994. Stress and The Immune
System, (Online),
Aditama. 2003. Manajemen Administrasi (http://www.econ.uiuc.edu., diakses
Rumah Sakit. Edisi Kedua. Jakarta: UI tanggal 13 Maret 2007, jam 12.38
Press. WIB).
Reality Orientation: A Historical Study of Kozier and Erb. 2004. Fundamentals of
Patient Progress. 2007. (Online), Nursing: Concepts, Process and
(http:// Practice. 7th edition. New Jersey:
psychservices.psychiatryonline.org., Pearson Education.
diakses tanggal 22 April 2007, jam Lovallo, W.R. 2005. Stress and Health:
14.31 WIB). Biological and Psychological
Rumah Sakit. 2007. (Online), Interaction. California: Sage
(http://www.id.wikipedia.org/wiki/Ru Publication.
mah_sakit., diakses tanggal 27 April Lovibond and Lovibond. 1995. Depression
2007, jam 12.59 WIB). Anxiety Stress Scale (DASS),
The Orientation Program PRD. 2007. (Online), (http://www.swin.edu.au.,
(Online), diakses tanggal 11 Maret 2007, jam
(http://www.ons.org/Orientation., 22.05 WIB).
diakses tanggal 19 April 2007, jam Rasmun. 2004. Stres, Koping dan Adaptasi:
14.05 WIB). Teori dan Pohon Masalah
Cohen, S. 2007. Perceived Stress Scale, Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto,
(Online), (http://www.psy.cmu.edu., hlm. 41-49.
diakses tanggal 11 Maret 2007, jam Stressless Inc. 2007. Stress Related
21.26 WIB). Information, (Online),
Harris, J.W. 2005. Admission Orientation_A (http://www.stressless.com., diakses
Good Beginning, (Online), tanggal 30 Maret 2007, jam 09.38
(http://www.psychservices.psychiatryo WIB).
nline.org., diakses tanggal 22 April
2007, jam 10.15 WIB).

Vous aimerez peut-être aussi