Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RUMAH SAKIT
(Admission Orientation Reduces the Level Stress of Early Hospitalized Patients)
ABSTRACT
Introduction: Being hospitalized, some people may encounter a strange environment and situation
which trigger stress to the patients. By giving an orientation, patients will learn how to adapt to
this stressful event. Admission Orientation is a type of orientation which can be given to the patient
on early stage of hospitalization. The main purpose of Admission Orientation is to facilitate the
patients to cope with hospital environment and situation at first 24-48 hours. The objective of this
study was to analyze the effect of admission orientation to reduce the stress level in early
hospitalized patients. Method: A quasy experimental design was used in this study. Population had
taken from new patient in C (Cempaka) Surgical Ward, on June 2007. Sample were recruited by
using total sampling and there were 12 samples who met to the inclusion criterias, divided into 6
samples for intervention group and 6 samples for control group. The independent variable was
Admission Orientation and the dependent variable was stress responses. Data were collected by
using questionnaire and analyzed by using Wilcoxon Signed Ranks Test and Mann-Whitney U Test
with significance level 0.05. Result: The result showed that Admission Orientation reduce the
stress level in early hospitalized patients with p=0.025 in intervention group, p=0.157 in control
group. Discussion: It can be concluded that Admission Orientation reduce patients level of stress.
Therefore, Admission Orientation should be applied on hospitals as a program that can promote
patients adaptation in early hospitalization.
5
6 4
4 3
2 2
1
0 0
Stres Stres Stres Stres Stres
Berat Ringan Berat Sedang Ringan
Gambar 2. Stres pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pasien awal Masuk Rumah
Sakit (MRS) selama 24-48 jam pertama perawatan.
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Pemberian Admission Orientation dalam Menurunkan Stres pada
Pasien Awal Masuk Rumah Sakit (MRS)
Perlakuan Kontrol
Tingkat stres Pre Post Pre Post
(n) (n) (n) (n)
Ringan 1 4 1 1
Sedang 3 1 4 4
Berat 1 0 0 0
Wilcoxon Signed Ranks Test Wilcoxon Signed Ranks Test
(p=0,025) (p=0,157)
Hasil Uji Statistik
Mann-Whitney U Test
(p=0,027)
Keterangan:
n = jumlah
p = signifikansi
Klien datang ke rumah sakit karena Adanya selang waktu antara mulai
membutuhkan pemantauan dan pengawasan diputuskannya seorang pasien untuk
kontinyu serta mengalami defisit perawatan menjalani operasi hingga saat MRS setelah
dan gangguan status fungsi. Klien yang baru mendapatkan ruang yang tepat inilah yang
masuk untuk rawat inap di rumah sakit akan Admission mayoritas
membuat Orientationresponden mengalami
menghadapi situasi yang belum pernah stres sedang. Hal ini dikarenakan adanya
dikenali dan dihadapi sebelumnya. Situasi ini kesempatan bagi seorang pasien untuk
kadang merupakan hal yang menakutkan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu
bagi beberapa orang dan menjadi penyebab sebelum MRS, baik persiapan fisik maupun
stres yang utama (Reality Orientation: A mental. Persiapan mental dan spiritual
Historical Study of Patient Progress, 2007). dengan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan
Stres merupakan kejadian yang sering YME serta mengambil hikmah atas
dialami manusia selama masa hidupnya penyakitnya sedangkan persiapan dari luar
(Rasmun, 2004). Menurut Stressless (2007), biasanya berupa motivasi dari orang terdekat
stres merupakan kombinasi dari psikologis, seperti keluarga dan juga adanya dukungan
fisiologis dan reaksi perilaku sehingga sosial dari orang lain yang pernah
seseorang berespons pada berbagai kejadian mempunyai pengalaman MRS sebelumnya.
yang mengancam atau menantang mereka. Berdasarkan data kuesioner pada
Respons stres juga terdiri dari respons responden yang seluruhnya belum pernah
psikologis, fisiologis dan reaksi perilaku dirawat di RS, responden yang menjalani
terhadap stresor (stimulus yang menyebabkan rawat inap di Ruang Bedah C (Cempaka)
stres), stres dapat menjadi baik ataupun berasal dari rujukan IRJ Poli Bedah RSU Dr.
buruk. Soetomo Surabaya merasakan takut dan
Menurut Selye dalam Cohen (2007) cemas ketika dokter mengharuskan mereka
serta Kozier dan Erb (2004) stres dibagi operasi dan menjalani rawat inap di RS. Pada
menjadi 3 tahap yaitu alarm reaction, tahap responden yang berasal dari IRD rasa takut
resistence dan tahap exhaustion. Secara dan cemas tampak pada sikap dan tingkah
umum, tiga faktor utama yang mempengaruhi lakunya yang gelisah.
tahap stres adalah faktor individu, asal stres, Kuesioner Stressless (2007)
dan lingkungan sekitar. Pengalaman yang mengkaji stres dari lima aspek yaitu fisik,
dilalui pada masa anak-anak, ciri-ciri mental, emosional, perilaku individu
personalitas seseorang dan faktor genetik (personal behaviour) dan perilaku kerja
adalah berbagai faktor yang mempengaruhi (work behaviour). Pada aspek fisik,
tahap stres seseorang. Selang waktu dan responden banyak yang menunjukkan
kualitas kejenuhan serta faktor lingkungan keluhan pusing, susah tidur, detak jantung
sekitar seperti dukungan sosial juga dan nadi meningkat, nafsu makan hilang
mempengaruhi tahap stres seseorang serta nyeri otot. Dari hasil observasi sebagian
(Hawari, 2004). besar responden tidak menunjukkan stres
yang jelas. Pada aspek mental, respons yang
banyak dialami responden yaitu pikiran gambar denah ruang perawatan dan lembar
kacau, konsentrasi menurun dan rasa tata aturan rumah sakit. Selain itu tidak
khawatir. Pada aspek emosional, responden adanya sesi diskusi terbimbing antara PP,
banyak menunjukkan rasa cemas, panik, pasien dan keluarga sehingga perawat tidak
takut, kesepian, merasa bersalah atas apa dapat memberikan feed back terhadap
yang terjadi pada dirinya, tidak sabar serta masalah pasien yang berkaitan dengan
merasa sangat bergantung pada orang lain. kondisinya di awal MRS. Sesi diskusi
Pada aspek perilaku individu (personal terbimbing juga merupakan saat yang tepat
behaviour), sikap tidak berani mengambil bagi perawat untuk membangun kepercayaan
resiko, pasif, tergantung dan rasa dikontrol pada pasien dan keluarga yang berguna bagi
orang lain, merasa menjadi orang asing, proses perawatan selanjutnya serta
malas berkomunikasi dengan orang lain serta membangun motivasi pada diri pasien.
sulit percaya pada orang lain adalah respons Pemberian Admission Orientation
yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien pada pasien awal masuk rumah sakit
dan keluarganya. Pada aspek perilaku kerja diharapkan dapat memfasilitasi adaptasi
(work behaviour), respons yang paling pasien dengan lingkungan dan situasi asing di
banyak ditunjukkan oleh pasien dan ruang perawatan. Dengan memberikan
dilaporkan oleh keluarganya yaitu penurunan orientasi ini seorang perawat dapat
motivasi, komunikasi buruk, serta kehilangan membantu pasien membangun persepsi yang
kemampuan interpersonal yang baik. baik sebagai awal proses pembelajaran
Manifestasi klinik dari stres sangat individual terhadap lingkungan dan situasi asing
dan hakekatnya merupakan kumpulan dari tersebut. Keberhasilan dalam proses
beberapa hal yang berpengaruh, antara lain pembelajaran ini akan mampu menciptakan
jenis dan berat ringannya stres, persepsi dan koping positif pada diri pasien terhadap
penderitaan yang dirasakan oleh orang yang masalah yang dihadapi. Hal inilah yang
mengalami stres (Kozier and Erb, 2004). Hal mampu meningkatkan kemampuan adaptasi
inilah yang menyebabkan adanya perbedaan pasien dengan lingkungan dan situasi ruang
tingkat stres pada responden penelitian. perawatan yang asing bagi mereka sehingga
Admission Orientation adalah salah stres pada pasien awal MRS dapat menurun
satu bentuk orientasi yang diberikan pada pada 24-48 jam pertama perawatan.
pasien awal masuk rumah sakit untuk
menjalani perawatan atas kondisi sakitnya SIMPULAN DAN SARAN
pada 24 jam pertama berada di ruang
perawatan dengan harapan dapat membantu Simpulan
adaptasi pasien dengan situasi yang asing di
rumah sakit. Komponen dari Admission Perubahan stres yang ditunjukkan
Orientation meliputi menyambut kedatangan oleh kelompok pasien yang diberikan
pasien, memperkenalkan pasien dengan Admission Orientation lebih baik
komponen di ruang perawatan, dibandingkan dengan kelompok yang tidak
mengorientasikan pasien dengan ruang diberikan perlakuan. Pemberian Admission
perawatan serta memberikan waktu untuk Orientation sebagai salah satu metode yang
diskusi terbimbing antara PP, pasien dan dapat menurunkan stres pada pasien awal
keluarga (The Orientation Program PRD, MRS, karena Admission Orientation dapat
2007). memfasilitasi proses adaptasi yang memicu
Perbedaan hasil tampak pada terciptanya koping positif sebagai dasar
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. meningkatkan kemampuan adaptasi sehingga
Hal ini disebabkan karena jenis orientasi stres pada pasien awal MRS dapat berkurang
yang didapatkan berbeda. Responden pada 24-48 jam pertama perawatan.
kelompok kontrol tidak diberikan Admission
Orientation tetapi mendapat prosedur Saran
penerimaan pasien baru dimana dalam
prosesnya hanya diberikan penjelasan secara Admission Orientation seharusnya
sepintas terutama mengenai kondisi diterapkan pada setiap rumah sakit sebagai
lingkungan perawatan dan aturan di rumah program yang membantu proses adaptasi
sakit tanpa diberikan media pelengkap seperti
pada awal perawatan (awal masuk rumah Hawari, D. 2004. Manajemen Stres, Cemas
sakit). dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
KEPUSTAKAAN Koenker, H. 1994. Stress and The Immune
System, (Online),
Aditama. 2003. Manajemen Administrasi (http://www.econ.uiuc.edu., diakses
Rumah Sakit. Edisi Kedua. Jakarta: UI tanggal 13 Maret 2007, jam 12.38
Press. WIB).
Reality Orientation: A Historical Study of Kozier and Erb. 2004. Fundamentals of
Patient Progress. 2007. (Online), Nursing: Concepts, Process and
(http:// Practice. 7th edition. New Jersey:
psychservices.psychiatryonline.org., Pearson Education.
diakses tanggal 22 April 2007, jam Lovallo, W.R. 2005. Stress and Health:
14.31 WIB). Biological and Psychological
Rumah Sakit. 2007. (Online), Interaction. California: Sage
(http://www.id.wikipedia.org/wiki/Ru Publication.
mah_sakit., diakses tanggal 27 April Lovibond and Lovibond. 1995. Depression
2007, jam 12.59 WIB). Anxiety Stress Scale (DASS),
The Orientation Program PRD. 2007. (Online), (http://www.swin.edu.au.,
(Online), diakses tanggal 11 Maret 2007, jam
(http://www.ons.org/Orientation., 22.05 WIB).
diakses tanggal 19 April 2007, jam Rasmun. 2004. Stres, Koping dan Adaptasi:
14.05 WIB). Teori dan Pohon Masalah
Cohen, S. 2007. Perceived Stress Scale, Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto,
(Online), (http://www.psy.cmu.edu., hlm. 41-49.
diakses tanggal 11 Maret 2007, jam Stressless Inc. 2007. Stress Related
21.26 WIB). Information, (Online),
Harris, J.W. 2005. Admission Orientation_A (http://www.stressless.com., diakses
Good Beginning, (Online), tanggal 30 Maret 2007, jam 09.38
(http://www.psychservices.psychiatryo WIB).
nline.org., diakses tanggal 22 April
2007, jam 10.15 WIB).