Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi. Dalam pengembangan keperawatan dimasa depan yang menjadi prioritas utama
adalah manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam
tatanan pelayanan nyata yaitu di rumah sakit dan komunitas, sehingga perawat perlu memahami
konsep dan aplikasinya.
Peningkatan pelayanan kesehatan melalui rumah sakit harus selalu berpacu dengan
kesadaran, harapan serta permintaan masyarakat yang semakin meningkat, tumbuh dan
berkembangnya dinamika masyarakat itu sendiri. Masyarakat mengharapkan pelayanan yang
bermutu tanpa menghadapi kesulitan untuk memperolehnya. Keadaan ini sangat berpengaruh
terhadap pelayanan perawatan yang sengan sendirinya memberi jasa pelayanan itu harus selalu
tanggap dan mampu menghadapi serta menyesuaikan diri dengan dinamika masyarakat itu.
efektif). Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai sebagai sesuatu pengambilankeputusan yang
independen, maka tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien
tidak akan dapat terwujud.
Pendekatan yang dinamis dan proaktif dan menjalankan suatu kegiatan diorganisasi.
Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana
dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal.
Namun perlu disadari, tanpa adanya kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat,
serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan professional hanyalah akan
menjadi teori semata. Untuk itu, maka perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan
Metode Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) khususnya di Ruang Anak RSUD
Bangil.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa memahami prinsip
manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan tim modifikasi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP Tim Modifikasi di
ruang Anak RSUD Bangil Pasuruan
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana
strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan sistem asuhan
keperawatan professional tim modifikasi di ruang Anak RSUD Bangil Pasuruan
1.3.2 Bagi Perawat Ruang Anak RSUD Bangil Pasuruan
a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di
ruang Anak yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP
b. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat melaksanakan MAKP
Tim Modifikasi dengan optimal
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
d. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan
ruangan dengan pelaksanaan MAKP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata yaitu
di Rumah Sakit dan komunitas, sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasi konsep
Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam
keperawatan meliputi :
a. Pengkajian
Tahap ini merupakan awal dari proses keperawatan. Tahap pengkajian memerlukan
kecermatan dan ketelitian untuk mengenal masalah. Keberhasilan proses keperawatan
berikutnya sangat bergantung pada tahap ini. pengkajian ini meliputi proses pengumpulan
data, memvalidasi dan menginterpretasikan informasi tentang pasien sebagai individu
yang unik.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah
klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau di ubah melalui tindakan
keperawatan. Diagnosa merupakan tahap pengambilan keputusan profesional dengan
menganalisa data yang telah di kumpulkan.
Diagnosa keperawatan dapat dibagi menjadi : diagnosa keperawatan aktual, potensial dan
resiko.
c. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatanyang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah dikumpulkan. Perencanaan keperawatan di buat setelah perawat mampu
memformulasikan diagnosa keperawatan. Tujuan perencanaan keperawatan adalah
terpenuhinya kebutuhan klien.
d. Implementasi
Tindakan keperawatan atau implementasi keperawatan adalah pelaksanaan perencanaan
tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara
optimal. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh klien itu sendiri, oleh
perawat secara mandiri atau bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain
e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang
rencana keperawatan. Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dan standar dari
tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang aktual dan
tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat
dibuat jika tujuan yang diindentifikasikan sebelumnya cukup realistis dan dapat dicapai
oleh perawat, pasien dan keluarga.
Beberapa metode pengumpulan data dapat digunakan dengan beberapa cara yaitu :
Wawancara
Observasi
Pemeriksaan fisik (Suardi & Bachtiar, 2012)
kepemimpinan seorang perawat profesional disamping itu dikatakan memiliki kesamaan dengan
metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas
sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan
waktu follow up care. Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode
keperawatan medular, satu tim yang terdiri dari dua hingga tiga perawat memiliki tanggung
jawab penuh pada sekelompok pasien sekitar 8-12 orang (Magargau, 1987). Hal ini tentu saja
dengan suatu persyaratan peralatan yang dibutuhkan perawatan cukup memadai.
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini
dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab yang paling besar tetap ada pada
perawat profesional. Perawat profesional juga memiliki kewajiban untuk membimbing dan
melatih non profesional. Apabila perawat profesional sebagai ketua tim tidak masuk tugas dan
tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat profesional lainnya. Peran perawat kepala ruang
diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota
untuk bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta mivator.
2. Kelemahan
Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim yang
biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk
b. Pengorganisasian
Merumuskan metode penugasan yang digunakan
Merumuskan tujuan metode penugasan
Membuat rincian ketua tim, anggota tim secara jelas
Membuat tentang kendali kepala ruangan dan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2 - 3 perawat
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak ada ditempat kepada ketua tim
Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konfrensi
Mengevaluasi pemeberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta
pendokumentasiannya
3. Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana merupakan tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk
melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan di ruang rawat.
Tanggung perawat pelaksana
Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim.
Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.
Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan dan
membuat rencana keperawatan.
Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
Membantu/bersama ketua tim mengorientasikan pasien baru.
Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu
Dalam keperawatan tim perawat profesional dapat mempraktikkan kemampuan
kepemimpinannya secara maksimal. Kepemimpinan perawat ini menjadi kunci keberhasilan
praktik keperawatan dan menjamin asuhan keperawatan bermutu bagi pasien
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih murah
dengan mutu yang terjamin memiliki efetifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya dan yang akan membuang
atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah
batas kadarluasa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif.
8. Meletakan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga
dipakai berlebihan atau dicuri (Nursalam, 2011).
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau petugas
yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang
hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep
(jika masih perlu dilajutkan) kepada dokter penanggungjawab pasien (Nursalam,
2007).
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penamabahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat (Nursalam, 2007).
6. Obat khusus.
a. Obat yang dikategorikan khusus apabila sedian memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu/sewaktu saja.
b. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknyadiserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian obat
( Nursalam, 2007).
Seorang manejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara
berikut ini:
Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan
efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf;
Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di
dinding;
Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan obat;
Beritahukan kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat;
Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setia minggu
pada waktu pertemuan staf;
Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan ( Mc
Mahon, 2010).
PP
FARMASI /
APOTIK
Keterangan
Pasien/ keluarga
Garis komando
Obat habis
Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan
waktu yang tepat untuk minum obat.
Obat-obatan yang dihentikan.
Walaupun ada obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa oleh
klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.
3. Hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama
MRS dibawakan ke pasien waktu pulang.
4. Surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain
2. tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan pulang
Program HE
Control dan obat nersan
NutrisiKeperawatan Profesi Ners UNITRI Malang 2017
Mahasiswa Manajemen
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri
23
Monitor
( sebagai program service safty)
Oleh keluarga dan petugas
Pasien
Rencana
Tindakan
Masalah :
Teratasi
belum
Perkembangan
keadaan pasien
BAB III
PENGUMPULAN DATA
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan pengkajian pada proses manajemen
keperawatan yang meliputi pengumpulan , analisa SWOT dan identifikasi masalah.
3.1 Visi, Misi dan Motto RSUD Bangil Pasuruan
3.1.1. Visi-Misi-Motto
a. Visi RSUD Bangil
Rumah sakit yang Profesional dan Berorientasi Kepada Pelanggan dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan.
b. Misi RSUD Bangil
1. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan, sarana prasarana, serta tenaga yang
terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian
3. Mengelola sumber daya dan keuangan secara efektif, efisien, dan akuntabel
c. Motto RSUD Bangil
Peduli dan berkualitas dalam pelayanan
KARU
KATIM 1 KATIM 2
PP PP
JUMLAH 16 Orang
Tenaga Non Keperawatan
NO KUALIFIKASI JUMLAH STATUS
KEPEGAWAIAN
2 Adminsitrasi 1 PNS
JUMLAH 5 Orang
c. Kebutuhan Tenaga
a). Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat :
Kebutuhan tenaga perawat di ruang Anak dan kebutuhan tenaga perawat klien kelolaan
mahasiswa dari hasil pengkajian tanggal 14 -20 Desember 2016 Jam 10.30 Wib sebagai
berikut;
M P T
1 14-12-2016 15 Pasien 13 0 2
2 15-12-2016 14 Pasien 12 0 2
3 16-12-2016 18 Orang 17 0 1
4 17-12-2016 18 Orang 18 0 1
5 19-12-2016 13 orang 11 0 2
6 20-12-2016 16 orang 13 0 3
Jumlah 38 Jam
1. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
57 Jam 15 Pasien = 3,8 Jam = 4 Jam/pasien/hari
2. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan
menggunakan rumus Gillies diatas sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
7 Jam
Keterangan :
Jumlah = 36 Jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
53,5 Jam 14 Pasien = 3,821 jam = 4 Jam
3. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan
menggunakan rumus Gillies diatas sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
7 Jam
5. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan per shift yaitu:
a. Shift pagi 47% x 8 Perawat = 3, 76Perawat = 4 Perawat
b. Shift sore 36% x 8 Perawat = 2,88 Perawat = 3 Perawat
c. Shift malam 17% x 8 Perawat = 1,36 Perawat = 1 Perawat
Keterangan :
Tenaga tersedia = 15 Perawat
Kekurangan tenaga = 2 Perawat
Jumlah = 40 Jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
62,5 Jam 18 Pasien = 3,472 = 3 Jam/ Orang
3. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan
menggunakan rumus Gillies diatas sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
7 Jam
Jumlah = 40 Jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
62,5 Jam 18 Pasien = 3,472 Jam/ Orang
3. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut madalah langsung dengan
menggunakan rumus Gillies diatas sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
7 Jam
Jumlah 34 Jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
50,25 Jam 13 Pasien = 3,8 = 4 Jam
3. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut madalah langsung dengan
menggunakan rumus Gillies diatas sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
20 % x 33 =6.6 = 7 Orang
7 Jam
Keterangan :
Jumlah = 44 Jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari adalah
64 Jam 16 Pasien = 4 Jam/ Orang
3. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut madalah langsung dengan
menggunakan rumus Gillies diatas sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
7 Jam
3.2.2 BOR
Perhitungan BOR
a. BOR pasien di Ruang Anak (14-20 Desember 2016)
Bed Bed
(%)
Keseluruhan
Terpakai
1 DHF 55
2 Typoid 54
3 TB Paru 22
4 BP 18
5 Sepsis 17
6 KDK 16
7 GEA 14
8 KDS 13
9 ISK 12
10 DISPEPSIA 10
c. Toilet
d. Telepon pribadi
e. Duduk di nurse station
Masha Micky
Bona / R. Ob
kotor R. Karu
Tindakan
R. perawat
R.
Dokter
Donald
Upin
Ruang tunggu
Dora
Bobo
Jenitor
T B
Gambar 3.3 Denah Ruang Anak
S
3.3.2 Lingkungan Kerja
Hasil pengkajian pada tanggal 14 - 20 Desember 2016 di dapatkan gambaran kapasitas
tempat tidur di ruang anak rsud bangil pasuruan terdiri dari 34 tempat tidur dengan rincian
sebagai berikut :
1. Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang Anak:
Masha / kls I : 2 bed
Micky / kls II : 5 bed
Upin / kls III : 8 bed
Bobo / kls III : 6 bed
Dora / kls III : 6 bed
Bona / R. Ob : 3 bed
Donald / Iso : 3 bed
R. Tindakan : 1 bed
2. Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa praktek manajemen
keperawatan.
Masha / kls I : 2 bed
Micky / kls II : 5 bed
Upin / kls III : 8 bed
Bobo / kls III : 6 bed
Dora / kls III : 6 bed
Bona / R. Ob : 3 bed
Donald / Iso : 3 bed
1 Bed pasien 33 - 33
2 Bed tindakan 1 - 1
3 Meja pasien 33 - 33
7 Meja Olympic 2 - 2
8 Lemari linen 2 - 2
11 Troli injeksi 3 - 3
12 Lemari es 2 - 2
13 Dispenser - - -
14 Bantal 33 - 33
15 Guling 2 - 2
16 Kursi roda 2 - 2
17 Kipas dinding 4 - 4
20 Tempat sampah - - -
2. Inventaris Alat
Daftar-Daftar Inventaris Alat
1 Timbangan injak 1 - 1
2 Timbangan bayi 1 - 1
7 Stetoskop bayi 1 - 1
8 Stetoskop anak 5 - 5
9 Termometer manual - - -
10 Termometer digital - - -
11 Lampu tindakan 1 - 1
13 Manometer tabung - - -
14 Manometer sentral 33 - 33
17 Suction 1 - 1
18 Nebulizer 6 - 6
19 Infus pump 6 - 6
20 Syring pump 5 - 5
21 Ambubag anak 1 - 1
22 Ambubag bayi 3 - 3
23 Senter - 1 1
25 ECG 1 1 2
26 Monitor 3 - 3
27 Bengkok 2 - 2
28 Gunting perban 1 - 1
30 Stetoskop dewasa 1 - 1
31 Manset 6 - 6
32 Oksimetri kabel 3 - 3
33 Timbangan pampers 1 - 1
34 Humidifier 30 - 30
1 Laken B/H/W 15
2 Perlak 13
3 Selimut lurik 0
5 Sarung guling 7
6 Stik laken -
7 Waslap -
8 Scort kain 17
9 Tutup meja -
10 Handuk 2
2 Amplop B/K 5
3 Buku skrip
5 Blanko resep 10
8 Tip-X 2
12 Stamp pad 8
13 Penghapus 4
14 Staples besar 1
15 Binber klip 33
16 Pensil 3
17 Spidol bluered 2
18 Stabilo 1
19 Penggaris 3
1 Ambubag anak 1
3 Infus pump 6
4 Light case 1
5 Manometer O2 1
6 Manometer sentral 33
7 Syring pump 5
8 Suction pump 1
9 Monitor pasien 3
10 Nebulizer 6
Barang datang
Didistribusikan
Barang diterima
B. Fasilitas
1) Fasilitas pasien
Kelas I
Kelas I atau ruang Masha terdapat 2 bed memiliki fasilitas :
o Bed pasien
o AC
o Sofa
o Kamar mandi dan WC
o Lemari
o Tirai
o Wastafel
o TV
Kelas II
Kelas II atau ruang Micky terdapat 5 bed memiliki fasilitas :
o 111Bed pasien
o AC
o Kursi penunggu
o Kamar mandi dan WC
o Lemari pasien
o Tirai
o TV
o Wastafel
Kelas III
Kelas III terdiri dari ruang Upin, Bobo dan Dora. Di mana ruang Upin memiliki 8 bed,
Bobo memiliki 6 bed dan Dora memiliki 6 bed dan fasilitas :
o Bed pasien
o Lemari
o Kursi penunggu
o Kipas angin
o Kamar mandi dan WC
o Tirai dan wastafel
Ruang Donal / Isolasi
Memiliki 3 bed dan fasilitas :
o Bed pasien
o Lemari pasien
o Kursi penunggu
o Kamar mandi dan WC
o Wastafel
o Kipas angin
Ruang Bona / Obs
Memiliki 3 bed dan fasilitas :
o Bed pasien
o Monitor 3 buah
o AC
o Troli Emergency
o Lemari pasien
o Wastafel
1 Antibiotik
- Ceftriaxone
- Ampicilin/vicilin
- Colsacetine
- Cloxacillin
- Cefotaxin
2 Metronidazole
3 Paracetamol
4 Omeprazole sodium
5 Antrain/santagesik
6 Cetorolac
7 Ondansentron
8 Ranitidine
9 Gentamicin
10 Metoclopramid
11 Citicolin
12 Asam traneksamat
13 Ventolin
14 Pulmicort
15 Combivent
1 EPINEPHRIN INJ 5 5 5 5 5 3 3
2 NOREPINEPHRIN/ 5 5 5 5 5 3 3
LEVOSOL
3 AMINOPHYLIN 5 5 5 5 5 3 3
INJ
4 COMBIVENT 5 5 5 5 5 3 3
NEBULE
5 CA GLUCONAS 5 5 5 5 5 3 3
INJ
6 MEYLON 5 5 5 5 5 3 3
7 KCL 5 5 5 5 5 3 3
8 D40 % 5 5 5 5 5 3 3
9 MGSO4 40% 5 5 5 5 5 3 3
10 MGSO4 20% 5 5 5 5 5 3 3
11 MINIASPI 5 5 5 5 5 4 4
12 CLOPIDOGREL 5 5 5 5 5 4 4
75MG
13 ISOSORBID 5 5 5 5 5 4 4
DINITRAT 5 MG
14 NIFEDIPIN 10 MG 5 5 5 5 5 4 4
15 LIDOCAIN INJ 5 5 5 5 5 3 3
16 ATROPIN SULFAT 5 5 5 5 5 4 3
INJ
17 FUROSEMIDE INJ 5 5 5 5 5 3 3
18 METOCLOPRAMI 5 5 5 5 5 3 3
D INJ
19 DEXAMETHASON 5 5 5 5 5 3 3
INJ
20 DIAZEPAM INJ 5 5 5 5 5 3 3
21 PHENITOIN INJ 5 5 5 5 5 3 3
22 FARGOXIN/DIGO 5 5 5 5 5 3 3
XIN INJ
23 POLYFLEX 18 5 5 5 5 5 3 3
24 POLYFLEX 20 5 5 5 5 5 3 3
25 POLYFLEX 22 5 5 5 5 5 3 3
26 ABOCATH 24 5 5 5 5 5 3 3
27 POLYFLEX 26 5 5 5 5 5 3 3
28 BLOODSET 5 5 5 5 5 3 3
29 INFUSET ADULT 5 5 5 5 5 3 3
30 INFUSET MIKRO 5 5 5 5 5 3 3
31 MAYO 50 5 5 5 5 5 3 3
32 MAYO 70 5 5 5 5 5 3 3
33 MAYO 110 5 5 5 5 5 3 3
34 SPUIT 3 CC 5 5 5 5 5 3 3
35 SPUIT 5 CC 5 5 5 5 5 3 3
36 SPUIT 10 CC 5 5 5 5 5 3 3
37 SPUIT 20 CC 5 5 5 5 5 3 3
38 SPUIT 50 CC LT 5 5 5 5 5 3 3
39 NEEDLE 18 5 5 5 5 5 3 3
40 THREE WAY 5 5 5 5 5 3 3
41 MASKER NRBM 5 5 5 5 5 3 3
ADULT
42 MASKER NRBM 5 5 5 5 5 3 3
CHILD
43 SUCTION CATT 8 5 5 5 5 5 3 3
44 SUCTION CATT 12 5 5 5 5 5 3 3
45 SUCTION CATT 16 5 5 5 5 5 3 3
1 HEST 130
2 Asering
3 Asering 5
4 Nacl 0,9%
5 HES 130 TM
6 KA-EN 1B
7 KA-EN 3A
8 WIDA D5 NS
9 WIDA D5 NS
10 Nacl 100ml
Dokter visite
keperawatan, komunikasi anggota dapat terjalin dengan baik, kalau terjadi konflik mudah untuk
dipecahkan, dan merupakan kepuasan tersendiri kepada anggota tim dan dalam melayani pasien
perawat bersikap sopan dan ramah. Sementara untuk shift sore dan malam belum dikategorikan
sebagai sistem MAKP tim karena dua kelompok pasien (pria dan wanita) dikelola satu tim saja,
atau masih menggunakan sisitem campuran yaitu sistem tim dan fungsional. Namun adanya
kebijakan rumah sakit terhadap profesionalisasi keperawatan maka MAKP tim perlu
dikembangkan secara optimal untuk mengantisipasi persaingan rumah sakit yang semakin ketat,
tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang
lebih professional, serta semakin tingginya kesadaran masyarakan akan hukum.
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada perawat yang bertugas di ruang anak
dan berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 14 - 20 Desember 2016 maka didapatkan :
1. Model Asuhan keperawatan Profesional telah diterapkan diruang anak
2. MAKP yang digunakan sudah sesuai dengan visi dan misi ruang anak
3. MAKP yang digunakan tidak membebani kerja perawat.
4. Kegiatan dan pembagian tugas diruang anak sudah di jalankan sesuai tupoksi (tujuan,
pokok dan fungsi)
5. Pembagian tugas di ruang anak sudah jelas
6. Terjadi peningkatan kepercayaan pasien di ruang anak setelah dilakukan MAKP
Sentralisasi obat sudah dilakukan di ruang Anak RSUD Bangil Pasuruan tetapi belum
optimal, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya sarana dan prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat (tempat obat yaitu lemari pasien sendiri, format sentralisasi obat) dan Kepala
ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat, serta adanya perawat untuk melakukan
sentralisasi obat. Depo Farmasi masih tersentral di depo farmasi IRNA. Dalam format
sentralisasi obat belum tersedianya informed consent atau lembar persetujuan klien yang akan
dilakukan sentralisasi obat, pada saat pemberian obat injeksi perawat sudah melakukan cuci
tangan sebelum memberikan obat, tetapi hanya pada satu pasien saja sementara pasien yang
lainnya tidak dilakukan cuci tangan lagi. Pada saat pemberian obat juga perawat jarang
menjelaskan nama obat, fungsi obat dan indikasi kepada pasien atau keluarga pasien. Di Ruang
anak juga sudah tersedia format dokumentasi pemberian obat, tetapi masih jarang dimintai tanda
tangan kepada pasien atau keluarga pasien sehingga pasien tidak mengetahui pengelolaan obat.
Alur pengelolaan obat yang dilakukan di ruang Anak RSUD Bangil Pasuruan Sebagai
Berikut:
1. Resep dari dokter disalin dalam format sentralisasi obat pasien. Kemudian ditulis nama
obat, waktu pemberian, jumlah obat yang ada diresep.
2. Keluarga menyerahkan resep dan persyaratan yang diperlukan kepada depo farmasi
3. Perawat menerima obat dari depo farmasi setiap hari untuk dosis sehari (ODD) dalam
kemasan satu kali pemberian (UDD)
4. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat dan jumlah (sediaan) dalam format
pemberian obat dan menerima tanda tangan petugas farmasi
5. Setelah obat diterima, obat injeksi dan obat oral disimpan pada loker obat masing-masing
pasien yang berada di ruang tindakan
6. Pada saat pembagian obat injeksi dan obat oral, obat dibagi melalui masing-masing kotak
yang ada di dalam loker pasien dan dicocokkan dengan daftar obat pasien, waktu
pemberian, jenis obat, dan nama pasien.
3.4.5 Supervisi
Berdasarkan hasil kuesioner dan pengamatan pada tanggal 14 - 20 Desember 2016 yang
diberikan kepada perawat di ruang anak di dapatkan :
Ruangan Anak RSUD Bangil Pasuruan merupakan ruangan yang terdiri dari kelas I, II, III
yang memerlukan perhatian di bidang perawatan, supervisi di ruang Anak sudah dilakukan dari
KARU kepada KATIM ke perawat pelaksana, pelaksanaan supervisi dilakukan secara visual,
tetapi pelaksanaan supervisi belum dilakukan secara optimal karena keterbataan waktu.
Pasien rawat inap ruang Anak dapat masuk melalui IGD atau Poli Anak dengan atau
tanpa rujukan dokter. Penerimaan pasien baru Di Ruang Anak sudah optimal tetapi dalam
pelaksanaannya belum optimal seperti :
b. Jarang diajarkan cuci tanggan yang benar sesuai 5 moment yang sudah ada sesuai standar
Rumah Sakit.
Perawat sudah menjelaskan secara lengkap tentang 3 P yaitu tentang pengenalan kepada
pasien, tenaga kesehatan, peraturan rumah sakit dan termasuk penyakit, selanjutnya dilakukan
pengkajian oleh perawat ruangan meliputi identitas pasien, keluhan utama, pemeriksaan tanda
tanda vital, pemeriksaan fisik (review of system). Kemudian perawat melaporkan ke dokter
kondisi pasien baru. Dengan adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih professional dan semakin tingginya masyarakat
akan hukum dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan mutu kerja perawat dalam proses
penerimaan pasien baru.
Pasien
Pulang Radiologi
Rahabilitasi Medik
DLL
Rawat Inap
(Ruang Anak)
Di ruang Anak Discharge Planning sudah dilakukan dan terdapat format yang memuat
resume pasien pulang yang berisi sama dengan format Discharge Planning tetapi pelaksanaannya
belum optimal seperti :
a. Jarang memberikan healt education untuk pasien pulang
b. Kurang memanfaatkannya media leaflet yang tersedia.
c. Leaflet yang tersedia kurang lengkap dan tidak sesuai dengan penyakit pasien
Discharge Planning dilakukan pada saat pasien pulang dan sudah terdokumentasi dalam
status pasien atau arsip Discharge Planning yang tersimpan di ruangan. Namun dengan adanya
mahasiswa S1 yang praktek menejemen keperawatan, dapat membantu kerjasama yang baik
antara mahasiswa dan perawat sehingga memudahkan pemberian penkes kepada klien dan
keluarga yang sekarang ini sebagian besar keluarga berpendidikan rendah dan belum sadar akan
kesehatan, adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan masyarakat yang optimal,
serta adanya persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat.
komputerisasi yang dilengkapi SAK dengan sitem print out dan SOP juga tersedia. Akan tetapi
cara mengaplikasikannya lebih sederhana dan lebih mengarah ke data fokus seperti :
1. Pengkajian
pemeriksaan fisik yang dilakukan hanya berfokus pada yang bermasalah saja..
2. Discharge planning
Tidak memberikan healt education untuk pasien pulang
Kurang memanfaatkannya media leaflet yang tersedia.
Leaflet yang tersedia kurang lengkap dan tidak sesuai dengan penyakit pasien.
3. Timbang Terima
Kurangnya ketepatan waktu sehingga ada perawat yang tidak mengikuti timbang
terima sampai selesai
Setiap operan timbang terima langsung menggunakan buku status pasien.
.
3.5 Keuangan (M4-Money)
Pengelolaan RSUD Bangil Pasuruan dikelola oleh pemerintah daerah Bangil.
Pengadaan dana bagi ruangan dan operasional ruangan didapatkan dari RSUD Bangil
Pasuruan yaitu :
- Umum
- BPJS/Non PBI
- SPM
- BPJS/PBI
Daftar pembayaran pasien di ruangan anak pada tanggal 14 -20 Desember 2016
didapatkan :
Tanggal Pembayaran
14 desember 2016 4 1 3 -
15 desember 2016 2 4 7 2
16 desember 2016 3 1 - -
17 desember 2016 3 - - -
19 desember 2016 3 - 3 -
20 desember 2016 4 2 6 4
Jumlah 19 8 19 6
Selain dari pasien pemasukan rumah sakit di dapatkan dari hubungan kerja sama
antara koperasi, Bank Jatim, Institusi pendidikan.
RM. Identitas tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. Gelang pasien
juga mencakup 2 warna yaitu: warna biru untuk pasien laki-laki, warna pink untuk
pasien perempuan,.Berdasarkan observasi yang dilakukan di Ruang Anak semua pasien
menggunakan gelang identitas yang terdiri atas nama dan tanggal lahir berdasarkan
kartu identitas atau kartu keluarga serta nomor RM yang diberikan oleh RS.
2. Kebersihan Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial
Sebagai tempat yang memiliki angka penularan infeksi tinggi, rumah sakit selayaknya
memiliki sistem kewaspadaan yang berupa pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),
baik berupa komite di rumah sakit yang besar maupun sebuah tim di rumah sakit yang
kecil. Kebijakan rumah sakit mesti memihak kepada upaya-upaya dan kontrol terhadap
angka penularan infeksi di lingkungan rumah sakit. Mencuci tangan atau hygiene tangan
sangat sederhana, tidak memakan waktu yang banyak namun bisa membantu mencegah
infeksi yang berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Higiene tangan baik dilakukan dalam
5 saat:
Sebelum kontak (menyentuh) dengan pasien, hal ini bisa melindungi pasien dari
kuman berbahaya yang Anda bawa.
Sebelum tindakan aseptik, juga berguna melindungi pasien.
Sesudah terpapar cairan tubuh pasien, untuk melindungi diri Anda dan lingkungan
dari kuman.
Sesudah kontak dengan pasien, juga untuk melindungi diri Anda dan lingkungan
dari kuman.
Sesudah kontak dengan linkungan di sekitar pasien, juga untuk melindungi diri
Anda dan lingkungan dari kuman.
Semua petugas di rumah sakit dan pengunjung pasien harus memahami 5 momen mencuci
tangan ini, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat berjalan dengan
baik. Mencuci tangan sangat penting, karena selain mengurangi angka penularan infeksi
(Healthcare associated infections HAIs / HCAI), bahkan ke yang berbahaya seperti MRSA;
higiene tangan ini juga dapat memberikan keuntungan lain. Misalnya jika pasien tidak
mendapatkan infeksi tambahan, maka kesembuhan yang diharapkan akan terjadi pada waktu
yang diperkirakan, atau tidak memanjang akibat penyakit lain. Berdasarkan observasi dan
wawancara yang dilakukan di Ruang Anak sebagian keluarga pasien mengatakan mereka masih
ada yang belum mendapatkan pendidikan kesehatan dari perawat maupun staf ruangan
mengenani cara mencuci tangan 6 langkah, sehingga mereka belum tahu dan belum bisa
mencontohkan cara cuci tangan 6 langkah dengan benar.
FORMULA =
14 20 Desember 2016
14 15 16 17 19 20
1 Resiko Jatuh 15 14 18 18 13 16 94
3 Kejadian Jatuh 0 0 0 0 0 0 0
Dari data pada kamar Bobo, Upin, Dora, Bona, Donald, Masya, Micky, pada tanggal
14 20 Desember 2016 didapatkan bahwa 100% pasien tidak mengalami jatuh selama
dilakukan perawatan oleh perawat ruangan.
4. Kejadian Flebitis
FORMULA =
14 20 Desember 2016
14 15 16 17 18 20
1 Jumlah Kejadian
Flebitis
a. Mechanikal 8 9 8 7 7 6 45
b. Bactenal 1 2 1 3 1 2 10
c. Chemikal 6 3 9 8 5 8 39
Kejadian flebitis dari data yang didapatkan pada kamar Bobo, Upin,
Donal,dora,masya,micky,dan bona tanggal 14 20 Desember 2016 terdapat 11 pasien yang
mengalami kejadian flebitis (11,7%) dari total pasien 94 orang
efek pemberian obat. Angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dalam pemberian obat
tanggal 14 - 20 oktober 2016:
Jml pasien yg terkena KTD dlm pemberian obat x
= 100%
Jml pasien pada hari tersebut
0 x 100%
= = 0%
18
14 15 16 17 19 20
(6 Tepat)
Angka Kejadian Nyaris Cidera (KNC) dalam pemberian obat pada tanggal 14 - 20
Desember 2016:
Jml pasien yg terkena KNC dlm pemberian obat x
= 100%
Jml pasien pada hari tersebut
0 x 100%
= = 0%
94
Kejadian kesalahan pengobatan tidak terjadi pada kamar Bobo, Upin, Dora, Bona,
Donald, Masya, Micky pada tanggal 14 17 Desember 2015, pemberian obat dilakukan
secara benar dan sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter.
6. Kejadian Dekubitus
14 20 Desember 2016
14 15 16 17 18 20
1 Jumlah Kejadian 0 0 0 0 0 0 0
Dekubitus
Kejadian dekubitus dari data yang didapatkan pada kamar Bobo,Upin,Dora, dan
Mikcy, Donald dan Masya, tanggal 14 20 Desember 2016 tidak terdapat pasien yang
mengalami dekubitus (0%) dari total pasien 18 Pasien.
7. Kepuasan Pasien
FORMULA =
Angka kepuasan =
Sebelum dikelola
Pre Post
1 Reability (Keandalan) 3
2 Assurance (Jaminan) 2
3 Tangibels (Kenyataan) 0
4 Empaty (Empati) 1
Dari data pada kamar Bobo, Upin, Dora, Bona, Donald, Masya, Micky tanggal 14 20
Desember 2015 mengenai kepuasaan pasien dengan kinerja perawat. Pelaksanaan evaluasi
menggunakan kuesioner yang berisi 23 soal berbentuk pertanyaan pilihan yang dibagikan kepada
15 responden secara umum menyatakan bahwa pelayanan perawat di Ruang Anak puas yaitu
sebanyak 11 orang (73,33%) dan sisanya 4 orang (26,67%) menyatakan cukup puas. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang Anak terhadap kinerja perawat adalah
puas.
8. Pengetahuan
Pengetahuan tentang Perawatan Penyakitnya
FORMULA =
No Variabel Tanggal
14 15 16 17 18 20 Total
2 Total pasien 15 14 18 18 13 16 94
Angka Pengetahuan
Formula
17 x 100%
= 18,0 %
94
Dari data pada kamar Bobo, Upin, Dora, Bona, Donald, Masya, Micky tanggal 14 -
20 Deseber 2016 mengenai pengetahuan pasien didapatkan jumlah pasien yang kurang
pengetahuan sebanyak 17 orang
9. Kecemasan
Identifikasi kecemasan pasien
FORMULA =
No Variabel Tanggal
14 15 16 17 18 20 Total
1 Jumlah pasien
2 2 2 2 12
Cemas ringan 2 2
1 1 1 1
Cemas sedang 2 1 7
2 Jumlah pasien yang dirawat 15 14 18 18 13 16 94
Angka kecemasan :
Cemas Ringan :
12 x 100%
= 12,7 %
94
Cemas sedang
7 x 100%
= 7,4 %
94
Dari data pada kamar Micky, Masya, Bobo, Dora, Upin, Donal, dan Bona tanggal 14
- 20 Desember 2016 mengenai kecemasan pasien didapatkan jumlah pasien yang
mengalami cemas ringan sebanyak 12 orang dan cemas sedang sebanyak 7 orang.
BAB IV
IMPLEMENTASI
4.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan praktik klinik manajemen keperawatan dalam menetukan
kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun organisasi sebagai berikut :
Ketua : Yohanes Dudu
Sekretaris : Nur Windahsari
Bendahara : Herlinawati
PJ Penerimaan Pasien Baru : Yohanes Dudu
PJ Timbang Terima : Aldiron Rudolf Nenotek
PJ Sentralisasi Obat : Elisabeth Tea
Fitri Hayati
PJ Discharge Planning :Nur Windahsari
Herlinawati
PJ Ronde Keperawatan : Yohanes Sunu
4.2.1.1 Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Elisabeth Tea
Fitri Hayati
Karu : Fitri Hayati
Katim : Elisabeth Tea
Yohanes Dudu
Perawat pelaksana : Nur Windahsari
Evan
Pembimbing Lahan : Mida Rachmawati S.Kep., Ns
Pembimbing Institusi : Yanti Rusdiana., S.Kep., Ns.
4.2.1.2 Masalah
Tidak tersedia informed consent pada sentralisasi obat
Tidak melakukan cuci tangan sebelum memberikan obat injeksi
Tidak menjelaskan nama obat, fungsi obat, dosis obat, efek samping obat,
indikasi obat
Pendokumentasian pemberian obat belum berjalan secara optimal
4.2.1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengoptimalkan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendapatkan persetujuan dari pasien untuk dilakukannya sentralisasi obat
b. Agar mencegah pemindahan kuman kepada pasien ataupun dari pasien kepada
perawat
c. Agar pasien mengerti dan memahami tentang nama obat dan fungsi obat yang
diberikan
d. Agar pasien tahu pengelolaan obat dan proses pemberian obat
4.2.1.4 Target
a. Tersedianya Informed consent pada pasien yang akan dilakukan sentralisasi
obat
b. Perawat selalu melakukan cuci tangan sebelum memberikan obat
c. Pasien mengerti tentang nama obat, fungsi obat, dosis obat, efek samping
obat, indikasi dan kontra indikasi obat
d. Dokumentasi sentralisasi obat sudah diisi dan ditanda tangani oleh semua
pasien yang dilkukan sentralisasi obat
Kriteria evaluasi
1. Struktur
a. Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
b. Menyiapkan format sentralisasi obat
2. Proses
a. Melaksanakan sentralisasi obat pasien bersama-sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi
b. Menyiapkan format sentralisasi obat (informed consent, format pemberian obat
injeksi dan oral, format serah terima obat)
3. Hasil
a. Keluarga menerima dan memahami system sentralisasi obat
b. Perawat mampu mengelola obat pasien
c. Mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam pemberian obat meningkat
d. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik secara hukum maupun secara
moral
e. Pengelolaan obat efektif dan efesien.
4.3.2 Supervisi
4.3.3 Dokumentasi
4.3.4 Timbang Terima
4.3.5 Penerimaan pasien baru
4.4 Hhh