Vous êtes sur la page 1sur 15

PANDANGAN ISLAM TENTANG SENI DAN

BUDAYA

Disusun oleh
1. Alif Abdullah A.J ( 132014043 )
2. Ilham Erlangga ( 132014047 )
3. Aldi Rinaldi ( 132014073 )

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017 / 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rahmat


bagi alam semesta (Q.s.al-anbiya/21:107).Ajaran-ajarannya selalu membawa
kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini.Allah swt sendiri telah
menyatakan hal ini, sebagaimana yang tersebut dalam Q.s. Thaha/20:2,kami
tidak menurunkan al-quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah. Artinya
bahwa umat manusia yang mau mengikuti petunjuk al-quran ini akan dijamin
oleh allah bahwa kehidupan manusia akan bahagia dan sejahtera dunia dan
akhirat. Sebaliknya siapa saja yang membangkang dan mengingkari ajaran
islam ini, niscaya dia akan mengalami kehidupan yang sempit dan penuh
penderitaan. (Q.s. Thaha/20:124).
Ajaran-ajaran islam yang penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini
tentunya mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun bentuk
kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali allah telah meletakkan aturan-
aturannya dalam ajaran islam ini. Seni dan budaya adalah salah satu dari sisi
penting dari kehidupan manusia, dan islam pun telah mengatur dan memberikan
batasan-batasannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan hakikat seni dan budaya dalam Islam?
2. Bagaimana wujud dari kebudayaan?
3. Bagaimana prinsip-prinsip kebudayaan Islam?
4. Bagaimana hubungan antara agama dan budaya?
5. Apa yang dimaksud dengan seni Islam sebagai manifestasi budaya umat
Islam?
6. Bagaimana nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia?
7. Bagaimana hubungan antara Islam dan budaya lokal?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat seni dan budaya dalam Islam.
2. Untuk mengetahui wujud kebudayaan.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kebudayaan Islam.
4. Untuk mengetahui hubungan antara agama dan budaya.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan seni Islam sebagai manifestasi
budaya umat Islam.
6. Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia.
7. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Islam dan budaya lokal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Seni dan Budaya dalam Islam

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa : budaya


adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Bahasa inggris sering menggunakan
istillah Culture dan Civilization untuk merujuk arti budaya. Sedangkan daalm
bahasa arab, terdapat istillah al-tsaqafah dan al-hadlarah. Para ahli sosial
cenderung berpendapat bahwa kata al-tsaqafah menunjuk pada aspek
ide.Sedangkan kata al-hadlarah menunjuk kepada aspek material.Maka al-
hadlarah lebih tepat sebagai terjemahan dari civilization, sementara kata al-
tsaqafah lebih tepat diterjemahkan sebagai culture. Sedang kan kebudayaan
adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti
kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan
dengan keseluruhan kecakapan ( adat, akhlak, kesenian , ilmu dll). Sedang ahli
sejarah mengartikan kebudaaan sebagai warisan atau tradisi.Bahkan ahli
Antropogi melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan kelakuan.
Definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa jangkauan kebudayaan
sangatlah luas. Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginya
menjadi lima aspek :
a. Kehidupan Spritual
Mencakupkebudayaan fisik, seperti sarana (candi, patung nenek moyang,
arsitektur), , peralatan (pakaian, makanan, alat-alat upacara). Juga
mencakup sistem sosial, seperti upacara-upacara (kelahiran, pernikahan,
kematian)
b. Bahasa dan Kesustraan
Adapun aspek bahasa dan kesusteraan mencakup bahasa daerah, pantun,
syair, novel-novel.
c. Kesenian
Aspek seni dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu ; visual arts dan
performing arts, yang mencakup ; seni rupa (melukis), seni pertunjukan
(tari, musik) Seni Teater (wayang) Seni Arsitektur (rumah,bangunan ,
perahu)
d. Sejarah
e. Ilmu Pengetahuan.
Aspek ilmu pengetahuan meliputi scince (ilmu-ilmu eksakta) dan
humanities (sastra, filsafat kebudayaan dan sejarah).

MenurutTaylor, kebudayaan adalah kompleks yang menyangkut


pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.

B. Wujud Kebudayaan

Menurut Kontjaraningrat, wujud kebudayaan meliputi :


1. Wujud ideal, berupa ide-ide,norma, peraturan, hukum, dan sebagainya
2. Wujud tingkah laku, berupa aktivitas tingkah laku berpola dari manuasia
dalam masyarakat. Pola tingkah laku yang mendasar dan dimaksudkan
dalam ajaran islam meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Ketakwaan, beriman, cinta , dan takut kepada allah swt. Tidak sada
satupun yang patut disembah dan dihormati selain allah swt yang
membuahkan kerendahan hati dan keberanian moral dan optimisme.
b. Penyerahan diri mencakup penghindaran diri dari kejahatan nafsu
hewani, memberikan kemuliaan sejati pada kepribadian, dan menjamin
kelestarian serta usaha untuk kebajikan.
c. Kebenaran menciptakan pola tingkah laku setia pada realita atau suatu
pendekatan realistis terhadap kehidupan dan ketulusan.
d. Keadilan baik terhadap diri sendiri, maupun orang lain,atau makhluk
lain. Keadilan menjamin penghindaran diri dari perbuatan tidak adil
yang tidak sepatutnya dilakukan terhadap siapapun. Keadilan pada diri
sendiri menjamin upaya yang tinggi untuk meningkatkan kehidupan
yang alamiah,sehat,dan teguh.
e. Cinta terhadap makhluk tuhan, termasuk terhadap diri sendiri, akan
membuahkan upaya yang simpati, kebaikan,rasa hormat,kemurahan hati
dan menghindarkan diri dari melukai perasaan pihak lain.
Hikmah mendorong seseorang untuk menumbuhkan tingkah laku
berdasarkan keilmuan dan mencapai penalaran yang semakin tinggi terhadap
realita dan fenomena.Keindahan membuahkan kemanisan, kelembutan, dan
keluwesan yang muncul dalam moral dan kebiasaan.

3. Wujud benda, berupa benda hasil karya. Peradaban sering disebut juga
untuk kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, seni bangunan, seni
rupa, sistem kenegaraan, dan sebagainya. Maka, peradaban adalah bagian
dari kebudayaan tapi tidak sebaliknya.

C. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam

Suatu kebudayaan bisa bergerak kearah yang lebih maju atau bergerak
mundur. Dalam istilah lain, suatu kebudayaan bisa bergerak kearah yang lebih
baik atau bergerak ke arah yang lebih buruk. Dalam hal ini tergantung pada
aktor-aktor penggeraknya.
Prinsip kebudayaan dalam islam adalah salah satu di antara dua alternatif.
Sepanjang sejarah umat manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model
tersebut yaitu membangun atau merusak. Kedua model kebudayaan itu hidup
dan berkembang saling berganti (al-anbiya:104)
Di samping itu, prinsip kebudayaan dalam pandangan islam adalah adanya ruh
(jiwa) di dalamnya dan ruh itu tidak lain adalah wahyu allah (al-quran menurut
sunnah rasul-nya), seperti yang dinyatakan oleh surat asy-syuraa: 52 dan 53.
Selain itu tentu saja ada ruh di luar wahyu.
Jika ruh budaya adalah wahyu Allah, maka kebudayaan bergerak ke arah
membangun. Seperti yang dibuktikan oleh para rasul Allah sejak adam sampai
nabi muhammad saw. Sebaliknya jika ruh budaya adalah bukan wahyu Allah,
maka kebudayaan bergerak ke arah yang merusak. Itulah model kebudayaan
yang digerakkan firaun, qorun, para kapitalis, dan komunis.

D. Hubungan Antara Agama dan Budaya

Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk


berbudaya meupakan dinamika ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya
sadar insane yang beupa ilmu, tata hokum, tata Negara, kesenian, dan filsafat
tak lain daipada proses realisasi diri dari ruh ilahi.
Sebaliknya, menurut kaum rohaniawan (terutama dari kalangan Katolik),
menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama dan budaya, karena
menurutnya, agama merupakan keyakinan hidup rohani pemeluknya, sebagai
jawaban atas panggilan ilahi.Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman
merupakanpemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya
manusia.Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan.Adapun menurut para ahli
antropologi, bahwa agama merupakan salah satu unsure kebudayaan.Hal itu,
karena para ahli antropologi mengatakan bahwa manusia mempunyai akal
pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan
berbagai gejala serta simbol simbol agama.Pemahaman manusia sangat
terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci
masing-masing agama.Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut
sesuai dengan kemampuannya.
Disinilah bahwa agama telah menjadi hasil kebudayaan manusia.Berbagai
tingkah laku keagamaan, menurut ahli antropologi, bukanlah diatur oleh ayat-
ayat dari kitab suci, melainkan oleh interpretasi mereka terhadap ayat-ayat suci
tersebut.Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa para ahli kebudayaan
mempunyai pendapat yang berbeda di dalam memandang hubungan antara
agama dan kebudayaan.
Sebagai sebuah kenyataan, agama dan kebudayaan dapat saling
mempengaruhi kaena keduanya terdapat nilai dan simbol.Agama dalah simbol
yang melambangkan nilai ketaatan kepada Tuhan.Kebudayaan juga
mengandung nilai dan simbol supaya manusia bisa hidup di dalamnya. Agama
memerlukan sistem simbol, dengan kata lain agama memerlukan kebudayaan.
Tetapi keduanya perlu dibedakan.Agama adalah sesuatu yang final, universal,
abadi, dan tidak mengenal perubahan (absolut).Sedangkan kebudayaan bersifat
particular, relative dan temporer. Agama tanpa kebudayaan memang dapat
berkembang sebagai agama pribadi, tetapi tanpa kebudayaan agama sebagai
kolektivitas tidak akan mendapat tempat.
Interaksi antara agama dan kebudayaan itu dapat terjadi dengan :
1. Agama mempengaruhi kebudayaan dalam pembentukannya, nilainya adalah
agama, tetapi simbolnya adalah kebudayaan.
Contoh: bagaimana solat mempengaruhi bangunan.
2. Agama dapat mempengaruhi simbol agama.
Contoh : kebudayaan Indonesia mempengaruhi Islam dengan pesantren dan
kiai yang berasal dari padepokan.
3. Kebudayaan dapat menggantikan sistem nilai dan simbol agama.Agama dan
kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu, keduanya adalah sistem nilai
dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada
peubahan.

Agama dalam persepektif ilmu-ilmu sosial adalah sebuah sistem nilai


yang memuat sejumlah konsepsi mengenai konstruksi realitas, yang berperan
besar dalam menjelaskan struktur tata normative dan tata sosial serta
memahamkan dan menafsikan dunia sekitar.Sementara seni tradisi meupakan
ekspresi cipta, karya, dan karsa manusia (dalam masyarakat tertentu) yang berisi
nilai-nilai dan pesan-pesan religiusitas, wawasan filosofis dan kearifan lokal.
Baik agama maupun kebudayaan, sama-sama memberikan wawasan dan
cara pandang dalam mensikapi kehidupan agar sesuai dengan kehendak Tuhan
dan kemanusiaannya. Misalnya, dalam menyambut anak yang baru lahir, bila
agama memberikan wawasan untuk melaksanakan aqiqah, sementara
kebudayaan yang dikemas dalam marhaban dan bacaan berjanji memberikan
wawasan dan cara pandang lain, tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu
mendoakan kesolehan anak yang baru lahir agar sesuai dengan harapn
ketuhanan dan kemanusiaan. Demikian juga dalam tahlilan, baika agama
maupun budaya lokal dalam tahlilan sama-sama saling memberikan wawasan
dan cara pandang dalam menyikapi orang yang meninggal.
Islam datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju
kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian islam tidaklah
datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan
tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini
jauh dan terhindar dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan membawa madharat
di dalam kehidupannya. Sehingga islam perlu meluruskan dan membimbing
kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab
dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaa.
Dari sudut pandang Islam, kebudayaan itu terbagi menjadi tiga macam :
1. Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.
Dalam kaidah fiqh disebutkan :al-adatu muhakkamatun. Maksudnya, adat
istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari
budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi
yang perlu dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang
belum ada ketentuannya dalam syariat, seperti kadar besar kecilnya mahar
dalam pernikahan

2. Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan ajaran Islam,


kemudian direkonstruksi sehingga menjadi Islami.
Contohnya adalah tradisi jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-
cara yang bertentangan dengan ajaran Islam.Seperti talbiyah yang sarat
dengan kesyirikan, thawaf di Kabah dengan telanjang direkonstruksi dengan
menghilangkan unsur-unsur jahiliyahnya menjadi bentuk ibadah yang telah
ditetapkan aturan-aturannya.Dalam konteks seni sastra budaya Arab dalam
bentuk syair-syair Jahiliyah isinya direkonstruksi dengan memasukkan nilai-
nilai Islam.

3. Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.


Contohnya, budaya ngaben yang dilakukan oleh masyarakat Bali, yaitu
upacara pembakaran mayat yang diselenggarakan dalam suasana yang
meriah dan gegap gempita dan secara besar-besaran.Ini dilakukan sebagai
bentuk penyempurnaan bagi orang yang meninggal supaya kembali kepada
penciptanya.Upacara semacam ini membutuhkan biaya yang sangat besar.

Suatu hal yang harus disadari bahwa asas (fondasi) dari budaya Islam itu
adalah menumbuh kembangkan kesadaran berketuhanan (rabbaniyah, ribbiyah).
Maka dari itu, apapun bentuk manivestasi dari budaya Islam tersebut didasari
dan dimaksudkan untuk tegaknya nilai-nilai ketuhanan pada setiap manusia dan
tujuannya tidak lain dalam rangka mencari keredaan Tuhan. Karena itu dapat
dipastikan dalam rangka mencari keredaan Tuhan tersebut, setiap muslim dalam
aktivitasnya mengharapkan balasan dari Tuhan berupa pahala.
E. Seni Islami sebagai Manifestasi Budaya Umat Islam

Seni (fan,art) secara umum merupakan penjelmaan rasa indah yang


terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantara alat komunikasi ke
dalam bentuk yang ditangkap oleh indera pendengar (seni suara) penglihatan
(seni tulis/lukis) atau dilahirkan dengan perantara gerak (seni tari, drama)
(Ensiklopedi Indonesia, V/3080,3081). Secara sederhana bisa dikatakan bahwa
esensi dari seni itu adalah apa saja yang mengandung keindahan atau kebaikan.
Penilaian terhadap keindahan atau kebaikan itu sendiri kadang-kadang sangat
subyektif, temporer (tidak abadi), dan lokal (tidak global).
Dalam Islam, untuk menggambarkan sesuatu itu indah atau baik dapat
digunakan istilah ihsan, shalih, atau jamil. Dalam hadis dijelaskan ihsan
termasuk salah satu dari trilogy arkan al-din (tiang/fondasi agama), yaitu iman,
islam, dan ihsan. Penjabaran dari ihsan bedasarkan hadis tersebut adalah
engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau
tidak melihatnya, maka pasti sesungghunya Dia melihatmu. Sedang kata shalih
biasanya disandarkan dengan kata amal, sehingga menjadi amal shalih, secara
harfiyah bermakna kerja yang baik. Perkataan jamil biasanya dihubungkan
dengan hadis Nabi yang popular, Allah itu indah (jamil) dan menyenangi
keindahan.
Secara definitive, seni menurut Islam pada hakikatnya sebagai refleksi dan
ekspresi dari berbagai cita rasa, gagasan, dan ide sebgai media komunikasi yang
begaya estetis untuk menggugah citarasa inderawi dan kesadaran manusiawi
dalam memahami secara benar berbagai fenomena, panorama, dan aksioma
yang menyangkut dimensi alam, kehidupan, manusia dan keesaan / keagungan
ketuhanan berdasarkan konsepsi ilahi dan nilai-nilai fiti yang tertuang dan
tesajikan dalam bentuk suara/ucapan, lukisan/tulisan, geak dan berbagai
implementasi dan apresiasi lainnya. Oleh karena itu tiada satu pun bentuk
apresiasi dan karya seni yang bebas nilai.Maka dalam menilai satu seni sebagai
seni Islam diperlukan criteria dan rambu-rambu yang jelas sehingga dapat
membedakan dan memilahkannya dari kesenian jahiliyah meskipun bernama
ataupun menyebut lafal keislaman.
Di antara kaidah-kaidah (rambu-rambu) yang menjadi criteria seni Islam
tersebut, menurut Yusuf Al-Qaradhawi, adalah :
1. Harus mengandung pesan-pesan kebijakan dan ajaran kebaikan di antara
sentuhan estetiknya agar terhindar laghwun (perilaku absurdisme, hampa,
sia-sia).
2. Menjaga dan menghormati nilai-nilai susila Islam dalam pertunjukkannya.
3. Tetap menjaga aurat dan menghindari erotisme dan keseronokan.
4. Menghindari semua syair, teknik, metode, sarana dan instrument yang
diharamkan syariat terutama yang meniru gaya khas ritual religious agama
lain (tasyabbuh bil kuffar) dan yang menjurus kemusyrikan.
5. Menjauhi kata-kata, gerakan, gambaran yang tidak mendidik atau meracuni
fitrah.
6. Menjaga disiplin dan prinsip hijab.
7. Menghindari perilaku takhanus (kebancian).
8. Menghindari fitnah dan praktek kemaksiatan dalam penyajian dan
pertunjukkannya.
9. Dilakukan dan dinikmati sebatas keperluan dan menghindari berlebihan
(israf dan tabdzir) sehingga melalaikan kewajiban kepada Allah.

Menurut Islam seni bukan sekedar untuk seni yang absurd dan hampa nilai
(laghwun).Keindahan bukan berhenti pada keindahan dan kepuasan estetis,
sebab semua aktivitas hidup tidak terlepas dari lingkup ibadah yang universal.
Seni Islam harus memiliki semua unsur pembentuknya yang penting yaitu,
jiwanya, prinsipnya, metode, cara penyampaiannya, tujuan dan sasaran.
Motivasi seni Islam adalah spirit ibadah kepada Allah menjalankan kebenaran
(haq), menegakkan dan membelanya demi mencari ridha Allah swt, bukan
mencari popularitas ataupun materi duniawi semata. Seni Islam harus memiliki
risalah dakwah melalui sajian seninya yaitu melalui tiga pesan:

1. Ketauhidan, dengan menguak dan mengungkap kekuasaan, keagungan dan


transdensi (kelemahannya) dalamm segala-galanya, ekspresi dan
penghayatan keindahan alam, ketakberdayaan manusia dan
ketergantungannya terhadap Allah, prinsip-prinsip uluhiyah dan ubudiyah.
2. Kemanusiaan dan penyelamatan hak-hak asasi manusia serta memelihara
lingkungan seperti, mengutuk kezhaliman, penjajahan, perampasan hak,
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, memberantas kriminalitas, dsb.
3. Akhlak dan Kepribadian Islam, seperti pengabdian, pengorbanan, kesetiaan,
kepahlawanan , dll. Juga penjelasan nilai-nilai Islam dalam berbagai segi
menyangkut keluarga dan kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi, dan
politik.

Puncak dari manifestasi seni Islam adalah Al-Quran.Maka dari itu ukuran
jiwa seni bagi setiap Muslimitu adalah seberapa besar kesadaran dan
penghayatan nilai-nilai Al-Quran pada dirinya.Penghayatan terhadap nilai-nilai
Al-Quran tersebut menumbuhkan kesadaran terhadap ayat-ayat Tuhan lainnya,
yakni jagad raya ini (ayat kauniyah).Artinya, estetika dan harmoni seni Islam
tidak saja diwarnai oleh nilai-nilai Al-Quran.

F. Nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia

Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya.Oleh karena itu


Islam besar dari negeri Arab, maka Islam yang masuk ke Indonesia tidak
terlepas dari budaya Arab. Pada awalnya masuknya dakwah islam ke Indonesia,
dirasakan sangat sulit membedakan mana jaran islam dan mana budaya arab.
Sebagaimana para wali di tanah jawa yang mendakwahkan ajaran islam melalui
bahasa dan budaya. Lebih jauh lagi nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang
tidak dapat di pisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti upacara adat dan
penggunaan bahasa sehari-hari. Istilah-istilah arab yang masuk ke dalam budaya
jawa, seperti dalam pewayangan actor janoko yang tidak lain dalam bahasa
Arab adalah jannaka. Empat sekawan semar, gareng, petruk, dan bagong
merupakan produk personifikasi dari ucapan Ali Bin Abi thalib itsmar
khairan,fatruk ma bagha(berbuatlah kebaikan, tinggalkan perbuatan sia-sia).
Dan masih banyak lagi istilah-istilah dalam bahasa arab lainnya, yang diadopsi
menjadi bahasa indonesia.
G. Islam dan Budaya Lokal

Sebagai salah satu agama yang universal, risalah islam ditunjukan untuk
semua umat manusia, segenap ras, dan bangsa serta untuk semua lapisan
masyarakat. Universalisme islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi
penting, dan yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya.ajaran-ajaran islam
yang mencakup aspek akidah, syariah dan akhlak, menampakkan perhatiannya
yang sangat besar terhadap persoalan utam kemanusiaan. Hal ini dapat dilihat
dari lima tujuan umum syariah yaitu; menjamin keselamatan agama, jiwa, akal,
keturunan, harta. Selain itu risalah islam juga menampilkan nilai-nilai
kemasyarakatan (social values) yang luhur, yang biasa dikatakan sebagai tujuan
dasar syariah yaitu keadilan, ukhuwwah (persaudaraan), takaful(jaminan
keselamatan), kebebasan dan kehormatan.Semua ini akhirnya bermuara pada
keadilan sosial dalam arti sebenarnya. Refleksi dan manifestasi
kosmopolitanisme islam bias dilacak dalam etalase sejarah kebudayaan sejak
rasulullah, baik dalam format non material sepertimkonsep-konsep
pemikiran,maupun yang material seperti arsitektur bangunan dan sebagainya.
Walaupun demikian , menurut Ibnu Khaldun, abhwa diantara hal aneh
tapi nyata bahwa mayoritas ulama dan cendekiawan dalam sejarah
perkembangan islam adalah ajam(non arab).Maka jadilah ilmu-ilmu ini semua
ilmu-ilmu keterampilan yang membutuhkan pengajaran.Begitu juga intelektual-
intelektual dalam bidang hadits, ushul fiqih, ilmu kalam dan tafsir. Dari paparan
di atas, menunjukkan kepada kita betapa kebudayaan dan peradaban islam
dibangun di atas kombinasi nilai ketaqwaan (Q.S al-Hujurat:13), persamaan dan
kreativitas dari jiwa islam yang universal (Q.S al-Mulk:2) dengan akulturasi
timbal balik dari budaya-budaya local luar arab yang terislamkan, tanpa harus
mempertentangkan antara Arab dan non Arab
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari
kehidupan manusia.seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap
zamannya.Islam,sebagai agama Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu
bagian dari perkembangan budaya dan seni.Banyak seni yang memasukkan
nilai-nilai islam dalam karya seninya,misalnya seni kaligrafi,nasyid,dan
lainnya.Dalam setiap karya yang dihasilkan,nilai-niai islam yang juga
merupakan sebagai syiar islam di kehidupan bermasyarakat.Budaya pun
berkembang dengan nilai-nilai islam di dalamnya.

B. Saran
Dalam kaidah fiqh disebutkan al adatu muhakkamatun artinya bahwa adat
istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat,yang merupakan bagian dari budaya
manusia,mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum.tetapi yang perlu
dicatat,budaya tersebut tidak bertentangan dengan islam.ketika terdapat
kebudayaan yang bertentangan dengan islam,maka kebudayaan itu harus
dihindari.seperti ngaben di Bali yang mengandung unsur-unsur syirik.
DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi