Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BUDAYA
Disusun oleh
1. Alif Abdullah A.J ( 132014043 )
2. Ilham Erlangga ( 132014047 )
3. Aldi Rinaldi ( 132014073 )
B. Wujud Kebudayaan
3. Wujud benda, berupa benda hasil karya. Peradaban sering disebut juga
untuk kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, seni bangunan, seni
rupa, sistem kenegaraan, dan sebagainya. Maka, peradaban adalah bagian
dari kebudayaan tapi tidak sebaliknya.
Suatu kebudayaan bisa bergerak kearah yang lebih maju atau bergerak
mundur. Dalam istilah lain, suatu kebudayaan bisa bergerak kearah yang lebih
baik atau bergerak ke arah yang lebih buruk. Dalam hal ini tergantung pada
aktor-aktor penggeraknya.
Prinsip kebudayaan dalam islam adalah salah satu di antara dua alternatif.
Sepanjang sejarah umat manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model
tersebut yaitu membangun atau merusak. Kedua model kebudayaan itu hidup
dan berkembang saling berganti (al-anbiya:104)
Di samping itu, prinsip kebudayaan dalam pandangan islam adalah adanya ruh
(jiwa) di dalamnya dan ruh itu tidak lain adalah wahyu allah (al-quran menurut
sunnah rasul-nya), seperti yang dinyatakan oleh surat asy-syuraa: 52 dan 53.
Selain itu tentu saja ada ruh di luar wahyu.
Jika ruh budaya adalah wahyu Allah, maka kebudayaan bergerak ke arah
membangun. Seperti yang dibuktikan oleh para rasul Allah sejak adam sampai
nabi muhammad saw. Sebaliknya jika ruh budaya adalah bukan wahyu Allah,
maka kebudayaan bergerak ke arah yang merusak. Itulah model kebudayaan
yang digerakkan firaun, qorun, para kapitalis, dan komunis.
Suatu hal yang harus disadari bahwa asas (fondasi) dari budaya Islam itu
adalah menumbuh kembangkan kesadaran berketuhanan (rabbaniyah, ribbiyah).
Maka dari itu, apapun bentuk manivestasi dari budaya Islam tersebut didasari
dan dimaksudkan untuk tegaknya nilai-nilai ketuhanan pada setiap manusia dan
tujuannya tidak lain dalam rangka mencari keredaan Tuhan. Karena itu dapat
dipastikan dalam rangka mencari keredaan Tuhan tersebut, setiap muslim dalam
aktivitasnya mengharapkan balasan dari Tuhan berupa pahala.
E. Seni Islami sebagai Manifestasi Budaya Umat Islam
Menurut Islam seni bukan sekedar untuk seni yang absurd dan hampa nilai
(laghwun).Keindahan bukan berhenti pada keindahan dan kepuasan estetis,
sebab semua aktivitas hidup tidak terlepas dari lingkup ibadah yang universal.
Seni Islam harus memiliki semua unsur pembentuknya yang penting yaitu,
jiwanya, prinsipnya, metode, cara penyampaiannya, tujuan dan sasaran.
Motivasi seni Islam adalah spirit ibadah kepada Allah menjalankan kebenaran
(haq), menegakkan dan membelanya demi mencari ridha Allah swt, bukan
mencari popularitas ataupun materi duniawi semata. Seni Islam harus memiliki
risalah dakwah melalui sajian seninya yaitu melalui tiga pesan:
Puncak dari manifestasi seni Islam adalah Al-Quran.Maka dari itu ukuran
jiwa seni bagi setiap Muslimitu adalah seberapa besar kesadaran dan
penghayatan nilai-nilai Al-Quran pada dirinya.Penghayatan terhadap nilai-nilai
Al-Quran tersebut menumbuhkan kesadaran terhadap ayat-ayat Tuhan lainnya,
yakni jagad raya ini (ayat kauniyah).Artinya, estetika dan harmoni seni Islam
tidak saja diwarnai oleh nilai-nilai Al-Quran.
Sebagai salah satu agama yang universal, risalah islam ditunjukan untuk
semua umat manusia, segenap ras, dan bangsa serta untuk semua lapisan
masyarakat. Universalisme islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi
penting, dan yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya.ajaran-ajaran islam
yang mencakup aspek akidah, syariah dan akhlak, menampakkan perhatiannya
yang sangat besar terhadap persoalan utam kemanusiaan. Hal ini dapat dilihat
dari lima tujuan umum syariah yaitu; menjamin keselamatan agama, jiwa, akal,
keturunan, harta. Selain itu risalah islam juga menampilkan nilai-nilai
kemasyarakatan (social values) yang luhur, yang biasa dikatakan sebagai tujuan
dasar syariah yaitu keadilan, ukhuwwah (persaudaraan), takaful(jaminan
keselamatan), kebebasan dan kehormatan.Semua ini akhirnya bermuara pada
keadilan sosial dalam arti sebenarnya. Refleksi dan manifestasi
kosmopolitanisme islam bias dilacak dalam etalase sejarah kebudayaan sejak
rasulullah, baik dalam format non material sepertimkonsep-konsep
pemikiran,maupun yang material seperti arsitektur bangunan dan sebagainya.
Walaupun demikian , menurut Ibnu Khaldun, abhwa diantara hal aneh
tapi nyata bahwa mayoritas ulama dan cendekiawan dalam sejarah
perkembangan islam adalah ajam(non arab).Maka jadilah ilmu-ilmu ini semua
ilmu-ilmu keterampilan yang membutuhkan pengajaran.Begitu juga intelektual-
intelektual dalam bidang hadits, ushul fiqih, ilmu kalam dan tafsir. Dari paparan
di atas, menunjukkan kepada kita betapa kebudayaan dan peradaban islam
dibangun di atas kombinasi nilai ketaqwaan (Q.S al-Hujurat:13), persamaan dan
kreativitas dari jiwa islam yang universal (Q.S al-Mulk:2) dengan akulturasi
timbal balik dari budaya-budaya local luar arab yang terislamkan, tanpa harus
mempertentangkan antara Arab dan non Arab
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari
kehidupan manusia.seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap
zamannya.Islam,sebagai agama Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu
bagian dari perkembangan budaya dan seni.Banyak seni yang memasukkan
nilai-nilai islam dalam karya seninya,misalnya seni kaligrafi,nasyid,dan
lainnya.Dalam setiap karya yang dihasilkan,nilai-niai islam yang juga
merupakan sebagai syiar islam di kehidupan bermasyarakat.Budaya pun
berkembang dengan nilai-nilai islam di dalamnya.
B. Saran
Dalam kaidah fiqh disebutkan al adatu muhakkamatun artinya bahwa adat
istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat,yang merupakan bagian dari budaya
manusia,mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum.tetapi yang perlu
dicatat,budaya tersebut tidak bertentangan dengan islam.ketika terdapat
kebudayaan yang bertentangan dengan islam,maka kebudayaan itu harus
dihindari.seperti ngaben di Bali yang mengandung unsur-unsur syirik.
DAFTAR PUSTAKA