Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus
acusticus eksterna) sampai membran timpani bagian lateral. Daun telinga terdiri
dari tulang rawan elastin dan kulit yang berfungsi mengumpulkan gelombang suara,
sedangkan liang telinga menghantarkan suara menuju membrana timpani
(Pearce,2008).
Liang telinga berbentuk huruf S dengan panjang 2,5-3 cm. Sepertiga bagian
luar terdiri dari tulang rawan yang banyak mengandung kelenjar serumen dan
rambut, sedangkan dua pertiga bagian dalam terdiri dari tulang dengan sedikit
serumen (Lee KJ, 2008).
Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari membrana timpani, cavum
timpani, tuba eustachius, dan tulang pendengaran. Bagian atas membran timpani
disebut pars flaksida (membran Shrapnell) yang terdiri dari dua lapisan,yaitu
lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga dan lapisan dalam dilapisi
oleh sel kubus bersilia. Bagian bawah membran timpani disebut pars tensa
(membran propria) yang memiliki satu lapisan di tengah, yaitu lapisan yang terdiri
dari serat kolagen dan sedikit serat elastin (Tortora & Derrickson, 2009).
Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yaitu labirin tulang dan labirin
membranosa. Labirin tulang terdiri dari koklea, vestibulum, dan kanalis
semisirkularis, sedangkan labirin membranosa terdiri dari utrikulus, sakulus, duktus
koklearis, dan duktus semisirkularis. Rongga labirin tulang dilapisi oleh lapisan
tipis periosteum internal atau endosteum, dan sebagian besar diisi oleh trabekula
(susunannya menyerupai spons) (Pearce, 2008).
Koklea (rumah siput) berbentuk dua setengah lingkaran. Ujung atau puncak
koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala vestibuli (sebelah
atas) dan skala timpani (sebelah bawah). Diantara skala vestibuli dan skala timpani
terdapat skala media (duktus koklearis) (Sherwood L., 2001). Skala vestibuli dan
skala timpani berisi perilimfa dengan konsentrasi K+ 4 mEq/l dan Na+ 139 mEq/l,
sedangkan skala media berisi endolimfa dengan konsentrasi K+ 144 mEq/l dan Na+
13 mEq/l. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut
membrana vestibularis (Reissners Membrane) sedangkan dasar skala media adalah
membrana basilaris. Pada membran ini terletak organ corti yang mengandung
organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti
terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi 3000 sel dan tiga baris sel rambut
luar yang berisi 12000 sel. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung
bawah sel rambut. Pada permukaan sel-sel rambut terdapat stereosilia yang melekat
pada suatu selubung di atasnya yang cenderung datar, dikenal sebagai membran
tektoria. Membran tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang
terletak di medial disebut sebagai limbus (Lee KJ, 2008).
Nervus auditorius atau saraf pendengaran terdiri dari dua bagian, yaitu:
nervus vestibular (keseimbangan) dan nervus kokhlear (pendengaran). Serabut-
serabut saraf vestibular bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik
pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian menuju cerebelum.
Sedangkan, serabut saraf nervus kokhlear mula-mula dipancarkan kepada sebuah
nukleus khusus yang berada tepat dibelakang thalamus, kemudian dipancarkan lagi
menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang terletak pada bagian bawah
lobus temporalis (Pearce, 2008).
Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi dijumpai adanya sekret dalam kanal
telinga luar, perforasi gendang telinga, ataupun keluarnya cairan dari telinga tengah.
Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes berbisik, dijumpai penderita tidak dapat
mendengar suara berbisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata
yang mengandung nada rendah (Soetirto I., Hendarmin H., Bashiruddin J., 2007).
B. Gangguan Pendengaran sensorineural
Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi dijumpai kanal telinga luar dan selaput
gendang telinga tampak normal. Pada tes berbisik dijumpai penderita tidak dapat
mendengar suara berbisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata
yang mengandung nada tinggi (Soetirto, I; Hendarmin, H; Bashiruddin, J., 2007).
1. Faktor Genetik.
2. Faktor Didapat.
2. Neonatal hiperbilirubinemia
Organisme
Manifestasi Klinis
( jalur transmisi )
Garpu tala yang dapat digunakan berfrekuensi 512, 1024, dan 2048 Hz
karena untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif terdengar adalah bunyi
antara 500-2000 Hz. Apabila tidak memungkinkan penggunaan tiga garpu tala yang
telah disebut, maka yang digunakan adalah garpu tala dengan frekuensi 512 Hz.
Garpu tala tersebut tidak terlalu dipengaruhi suara bising lingkungan. Interpretasi
tes penala dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada tes Weber, penala digetarkan lalu diletakkan pada garis tengah kepala,
misalnya di tengah dahi. Pasien lalu diminta menyebutkan apakah bunyi terdengar
lebih keras di telinga tertentu. Pada orang normal, bunyi sama-sama terdengar atau
bisa juga terdapat lateralisasi. Apabila terdapat lateralisasi, pelaporannya adalah
Weber lateralisasi ke telinga tersebut. Bila bunyi terdengar sama kerasnya di kedua
telinga, pelaporannya adalah Weber tidak ada lateralisasi.
2.8 Audiometri
Jenis tuli dapat diamati melalui audiogram yang dihasilkan dari plotting
pengukuran dengan audiometri. Pada pendengaran telinga normal, AC dan BC
sama atau kurang dari 25 dB. Pada tuli sensorineural satu telinga,, AC dan BC turun
lebihd ari 25 dB tetapi berhimpit. Pada tuli konduktif unilateral, BC bisa normal
atau kurang dari 25 dB, AC turun lebih dari 25 dB, dan terdapat gap pada AC dan
BC. Pada tuli campuran unilateral, BC turun lebih dari 25 dB, AC turun lebih besar
dari BC dan terdapat gap. Grafik hasil audiogram dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan notasi audiogram dapat dilihat pada Gambar 2.