Vous êtes sur la page 1sur 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BANK
(Studi pada Karyawan Bank BMT)

Azizah Musliha Fitri


*)Alumnus FKM UNDIP, **)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP

ABSTRAK
Stres kerja adalah respon emosional dan fisik yang bersifat menggangu atau merugikan
yang terjadi pada saat tuntutan tugas tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya, atau
keinginan pekerja. Stres kerja dapat memicu munculnya gangguan kesehatan pada pekerja
seperti gangguan psikologis yang berakibat pada menurunnya produktivitas tenaga kerja.
Tujuan penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stres
kerja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan metode cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bank BMT sebanyak 47 orang. Besar sampel
minimal dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, dengan menggunakan metode
purposive sampling didapatkan sampel sebesar 35 responden. Analisis data menggunakan
uji korelasi Rank Spearman dan Uji korelasi Biserial dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stres kerja
(p=0,805), ada hubungan antara umur dengan stres kerja (p=0,031), ada hubungan antara
masa kerja dengan stres kerja (p=0,015), tidak ada hubungan antara beban kerja mental
dengan stres kerja (p=0,300), ada hubungan antara hubungan interpersonal dengan stres
kerja (p=0,045), ada hubungan antara peran individu dalam organisasi dengan stres kerja
(p=0,032), tidak ada hubungan antara pengembangan karir dengan stres kerja (p=0,441),
dan tidak ada hubungan antara struktur dan iklim organisasi dengan stres kerja (p=0,068).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa umur, masa kerja, hubungan interpersonal, dan
peran individu dalam organisasi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres
kerja pada karyawan Bank BMT.
Kata Kunci : stres kerja, karyawan bank, karakteristik individu

PENDAHULUAN Stres adalah segala aksi dari tubuh


Setiap tempat kerja selalu manusia terhadap segala rangsangan baik
mengandung berbagai potensi bahaya yang berasal dari luar maupun dari dalam
yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh itu sendiri yang dapat menimbulkan
tenaga kerja atau dapat menimbulkan bermacam-macam dampak yang
penyakit akibat kerja. Gangguan ini dapat merugikan mulai dari menurunnya
berupa gangguan fisik atau psikis terhadap kesehatan sampai pada dideritanya suatu
tenaga kerja. Gangguan psikis merupakan penyakit. Dalam kaitannya dengan
potensi bahaya yang sering terabaikan, pekerjaan, semua dampak dari stres
padahal potensi bahaya psikis ini juga tersebut akan menjurus pada menurunnya
merupakan faktor penting yang perlu performansi, efisiensi dan produktivitas
diperhatikan dalam kaitannya dengan kerja yang bersangkutan.2
kesehatan mental pekerja. Terjadinya Survey yang dilakukan oleh
konflik dalam diri tenaga kerja sebagai Northwestern National Life pada pekerja di
akibat yang timbul dari gangguan Amerika menunjukkan bahwa 40% pekerja
psikologis apabila tidak segera diatasi dilaporkan mengalami stres di tempat kerja
akan berdampak pada timbulnya stres dan seperempat pekerja menganggap
kerja.1 pekerjaan mereka sebagai stressor paling
utama dalam hidup mereka. Sedangkan

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

menurut survey yang dilakukan Yale angina adalah para pekerja muda yang
University menunjukkan bahwa sebanyak berusia di akhir 30 atau 40 tahun. Para
29% pekerja di Amerika mengalami stres pekerja muda yang dilaporkan mengalami
di tempat kerja.3 stres memiliki resiko dua kali lebih tinggi
Hasil penelitian yang diumumkan terkena penyakit jantung daripada mereka
International Labour Organization (ILO) yang tidak mengalami stres kerja.10
pada bulan Oktober 2000 mengenai Stres kerja dapat disebabkan oleh
program dan kebijakan kesehatan jiwa beberapa faktor seperti faktor intrinsik
pada angkatan kerja di Finlandia, Jerman, seperti kondisi lingkungan kerja yang tidak
Polandia, Inggris, dan AS menunjukkan nyaman, stasiun kerja yang tidak
bahwa kasus gangguan jiwa semakin ergonomis, kerja shift, pekerjaan berisiko
meningkat. Dilaporkan bahwa satu dari tinggi dan berbahaya pembebanan
sepuluh pekerja mengalami depresi, berlebih, pemakaian teknologi baru, dan
kecemasan, stres, dan burnout. Beberapa lain sebagainya. Selain faktor dalam
kasus, masalah ini menyebabkan orang pekerjaan beberapa faktor lain juga dapat
kehilangan pekerjaan atau dirawat di menyebabkan timbulnya stres seperti
rumah sakit.4 peran individu dalam organisasi kerja,
Di Indonesia yang memiliki jumlah faktor hubungan kerja, faktor
angkatan kerja mencapai 120,4 juta orang pengembangan karir, faktor struktur
pada Februari 2012, atau bertambah organisasi dan suasana kerja, serta faktor
sebesar 1,0 juta orang dibanding Februari lain yang berasal dari luar pekerjaan.3
2011, memiliki potensi kerugian yang Selain itu karakteristik individu pekerja
sangat besar sebagai dampak dari stres seperti: umur, jenis kelamin, dan jenis
kerja. 5 Penelitian terhadap dampak stres kepribadian juga dapat menjadi faktor yang
kerja pada pekerja di Indonesia mempengaruhi timbulnya stres kerja.
menunjukkan bahwa dampak dari stres Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kerja secara fisiologis, bisa hanya berupa menganalisis faktor-faktor apa saja yang
gangguan tidur dan sakit kepala, hingga berhubungan dengan stres kerja pada
jantung koroner dan hipertensi, karyawan Bank BMT.
absenteisme dan kecelakaan kerja yang di
kalangan pekerja.6 MATERI DAN METODE
Stres mempunyai berbagai macam Jenis penelitian yang digunakan
dampak, baik bagi individu itu sendiri adalah Explanatory research dengan
maupun bagi lingkungan di sekitarnya. metode kuantitatif. Sedangkan dalam
Penyakit yang dapat diderita seseorang pelaksanaannya penelitian ini
yang mengalami stres kronis atau menggunakan pedekatan Cross Sectional.
menderita stres dalam waktu yang lama Populasi dalam penelitian ini adalah
diantaranya adalah penyakit jantung, karyawan Bank BMT berjumlah 47
masalah pencernaan, kegemukan, karyawan. Besar sampel penelitian yang
gangguan memori, memburuknya kondisi diambil dihitung dengan mengguanakn
kulit seperti eksim, dan lain sebagainya. 8 rumus Slovin dan didapatkan jumlah
Penelitian menunjukkan penyakit sampel minimal sebanyak 35 orang
jantung dapat meningkat 23% pada responden.
pekerja yang mengalami stres secara Instrument yang digunakan dalam
kronis. Stres yang kronis akibat pekerjaan penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang menumpuk dapat berdampak buruk yang digunakan adalah kuesioner untuk
bagi jantung, khususnya jika gaya hidup mengetahui data umum mengenai
yang dimiliki juga tidak sehat.9 Menurut responden, kuesioner untuk mengukur
penelitian pekerja yang seringkali beban kerja mental menggunakan metode
mengalami kematian karena penyakit NASA-TLX, dan General Health
jantung, serangan jantung nonfatal, dan

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Questionaire yang digunakan untuk penelitian ini penyebab perempuan


mengukur stres kerja. mengalami stres biasanya karena
HASIL DAN PEMBAHASAN kurangnya penghargaan di tempat kerja,
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karyawan atau tidak dihargai atas upaya dan kerja
Bank BMT Berdasarkan Tingkat Stres keras yang dilakukannya.12
Kerja pada Tahun 2012 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karyawan
Tingkat Stres Kerja f % Bank BMT Menurut Umur pada Tahun
Tidak Mengalami Stres 17 48,6 2012
Stres Tingkat Rendah 17 48,6 Persentase
Umur Frekuensi
Stres Tingkat Tinggi 1 2,9 (%)
Jumlah 35 100 < 34,2 tahun 18 51,4
> 34,2 tahun 17 48,6
Stres kerja adalah suatu perasaan Jumlah 35 100
yang menekan atau perasaan tertekan
yang dialami oleh karyawan dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
menghadapi pekerjaannya yang dapat telah dilakukan diketahui bahwa sebagian
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan besar responden berumur lebih dari 34,2
kondisi tenaga kerja.11 Berdasarkan hasil tahun yaitu sebesar 60% dari seluruh
penelitian yang dapat dilihat pada tabel 1 responden penelitian, dengan umur
diketahui bahwa sebesar 48,6% responden responden paling muda adalah 28 tahun
mengalami stres kerja tingkat rendah, dan sedangkan responden paling tua berusia
sisanya, yakni sebesar 2,9% responden 41 tahun dan rata-rata umur responden
mengalami stres tingkat tinggi. Hasil adalah 34,2 tahun. Umur merupakan faktor
penelitian menunjukkan bahwa sebagian yang dapat mempengaruhi terjadinya stres
besar responden yang mengalami stres kerja. Pekerja dengan umur yang lebih tua
kerja mengatakan bahwa gejala-gejala akan mempunyai pengalaman yang tidak
yang sering dialami adalah berupa dimiliki oleh pekerja dengan umur yang
gangguan tidur atau sulit tidur, sulit relatif lebih muda.13 Pengalaman ini sangat
berkonsentrasi, dan perasaan lelah serta berguna terutama dalam menangani
pusing. stresor yang terjadi di lingkungan kerja.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karyawan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karyawan
Bank BMT Menurut Jenis Kelamin pada Bank BMT Menurut Masa Kerja pada
Tahun 2012 Tahun 2012
Jenis Kelamin Frekuensi % Persentase
Masa Kerja Frekuensi
Perempuan 16 45,7 (%)
Laki-laki 19 54,3 <7,5 tahun 17 48,6
Jumlah 35 100 >7,5 tahun 18 51,4
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden adalah Dari hasil penelitian, didapatkan
karyawan dengan jenis kelamin laki-laki, bahwa sebagian besar responden
yakni sebanyak 19 orang atau sebesar penelitian memiliki masa kerja lebih dari
54,3%. Penelitian yang dilakukan oleh 7,5 tahun yakni sebanyak 51,4%
University of Calgary in Alberta, Kanada, responden, dengan masa kerja paling
pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa pendek adalah 4 tahun sedangkan masa
penyebab stress dalam pekerjaan kerja paling lama adalah 11 tahun dan
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam rata-rata masa kerja responden adalah 7,5
penelitian ini disebutkan bahwa tahun. Masa kerja yang lebih lama erat
perempuan lebih mudah terkena stres kaitannya dengan pengalaman dan
akibat kerja dari pada laki-laki. Menurut pemahaman mengenai job description

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang lebih baik.13 Pengalaman dan kesehatan individu dan organisasi. 14


pemahaman ini akan membantu dalam Gejala-gejala hubungan interpersonal yang
mengatasi masalah (stresor) yang ada tidak baik misalnya adalah adanya
dalam upaya pencegahan stres. kepercayaan yang rendah, pemberian
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karyawan support yang rendah, dan minat yang
Bank BMT Menurut Beban Kerja Mental rendah dalam pemecahan masalah dalam
pada Tahun 2012 organisasi.
Beban Kerja Persentase Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karyawan
f
Mental (%) Bank BMT Berdasarkan Peran Individu
Overload (> 50) 16 45,7 dalam Organisasi pada Tahun 2012
Underload (< 50) 19 54,3 Persentase
Peran Individu Frekuensi
Jumlah 35 100 (%)
Kurang 2 5,7
Pada karyawan Bank beban kerja Baik 17 48,6
mental lebih dominan dari pada beban Sangat Baik 16 45,7
kerja fisiknya. Hal ini disebabkan karena Jumlah 35 100
pekerjaan karyawan Bank lebih banyak
berupa aktivitas mental seperti berpikir Dari hasil penelitian dapat dilihat
daripada aktivitas fisiknya. Sebagian besar bahwa sebagian besar responden
subjek penelitian mempunyai tingkat beban penelitian menjawab peran mereka dalam
kerja mental rendah (underload) yakni organisasi kerja di perusahaan adalah baik
sebesar 54,3% responden. Beban kerja yakni sebesar 48,6%. Peran individu
yang tidak optimal merupakan salah satu merupakan persepsi responden tentang
sumber stres. Beban kerja yang terlalu kemampuan dalam mengerjakan tugas-
sedikit akan menyebabkan rasa jenuh dan tugas dalam pekerjaannya. Hal ini
menimbulkan kebosanan pada pekerja. berhubungan dengan bagaimana
Sedangkan beban kerja yang terlalu tinggi karyawan bekerja sesuai dengan
akan menyebabkan pemakaian energi peranannya dalam melakukan tugasnya
yang berlebihan, sehingga memicu sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan
terjadinya kelelahan, baik kelelahan mental sesuai dengan yang diharapkan
maupun kelelahan fisik yang dapat atasannya.15 Jika seorang pekerja tidak
menyebabkan terjadinya overstress.2 mampu melakukan perannya dengan baik
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karyawan maka akan memicu timbulnya stres kerja.
Bank BMT Berdasarkan Hubungan Tabel 8 Distribusi Frekuensi Karyawan
interpersonal pada Tahun 2012 Bank BMT Berdasarkan Pengembangan
Hubungan Persentase Karir pada Tahun 2012
Frekuensi
Interpersonal (%) Pengembangan Persentase
Frekuensi
Kurang 0 0 Karir (%)
Baik 19 54,3 Kurang 3 8,6
Sangat Baik 16 45,7 Baik 19 54,3
Jumlah 35 100 Sangat Baik 13 37,1
Jumlah 35 100
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar Berdasarkan hasil penelitian dapat
responden penelitian atau sebesar 54,3% dilihat bahwa sebagian besar subjek
menjawab bahwa hubungan interpersonal penelitian menjawab bahwa mereka
antara karyawan-karyawan di perusahaan memiliki prospek pengembangan karir
terjalin dengan baik. Hubungan yang baik yang baik yakni sebesar 54,3% responden.
antar anggota dari satu kelompok kerja Stres pada pekerjaan sebenarnya
dianggap sebagai faktor utama dalam mencerminkan naik turunnya karir

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

seseorang. Seseorang yang bekerja Jumlah 35 100


sebenarnya membawa sejumlah harapan
ke pekerjaannya, yang paling sering Berdasarkan hasil penelitian
adalah adanya peningkatan. 15 Namun, diketahui bahwa sebagian besar subjek
harapan itu sering kali tidak tercapai penelitian menjawab bahwa struktur dan
dikarenakan : ketidakjelasan sistem iklim organisasi perusahaan berjalan
pengembangan karir dan penilaian prestasi dengan baik yakni sebesar 51,4%..
kerja, budaya nepotisme atau karena tidak Masalah dalam struktur organisasi yang
ada kesempatan lagi untuk naik. sering terjadi adalah masalah pada
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Karyawan pengambilan keputusan. Partisipasi
Bank BMT Berdasarkan Struktur dan Iklim seluruh individu dalam organisasi
Organisasi pada Tahun 2012 pekerjaan dalam pengambilan keputusan
Struktur dan merupakan faktor yang penting dalam
Persentas
Iklim Frekuensi timbulnya stres kerja.14 Seorang pekerja
e (%)
Organisasi dapat merasa tertekan dengan struktur dan
Kurang 3 8,6 iklim organisasi perusahaan bila merasa
Baik 18 51,4 dirinya kurang terlalu dilibatkan dalam
Sangat Baik 14 40,0 pengambilan keputusan.

Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Statistik Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stres Kerja pada Karyawan Bank BMT pada Tahun 2012
Variabel Bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Jenis Kelamin Stres Kerja 0,805 Tidak ada hubungan
Umur Stres Kerja 0,031 Ada hubungan
Masa Kerja Stres Kerja 0,015 Ada hubungan
Beban Kerja Mental Stres Kerja 0,300 Tidak ada hubungan
Hubungan Interpersonal Stres Kerja 0,045 Ada hubungan
Peran Individu Stres Kerja 0,032 Ada hubungan
Pengembangan Karir Stres Kerja 0,441 Tidak ada hubungan
Struktur dan Iklim
Stres Kerja 0,068 Tidak ada hubungan
Organisasi

Hubungan jenis kelamin dan stres kerja gender role on perceived Job Stress yang
Berdasarkan hasil uji hubungan dilakukan pada karyawan bank di Taiwan
antara Jenis Kelamin responden dengan pada tahun 2010, mengungkapkan bahwa
Stres Kerja menggunakan uji korelasi perbedaan gender mempengaruhi tingkat
Biserial, p-value yang diperoleh sebesar stres individu yang dirasakan di tempat
0,805 (>0,05) yang berarti bahwa tidak ada kerja.16
hubungan antara Jenis Kelamin dengan Dalam penelitian tersebut disebutkan
Stres Kerja. Hal ini mungkin disebabkan bahwa hubungan antara tingkat stres kerja
karena perbedaan jenis kelamin tidak dengan perbedaan gender mempunyai
begitu memberikan konstribusi yang besar nilai yang lebih signifikan daripada
bagi stres kerja bila dibandingkan dengan hubungan antara tingkat stres kerja
perbedaan gender. Perbedaan gender dengan perbedaan jenis kelamin.
yang dimaksud disini adalah perbedaan Seseorang dengan kepribadian maskulin
kondisi psikologis individu yang dibedakan lebih mampu menghadapi stresor yang
menjadi maskulin dan feminim. Sebuah datang tanpa perasaan emosional yang
penelitian yang berjudul The Effects of berlebihan dan dengan tingkat kecemasan

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang lebih rendah dibanding dengan kerja. Pekerja dengan masa kerja lebih
seseorang dengan kepribadian yang lebih lama cenderung mempunyai kemampuan
feminim.16 dan pemahaman yang lebih baik mengenai
pekerjaannya dibandingkan dengan
pekerja yang mempunyai masa kerja lebih
Hubungan umur dan stres kerja pendek.19 Hal ini dikarenakan pengalaman
Uji hubungan yang dilakukan antara yang dimiliki oleh pekerja dengan masa
umur dan stres kerja menggunakan uji kerja yang lebih lama mempunyai
korelasi Rank Spearman menunjukkan p- pengalaman yang lebih banyak mengenai
value yang diperoleh sebesar 0,031 pekerjaan yang dilakukannya.
(<0,05) yang berarti ada hubungan antara Hasil penelitian ini menunjukkan
umur dengan stres kerja. Pekerja yang bahwa masa kerja mempunyai hubungan
memiliki umur lebih muda lebih rentan yang signifikan dengan stres kerja, dan
untuk mengalami stres kerja. pekerja dengan masa kerja yang lebih
Sebagian besar penelitian mengenai pendek mempunyai kemungkinan lebih
hubungan umur dengan stres kerja besar untuk mengalami stres kerja. Hal ini
membuktikan bahwa semakin tua umur disebabkan karena kemungkinan
seorang pekerja maka akan semakin karyawan Bank BMT sebagian besar
rendah kemungkinan menderita stres bukan berlatar belakang pendidikan
kerja. Pekerja dengan umur yang lebih tua perbankan, sehingga pada tahun-tahun
cenderung mempunyai kondisi kesehatan pertama karyawan bekerja, mereka masih
mental yang lebih baik dibanding pekerja harus belajar mengenai masalah
dengan usia yang lebih muda.17 perbankan sekaligus langsung terjun
Hasil penelitian ini menunjukkan dalam pekerjaan tersebut. Hal ini dapat
bahwa karyawan yang mengalami stres mengakibatkan beban tugas dan tekanan
kerja sebagian besar adalah responden yang dimiliki pekerja pada tahun-tahun
yang berumur kurang dari 34,2 tahun (rata- pertama pekerjaannya sangat besar
rata umur responden), yakni sebanyak sehingga dapat memicu munculnya stres
sebesar 51,4% dari seluruh responden kerja.
yang berusia kurang dari 34,2 tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin muda Hubungan beban kerja mental dan stres
umur responden maka semakin besar kerja
kemungkinan untuk mengalami stres kerja. Pada uji hubungan antara beban
kerja mental dengan stres kerja
Hubungan masa kerja dan stres kerja menggunakan uji korelasi Rank Spearman
Hubungan antara masa kerja dengan diperoleh p-value sebesar 0,300 (>0,05)
stres kerja diuji dengan menggunakan uji yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak
korelasi Rank Spearman dan diperoleh p- sehingga disimpulkan tidak ada hubungan
value sebesar 0,015 (<0,05) yang berarti antara beban kerja mental dengan stres
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat kerja. Hasil penelitian sejalan dengan
disimpulkan ada hubungan antara masa penelitian pada Perawat pada tahun 2006,
kerja dengan stres kerja. Hal ini sejalan yang menunjukkan bahwa tidak ada
dengan penelitian pada tahun 2011 yang hubungan antara Beban Kerja dengan
berjudul Stres Kerja dan Berbagai Faktor Stres Kerja yang menunjukkan bahwa
yang Berhubungan pada Pekerja Call tidak terdapat hubungan yang signifikan
Center PT. X di Jakarta yang antara beban kerja dengan stres kerja.
menunjukkan bahwa ada hubungan yang Beban kerja mental adalah suatu
signifikan antara masa kerja dengan stres perbedaan antara kapasitas atau
kerja.18 kemampuan mental pekerja dengan
Masa kerja memiliki pengaruh tuntutan tugas dan pekerjaan yang harus
penting dalam memicu munculnya stres dihadapi. Beban kerja yang tidak optimal,

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah, kecil kemungkinan pekerja tersebut untuk
akan menjadi penyebab munculnya stres. mengalami stres di tempat kerja.20
Beban kerja mental yang terlalu tinggi akan Hubungan interpersonal adalah cara
menyebabkan pemakaian energi yang berkomunikasi seseorang dengan orang
berlebihan, sehingga memicu terjadinya lain yang bukan hanya sekedar
kelelahan, baik kelelahan mental maupun menyampaikan isi pesan, tetapi juga
kelelahan fisik yang dapat menyebabkan menentukan kadar hubungan
terjadinya overstress. Sedangkan interpersonalnya. Jadi ketika seseorang
intensitas pembebanan yang terlalu rendah berkomunikasi individu tersebut tidak
akan menyebabkan rasa jenuh dan hanya menentukan content atau isi
menimbulkan kebosanan pada pekerja melainkan juga menentukan cara untuk
yang menyebabkan terjadinya understress. menyampaikan atau relationship. Semakin
2
baik hubungan interpersonal, maka
Hasil penelitian ini menunjukkan semakin terbuka orang untuk
bahwa tidak terdapat hubungan antara mengungkapkan dirinya; makin cermat
beban kerja mental dengan stres kerja. Hal persepsinya tentang orang lain dan
ini mungkin disebabkan karena adanya persepsi dirinya; sehingga makin efektif
faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam komunikasi yang berlangsung diantara
menimbulkan stres kerja, seperti karena komunikan. 21
hubungan interpersonal karyawan Bank Dalam kaitannya dengan
BMT. Berdasarkan hasil wawancara penanganan stres kerja, kemampuan yang
diketahui bahwa karyawan yang baik untuk mengungkapkan masalah dan
mengalami kesulitan dalam pekerjaannya persepsi tentang lingkungan di sekitarnya
dapat mengkomunikasikan secara akan membantu karyawan dalam
langsung masalah yang dihadapi dengan mengatasi tekanan-tekanan di lingkungan
atasan (manajer) maupun dengan rekan kerja sehingga akan mencegah munculnya
kerjanya. Hal ini tentu akan membantu stres kerja. Hubungan yang baik antar
karyawan yang mengalami kesulitan dan anggota dari satu kelompok kerja dianggap
mengurangi tekanan yang berasal dari sebagai faktor utama dalam kesehatan
beban tugas yang mereka rasakan individu dan organisasi.2
sehingga dapat mencegah munculnya Hubungan interpersonal karyawan
stres kerja. Bank BMT yang dimaksud adalah
hubungan pekerja dengan teman kerja,
Hubungan antara hubungan atasan (manajer) dan dengan nasabah
interpersonal dan stres kerja (klien). Menurut hasil penelitian dapat
Berdasarkan hasil uji hubungan diketahui bahwa karyawan Bank BMT yang
antara hubungan interpersonal dengan mengalami stress kerja lebih banyak
stres kerja menggunakan uji korelasi Rank mempunyai hubungan interpersonal baik
Spearman, p-value yang diperoleh sebesar yakni sebanyak 57,9% jika dibandingkan
0,045 (<0,05) yang berarti bahwa ada dengan responden yang memiliki
hubungan antara hubungan interpersonal hubungan interpersonal yang sangat baik
dengan stres kerja. Hal ini sejalan dengan yaitu sebanyak 43,8%. Hal ini
penelitian mengenai Stres Kerja Perawat di menunjukkan bahwa semakin baik
pada tahun 2004 yang menunjukkan hubungan interpersonal yang dimiliki oleh
bahwa terdapat hubungan antara responden maka semakin kecil
hubungan interpersonal dengan stres kemungkinan untuk mengalami stres kerja.
kerja. Dalam penelitian ini disebutkan
bahwa semakin baik kualitas hubungan Hubungan peran individu dan stres
interpersonal seorang pekerja di kerja
lingkungan kerjanya maka akan semakin Hubungan antara peran individu
dengan stres kerja diuji dengan

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan p-value yang diperoleh


dan diperoleh nilai p-value sebesar 0,032 adalah sebesar 0,441 (>0,05) yang berarti
(<0,05), yang berarti bahwa ada hubungan bahwa tidak ada hubungan antara
antara peran individu dalam organisasi pengembangan karir dengan stres kerja.
dengan stres kerja. Hal ini sejalan dengan Hasil dari penelitian ini menunjukkan
penelitian berjudul Pengaruh Kepribadian bahwa faktor pengembangan karir tidak
Type A dan Peran terhadap Stres Kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan
Manajer Madya pada tahun 2006 yang stres kerja yang dialami oleh karyawan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan Bank BMT. Hal ini mungkin disebabkan
yang signifikan antara peran individu karena karyawan merasa menyukai
dengan stres kerja.22 pekerjaan yang dilakukan dan perusahaan
Peran individu dalam organisasi, juga telah memberikan gaji dan jaminan
dalam hal ini peran tenaga kerja dalam yang sesuai untuk karyawan.
organisasi perusahaan, merupakan salah Berdasarkan hasil wawancara yang
satu sumber stres kerja. Stres kerja dapat dilakukan pada karyawan diketahui bahwa
timbul karena individu mengalami karyawan sudah memahami bahwa
ketidakjelasan peran dan sasaran yang kemungkinan untuk promosi jabatan
akhirnya mengarah pada ketidakpuasan maupun kenaikan pangkat di Bank BMT
kerja. Individu yang mengalami konflik sangat kecil. Sebagian besar karyawan
peran lebih banyak mempunyai kepuasan yang telah bekerja lebih dari lima tahun
lebih rendah yang diikuti oleh ketegangan tetap dalam posisi yang sama sejak dari
pekerjaan lebih tinggi dan kebosanan awal mereka mulai bekerja. Namun hal ini
sehingga sumber stres yang nyata tidak membuat karyawan merasa tidak
dialaminya.22 aman maupun khawatir. Hal ini karena
Seseorang yang mengalami stres karyawan merasa pekerjaannya sudah
merasakan konflik peran sebagai suatu sesuai dengan apa yang diharapkan.
situasi dimana individu (seseorang)
dihadapkan dengan peran-peran yang Hubungan struktur dan iklim organisasi
berlainan. Jadi konflik peran timbul bila dengan stres kerja
individu dalam peran tertentu dibingungkan Uji hubungan antara struktur dan
oleh tuntutan kerja atau keharusan untuk iklim organisasi dengan stres kerja dengan
melakukan sesuatu yang berbeda dari menggunakan uji korelasi Rank Spearman
yang diinginkannya atau tidak merupakan menunjukkan p-value yang diperoleh
23
bagian dari bidang kerjanya. sebesar 0,068 (>0,05) yang berarti tidak
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan antara struktur dan iklim
bahwa responden karyawan Bank BMT organisasi dengan stres kerja.
dengan peran individu yang kurang baik Struktur dan iklim organisasi meliputi
seluruhnya mengalami stress kerja. Dari kebijakan perusahaan dan administrasi
responden yang memiliki peran individu manajemen perusahaan. Administrasi
baik, sebesar 64,7% mengalami stres perusahaan yang terlalu birokratis dimana
kerja, sehingga dapat dikatakan bahwa peraturan perusahaan terlalu mengikat
semakin baik peran individu seorang pekerja merupakan faktor pembangkit
pekerja maka semakin kecil stres.14 Berdasarkan hasil wawancara
kemungkinannya untuk mengalami stres di dengan karyawan, diketahui bahwa peran
tempat kerja. serta karyawan dalam pengambilan
keputusan di Bank BMT sudah cukup baik.
Hubungan pengembangan karir dan Karyawan selalu dilibatkan dalam
stres kerja pengambilan keputusan yang berkaitan
Uji hubungan yang dilakukan antara dengan masalah di Bank. Karyawan juga
pengembangan karir dengan stres kerja mengatakan bahwa mereka selalu dapat
menggunakan uji korelasi Rank Spearman

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

memberikan usulan atau masukan kepada 3. NIOSH. Stress at Work. 1998.


manajer bank. (http://www.cdc.gov/niosh. diakses
tanggal 21 Juni 2012)
SIMPULAN
Sebagian besar karyawan Bank BMT 4. Pristiyanto, D. Perhatikan Kesehatan
berjenis kelamin laki-laki, yakni sebesar Jiwa di Tempat Kerja. 2001.
54,3%. Sebanyak 60 % karyawan Bank (http://kompas.com/kompas-
BMT berumur lebih dari rata-rata yakni cetak/0110/20/IPTEK/perh08.htm
34,2 tahun. Umur temuda yakni 28 tahun diakses 7 april 2012)
sedangkan umur tertua adalah 41 tahun.
Karyawan Bank BMT sebagian besar 5. Badan Pusat Statistik. Keadaan
(68,6%) memiliki masa kerja lebih dari Ketenagakerjaan Februari 2012.
rata-rata yakni 7,5 tahun. Masa kerja Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th.
paling pendek adalah selama 4 tahun XV, 7 Mei 2012.
sedangkan masa kerja paling lama adalah (www.bps.go.id/brs_file/naker_07mei
11 tahun. 12.pdf diakses tanggal 21 Mei 2012)
Berdasarkan uji korelasi diketahui
bahwa faktor-faktor yang berhubungan 6. Primaldhi, A. Hubungan antara Trait
dengan stres kerja pada karyawan Bank Kepribadian Neuroticism, Strategi
BMT adalah umur (p=0,031), masa kerja Coping, dan Stres Kerja. Pusat
(p=0,015), hubungan interpersonal Pengembangan Bahan Ajar
(p=0,045), dan peran individu (p=0,032) Universitas Mercu Buana. 2007.
(http://kk.mercubuana.ac.id/files/6107
SARAN 0-8-295699562744.doc diakses
Untuk mengurangi terjadinya stres tanggal 26 April 2012)
manajer bank sebaiknya mengadakan
sosialisasi mengenai Uraian Tugas dan 7. Anonim. Kesehatan Jiwa Terkait
Standar Operasional bagi masing-masing Produktivitas. 2002.
bagian. Hal ini dapat dilakukan dalam (http://kompas.com diakses 7 april
bentuk briefing pada setiap awal minggu. 2012)
Ini akan membantu karyawan dalam
memahami dan mengingat kembali 8. Anonim. Stress: Constant stress puts
mengenai tugas dan tanggung jawabnya. your health at risk. 2010
Mengadakan rekreasi bersama para (http://www.mayoclinic.com/health/str
karyawan dengan manajer bank untuk ess/SR00001 diakses tanggal 1
membina hubungan interpersonal yang Agustus 2012)
lebih baik. Hubungan interpersonal yang
baik akan membantu karyawan dalam 9. Anonim. Risiko Buruk bagi Pekerja
pencegahan terhadap stres di tempat Stres. 2012.
kerja. (http://www.mediaindonesia.com/me
diahidupsehat/index.php/read/2012/0
DAFTAR PUSTAKA 9/17/5626/5/Risiko-Buruk-bagi-
1. Tarwaka. Keselamatan dan Pekerja-Stres diakses tanggal 1
Kesehatan Kerja. Surakarta: September 2012)
Harapan Press, 2008
10. Anonim. Dampak Stress Pada
2. Tarwaka. Ergonomi Industri. Jantung. 2008.
Surakarta: Harapan Press. 2011 (http://www.mediaindonesia.com/me
diahidupsehat/index.php/read/2008/0
4/23/194/5/Dampak-Stress-Pada-

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Jantung diakses tanggal 1 Agustus Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsup Dr.
2012) Soeradji Tirtonegoro Klaten. Thesis.
2011.
11. Mangkunegara, A P. Psikologi (http://eprints.undip.ac.id/28900/
Perusahaan. Trigendakarya, diakses tanggal 28 Agustus 2012)
Bandung:1993
20. Tarigan Layari, Faktor-faktor yang
12. Anonim. Penyebab Stres Berhubungan dengan Stress Kerja
Dipengaruhi Jenis Kelamin. 2012. Perawat di. Ruang Bedah RSU
(http://kompas.com diakses 14 Santa Elisabeth Medan. Skripsi.
september 2012) 2004 (http://repository.usu.ac.id
diakses tanggal 28 Agustus 2012)
13. Gustiarti, Leila. Stres dan Kepuasan
Kerja. 2002. 21. Andi dkk. Hubungan Interpersonal
(http://repository.usu.ac.id diakses (Pengertian, Teori, Tahap, Jenis, dan
tanggal 13 Juli 2012) Faktor yang Mempengaruhi
Hubungan Interpersonal). 2012.
14. Munandar., Sunyoto, Ashar. (http://psikologi.or.id diakses tanggal
Psikologi Industri dan Organisasi. 14 September 2012)
Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta: 2001 22. Wijono, Sutarto. Pengaruh
Kepribadian Type A dan Peran
15. Nimran, Umar. Perilaku Organisasi. Terhadap Stres Kerja Manajer
Penerbit Citra Media, Surabaya: Madya. Jurnal INSAN Universitas
1999 Airlangga Vol. 8 No. 3, Desember
2006.
16. Yu-Chi, Wu., Keng-Yu Shih. The
Effects of Gender Role on Perceived 23. Rozikin, Zainur. Pengaruh Konflik
Job Stress. The Journal of Human Peran dan Stres Kerja terhadap
Resource and Adult Learning Vol. 6, Kinerja Karyawan pada Bank
Pemerintah di Kota Malang. Jurnal
Num. 2, December 2010
Aplikasi Manajemen, Vol 4. No. 2
Agustus 2006.
17. Griffiths, Amanda, dkk. Ageing,
Work-Related Stress and Health.
2009. TAEN-The Age and
Employment Network.
(http://taen.org.uk diakses tanggal 2
Sptember 2012)

18. Rinda Ismar, R., Amri, Z.,


Sostrosumihardjo, D. Stres Kerja dan
Berbagai Faktor yang Berhubungan
pada Pekerja Call Center PT. X di
Jakarta. Majalah Kedokteran
Indonesia, Volum: 61, Nomor: 1,
Januari 2011

19. Suska, Y Yudhia. Hubungan Beban


Kerja, Umur dan Masa Kerja dengan
Stres Kerja Perawat Shift Malam di

Azizah Musliha Fitri


Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

Vous aimerez peut-être aussi