Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Stres kerja adalah respon emosional dan fisik yang bersifat menggangu atau merugikan
yang terjadi pada saat tuntutan tugas tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya, atau
keinginan pekerja. Stres kerja dapat memicu munculnya gangguan kesehatan pada pekerja
seperti gangguan psikologis yang berakibat pada menurunnya produktivitas tenaga kerja.
Tujuan penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stres
kerja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan metode cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bank BMT sebanyak 47 orang. Besar sampel
minimal dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, dengan menggunakan metode
purposive sampling didapatkan sampel sebesar 35 responden. Analisis data menggunakan
uji korelasi Rank Spearman dan Uji korelasi Biserial dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stres kerja
(p=0,805), ada hubungan antara umur dengan stres kerja (p=0,031), ada hubungan antara
masa kerja dengan stres kerja (p=0,015), tidak ada hubungan antara beban kerja mental
dengan stres kerja (p=0,300), ada hubungan antara hubungan interpersonal dengan stres
kerja (p=0,045), ada hubungan antara peran individu dalam organisasi dengan stres kerja
(p=0,032), tidak ada hubungan antara pengembangan karir dengan stres kerja (p=0,441),
dan tidak ada hubungan antara struktur dan iklim organisasi dengan stres kerja (p=0,068).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa umur, masa kerja, hubungan interpersonal, dan
peran individu dalam organisasi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres
kerja pada karyawan Bank BMT.
Kata Kunci : stres kerja, karyawan bank, karakteristik individu
menurut survey yang dilakukan Yale angina adalah para pekerja muda yang
University menunjukkan bahwa sebanyak berusia di akhir 30 atau 40 tahun. Para
29% pekerja di Amerika mengalami stres pekerja muda yang dilaporkan mengalami
di tempat kerja.3 stres memiliki resiko dua kali lebih tinggi
Hasil penelitian yang diumumkan terkena penyakit jantung daripada mereka
International Labour Organization (ILO) yang tidak mengalami stres kerja.10
pada bulan Oktober 2000 mengenai Stres kerja dapat disebabkan oleh
program dan kebijakan kesehatan jiwa beberapa faktor seperti faktor intrinsik
pada angkatan kerja di Finlandia, Jerman, seperti kondisi lingkungan kerja yang tidak
Polandia, Inggris, dan AS menunjukkan nyaman, stasiun kerja yang tidak
bahwa kasus gangguan jiwa semakin ergonomis, kerja shift, pekerjaan berisiko
meningkat. Dilaporkan bahwa satu dari tinggi dan berbahaya pembebanan
sepuluh pekerja mengalami depresi, berlebih, pemakaian teknologi baru, dan
kecemasan, stres, dan burnout. Beberapa lain sebagainya. Selain faktor dalam
kasus, masalah ini menyebabkan orang pekerjaan beberapa faktor lain juga dapat
kehilangan pekerjaan atau dirawat di menyebabkan timbulnya stres seperti
rumah sakit.4 peran individu dalam organisasi kerja,
Di Indonesia yang memiliki jumlah faktor hubungan kerja, faktor
angkatan kerja mencapai 120,4 juta orang pengembangan karir, faktor struktur
pada Februari 2012, atau bertambah organisasi dan suasana kerja, serta faktor
sebesar 1,0 juta orang dibanding Februari lain yang berasal dari luar pekerjaan.3
2011, memiliki potensi kerugian yang Selain itu karakteristik individu pekerja
sangat besar sebagai dampak dari stres seperti: umur, jenis kelamin, dan jenis
kerja. 5 Penelitian terhadap dampak stres kepribadian juga dapat menjadi faktor yang
kerja pada pekerja di Indonesia mempengaruhi timbulnya stres kerja.
menunjukkan bahwa dampak dari stres Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kerja secara fisiologis, bisa hanya berupa menganalisis faktor-faktor apa saja yang
gangguan tidur dan sakit kepala, hingga berhubungan dengan stres kerja pada
jantung koroner dan hipertensi, karyawan Bank BMT.
absenteisme dan kecelakaan kerja yang di
kalangan pekerja.6 MATERI DAN METODE
Stres mempunyai berbagai macam Jenis penelitian yang digunakan
dampak, baik bagi individu itu sendiri adalah Explanatory research dengan
maupun bagi lingkungan di sekitarnya. metode kuantitatif. Sedangkan dalam
Penyakit yang dapat diderita seseorang pelaksanaannya penelitian ini
yang mengalami stres kronis atau menggunakan pedekatan Cross Sectional.
menderita stres dalam waktu yang lama Populasi dalam penelitian ini adalah
diantaranya adalah penyakit jantung, karyawan Bank BMT berjumlah 47
masalah pencernaan, kegemukan, karyawan. Besar sampel penelitian yang
gangguan memori, memburuknya kondisi diambil dihitung dengan mengguanakn
kulit seperti eksim, dan lain sebagainya. 8 rumus Slovin dan didapatkan jumlah
Penelitian menunjukkan penyakit sampel minimal sebanyak 35 orang
jantung dapat meningkat 23% pada responden.
pekerja yang mengalami stres secara Instrument yang digunakan dalam
kronis. Stres yang kronis akibat pekerjaan penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang menumpuk dapat berdampak buruk yang digunakan adalah kuesioner untuk
bagi jantung, khususnya jika gaya hidup mengetahui data umum mengenai
yang dimiliki juga tidak sehat.9 Menurut responden, kuesioner untuk mengukur
penelitian pekerja yang seringkali beban kerja mental menggunakan metode
mengalami kematian karena penyakit NASA-TLX, dan General Health
jantung, serangan jantung nonfatal, dan
Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Statistik Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stres Kerja pada Karyawan Bank BMT pada Tahun 2012
Variabel Bebas Variabel Terikat p-value Hasil
Jenis Kelamin Stres Kerja 0,805 Tidak ada hubungan
Umur Stres Kerja 0,031 Ada hubungan
Masa Kerja Stres Kerja 0,015 Ada hubungan
Beban Kerja Mental Stres Kerja 0,300 Tidak ada hubungan
Hubungan Interpersonal Stres Kerja 0,045 Ada hubungan
Peran Individu Stres Kerja 0,032 Ada hubungan
Pengembangan Karir Stres Kerja 0,441 Tidak ada hubungan
Struktur dan Iklim
Stres Kerja 0,068 Tidak ada hubungan
Organisasi
Hubungan jenis kelamin dan stres kerja gender role on perceived Job Stress yang
Berdasarkan hasil uji hubungan dilakukan pada karyawan bank di Taiwan
antara Jenis Kelamin responden dengan pada tahun 2010, mengungkapkan bahwa
Stres Kerja menggunakan uji korelasi perbedaan gender mempengaruhi tingkat
Biserial, p-value yang diperoleh sebesar stres individu yang dirasakan di tempat
0,805 (>0,05) yang berarti bahwa tidak ada kerja.16
hubungan antara Jenis Kelamin dengan Dalam penelitian tersebut disebutkan
Stres Kerja. Hal ini mungkin disebabkan bahwa hubungan antara tingkat stres kerja
karena perbedaan jenis kelamin tidak dengan perbedaan gender mempunyai
begitu memberikan konstribusi yang besar nilai yang lebih signifikan daripada
bagi stres kerja bila dibandingkan dengan hubungan antara tingkat stres kerja
perbedaan gender. Perbedaan gender dengan perbedaan jenis kelamin.
yang dimaksud disini adalah perbedaan Seseorang dengan kepribadian maskulin
kondisi psikologis individu yang dibedakan lebih mampu menghadapi stresor yang
menjadi maskulin dan feminim. Sebuah datang tanpa perasaan emosional yang
penelitian yang berjudul The Effects of berlebihan dan dengan tingkat kecemasan
yang lebih rendah dibanding dengan kerja. Pekerja dengan masa kerja lebih
seseorang dengan kepribadian yang lebih lama cenderung mempunyai kemampuan
feminim.16 dan pemahaman yang lebih baik mengenai
pekerjaannya dibandingkan dengan
pekerja yang mempunyai masa kerja lebih
Hubungan umur dan stres kerja pendek.19 Hal ini dikarenakan pengalaman
Uji hubungan yang dilakukan antara yang dimiliki oleh pekerja dengan masa
umur dan stres kerja menggunakan uji kerja yang lebih lama mempunyai
korelasi Rank Spearman menunjukkan p- pengalaman yang lebih banyak mengenai
value yang diperoleh sebesar 0,031 pekerjaan yang dilakukannya.
(<0,05) yang berarti ada hubungan antara Hasil penelitian ini menunjukkan
umur dengan stres kerja. Pekerja yang bahwa masa kerja mempunyai hubungan
memiliki umur lebih muda lebih rentan yang signifikan dengan stres kerja, dan
untuk mengalami stres kerja. pekerja dengan masa kerja yang lebih
Sebagian besar penelitian mengenai pendek mempunyai kemungkinan lebih
hubungan umur dengan stres kerja besar untuk mengalami stres kerja. Hal ini
membuktikan bahwa semakin tua umur disebabkan karena kemungkinan
seorang pekerja maka akan semakin karyawan Bank BMT sebagian besar
rendah kemungkinan menderita stres bukan berlatar belakang pendidikan
kerja. Pekerja dengan umur yang lebih tua perbankan, sehingga pada tahun-tahun
cenderung mempunyai kondisi kesehatan pertama karyawan bekerja, mereka masih
mental yang lebih baik dibanding pekerja harus belajar mengenai masalah
dengan usia yang lebih muda.17 perbankan sekaligus langsung terjun
Hasil penelitian ini menunjukkan dalam pekerjaan tersebut. Hal ini dapat
bahwa karyawan yang mengalami stres mengakibatkan beban tugas dan tekanan
kerja sebagian besar adalah responden yang dimiliki pekerja pada tahun-tahun
yang berumur kurang dari 34,2 tahun (rata- pertama pekerjaannya sangat besar
rata umur responden), yakni sebanyak sehingga dapat memicu munculnya stres
sebesar 51,4% dari seluruh responden kerja.
yang berusia kurang dari 34,2 tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin muda Hubungan beban kerja mental dan stres
umur responden maka semakin besar kerja
kemungkinan untuk mengalami stres kerja. Pada uji hubungan antara beban
kerja mental dengan stres kerja
Hubungan masa kerja dan stres kerja menggunakan uji korelasi Rank Spearman
Hubungan antara masa kerja dengan diperoleh p-value sebesar 0,300 (>0,05)
stres kerja diuji dengan menggunakan uji yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak
korelasi Rank Spearman dan diperoleh p- sehingga disimpulkan tidak ada hubungan
value sebesar 0,015 (<0,05) yang berarti antara beban kerja mental dengan stres
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat kerja. Hasil penelitian sejalan dengan
disimpulkan ada hubungan antara masa penelitian pada Perawat pada tahun 2006,
kerja dengan stres kerja. Hal ini sejalan yang menunjukkan bahwa tidak ada
dengan penelitian pada tahun 2011 yang hubungan antara Beban Kerja dengan
berjudul Stres Kerja dan Berbagai Faktor Stres Kerja yang menunjukkan bahwa
yang Berhubungan pada Pekerja Call tidak terdapat hubungan yang signifikan
Center PT. X di Jakarta yang antara beban kerja dengan stres kerja.
menunjukkan bahwa ada hubungan yang Beban kerja mental adalah suatu
signifikan antara masa kerja dengan stres perbedaan antara kapasitas atau
kerja.18 kemampuan mental pekerja dengan
Masa kerja memiliki pengaruh tuntutan tugas dan pekerjaan yang harus
penting dalam memicu munculnya stres dihadapi. Beban kerja yang tidak optimal,
baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah, kecil kemungkinan pekerja tersebut untuk
akan menjadi penyebab munculnya stres. mengalami stres di tempat kerja.20
Beban kerja mental yang terlalu tinggi akan Hubungan interpersonal adalah cara
menyebabkan pemakaian energi yang berkomunikasi seseorang dengan orang
berlebihan, sehingga memicu terjadinya lain yang bukan hanya sekedar
kelelahan, baik kelelahan mental maupun menyampaikan isi pesan, tetapi juga
kelelahan fisik yang dapat menyebabkan menentukan kadar hubungan
terjadinya overstress. Sedangkan interpersonalnya. Jadi ketika seseorang
intensitas pembebanan yang terlalu rendah berkomunikasi individu tersebut tidak
akan menyebabkan rasa jenuh dan hanya menentukan content atau isi
menimbulkan kebosanan pada pekerja melainkan juga menentukan cara untuk
yang menyebabkan terjadinya understress. menyampaikan atau relationship. Semakin
2
baik hubungan interpersonal, maka
Hasil penelitian ini menunjukkan semakin terbuka orang untuk
bahwa tidak terdapat hubungan antara mengungkapkan dirinya; makin cermat
beban kerja mental dengan stres kerja. Hal persepsinya tentang orang lain dan
ini mungkin disebabkan karena adanya persepsi dirinya; sehingga makin efektif
faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam komunikasi yang berlangsung diantara
menimbulkan stres kerja, seperti karena komunikan. 21
hubungan interpersonal karyawan Bank Dalam kaitannya dengan
BMT. Berdasarkan hasil wawancara penanganan stres kerja, kemampuan yang
diketahui bahwa karyawan yang baik untuk mengungkapkan masalah dan
mengalami kesulitan dalam pekerjaannya persepsi tentang lingkungan di sekitarnya
dapat mengkomunikasikan secara akan membantu karyawan dalam
langsung masalah yang dihadapi dengan mengatasi tekanan-tekanan di lingkungan
atasan (manajer) maupun dengan rekan kerja sehingga akan mencegah munculnya
kerjanya. Hal ini tentu akan membantu stres kerja. Hubungan yang baik antar
karyawan yang mengalami kesulitan dan anggota dari satu kelompok kerja dianggap
mengurangi tekanan yang berasal dari sebagai faktor utama dalam kesehatan
beban tugas yang mereka rasakan individu dan organisasi.2
sehingga dapat mencegah munculnya Hubungan interpersonal karyawan
stres kerja. Bank BMT yang dimaksud adalah
hubungan pekerja dengan teman kerja,
Hubungan antara hubungan atasan (manajer) dan dengan nasabah
interpersonal dan stres kerja (klien). Menurut hasil penelitian dapat
Berdasarkan hasil uji hubungan diketahui bahwa karyawan Bank BMT yang
antara hubungan interpersonal dengan mengalami stress kerja lebih banyak
stres kerja menggunakan uji korelasi Rank mempunyai hubungan interpersonal baik
Spearman, p-value yang diperoleh sebesar yakni sebanyak 57,9% jika dibandingkan
0,045 (<0,05) yang berarti bahwa ada dengan responden yang memiliki
hubungan antara hubungan interpersonal hubungan interpersonal yang sangat baik
dengan stres kerja. Hal ini sejalan dengan yaitu sebanyak 43,8%. Hal ini
penelitian mengenai Stres Kerja Perawat di menunjukkan bahwa semakin baik
pada tahun 2004 yang menunjukkan hubungan interpersonal yang dimiliki oleh
bahwa terdapat hubungan antara responden maka semakin kecil
hubungan interpersonal dengan stres kemungkinan untuk mengalami stres kerja.
kerja. Dalam penelitian ini disebutkan
bahwa semakin baik kualitas hubungan Hubungan peran individu dan stres
interpersonal seorang pekerja di kerja
lingkungan kerjanya maka akan semakin Hubungan antara peran individu
dengan stres kerja diuji dengan
Jantung diakses tanggal 1 Agustus Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsup Dr.
2012) Soeradji Tirtonegoro Klaten. Thesis.
2011.
11. Mangkunegara, A P. Psikologi (http://eprints.undip.ac.id/28900/
Perusahaan. Trigendakarya, diakses tanggal 28 Agustus 2012)
Bandung:1993
20. Tarigan Layari, Faktor-faktor yang
12. Anonim. Penyebab Stres Berhubungan dengan Stress Kerja
Dipengaruhi Jenis Kelamin. 2012. Perawat di. Ruang Bedah RSU
(http://kompas.com diakses 14 Santa Elisabeth Medan. Skripsi.
september 2012) 2004 (http://repository.usu.ac.id
diakses tanggal 28 Agustus 2012)
13. Gustiarti, Leila. Stres dan Kepuasan
Kerja. 2002. 21. Andi dkk. Hubungan Interpersonal
(http://repository.usu.ac.id diakses (Pengertian, Teori, Tahap, Jenis, dan
tanggal 13 Juli 2012) Faktor yang Mempengaruhi
Hubungan Interpersonal). 2012.
14. Munandar., Sunyoto, Ashar. (http://psikologi.or.id diakses tanggal
Psikologi Industri dan Organisasi. 14 September 2012)
Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta: 2001 22. Wijono, Sutarto. Pengaruh
Kepribadian Type A dan Peran
15. Nimran, Umar. Perilaku Organisasi. Terhadap Stres Kerja Manajer
Penerbit Citra Media, Surabaya: Madya. Jurnal INSAN Universitas
1999 Airlangga Vol. 8 No. 3, Desember
2006.
16. Yu-Chi, Wu., Keng-Yu Shih. The
Effects of Gender Role on Perceived 23. Rozikin, Zainur. Pengaruh Konflik
Job Stress. The Journal of Human Peran dan Stres Kerja terhadap
Resource and Adult Learning Vol. 6, Kinerja Karyawan pada Bank
Pemerintah di Kota Malang. Jurnal
Num. 2, December 2010
Aplikasi Manajemen, Vol 4. No. 2
Agustus 2006.
17. Griffiths, Amanda, dkk. Ageing,
Work-Related Stress and Health.
2009. TAEN-The Age and
Employment Network.
(http://taen.org.uk diakses tanggal 2
Sptember 2012)