Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

PENDAHULUAN

Dorsum lidah merupakan sebuah area yang besar untuk akumulasi

mikroorganisme oral dan debris. Biofilm terbentuk pada permukaan lidah, menjadi

sebuah struktur dinamis yang tersusun oleh bakteri, sel epithelial yang berasal dari

mukosa, leukosit dari pocket periodontal, metabolit darah, dan nutrient yang berbeda.

Papila lidah terutama banyak terdapat pada dorsum lidah. Pada permukaan

lidah terdapat lapisan pelindung yang disebut dengan keratin. Dalam keadaan normal,

keratin pada permukaan dorsal lidah dapat mengalami deskuamasi selama fungsi, dan

keratin yang terdeskuamasi tersebut diganti dengan keratin yang baru. Akan tetapi

keseimbangan ini terganggu seperti yang diakibatkan pada penyebab diatas.

Akibatnya, keratin tidak mengalami deskuamasi melainkan terakumulasi pada papila

filiformis. Iritasi yang berkelanjutan mengakibatkan papila filiformis mengalami

hipertropi dan pemanjangan sehingga lidah tampak berselaput atau berambut. Hal ini

akan mengakibatkan retensi makanan dan pigmen. Keadaan lidah seperti inilah yang

disebut dengan coated tongue (Langlais dan Miller, 1994).

Penting bagi seseorang untuk membersihkan mulut setelah makan. Menyikat

gigi merupakan perawatan esensial untuk kesehatan mulut, namun ada beberapa

perawatan tambahan lain yang perlu dilakukan sendiri di rumah sebagai bagian dari

pemeliharaan rutin, membersihkan lidah adalah salah satu diantaranya.

1
Karena membersihkan lidah terbukti efektif mengurangi bau mulut. Namun, juga

dapat dengan menggunakan sikat gigi untuk menyikat lidah bagian tengah dan

belakang, yang merupakan tempat utama berkumpulnya mikroba. Umumnya orang

mengabaikan membersihkan lidah yang sebenarnya untuk self-cleansing.

Pada paper ini akan disampaikan mengenai coated tongue. Coated tongue

merupakan suatu kelainan lidah yang umum sekali terjadi, biasanya lebih banyak

terjadi pada orang dewasa karena adanya kumpulan epitel, makanan, dan debris

microbial (Scully, 2001).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lidah

Lidah adalah organ muscular pada dasar mulut yang membantu dalam proses

pengunyahan, penelanan, pengecapan, dan bicara. Lidah ditutupi oleh lapisan

pelindung dari epitel skuamosa berlapis. Pada lidah terdapat organ kecap (taste buds)

(Nirwanda, 2010). Normalnya lidah berwarna kemerahmudaan atau memiliki selaput

tipis berwarna putih, dan pada orang yang lebih tua lidah tampak berubah warna

karena adanya perubahan diet, penurunan aliran saliva dan penurunan kemampuan

untuk menjaga oral hygiene sesuai metode yang baik (Danser et al, 2003).

3
Gambar 2.1. Bagian-bagian lidah.
Sumber :http://www.mercksource.com/pp/us/cns/cns_hl_dorlanssplit.j.html

Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk

papila-papila sehingga memiliki permukaan yang tidak rata karena keberadaan papilla

tersebut.Warna lidah yang sehat adalah merah terang.

Terdapat 4 papila pada dorsum (Nirwanda, 2010):

Papila filiformis

o merupakan papila terkecil dan berjumlah paling banyak. Papila itu

berupa batang-batang ramping, seperti rambut, bertanduk, tampak

berwarna merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat iritasi

yang dialami lidah.

Papila fungiformis

o Jumlahnya lebih sedikit, warna merahnya lebih cerah dan diameternya

lebih lebar dibandingkan dengan papila filiformis. Papila fungiformis

4
tidak bertanduk, berbentuk bulat atau jamur dan sedikit menonjol.

Papila ini juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila ini paling

banyak terdapat di tepi lateral dan ujung anterior dari lidah. Kadang-

kadang papila fungiformis mengandung pigmen coklat, terutama

melanoderm.

Papila sirkumvalata

o papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula berwarna merah

muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit

sempit dan juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini

berjumlah 6 sampai 12 dan tersusun dalam suatu deretan berbentuk V

di sepanjang ujung-ujung sulkus di sisi posterior lidah dorsum lidah,

papilla-papila tersebut secara anatomis membagi lidah menjadi dua

bagian yaitu, 2/3 anterior dan 1/3 posterior.

Papila foliata

o Terdapat pada sisi lateral lidah posterior, bentuknya seperti daun yang

menonjol, mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang tonsil

lingual yang meluas ke daerah ini dari daerah akar dorsal posterior

tampak seperti papilla foliate.

5
Gambar 2.2. gambaran histologi papila lidah

Gambar 2.3. gambaran klinis lidah normal

6
2.2 Definisi Coated Tongue

Coated tongue adalah suatu keadaan dimana permukaan lidah terlihat

berwarna putih atau berwarna lain yang merupakan tumpukan dari debris, sisa-sisa

makanan dan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan dorsal lidah.

Coated tongue atau lidah berselaput, yaitu penampilan klinis pada dorsum

lidah yang seperti tertutup oleh suatu lapisan biasanya berwarna putih atau terwarnai

oleh jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi. Selaput ini terdiri dari papilla

filiformis yang memanjang sehingga memberikan gambaran seperti selaput tebal pada

lidah dan akan menahan debris serta pigmen yang berasal dari makanan, minuman,

rokok, dan permen. Kemungkinan terjadinya selaput pada lidah ini meningkat dengan

penggunaan obat-obatan lokal maupun sistemik yang menyebabkan perubahan

mikroflora normal mulut.Kondisi ini juga dapat terjadi pada penderita dehidrasi,

penyakit infeksi, penyakit kronis dan penyakit sistemik dimana lidah tampak

berselaput tebal dan berwarna putih.

Coated tongue merupakan suatu kelainan lidah yang umum sekali terjadi,

biasanya lebih banyak terjadi pada orang dewasa karena adanya kumpulan epitel,

makanan, dan debris microbial (Scully, 2001).Selaput putih tersebut terjadi akibat

debris makanan maupun lapisan mukosa, bakteria, dan partikel lainnya. Coated

tongue akan menyebabkan terjadinya penumpukan bakteri, bau mulut, dan sensasi

rasa pada lidah kurang peka (Quirynen et al, 2004).

7
Gambar 2.4. gambaran Coated tongue

2.3 Etiologi Coated Tongue

Etiologi coated tongue bersifat idiopatik, denga faktor predisposisi adanya

lidah yang kurang bergerak, cairan saliva yang dihasilkan kurang, individu yang

memakan makanan yang lembut dan kurang abrasif seperti pada pemakaian gigi

tiruan, penggunaan obat-obatan antibiotik dan agen-agen pengoksida yang terdapat

pada obat kumur, pasien yang mengalami dehidrasi, oral hygiene yang buruk,

demam, lemah akibat penyakit sistemik, dan sakit parah juga sering mengalami

kondisi ini (AAOMP, 2009; Greenberg & Glick, 2003, laskaris, 2006).

Coated tongue adalah lapisan berwarna putih, kuning, atau kecoklatan di atas

permukaan lidah, yang disebabkan oleh adanya akumulasi dari bakteri, debris

makanan, lekosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel. Pasien yang lebih

tua memiliki prevalensi yang lebih sering untuk coated tongue dari pada pasien yang

lebih muda. Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk menjaga oral hygiene

8
dengan baik, dan penurunan jumlah aliran saliva akan menyebabkan akumulasi dari

debris oral. Selain itu dikatakan pula bahwa ketebalan coated tongue akan semakin

bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal. Leukosit meningkat pada

saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan terakumulasi pada

permukaan lidah (Danser et al, 2003).

Beberapa metode yang telah digunakan untuk menggolongkan coated tongue

untuk mengetahui etiologi dan tingkat keparahannya, meliputi:

1. Boys, dkk menggolongkan coated tongue pada estimasi ketebalan selaput

pada bagian dorsal lidah melalui pemeriksaan visual yaitu : berat, sedang,

ringan atau tidak ada.

2. Miyazaki, dkk menggolongkan coated tongue berdasarkan distribusi daerah

yang tertutupi selaput, meliputi : skor 0, tidak terlihat; 1, kurang dari sepertiga

permukaan dorsum lidah; 2, kurang dari dua pertiga permukaan dorsum lidah;

3, Lebih dari dua pertiga permukaan dorsal lidah.

9
Gambar 2.5 skor 0, tidak terlihat; 1, kurang dari sepertiga permukaan dorsum
lidah; 2, kurang dari dua pertiga permukaan dorsum lidah; 3, Lebih dari dua
pertiga permukaan dorsal lidah.

3. Chen menggolongkan coated tongue berdasarkan warna, yaitu: putih, kuning,

abu-abu dan hitam.

Gambar 2.6 Derajat coated tongue: putih, kuning abu-abu dan hitam

10
2.4 Patofisiologi Coated Tongue

Minuman yang panas dan makanan yang kasar membuat lidah mengalami

iritasi, karena pada dasarnya permukaan lidah merupakan daearah yang rentan iritasi.

Hal tersebut menyebab bagian permukaan lidah membentuk perlindungan berupa

lapisan dari keratin yang telah mati. Dalam keadaan normal jumlah keratin yang

diproduksi sama dengan keratin yang mengelupas (telah mati). Pada keadaan tidak

normal keseimbangan tersebut terganggu sehingga menyebabkan coated tongue.

Coated tongue juga dapat disebabkan oleh diet makanan lunak yang menyebabkan

keratin tidak terangsang untuk mengelupas (AOMP, 2005).

Iritasi lokal pada lidah secara terus menerus akan mengakibatkan tubuh untuk

melakukan pertahanan terhadap iritan tersebut dengan cara memanjangkan papilla

terutama papilla filiformosis pada bagian dorsal lidah, sehingga lidah tampak seperti

berambut. Kondisi lidah seperti ini akan sangat menguntungkan bagi bakteri dan

jamur untuk berkolonisasi.

Pada kondisi normal, keratin mengalami deskuamasi dan tertarik oleh

makanan berserat, sehingga produksi keratin yang diproduksi seimbang dengan

keratin yang dibuang (filiform). Pada kasus tidak normal, contoh seorang yang diet

makanan lunak, keratin yang harus nya terdeskuamasi justru membuat retensi untuk

makanan lunak tersebut karena makanan lunak tidak mendorong keratin yang mati

dan hanya menggantinya dengan yang baru. Sehingga papila terlihat lebih panjang

karena ketidaksimbangan keratin yang diproduksi dan yang dibuang.

11
2.5 Gambaran Klinis Coated Tongue

Wagers pada tahun 2011, Secara klinis gambaran umum coated tongue berupa

lidah yang dilapisi oleh lapisan putih terang pada permukaan lidah. Lapisan putih ini

terbentuk akibat retensi keratin pada dorsal lidah. Kadang gambaran ini dapat berupa

pewarnaan putih kekuningan maupun kecoklatan. Ini merupakan gambaran dimana

akumulasi bakteri juga menyertai retensi keratin pada permukaan lidah tersebut.

Bakteri memiliki pigmen berwarna kuning atau coklat yang ikut mewarnai keratin

lidah. Bakteri ini tidak menimbulkan manifestasi kearah yang berbahaya pada

penderitanya.

Gambaran coated tongue secara klinis berupa selaput (lesi plak) yang

menutupi bagian permukaan atas lidah. Selaput ini dapat berwarna putih kekuningan

sampai berwarna coklat.Selaput terdiri dari akumulasi bakteri, debris makanan,

lekosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel.Selaput ini dapat hilang pada

pengerokan tanpa meninggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul dan

hilang dalam waktu yang singkat (Danser et al 2003; Laskaris, 2006; Scully, 2001).

2.6 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari coated tongue diantaranya adalah Candidiasis

(Greenberg dan Glick, 2003). Candidiasis merupakan infeksi oportunistik yang

disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari Candida albicans. Pertumbuhan

candidiasis berlebih dapat disebabkan oleh iritasi kronis, kebersihan mulut yang jelek,

dan xerostomia. Lesi ini tampak sebagai plak mukosa berwarna putih, difus, dan

12
bergumpal yang dapat dikerok namun meninggalkan permukaan eritema, kasar, atau

berdarah. Pada kondisi candidiasis Daerah rongga mulut yang biasanya terkena

adalah dorsum lidah, palatum, dan sudut bibir (Langlais dan Miller, 1994).

Candida albican Merupakan flora yang secara normal terdapat pada

permukaan rongga mulut. Lesi akibat Candida sering ditemui pada lidah, mukosa

pipi dan palatum. Penyakit pada mukosa mulut yang diakibatkan oleh jamur

berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh. Pada host yang

immunocompromised, keberadaan jamur meningkat drastis. Coated tongue akibat

jamur dapat terjadi karena berbagai faktor seperti pada pasien dengan kelainan

sistemik yang harus mengkonsumsi antibiotik dalam jangka waktu lama, infeksi,

terapi radiasi, perokok berat, kebersihan mulut yang buruk, dan genetik . mengontrol

pertumbuhan jamur dan mikroba berbahaya lainnya pada saluran pencernaan.

Derajat coated tongue juga memainkan peranan penting pada infeksi mulut

akibat Candida sp. Selaput pada lidah tersebut terdiri dari komponen darah, nutrient

dan sel epitel yang telah berdeskuamasi yang dapat menimbulkan penyakit infeksi

pada rongga mulut akibat jamur dan berkembangnya halitosis. Namun, memiliki

coated tongue belum tentu terinfeksi oleh jamur.

Coated tongue biasanya tidak menimbulkan keluhan bagi penderitanya, tetapi

bila sudah terinvasi Candida sp. kelainan ini dapat menimbulkan beberapa gejala

klinis yang mengurangi kenyamanan penderitanya seperti sensasi rasa kecap yang

terganggu, rasa pedih, rasa sakit dan rasa seperti terbakar pada lidah yang akan

mengakibatkan kekurangan nutrisi.

13
Obat-obatan seperti turunan sulfa, kemoterapi, kortikosteroid, antibiotik,

antihipertensi, analgesik, antasida berkontribusi dalam perkembangan jamur yang

berlebihan. Obat turunan sulfa dan kemoterapi dapat mematikan mikroflora normal

dalam rongga mulut karena sifatnya yang toksik, dan hal ini dapat memicu

perkembangan jamur. Obat-obatan kortikosteroid akan mempengaruhi sistem imun

yang akan menimbulkan infeksi opurtunistik seperti jamur. Antasida berkontribusi

pada pertumbuhan jamur karena asam hidroklorik pada lambung membantu Candida

sp. biasanya disebut sebagai agen infeksius oportunistik yang jika ada kesempatan

dapat berkembang biak dengan cepat sehingga dapat menyebabkan kerusakan

jaringan.

2.7 Terapi Coated Tongue

Membersihkan mulut secara rutin telah dilaporkan menjadi metode

pencegahan yang paling utama dalam mencegah timbulnya lesi pada mukosa. Oral

hygiene tidak hanya dilakukan pada gigi atau jaringan keras rongga mulut namun

juga jaringan lunak mulut, salah satunya lidah.

Peningkatan kebersihan rongga mulut dan melakukan pembersihan lidah

dengan sikat gigi atau tongue scrapper dapat mengurangi ketebalan lapisan selaput.

Apabila coated tongue disebabkan oleh oleh penyakit sistemik, maka dengan

mengobati penyakit sistemik tersebut, selaput padah pun akan berkurang. Apabila

akibat penggunann antibiotik atau kemoterapi, maka tidak diperlukan tindakan karena

akan sembuh dengan sendirinya saat penggunaan obat-obat tersebut dihentikan.

14
Apabila akibat rokok/alkohol, kebiasaan harus dihilangkan. Minum banyak air putih

dan makan buah-buahan seperti apel, dan sayur-sayuran seperti brokoli juga dapat

membantu melepaskan debris putih dari lidah. Berkumur dengan asam askorbat,

mungkin akan membantu, terutama jika dikombinasikan dengan menyikat lidah

(Field & longman, 2003).

Instrumen untuk membersihkan lidah terdiri dari potongan plastik atau metal

seperti tali yang digenggam dengan satu tangan dan menggores secara berseberangan

pada permukaan lidah, pisau plastik seperti alat pencukur atau penggaruk untuk

menggores permukaan lidah atau sikat kecil, hingga alat berbentuk bundar dengan

sebuah pegangan untuk menggaruk permukaan lidah.

Debris terletak di bagian dorsal posterior dari lidah dan cukup untuk

menyebabkan terjadinya bau mulut yang signifikan serta berbagai penyakit rongga

mulut lainnya.Pembersihan lidah menyingkirkan organisme dan debris dari

lidah.Kemungkinan dapat mengurangi penyakit gigi dan periodontal.

Penggunaan sikat gigi juga dapat mereduksi bakteri yang ada pada lidah,

namun efektifitas penurunan bakteri tidak sama di bandingkan dengan penggunaan

tongue scraper. Hal ini disebabkan oleh ukuran permukaan sikat gigi yang lebih

kecil, sehingga kurang efektif mengurangi debris pada lidah Penggunaan sikat gigi

untuk pembersihan lidah dapat menyebabkan pendarahan kecil dan kerusakan pada

bagian permukaan dorsal lidah. Direkomendasikan untuk menggunakan tongue

scraper dari pada penggunaan sikat gigi dalam membersihkan lidah.

15
Gambar 2.7 Tongue scraper

Gambar 2.8 Sikat gigi untuk membersihkan lidah

Sikat lidah tersebut tidak pernah diamati menyebabkan microbleeding

(bahkan perdarahan yang tidak terlihat dengan menggunakan mata telanjang) dengan

kurang dari 30 gerakan, gaya sebesar 100-150g. Diasumsikan bahwa sebanyak pada

gerakan rata-rata yang kurang dari 30 dibutuhkan untuk membersihkan lidah.

Tongue scraper dapat membantu membersihkan semua bakteri dan kuman

pada lidah. Lidah sehat mempunyai warna merah muda, sementara lidah yang tidak

sehat adalah tumpul atau mempunyai bercak keputihan.Bagian paling dorsal dari

permukaan lidah biasanya dapat diperhatikan secara signifikan memiliki banyak

16
debris. Makanan-makanan berminyak dan berlemak yang banyak berkontribusi dalam

menggemukkan badan juga berkontribusi secara signifikan dalam mengakumulasikan

debris lidah.

17
BAB III

KESIMPULAN

Coated tongue adalah lapisan berwarna putih, kuning, atau kecoklatan di atas

permukaan lidah, yang disebabkan oleh adanya akumulasi dari bakteri, debris

makanan, lekosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel. Gambaran coated

tongue secara klinis berupa selaput (lesi plak) yang menutupi bagian permukaan atas

lidah. Selaput ini dapat berwarna putih kekuningan sampai berwarna coklat. Selaput

terdiri dari akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit dari poket periodontal, dan

deskuamasi sel epitel. Selaput ini dapat hilang pada pengerokan tanpa meninggalkan

daerah eritema. Coated tongue dapat muncul dan hilang dalam waktu yang singkat.

18
DAFTAR PUSTAKA

AAOMP. 2005. Coated tongue. Available at www.aaomp.org diakses tanggal: 29


April 2017.
Casemiro LA, Martins CH, Carvalho TC, Panzeri H, Lavrador TC, Panzeri H, et al.
Effectiveness of new toothbrush design versus a conventional tongue scraper in
improving breath odor and reducing tongue microbiota.J Appl Oral Sci.
[internet] 2010; 16(4).Available from
http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S16787757200800040000&script=sci_artt
ext.html. Accessed 29 April 2017
Danser, MM et al. Tongue coating and tongue brushing: a literature review . Int J
Dent Hygiene
Field, A and L. Longman. 2003. Tydesleys Oral Medicine. 5th ed. Oxford University
Press
Greenberg M.S., dan M. Glick. 2003. Burkets Of Oral Medicine: Diahnosis And
Treatment. 10th ed. London :BC Deckers Inc
Langlais, R P. and C.S. Miller. 1994. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang
Lazim. Alih Bahasa oleh Budi Susetyo. Jakarta : Hipokrates.
Laskaris, G. 2006. Pocket Atlas of Oral Disease. 2nd ed. New York: Thieme
Nirwanda, D. 2010. Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada
Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara (Februari Maret 2010). Skripsi. Medan: USU.
Quirynen, M et al. 2004. Impact of tongue cleansers on microbial load and taste. J
Clin Periodontol
Scully, Crispian. 2001. Handbook of Oral Diseases Diagnosis and Management. New
York : Thieme.
Spiller, M. 2000. Oral Anatomy. Avaible at www.doctorspiller.com diakses tanggal:
29 April 2017.
http://www.mercksource.com/pp/us/cns/cns_hl_dorlanssplit.j.html

19

Vous aimerez peut-être aussi