Vous êtes sur la page 1sur 5

Biomekanika Trauma

March 28th, 2011

Biomekanika trauma adalah ilmu yang mempelajari kejadian cedera pada suatu jenis
kekerasan atau kecelakaan tertentu. Misalnya orang jatuh dari sepeda motor akan
menimbulkan cedera yang berbeda dibandingkan dengan orang yang ditabrak mobil.

Biomekanika trauma penting dipelajari karena akan membantu dalam :

Akibat yang ditimbulkan trauma


Waspada terhadap jenis perlukaan yang diakibatkan trauma.

Sedangkan jenis perlukaan bisa dibagi menjadi perlukaan yang tampak misalnya luka
dibagian luar, dan perlukaan yang tidak tampak / tidak bisa dilihat secara langsung misalnya
perlukaan organ bagian dalam.

Organ dalam tubuh dapat dibagi menjadi:

Organ tidak berongga (padat , solid) misalnya: hepar, limpa, paru, otak.

Organ berongga, misalnya usus.

Perlukaan organ dalam terjadi melalui mekanisme cedera:

1. Cedera langsung

Misalnya kepala dipukul martil. Kulit kepala bisa robek dan menimbulkan perdarahan luar,
tulang kepala dapat retak atau patah, atau dapat menimbulkan perdarahan di otak.

2. Cedera akibat gaya perlambatan (deselerasi)

Misalnya seorang pengendara sepeda motor menabrak pohon. Setelah badan berhenti di
pohon, maka organ dalam akan tetap bergerak maju dalam rongga masing-masing. Jantung
akan terlepas dari ikatannya (aorta) sehingga terjadi ruptur aorta. Usus akan robek terlepas
darimesenterium.

3. Cedera akibat dari gaya percepatan (akselerasi)


Misalnya pengendara mobil ditabrak dari belakang. Tabrakan dari belakang bisa terjadi pada
kendaraan yang sedang berhenti atau kendaraan yang kecepatannya lebih lambat. Cedera
yang sering terjadi biasanya karena adanya daya pecut (whiplash injuri) dan cedera yang
harus diwaspadai adalah cedera dibawah tulang leher, apalagi jika kendaraan tersebut tidak
memakai headrest.

4. Cedera kompresi (efek kantong kertas)

Ibarat sebuah kantong kertas yang ditiup, kemudian ditutup kemudian dipukul hingga
meledak. Hal ini juga bisa terjadi pada organ berongga yang dapat pecah akibat tekanan.

Artikel yang Berhubungan

Biomekanika Trauma Tabrakan Mobil

Biomekanika Trauma Tabrakan Motor

Biomekanika Trauma Pejalan Kaki

Tags: biomekanika trauma

Biomekanika Trauma Tabrakan Mobil


February 22nd, 2011
Untuk menentukan mekanisme suatu kejadian /
kecelakaan, pemahaman tentang biomekanika trauma sangat dibutuhkan. Biomekanika
trauma adalah ilmu yang mepelajari kejadian cedera pada suatu jenis kecelakaan tertentu.
Keterangan yang jelas mengenai kecelakaan yang terjadi membuat kita dapat menemukan
jenis trauma yang terjadi.

Biomekanika Trauma Tabrakan Mobil

Tabrakan mobil dapat terjadi dengan cara:

1. Tabrakan dari depan (frontal)

Pada suatu benturan dari depan (frontal) dengan penderita tanpa sabuk pengaman akanterjadi
benturan dengan beberapa fase:

Fase 1

Bagian bawah penderita bergeser ke depan, biasanya lutut terbentur dashboard. Tulang paha
akan menahan beban terlalu berat, akibatnya tulang paha bisa patah jika tidak kuat manahan
beban.

Sendi panggul terdorong ke belakang, jika tidak kuat menahan beban sendi panggul bisa
terlepas dari mangkuknya.

Fase 2

Bagian atas penderita turut bergeser ke depan , dada dan perut akan menghantam setir mobil.
Dalam keadaan ini kemungkinan yang cedera adalah dada atau perut tergantung dari posisi
setir (tergantung jenis mobil).

Jika mobil kecil kemungkinan mencederai dada, mobil besar kemungkinan mencederai perut,
atau bahkan mencederai dada dan perut sekaligus. Dalam menangani kasus ini, penolong
harus teliti dalam melakukan pemeriksaan.
Fase 3

Tubuh penderita akan naik, lalu kepala membentur kaca mobil. Dalam fase ini yang perlu
diwaspadai adalah cedera kepala atau leher penderita.

Fase 4

Penderita terpental kembali ke tempat duduk. Pada fase ini kemungkinan terjadi cedera
tulang belakang (dari tulang cervikal sampai tulang sakrum). Pada jenis kendaraan yang tidak
memakai sandaran kepala (head rest) harus berhati-hati terhadap kemungkinan cedera pecut
(whiplash injury) pada tulang leher.

Sedangkan kemungkinan yang paling parah pada fase ini adalah penderita bisa terpental ke
luar kendaraan, sehingga cedera yang diakibatkan bisa lebih banyak lagi (multi trauma) .

2. Tabrakan dari belakang

Tabrakan dari belakang bisa terjadi pada kendaraan yang sedang berhenti atau kendaraan
yang kecepatannya lebih lambat. Cedera yang sering terjadi biasanya karena adanya daya
pecut (whiplash injuri) dan cedera yang harus diwaspadai adalah cedera dibawah tulang
leher, apalagi jika kendaraan tersebut tidak memakai headrest.
3. Tabrakan dari samping (lateral)

Tabrakan dari samping yang sering terjadi di perempatan jalan yang tidak ada rambu lalu-
lintasnya. Cedera yang bisa terjadi di bagian samping yang tertabrak kendaraan, yaitu bisa
dari kepala hingga kaki tergantung jenis kendaraan yang menabrak dan yang ditabrak.

4. Terbalik

Kendaraan yang terbalik secara perlahan dan pengemudi atau penumpangnya memakai sabuk
pengaman jarang sekali mengalami cedera yang serius, lain halnya dengan kendaraan yang
terguling (roll over) apalagi penumpangnya tidak memakai sabuk pengaman, bisa
mengakibatkan cedera di semua bagian tubuh (multi trauma).

Dalam menangani kasus seperti ini penolong harus berhati-hati karena semua bagian bisa
mengalami cedera baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Pada kejadian
dengankendaraan terbalik yang harus diwaspadai adalah cedera daerah tulang belakang dan
cedera organ dalam.

Vous aimerez peut-être aussi