Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Biomekanika trauma adalah ilmu yang mempelajari kejadian cedera pada suatu jenis
kekerasan atau kecelakaan tertentu. Misalnya orang jatuh dari sepeda motor akan
menimbulkan cedera yang berbeda dibandingkan dengan orang yang ditabrak mobil.
Sedangkan jenis perlukaan bisa dibagi menjadi perlukaan yang tampak misalnya luka
dibagian luar, dan perlukaan yang tidak tampak / tidak bisa dilihat secara langsung misalnya
perlukaan organ bagian dalam.
Organ tidak berongga (padat , solid) misalnya: hepar, limpa, paru, otak.
1. Cedera langsung
Misalnya kepala dipukul martil. Kulit kepala bisa robek dan menimbulkan perdarahan luar,
tulang kepala dapat retak atau patah, atau dapat menimbulkan perdarahan di otak.
Misalnya seorang pengendara sepeda motor menabrak pohon. Setelah badan berhenti di
pohon, maka organ dalam akan tetap bergerak maju dalam rongga masing-masing. Jantung
akan terlepas dari ikatannya (aorta) sehingga terjadi ruptur aorta. Usus akan robek terlepas
darimesenterium.
Ibarat sebuah kantong kertas yang ditiup, kemudian ditutup kemudian dipukul hingga
meledak. Hal ini juga bisa terjadi pada organ berongga yang dapat pecah akibat tekanan.
Pada suatu benturan dari depan (frontal) dengan penderita tanpa sabuk pengaman akanterjadi
benturan dengan beberapa fase:
Fase 1
Bagian bawah penderita bergeser ke depan, biasanya lutut terbentur dashboard. Tulang paha
akan menahan beban terlalu berat, akibatnya tulang paha bisa patah jika tidak kuat manahan
beban.
Sendi panggul terdorong ke belakang, jika tidak kuat menahan beban sendi panggul bisa
terlepas dari mangkuknya.
Fase 2
Bagian atas penderita turut bergeser ke depan , dada dan perut akan menghantam setir mobil.
Dalam keadaan ini kemungkinan yang cedera adalah dada atau perut tergantung dari posisi
setir (tergantung jenis mobil).
Jika mobil kecil kemungkinan mencederai dada, mobil besar kemungkinan mencederai perut,
atau bahkan mencederai dada dan perut sekaligus. Dalam menangani kasus ini, penolong
harus teliti dalam melakukan pemeriksaan.
Fase 3
Tubuh penderita akan naik, lalu kepala membentur kaca mobil. Dalam fase ini yang perlu
diwaspadai adalah cedera kepala atau leher penderita.
Fase 4
Penderita terpental kembali ke tempat duduk. Pada fase ini kemungkinan terjadi cedera
tulang belakang (dari tulang cervikal sampai tulang sakrum). Pada jenis kendaraan yang tidak
memakai sandaran kepala (head rest) harus berhati-hati terhadap kemungkinan cedera pecut
(whiplash injury) pada tulang leher.
Sedangkan kemungkinan yang paling parah pada fase ini adalah penderita bisa terpental ke
luar kendaraan, sehingga cedera yang diakibatkan bisa lebih banyak lagi (multi trauma) .
Tabrakan dari belakang bisa terjadi pada kendaraan yang sedang berhenti atau kendaraan
yang kecepatannya lebih lambat. Cedera yang sering terjadi biasanya karena adanya daya
pecut (whiplash injuri) dan cedera yang harus diwaspadai adalah cedera dibawah tulang
leher, apalagi jika kendaraan tersebut tidak memakai headrest.
3. Tabrakan dari samping (lateral)
Tabrakan dari samping yang sering terjadi di perempatan jalan yang tidak ada rambu lalu-
lintasnya. Cedera yang bisa terjadi di bagian samping yang tertabrak kendaraan, yaitu bisa
dari kepala hingga kaki tergantung jenis kendaraan yang menabrak dan yang ditabrak.
4. Terbalik
Kendaraan yang terbalik secara perlahan dan pengemudi atau penumpangnya memakai sabuk
pengaman jarang sekali mengalami cedera yang serius, lain halnya dengan kendaraan yang
terguling (roll over) apalagi penumpangnya tidak memakai sabuk pengaman, bisa
mengakibatkan cedera di semua bagian tubuh (multi trauma).
Dalam menangani kasus seperti ini penolong harus berhati-hati karena semua bagian bisa
mengalami cedera baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Pada kejadian
dengankendaraan terbalik yang harus diwaspadai adalah cedera daerah tulang belakang dan
cedera organ dalam.