Vous êtes sur la page 1sur 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut buku "Effectengids" yang dikeluarkan Vereneging voor den
Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880
namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi
tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan
komuitas dan sekuritas, yakti Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas.

Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di


Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden
per saham. Empat tahun berikutnya (1896), harian Het Centrum dari Djoejacarta
juga mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan
harga perdana 100 gulden per saham. Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham
tersebut diperjualbelikan. Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham
yang terdaftar di bursa Amsterdam tetapi investornya berada di Batavia, Sarabaya,
dan Semarang. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan sejarah pasar
modal Indonesia.

Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami


kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-
perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek. Tersendatnya
perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah
antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya
batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya. PT. Semen Cibinong
merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam saham BEJ.

Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada periode awal 1987,


gairah di pasar modal kembali meningkat. Deregulasi yang pada intinya adalah

1
melakukan penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke
bursa serta menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor. Kebijakan ini
dikenal dengan tiga paket yakni Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket
Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

Paket Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan


Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan
obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti
biaya pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan fluktuasi
harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan
bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

Kemudian Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 atau disingkat Pakto 88


ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap
perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal,
Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini
berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya
kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor
perbankan dan sektor pasar modal.

Yang ketiga adalah Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88


yang pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal
dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa.Hal ini
memudahkan investor yang berada di luar Jakarta.

Di samping ketiga paket kebijakan ini terdapat pula peraturan mengenai


dibukanya izin bagi investor asing untuk membeli saham di bursa Indonesia yang
dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989.
Investor asing diberikan kesempatan untuk memiliki saham sampai batas
maksimum 49% di pasar perdana, maupun 49 % saham yang tercatat di bursa efek
dan bursa paralel. Setelah itu disusul dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri

2
Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang diubah lagi dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1199/KMK.010/1991. Dalam keputusan ini dijelaskan bahwa tugas
Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya
menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga baru
seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer Investasi.

Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda.


Pasar modal menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek
berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan antri untuk dapat masuk bursa. Para
investor domestik juga ramai-ramai ikut bermain di bursa saham. Selama tahun
1989 tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat (listed) di Bursa
Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar
modal, sehingga masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi
investor. Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya
PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek
Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa.

Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin


tumbuhnya rasa kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal Indonesia.
Hal ini ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

3
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan bagaimana Sejarah Pasar Modal di Indonesia
2. Menjelaskan bagaimana BAPEPAM
3. Menjelaskan bagaiman Sistem Perdagangan di BEI
4. Menjelaskan bagaiman IHSG
5. Menjelaskan bagaimana IPO
6. Menjelaskan bagaimana Pasar Modal Skunder
7. Menjelaskan bagaimana Peran Pemerintah dalam Pasar Modal

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami sejarah pasar modal di indonesia
2. Agar mahasiswa memahami apa itu BAPEPAM
3. Agar mahasiswa memahami Sistem Perdagangan di BEI
4. Agar mahasiswa memahami IHSG
5. Agar mahasiswa memahami IPO
6. Agar mahasiswa memahami bagaimana Pasar Modal Skunder
7. Agar mahasiswa memahami Peran Pemerintah dalam Pasar Modal

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pasar Modal di Indonesia


Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun
perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana
adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung
tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya
sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah
maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah
mengadakan persiapan, maka akhirnya Amsterdamse Effectenbueurs mendirikan
cabang yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912, yang
menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de Effectenhandel dan langsung
memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia ini merupakan yang
keempat tertua terbentuk setelah Bombay (1830), Hong Kong (1847),
danTokyo (1878).

Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa.
Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi &
Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert &
V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa.
Cruyff dan Fa. Gebroeders. Pada awalnya bursa ini memperjualbelikan saham dan
obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi
yang diterbitkan pemerintah (provinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-
perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda
serta efek perusahaan Belanda lainnya.

Meskipun pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena


adanya Perang Dunia I, namun dibuka kembali pada tahun 1918. Perkembangan
pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota

5
lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota
Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa
di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V.
Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di
Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa.
Monad & Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co. Hal ini
dikarenakan keadaan pasar modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat
dari nilai efek yang tercatat yang mencapai NIF 1,4 miliar (jika di indeks dengan
harga beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah + Rp. 7 triliun) yang
berasal dari 250 macam efek.

Periode menggembirakan ini tidak berlangsung lama karena dihadapkan


pada resesi ekonomi tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Keadaan
yang semakin memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup
terlebih dahulu. Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta.
Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali.
Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan
para pialang efek. Pada tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-undang
No 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan
sebagai Undang-Undang Bursa.Namun kondisi pasar modal nasional memburuk
kembali karena adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat
dengan Belanda, dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang
mencapai 650%. Hal ini menyebabklan tingkat kepercayaan masyarakat kepada
pasar modal merosot tajam, dan dengan sendirinya Bursa Efek Jakarta tutup
kembali.

Baru pada Orde Baru kebijakan ekonomi tidak lagi melancarkan


konfrontasi terhadap modal asing. Pemerintah lebih terbuka terhadap modal luar
negeri guna pembangunan eknomi yang berkelanjutan. Beberapa hal yang
dilakukan adalah pertama, mengeluarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976

6
tentang pendirian Pasar Modal, membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta
membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Yang kedua ialah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1976 tentang penetapan PT
Danareksa sebagai BUMN pertama yang melakukan go public dengan penyertaan
modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp. 50 miliar. Yang ketiga adalah
memberikan keringan perpajakan kepada perusahaan yang go public dan kepada
pembeli saham atau bukti penyertaan modal.

Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami


kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-
perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek. Tersendatnya
perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah
antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya
batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya. PT. Semen Cibinong
merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam saham BEJ.

Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada periode awal 1987,


gairah di pasar modal kembali meningkat. Deregulasi yang pada intinya adalah
melakukan penyederhanaan dan merangsang minat perusahaan untuk masuk ke
bursa serta menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor. Kebijakan ini
dikenal dengan tiga paket yakni Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket
Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.Paket
Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan Pakdes 1987
merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi,
dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya
pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan fluktuasi harga
saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi
emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

Kemudian Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 atau disingkat Pakto 88


ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap

7
perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal,
Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini
berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya
kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor
perbankan dan sektor pasar modal.Yang ketiga adalah Paket Kebijaksanaan
Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada dasarnya memberikan dorongan yang
lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk
menyelenggarakan bursa.Hal ini memudahkan investor yang berada di luar
Jakarta.

Di samping ketiga paket kebijakan ini terdapat pula peraturan mengenai


dibukanya izin bagi investor asing untuk membeli saham di bursa Indonesia yang
dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989.
Investor asing diberikan kesempatan untuk memiliki saham sampai batas
maksimum 49% di pasar perdana, maupun 49 % saham yang tercatat di bursa efek
dan bursa paralel. Setelah itu disusul dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang diubah lagi dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1199/KMK.010/1991. Dalam keputusan ini dijelaskan bahwa tugas
Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya
menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga baru
seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer Investasi.

Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda.


Pasar modal menjadi sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek
berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan antri untuk dapat masuk bursa. Para
investor domestik juga ramai-ramai ikut bermain di bursa saham. Selama tahun
1989 tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat (listed) di Bursa
Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar
modal, sehingga masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi
investor. Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya

8
PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek
Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa.

Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin


tumbuhnya rasa kepercayaan investor terhadap keberadaan pasar modal Indonesia.
Hal ini ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni
Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading


System). Suatu system perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-
matchkan antara harga jual dan beli saham. Sebelum diberlakukannya JATS,
transaksi dilakukan secara manual. Misalnya dengan menggunakan papan tulis
sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham. Perdagangan saham
berubah menjadi scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat (bukti
fisik kepemilikkan saham). Lalu dengan seiring kemajuan teknologi, bursa kini
menggunakan sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh.

Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock
Exchange (IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek:
BES dan BEJ. Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan
sistem Surabaya Market information and Automated Remote Trading (S-MART)
yang menjadi Sebuah sistem perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan
luas remote yang menyediakan informasi real time dari transaksi yang dilakukan
melalui BES. Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia,
khususnya Thailand, Filipina, Hong Kong, Malaysia,Singapura, Jepang, Korea
Selatan, dan Cina, termasuk Indonesia. Akibatnya, terjadi penurunan nilai mata
uang asing terhadap nilai dolar.

9
Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada
akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.Dari
regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya
kewenangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas.
Amanat yang diberikan dalam UU Pasar Modal secara tegas menyebutkan bahwa
Bapepam dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan jika terjadi
kejahatan di pasar modal.

B. Bapepam
Sejak diresmikannya Pasar modal Indonesia diresmikan 1997, Badan
Pengawas Pasar Modal dan Laporan keuangan (Bapepam-LK) memiliki pengaruh
signifikan dalam proses pencairan dana perusahaan melalui investor. Bapepam-
LK merupakan badan di bawah Departemen Keuangan yang bertanggung jawab
untuk mengatur bursa saham dimana saham dan obligasi perusahaan
diperdagangkan serta mengatur prinsip pengungkapan informasi keuangan
sehingga investor dapat menggunkannya untuk mengambil keputusan. Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK) adalah
sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas
membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
lembaga keuangan. Ketua Bapepam-LK saat ini adalah Nurhaida.

Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal


(Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Saat ini, Bapepam-LK
digantikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011.

Fungsi Bapepam-LK adalah:


Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan
sekunder

10
Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik;
Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
lembaga keuangan;
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
Pelaksanaan tata usaha Badan.

Struktur Organisasi
Bapepam dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan membawahi 1
Sekretariat dan 12 Biro Teknis, di mana lingkup pembinaan dan pengawasan
meliputi aspek pasar modal, dana pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha
jasa pembiayaan serta modal ventura.
Biro teknis Bapepam-LK terdiri atas:
Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum
Biro Riset dan Teknologi Informasi
Biro Pemeriksaan dan Penyidikan
Biro Pengelolaan Investasi
Biro Transaksi dan Lembaga Efek
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa

11
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil
Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan
Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan
Biro Perasuransian
Biro Dana Pensiun
Biro Kepatuhan Internal

Visi Bapepam-LK
Menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan
profesional, yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga
keuangan non bank sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan
berdaya saing global

Misi di Bidang Ekonomi


Menciptakan iklim yang kondusif bagi perusahaan dalam memperoleh
pembiayaan dan bagi pemodal dalam memilih alternatif investasi pada industri
Pasar Modal dan Jasa Keuangan Non Bank

Misi di Bidang Kelembagaan


Mewujudkan Bapepam-LK menjadi lembaga yang melaksanakan tugas dan
fungsinya memegang teguh pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
independensi, integritas dan senantiasa mengembangkan diri menjadi lembaga
berstandar internasional

Misi Sosial Budaya


Mewujudkan masyarakat Indonesia yang memahami dan berorientasi pasar
modal dan jasa keuangan non bank dalam membuat keputusan investasi dan
pembiayaan.

12
Kewenangan Bapepam
Bapepam mempunyai beberapa kewenangan untuk memastikan kegiatan pasar
modal berjalan sebagaimana mestinya. Kewenangan-kewenangan tersebut antara
lain adalah
a. Memberikan izin usaha kepada para pelaku kegiatan pasar modal untuk
melakukan kegiatan yang mendukung pasar modal yaitu :
Bursa efek
Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Reksa Dana
Perusahaan Efek
Penasehat Investasi
Biro Administrasi Efek
b. Memberikan izin kepada perorangan untuk melakukan kegiatan yang
mendukung pasar modal untuk menjadi :
Wakil Penjamin Emisi Efek
Wakil Perantara Pedagang Efek
Wakil Manajer Investasi
Wakil Agent Penjual Reksa Dana
c. Memberikan persetujuan bagi Bank Kustodian untuk melakukan kegiatan yang
mendukung kegiatan pasar modal.
d. Mewajibkan pendaftaran kepada para profesi pendukung kegiatan pasar modal
meliputi notaris, konsultan hukum, penilai (surveyor), akuntan dan wali amanat.
e. Menetapkan tata cara dan syarat pendaftaran untuk masuk ke pasar modal dan
melakukan pemeriksaan dan penyelidikan yang dianggap perlu guna terciptanya
kegiatan pasar modal yang efektif dan efisien.

13
C. Sistem Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia
Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang
diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI dilakukan pada hari-hari yang disebut
dengan Hari Bursa, yaitu:

Senin Kamis Sesi I Jam 09.30


Sesi II 12.00 WIB
Jam 13.30
16.00 WIB
Jumat Sesi I Jam 09.30
Sesi II 11.30 WIB
Jam 14.00
16.00 WIB

Sistem perdagangan efek otomatis di Bursa Efek Indonesia adalah JATS


(Jakarta Automated Trading System). Dilihat dari pembentukan harga efek yang
terjadi di pasar, pembagian pasar terdiri dari pasar reguler dan pasar negosiasi.
Pembentukan harga di pasar regular dilakukan dengan cara tawar menawar
(auction market) secara terus menerus berdasarkan kekuatan penawaran dan
permintaan. JATS akan menerima order jual dan beli. Order yang telah masuk
akan tersusun dalam antrian berdasarkan harga dan waktu terbaik (prioritas harga
dan waktu). Transaksi yang terjadi akan menentukan nilai indeks harga saham
yang bersangkutan dan indeks harga saham gabungan. Pembentukan harga efek di
pasar negosiasi dilakukan dengan negosiasi antara pihak penjual dan pihak
pembeli (bukan lelang). Harga dari transaksi yang terjadi tidak akan menentukan
indeks harga saham meskipun transaksi tadi tetap harus dimasukkan kedalam
JATS.

14
Mekanisme perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia
Pelaksanaan perdagangan efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan
fasilitas Jakarta Automated Trading System (JATS). Sedangkan perdagangan
obligasi perusahaan dan obligasi negara di BEI menggunakan sistem
perdagangan yang disebut FITS (Fixed Income Trading System) dan OTC-FIS
(Over-the-Counter Fixed Income Service).
Mekanisme perdagangannya sebagai berikut:
1. Sebelum dapat melakukan transaksi, investor harus menjadi nasabah di
salah satu perusahaan efek.
2. Selanjutnya investor tersebut harus mendepositkan sejumlah uang tertentu
sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham.
3. Proses perdagangan atau transaksi saham dan obligasi di pasar sekunder
diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.
4. Perdagangan saham di BEI harus menggunakan satuan perdagangan (round
lot) efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) efek.
5. Pesanan jual atau beli oleh para investor dari berbagai perusahaan sekuritas
akan bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match) antar order
tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses terjadinya transaksi.

1. JENIS-JENIS PASAR
1.1. Pasar Negoisasi
Pasar negoisasi di BEI terdiri dari:
Perdagangan dalam jumlah besar (Block Trading) untuk jumlah saham minimal
200 ribu lembar saham.
Perdagangan di bawah standar lot (Odd Lot) untuk jumlah saham kurang dari
standar lot (di bawah 500 saham).
Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual beli yang dilakukan
oleh satu anggota Bursa.
Perdagangan saham pemodal asing untuk saham yang tercatat (Foreign Board).

15
1.2. Pasar Reguler
Jenis-jenis transaksi yang termasuk ke dalam pasar reguler adalah:
Jumlah saham dalam satuan standar lot yaitu 1 (satu) lot adalah 500 saham
(untuk saham yang bukan reksa dana), sedangkan standar lot untuk saham reksa
dana 1 (satu) lot adalah 100 saham. Khusus untuk saham perbankan 1 lot adalah
5000 saham.
Perubahan harga (fraksi) dalam menawar di bursa: Sejak tanggal 3 januari 2005,
satuan perubahan harga (fraksi) untuk saham adalah :
- Untuk harga saham kurang dari Rp. 500,- (lima ratus rupiah ), ditetapkan
fraksi sebe-sar Rp. 5,- (lima rupiah).
- Untuk harga saham dalam rentang Rp. 500,- (lima ratus rupiah) sampai
dengan Rp. 2000,- (dua ribu rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp. 10,-
(sepuluh rupiah).
- Untuk harga saham dalam rentang Rp. 2000,- (dua ribu rupiah) sampai dengan
Rp. 5000,- (lima ribu rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp. 25,- (dua puluh
lima rupiah).
- Untuk harga saham Rp. 5000,- (lima ribu rupiah) atau lebih, ditetapkan fraksi
sebesar Rp. 50,- (lima puluh rupiah).
- Untuk harga Right sampai dengan Rp. 100,- ditetapkan kelipatan Rp. 1,-
dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 10,-. Bagi Right dengan harga
antara Rp. 100,- hingga Rp. 1.000,- ditetapkan kelipatan Rp. 10,- dengan
setiap kali perubahan maksimum Rp. 100,-.
- Untuk harga saham waran sampai dengan Rp. 100,- ditetapkan kelipatan
Rp.1,- de-ngan setiap perubahan maksimum Rp. 10,-. Bagi Waran dengan
harga antara Rp. 100,- sampai dengan Rp. 1000,- ditetapkan kelipatan Rp. 5,-
dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 50,-, sedangkan untuk waran
dengan harga Rp. 1000,- sampai Rp. 5000,- ditetapkan kelipatan Rp. 10,-
dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 100,- dan untuk harga Waran
diatas Rp. 5000,- ditetapkan kelipatan Rp. 25,- dengan setiap kali perubahan
maksimum Rp. 200,-.
- Transaksi terjadi berdasarkan prioritas harga dan prioritas waktu.

16
1.3. Pasar Tunai
Pasar tunai disediakan bagi perusahaan Pialang yang tidak dapat memenuhi
kewajiban da-lam penyelesaian transaksi dipasar regular dan Negosiasi (gagal
menyerahkan saham) pada hari bursa keempat (T+3). Pasar Tunai dilakukan
dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika (cash And carry).

2. HARGA SAHAM DAN SETTLEMENT


Harga Saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar dalam artian
tergantung pada kekuatan permintaan (penawaran beli) dan penawaran
(penawaran jual). Transaksi di bursa secara umum bukan transaksi yang bersifat
tunai, untuk itu bursa menentukan apabila transaksi di-lakukan hari ini, maka
penyerahan saham diselesaikan melalui PT. KSEI (Kustodian Sentral Efek
Indonesia) dan pembayaran diselesaikan malalui PT. KPEI (Kliring Penjaminan
Efek Indonesia) pada hari keempat (T+3) setelah terjadinya transaksi. Untuk
penyelesaian transaksi dan Right dilakukan sendiri antar Anggota bursa yang
melakukan transaksi.

3. JENIS ORDER SAHAM


Dalam melakukan transaksi jual maupun beli saham, pialang menghadapi
berbagai jenis order. Beberapa jenis order yang kita kenal di antaranya adalah
market order, limit order, stop order dan stop limit order.
Market Order, merupakan jenis order yang paling umum. Pada jenis ini,
investor menginstruksikan kepada pialang untuk membeli atau menjual saham
dalam jumlah ter-tentu dengan segera. Pialang selanjutnya bertanggung jawab
untuk mengambil tindakan atas dasar usaha terbaik untuk mendapatkan harga
yang terbaik dari harga Bid dan Offer yang terjadi pada saat order dibuat oleh
investor. Harga yang terbaik adalah harga yang tinggi untuk order penjualan,
dan harga yang rendah untuk order pembelian. Pada umumnya, investor juga
memberikan patokan harga tertentu sebagai informasi bagi pia-lang dalam
mengeksekusi order resebut.

17
Limit Order. Pada jenis ini, investor memberikan batas harga tertentu kepada
pialang. Dalam hal order beli, pialang akan melaksanakan order tersebut hanya
pada harga yang telah ditentukan atau harga yang lebih rendah dari batas harga
yang diberikan investor. Jika ordernya adalah order jual, maka pialang akan
malaksanakan order jika harga saham lebih tinggi atau sama dengan batas
harga yang ditentukan. Order jenis ini cenderung sulit dijalankan, karena
terdapat ketidakpastian harga, ketidakpastian kapan order dija-lankan, dan
karena adanya batasan harga. Contoh: Harga pasar saham PT. ABC saat ini Rp.
750,- seorang investor memberikan limit order untuk menjual 100 lembar
saham ABC dengan batas harga Rp. 800,- per lembar saham dalam satu hari
tertentu. Hal ini kemungkinan sulit dilaksanakan mengingat harga yang
diminta lebih tinggi, kecuali bila harga saham tersebut naik Rp. 50,- per
lembar.
Stop order terdiri dari stop order (atau sering disebut stop-loss order) dan stop
limit order (li-hat No.4). Stop-loss order dilakukan bila investor menentukan
batas harga (stop price). Jika ia akan melakukan order jual, maka stop-loss
order adalah batas harga bawah pialang tidak boleh (stop) menjual sahamnya
di bawah harga itu untuk menghindari kerugian. Kebalikannya, untuk order
beli, maka stop-loss order adalah batas harga atas di mana pialang.tidak boleh
membeli saham diatas harga tersebut. jika kemudian ada pihak lain yang
memperdagangkan saham tersebut dengan harga yang sama atau melebihi
harga yang ditentukan, maka penghentian order diberlakukan. Misalnya: stop-
loss order jual ditetap-kan Rp 750,-, maka penjualan hanya dilakukan pada
harga terbaik diatas harga Rp 750,- dan bila stop-loss order beli ditetapkan Rp
800,-, maka pembelian dilakukan pada harga terbaik dibawah harga Rp 800,-.

Stop limit order adalah jenis order yang bertujuan untuk mengurangi
ketidakpastian eksekusi harga yang berasosiasi dengan stop order. Dengan
stop limit order, investor me-nentukan dua batas harga, yaitu order price dan
limit price. Ketika saham diperdagangkan pada harga yang sama atau melebihi
harga stop order yang telah ditentukan, maka ter-bentuklah stop limit order

18
pada limit price untuk order beli yang ditentukan oleh inves-tor. Contohnya,
stop order ditentukan Rp. 800,-, dan saham bergerak menuju Rp. 825,-.
Investor kemudian menentukan Rp. 825,- sebagai limit price maka pialang
akan membeli saham dengan harga terbaik dibawah harga Rp. 825,- atau Rp.
800,-. Sebaliknya bila sa-ham diperdagangkan pada harga yang sama atau
kurang dari harga stop order, maka terben-tuklah stop limit order price untuk
order jual yang ditentukan investor. Misalnya, stop order ditentukan Rp.800,-
dan harga saham bergerak menuju Rp. 775,-, investor menentukan Rp. 775,-
sebagai limit price, maka pialang akan menjual saham tersebut dengan harga
terbaik di atas stop limit order Rp. 775,- atau di atas stop order price Rp.800,-.

4. INDEKS DI BURSA
Indeks harga saham merupakan indikator perdagangan saham yang dibuat
berdasarkan rumusan tertentu untuk mencerminkan tingkat aktivitas dan fluktuasi
sebuah bursa efek. Setiap bursa efek mempunyai indikator tersendiri. Bursa saham
di Indonesia yaitu: Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini memiliki beberapa indeks,
yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI, Indeks LQ45, Indeks Sektoral,
dan yang terbaru adalah JII (Jakarta Islamic Index).
4.1. IHSG BEI atau JCI (Jakarta Composite Index)
IHSG BEI merupakan indikator pergerakan harga atas seluruh saham yang
tercatat di BEI, di mana satuan perubahan indeks dinyatakan dalam satuan poin.
Metode perhitungan index yang dipakai adalah = (Kapitalisasi pasar pada saat
perhitungan / kapitalisasi pasar pada tahun dasar perhitungan) x 100 %. Tahun
dasar perhitungan yang dipakai adalah tahun 1995 saat diimplementasikannya
sistem baru di BEJ, sejalan dengan keluarnya UUPM No. 8/1995. Dengan model
perhitungan seperti ini, setiap jenis saham akan mempunyai bobot yang berbeda.
Semakin besar kapitalisasi pasarnya, semakin besar bobotnya.
4.2. Indeks LQ-45
Indeks LQ45 adalah indeks dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki
likuidasi dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Kriteria pada saham-saham ini terus
direview setiap 6 bulan se-kali. Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi

19
kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut yang lengkapnya adalah
sebagai berikut:
- Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-
rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
- Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan
terakhir).
- Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
- Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
jumlah ha-ri perdagangan transaksi pasar reguler.

4.3. Indeks Sektoral


Indeks sektoral menggunakan semua saham yang termasuk ke dalam masing-
masing sektor dan merupakan sub indeks dari IHSG. Saham-saham yang tercatat
di BEI dikelompokan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah
ditetapkan BEI (JASICA = Jakarta Stock Exchange Industrial Classification).
Sektor-sektor tersebut adalah:
Sektor Pertanian
Sektor pertambangan
Sektor Industri dasar dan kimia
Sektor Aneka industri
Sektor Industri Barang konsumsi
Sektor Properti dan Real Estate
Sektor Transportasi dan Infrastruktur
Sektor Keuangan
Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi

Dari masing-masing sektor tersebut, selanjutnya masih terdapat pengklasifikasian


lebih lan-jut ke dalam sub-sub sektor. Sebagai contoh adalah sub sektor perbankan
yang masuk ke dalam sektor keuangan.

20
4.4. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam dan
merupakan tolok ukur kinerja suatu investasi saham berbasis syariah. Syarat
pemilihan saham pada umumnya sama dengan LQ-45, namun lebih ditekankan
pada jenis usaha emiten yang tidak boleh berten-tangan dengan syariah Islam,
seperti bukan usaha yang tergolong judi, lembaga keuangan konvensional, bukan
usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan
makanan/minuman yang tergolong haram, dan bukan usaha yang memproduksi,
mensistri-busikan atau menyediakan barang atau jasa yang merusak moral dan
bersifat mudharat. JII juga akan di kaji setiap 6 bulan sekali, yaitu pada setiap
bulan Januari dan Juli. Melalui pem-bentukan indeks ini diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan inverstor untuk mengem-bangkan investasi secara
syariah.

D. IHSG (Index Harga Saham Gabungan).


Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa
Inggris disebut juga Indonesia Composite Index, ICI, atau IDX Composite)
merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai
indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga
seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk
perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks
ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13
saham. Posisi intraday tertinggi yang pernah dicapai IHSG adalah 5.251,296 poin
yang tercatat pada tanggal 21 Mei 2013. Sementara posisi penutupan tertinggi
yang pernah dicapai adalah 5.214,976 pada tanggal 20 Mei 2013.

21
Metode perhitungan

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham
yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar
adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk
perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan
harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya adalah
sebagai berikut:

dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler, x adalah Jumlah

Saham, dan d adalah Nilai Dasar.

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di


pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan
disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat
faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan
dilakukan bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right
issue),partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian
juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus,
Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga
saham yang digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar
reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan


perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan
IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal

22
ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan
dengan baik.

Indeks BEJ lainnya


Terdapat beberapa indeks saham lainnya yang merupakan bagian dari IHSG, di
antaranya adalah:
1. Indeks Sektoral
2. Indeks LQ45
3. Jakarta Islamic Index (JII)
4. Indeks Kompas100
5. Bisnis-27

Komponen Indeks Harga Saham Gabungan


Ada 9 sektor yang mencantumi komponen komponen Indeks Harga
Saham Gabungan yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka
Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan dan
Perdagangan dan sektor khusus seperti KOMPAS 100, JII, LQ45, BISNIS
27, PEFINDO 25dan SRI - KEHATI. Semua emiten yang tercatat di BEI juga
tercatat tergantung dengan tipe usahanya dan likuidasinya sendiri.

Sejarah nilai IHSG

Nilai
Tanggal
IHSG
100 10 Agustus 1982
637 27 Desember 1996
401 30 Desember 1997
398 AkhirDesember 1998
676 AkhirDesember 1999
416 24 Desember 2000
392 AkhirDesember 2001
424 AkhirDesember 2002

23
679 AkhirDesember 2003
1.000 AkhirDesember 2004
1.813 AkhirDesember 2006
2.745 28 Desember 2007
1.355 30 Desember 2008
2.534 30 Desember 2009
3.703 30 Desember 2010
3.821 30 Desember 2011
4.316 28 Desember 2012
5.000 18 April 2013
5.226 30 Desember 2014
5.518 1 April 2015
4.869 15 Juli 2015

E. IPO (Innitial Public Offering)


Initial Public Offering (IPO) berasal dari bahasa inggris yang berarti
Penawaran Saham Perdana. Istilah IPO menunjuk pada proses awal penjualan
saham sebuah perusahaan yang hendak go publik kepada masyarakat. Istilah IPO
merupakan titik balik perusahaan dari status privat menjadi perusahaan terbuka.
Pada saat inilah, untuk pertama kalinya masyarakat berkesempatan ikut memiliki
saham sebuah perusahaan publik. Jadi dapat dikatakan IPO merupakan
kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh
Emiten (perusahaan yang akan go publik) untuk menjual saham atau efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya. Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
1. Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh
Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual yang dihmjuk;
2. Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai
dengan jumlah Efek yang tersedia;

24
3. Pencatatan Efek di bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di
bursa.
UU Pasar Modal juga mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan
penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya. Adapun yang dimaksud sebagai efek adalah surat berharga yaitu
surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi,tanda bukti
hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan
setiap derivatif dari efek. Sementara itu, perusahaan publik didefinisikan sebagai
perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus)
pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya
Rp.3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan
modal disetor yang ditetapkan oleh pemerintah. Persyaratan utama untuk
melakukan go publik adalah mendapatkan pernyataan efektif dari Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Pada saat IPO perusahaan harus menggunakan jasa perusahaan pialang
yang disebut underwritter atau penjamin emisi. Jadi, masyarakat yang ingin
membeli saham perusahaan tersebut harus berurusan dengan penjamin emisi ini.
Harga saham yang dijual di pasar perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara perusahaan emiten dan penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga di
pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (permintaan dan penawaran).
Apabila penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah
dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama, maka
terjadi underpricing. Sebaliknya apabila penentuan harga saham saat IPO secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder
di hari pertama, maka terjadi overpricing.

Underpricing dan overpricing merupakan dua hal atau perilaku saham


yang selalu terjadi pada penawaran perdana. Namun sejalan dari penelitian
terdahulu dan banyak dari literatur yang menyatakan bahwa rata-rata harga saham
pada saat masuk pasar sekunder dihari pertama selalu cenderung terjadi

25
underpricing, maka dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada fenomena
underpricing saja.

Biasanya alasan perusahaan go publik adalah karena perusahaan tersebut


membutuhkan tambahan modal segar, sementara pemilik perusahaan tak mampu
atau tidak mau menambah modal. Oleh karena itu perusahaan harus menawarkan
sebagian sahamnya kepada masyarakat, dana yang diperoleh dari IPO ini
seharusnya masuk ke kantong perusahaan dan dengan dana ini akan memiliki
modal untuk melakukan ekspansi atau membayar utang yang telah jatuh tempo.

Tujuan IPO
Tujuan diadakannya IPO bisa kita lihat dalam 2 aspek, yaitu:
1. Aspek Finansial :
a. Untuk refinancing atau restrukturasi permodalan, yaitu meningkatkan
permodalan memperbaiki struktur keuangan perusahaan (Debt Equity
Ratio)
b. Mengurangi Cost Of Fund
c. Merupakan sumber pendanaan Jangka Panjang.
2. Aspek Non Finansial :
a. Lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat
b. Meningkatkan profesionalisme
c. Pemasaran perusahaan melalui ekspansi bisnis atau perluasan usaha
d. Investasi baru dan
e. Mengambil alih usaha lain

Keuntungan dan Kelemahan IPO


Terdapat beberapa keuntungan menjadi perusahaan public ataupun mengajukan
IPO , yaitu:
1. Kemudahan dalam meningkatkan modal di masa yang akan datang,
2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham
3. Nilai pasar perusahaan diketahui.

26
4. Dapat melakukan penawaran efek di pasar sekunder.
5. Meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan.
6. Kemampuan untuk mengadopsi karyawan kunci dengan menawarkan opsi
(option)
Selain terdapat keuntungan, dalam menjadi perusahaan publik juga terdapat
beberapa kerugian yang timbul, yaitu:
1. Biaya laporan yang meningkat karena perusahaan memiliki kewajiban untuk
menyerahkan laporan kuartalan dan tahunan kepada regulator (misalnya di
Indonesia adalah BAPEPAM)
2. Ketakutan untuk diambil alih.
3. Adanya tambahan biaya untuk mendaftarkan efek pada penawaran umum.
4. Hilangnya kontrol terhadap persoalan manajemen, karena terjadi
dilusi kepemilikan saham.
5. Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan dan
pembagian dividen.

Pihak-Pihak dalam IPO


Menurut UU Pasar Modal untuk melakukan penawaran ke publik, maka
perusahaan tersebut harus bekerjasama dengan pihak pihak yang diatur menurut
Undang- Undang tersebut. Di Indonesia belum ada peraturan yang mengatur
seperti di Amerika Serikat mengenai perusahaan yang dapat melakukan
penawaran sendiri. Adapun pihak yang berpartisipasi dalam rangka proses IPO
dapat di kelompokkan menjadi lembaga penunjang pasar modal dan profesi
penunjang pasar modal. Partisipan atau pihak-pihak yang ikut mendukung IPO
harus tersebut harus terdaftar di Bapepam. Partisipan tersebut harus melakukan
pendaftaran untuk bisa menjadi terdaftar di Bapepam, dimana partisipan tersebut
mendapat rekomendasi dan assosiasi partisipan tersebut. Contoh : seorang
penasihat hukum yang ingin terdaftar di Bapepam harus mendapat rekomendasi
dan assosiasi dari penasihat hukum yang diperlukan sehingga memiliki izin STTD
dari bapepam. Lembaga Penunjang dan Profesi Penunjang IPO terbagi lagi
menjadi beberapa pihak, antara lain:

27
1. Lembaga Penunjang IPO:
a. Perusahaan Sekuritas
b. Biro Administrasi Efek
2. Profesi Penunjang IPO:
a. Akuntan Publik
b. Penasihat Hukum
c. Penilai
d. Notaris

a. Perusahaan Sekuritas (Underwritter)


Perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perusahaan. Izin awal diperoleh dari Kantor Kementrian
Perdagangan yang dikenal SIUP dan Bapepam sebelum perusahaan tersebut
beroperasi. Menurut Bapepam sejak 2013 ini, Perusahaan Sekuritas untuk
mendapatkan izin sebagai manajer investasi harus memiliki perusahaan terpisah
dari perusahaan yang mempunyai izin sebagai penjamin emisi dan broker
transaksi efek. Sebagai penjamin emisi sangat diperlukan dalam rangka membantu
perusahaan lain untuk melakukan IPO serta mendapatkan untuk mengembangkan
perusahaan. Adapun tugas Perusahaan Sekuritas dalam membantu perusahaan lain
untuk IPO :
a) Menurut UU Pasar Modal menyatakan bahwa penjamin emisi efek dalah
pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli
sisa efek yang tidak terjual.
b) Melakukan proses pendaftaran ke Bapepam
c) Sebagai adviser emiten untuk IPO
d) Membeli atau menjamin efek yang dijual
e) Bersama emiten melakukan road show untuk memperkenalkan emiten ke
publik.
Perusahaan sekuritas mempunyai tanggung jawab dalam rangka membantu
perusahaan lain dalam melakukan IPO,dengan 2 cara antara lain :

28
a) Full Commitment
Full Commitment atau menggaransikan saham sepenuhnya yang akan dijual,
bila perushaan membutuhkan dana sebanyak Rp. 500 milyar, maka perusahaan
sekuritas menjamin sepenuhnya dana tersebut bisa diberikan perusahaan
sekuritas atau saham yang diterbitkan pasti dapat dijual. Jika terjadi saham
tidak dapat dijual maka resiko ketidakberhasilan menjual saham tersebut
bukan pada perusahaan melainkan pada perusahaan sekuritas.
b) Best Effort
Tindakan penjaminan penjualan saham sesuai dengan jumlah saham yang laku
di jual. Misal jika dari Rp.500 milyar, yang laku terjual hanya Rp. 300 milyar
maka tanggung jawab perusahaan sekuritas hanya sebesar Rp. 300 milyar,
sisanya di tanggung perusahaan atau perusahaan sekuritas tersebut dapat
mengembalikan saham yang tidak laku tersebut.
Pada saat ini perusahaan sekuritas mempunyai kewajiban harus melakukan
dengan full commitment.
Di Indonesia dikenal dengan satu pendekatan lagi dan tidak banyak yang
tahu yang dikenal dengan IPO STRATEGIC, yaitu perusahaan sekuritas hanya
sebagai pembawa perusahaan untuk melakukan registrasi ke bapepam dan
semuanya tanggung jawab perusahaan. Tindakan ini persis sama dengan
pendekatan full commitment tetapi ada perjanjian khusus antara perusahaan
sekuritas dengan perusahaan yang ingin melakukan penawaran saham ke publik.
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang
ingin menawarkan saham ke publik, sebagai berikut :
a) Nilai penawaran yang pernah di kerjakan (size of offering)
b) Industri keahlian (industry specialization)
c) Riset yang di analisis (research coverage)
d) Reputasi perusahaan (Reputation)
e) Kualitas kelompok penjamin (Qualityof underwriting group)
f) Kekuatasn distribusinya (distribution strengh)
g) Hubungan personal (personal chemistry between company management and
the underwriters personnel)

29
h) Pelanggan yang dimiliki antara eceran dan lembaga (mix of retail and
institutional customers)
i) Dukungan setelah IPO (After market supports)
j) Kualitas para analisisnya (Quality of analysts)
k) Persoalan staff (Staffing problems)
l) Referensi dari beberapa penjamin (Underwriters references).

b. Akuntan Publik (Pemeriksa Laporan Keuangan)


Tugas Akuntan publik:
a) Melakukan audit atas pembukuan perusahaan
b) Memberikan advise perhitungan pajak
c) Memberikan advise akutansi perhitungan persediaan perusahaan
d) Memberikan opini atas pembukuan perusahaan.
Bagi perusahaan yang ingin mendaftarkan atau memperdagangkan
sahamnya di bursa, maka pendapat akuntan publik atas laporan keuangan
perusahaan harus wajar tanpa pengecualian. Perusahaan yang ingin go publik
harus mencari akuntan publik yang bisa dipercaya. Adapun karakteristik akuntan
publik, yaitu sebagai berikut :
a) Reputasi akuntan publik
b) Jaringan akuntan publik
c) Kerjasama akuntan publik dengan pihak luar
d) Pengalaman akuntan publik untuk emiten
e) Kecepatan AP memenuhi dead-line
f) Size yang pernah diaudit akuntan publik
g) Kualitas kualitatif akuntan publik.

c. Penilai
Merupakan sebuah lembaga yang diatur melalui peraturan yang
dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan
No. 57/KMK.017/1996 tentang jasa penilai publik dimana keputusan tersebut di
rubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.16/KMK.01/2006 dan

30
disempurnakan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.125.KMK.01/2008 tentang jasa penilai publik.
Tugas dari Penilai :
a) Melakukan penilaian terhadap asset emiten
b) Memberikan rekomendasi yang berkenaan dengan asset
c) Memberikan advice mengenai property

Pemilihan Penilai berdasarkan karakteristik, sebagai berikut :


a) Pengalaman penilai dalam bidang industry emiten
b) Size yang pernah di nilai
c) Reputasi penilai (perusahaan dan orangnya)
d) Kualitas kualitatif manajemen penilai
e) Jaringan penilai.

d. Konsultan Hukum
Tugas Konsultan Hukum :
a) Melakukan pemeriksaan atas (legal audit)kondisi perusahaan secara hukum
b) Memberikan opini atas IPO Perusahaan.
Oleh karenanya konsultan hukum harus mengeluarkan dua surat dalam
penawaran saham ke publik yaitu opininya atas IPO yang dilakukan perusahaan
apakah sudah memenuhi persyaratan dikenal dengan Legal Opinion dan surat
mengenai legalitas hukum perusahaan dimana konsultan hukum melakukan
pemeriksaan hukum dikenal dengan Legal Audit.

Pemilihan konsultan hukum berdasarkan karakteristik sebagai berikut :


a) Reputasi konsultan hukum
b) Jaringan konsultan hukum
c) Kerjasama konsultan hukum dengan lawyer pihak luar
d) Pengalaman konsultan hukum untuk emiten
e) Kecepatan konsultan hukum memenuhi dead-line
f) Size yang pernah diaudit konsultan hukum

31
g) Kualitas kualitatif konsultan hukum.

e. Konsultan Keuangan
Tugas Konsultan Keuangan, sebagai berikut:
a) Melakukan proyeksi ke depan tentang perusahaan
b) Memberikan advise kepada emiten mengenai keuangan perusahaan terutama
untuk IPO
c) Membuat perhitungan keuangan perusahaan sesuai pasar
d) Membantu emiten dalam rangka menghitung nilai saham yang akan dijual.
Konsultan Keuangan merupakan lembaga yang menjadi partner perusahaan secara
detail untuk terjadinya IPO.

Pemilihan Konsultan Keuangan berdasarkan karakteristik, sebagai berikut :


a) Reputasi konsultan keuangan
b) Jaringan konsultan keuangan
c) Kerjasama konsultan keuangan dengan pihak luar
d) Pengalaman konsultan keuangan untuk emiten
e) Kecepatan konsultan keuangan untuk memenuhi dead-line
f) Size yang pernah diaudit konsultan keuangan
g) Kualitas kualitatif konsultan keuangan

f. Notaris
Akta yang dibuat oleh Notaris merupakan catatan yang dapat dibuat
sebagai bukti baik untuk perselisihan hukum maupun untuk kepentingan
musyawarah.
Tugas dari Notaris :
a) Membuat Akta IPO
b) Memberikan advise secara hukum berkenaan dengan kenotariatan.
Biasanya Notaris hanya bertugas ketika mengaktekan proses ipo dan juga
mengundang semua yang ikut serta membuat ipo perusahaan dalam hal ini
penjamin emisi untuk menyatakan komitmennya.

32
Pemilihan Notaris berdasarkan karakteristik sebagai berikut :
a) Reputasi Notaris
b) Pengalaman Notaris untuk emiten
c) Kecepatan Notaris untuk memenuhi dead-line
d) Size yang pernah diaudit konsultan keuangan
e) Kualitas kualitatif Notaris.

g. Biro Adiministrasi Efek (BAE)


BAE merupakan perusahaan yang bergerak dalam pencatatan saham dan
izin usahanya diperoleh dari bapepam bila ada perubahan kepemilikan saham.
Tugas BAE :
a) Melakukan pencatatan administrasi pemilik emiten
b) Membuat laporan mutasi pemegang saham ke bapepamdan emiten
c) Memberikan informasi pemilik saham kepada manajemen emiten

Pemilihan BAE berdasarkan karakteristik, sebagai berikut :


a) Reputasi BAE
b) Pengalaman BAE
c) Kecepatan BAE memenuhi dead-line
d) Size yang pernah ditangani
e) Kualitas kualitatif BAE

h. Event Communication (EC)


EC merupakan lembaga untuk menyampaikan informasi yang tepat kepada
publik agar harga dan saham perusahaan dapat diterima investor. Perusahaan
komunikasi mempunyai tugas dalam bidang IPO, sebagai berikut :
a) Menyusun komunikasi untuk IPO
b) Memberikan advise untuk menghadapi Publik
c) Memberikan advise untuk menghadapi wartawan
d) Membuat atau merancang iklan

33
e) Mengkomunikasikan informasi perusahaan kepada publik agar diiterima
dengan baik.

Pemilihan EC berdasarkan karakteristik, sebagai berikut :


a) Reputasi EC
b) Perusahaan yang pernah ditangani
c) Jaringan EC
d) Staff komunikasi
e) Background EC-pemilik
f) Pemahaman EC atas Pasar Modal
g) Size IPO yang pernah ditangani
h) Kualitas komunikasi yang ditangani

Tugas EC sangat mempunyai peranan dalam memberikan informasi


perusahan yang melakukan IPO. Misal : Pada saat kasus IPO PT Krakatau Steel,
perusahaan EC ikut membuat persoalan dengen keributan penjatahan dan
penawaran saham tersebut.

Proses Initial Public Offering


Dalam rangka suatu perusahaan menuju IPO, terdapat tahapan-tahapan yang
harus ditempuh untuk merealisasikannya. Proses tersebut dapat kita
kelempokan ke dalam 3 tahapan yaitu:
1. Masa Persiapan
Pada tahapan masa persiapan ini, beberapa langkah yang harus dilakukan
sebagai berikut:
a. Kesepakatan rapat direksi mengenai rencana IPO yang kemudian dari
rapat tersebut menghasilkan notulen rapat untuk selanjutnya Direksi
melaporkan hasil rapat tersebut pada rapat direksi dengan komisaris ;
b. Mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
yang merupakan organ tertinggi perusahaaan. Agenda RUPS ini adalah

34
persetujuan rencana IPO dan perubahan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga perusahaan ;
c. Perusahaan membentuk tim untuk mempersiapkan IPO paling sedikit 5
orang yang terdiri dari bidang akuntansi, hukum, corporate finance, dan
bidang lain yang dianggap perlu seperti pemasaran, produksi, dan
logistik. Pembentukan tim ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
proyeksi dari masing-masing bidang untuk lima tahun ke depan. Untuk
bidang keuangan, proyeksi lima tahun ke depan dibuat dengan telah
mempertimbangkan aliran dana yang masuk pada saat penawaran
saham ke publik telah berjalan. Selain pembentukan tim untuk
mempersiapkan proyeksi, perusahaan juga sebaiknya melakukan
sosialisasi rencana IPO kepada seluruh staf agar semua staf memahami
proses IPO dan dapat mendukung proses IPO secara transparan dan
sesuai dnegan aturan yang ada ;
d. Mengubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan ;
e. Mempersiapkan kelengkapan dokumen-dokumen sebagai berikut :
- Surat pengantar pernyataan pendaftaran
- Prospektur lengkap, iklan, brosur, edaran, dan dokumen lain yang
diwajibkan yang berhubungan dengan proses IPO
- Rencana jadwal emisi
- Laporan keuangan
- Rencana penggunaan dana
- Proyeksi, jika dicantumkan dalam prospektus
- Legal audit
- Legal opinion
- Riwayat hidup komisaris dan direksi
- Perjanjian penjamin emisi
- Perjanjian agen penjualan
- Perjanjian perwaliamanatan
- Perjanjian dengan bursa efek
- Kontrak pengelolaan saham

35
- Kesanggupan calon emiten untuk menyerahkan semua laporan yang
diwajibkan oleh UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal
- Bappepam-LK dapat meminta keterangan lain yang bukan merupakan
bagian dari pernyataan pendaftaran, seperti NPWP dan KTP komisaris
dan direksi
- Penandatangan perjanjian-perjanjian emisi
- Khusus penawaran obligasi atau efek lain yang bersifat utang, harus
mendapat peringkat dari lembaga pemeringkat terlebih dahulu
(pemeringkatan ini bisa dimintakan ke PT Pefindo Pemeringkat Efek
Indonesia)
- Mengajukan pernyataan go public kepada Bappepam-LK
- Kontrak pendahuluan dengan bursa efek
Adapun langkah-langkah pengajuan pernyataan pendaftaran ke
Bappepam-LK adalah sebagai berikut :
- Mengajukan pernyataan pendaftaran yang disampaikan oleh calon
emiten bersama penjamin emisi
- Emiten melakukan ekspos terbatas di Bappepam-LK
- Bappepam-LK melakukan inventarisasi atas kelengkapan dokumen
emisi
- Setelah semua dokumen lengkap, selanjutnya Bappepam-LK akan
melakukan evaluasi mengenai kelengkapan dokumen, kecukupan serta
kejelasan informasi, keterbukaan, dan aspek hukum, akuntansi,
keuangan, manajemen
- Tiga puluh hari sejak pengajuan pernyataan pendaftaran, Bappepam-LK
akan memberikan tanggapan
- Apabila semua dokumen lengkap, jelas, dan benar maka pernyataan
pendaftaran dinyatakan efektif
Setelah dinyatakan efektif, perusahaan dapat membuat prospektus yaitu
dokumen resmi yang dikeluarkan emiten dalam rangka menjual efek
kepada masyarakat.
2. Masa Penawaran

36
Melanjutkan pernyataan efektif yang dikeluarkan oleh Bappepam-LK,
maka perusahaan dapat melakukan penawaran dengan empat tahap
penawaran yang dapat ditempuh :
- Mempublikasikan prospektus
Setelah perusahaan membuat prospektus maka perusahaan harus
mempublikasikannya dengan cara mengiklankan di surat kabar nasional
dan dan public expose
- Melakukan penawaran perdana
Setelah membuat prospektus dan publikasi, emiten dapat melakukan
penawaran perdana dan investor bisa membeli saham
- Penjatahan efek
Apabila permintaan investor melebihi persediaan maka akan dilakukan
penjatahan untuk menghindari efek jatuh kepada sedikit investor
- Refund
Dalam hal investor yang sudah terlanjur menyetor uang untuk membeli
saham ternyata tidak mendapatkan jatah, maka terjadilah pengembalian
uang investor ini
3. Masa Pencatatan
Beberapa minggu setelah terjadinya penawaran perdana, bursa efek akan
melakukan pencatatan guna evaluasi. Pencatatan ini juga terdapat tahap-
tahap yang harus dipenuhi, yaitu :
- Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa
- Bursa melakukan evaluasi
- Permohonan yang memenuhi persyaratan pencatatan akan diberikan
surat persetujuan pencatatan
- Emiten membayar biaya pencatatan
- Bursa mengumumkan pencatatan efek di papan perdagangan elektronik
bursa
- Efek mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di BEI, dimulailah
perdagangan di pasar sekunder
-

37
Kendala IPO
Dalam melakukan IPO terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh suatu
perusahaan, Kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang
melakukan IPO, yaitu pada saat penetapan harga saham perdana pada IPO atau
saat go publik karena tidak ada harga pasar sebelumnya yang dapat diobservasi
untuk dipakai sebagai penetapan penawaran. Selain itu kebanyakan dari
perusahaan yang akan go publik mempunyai sedikit atau sama sekali tidak
mempunyai pengalaman terhadap penetapan harga ini. Sebenarnya sebuah
perusahaan yang ingin go publik harus berhubungan dengan underwriter atau
penjamin emisi. Di sini terjadi penentuan harga saham yang ditetapkan bersama
antara perusahaan (emiten) bersama pihak penjamin (underwriter). Oleh karena
itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Ketua Bapepam No. Kep 01/PM/1988
pasal 11 bahwa penjamin emisi (underwriter) berperan dalam penetapan harga
saham di pasar perdana.

Kendala lain yang terjadi dalam IPO adalah harga saham perdana
cenderung underpricing. Telah diuraikan diatas bahwa Underpricing adalah suatu
keadaan dimana harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah
dibandingkan dengan ketika diperdagangkan di pasar sekunder. Bagi perusahaan
yang mengeluarkan saham, apabila terjadi underpricing berarti kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan dana maksimal. Sebaliknya bila terjadi
overpricing perusahaan akan berhasil menghimpun dana lebih murah, sehingga
akan mendapatkan dana yang maksimal. Kondisi Underpricing ini menyebabkan
terjadinya positive Initial Return (IR), dimana keuntungan yang diperoleh
pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana saat
IPO dengan harga jual yang bersangkutan di hari pertama dipasar sekunder. Para
pemilik perusahaan menginginkan agar dapat meminimalisir underpricing, karena
terjadinya underpricing akan menyebabkan transfer kemakmuran (wealth) dari
pemilik kepada para investor.

38
E. Pasar Modal Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara


investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu
selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus
dicatatkan di bursa.

Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual
efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna
sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan. Fungsi
Pasar Sekunder:
1.Harga berfluktuasi sesuai kekuatan pasar
2.Dibebankan komisi untuk pembelian maupun penjualan
3.Pemesanan dilakukan melalui Anggota Bursa
4. Jangka waktu tidak terbatas

F. Peran Pemerintah Dalam Pasar Modal

Dalam bentuk saham, pasar keuangan merupakan tempat penyimpanan


dana masyarakat dalam berbagai bentuk instrumen keuangan. Kekuasaan
pemerintah mengatur politik negara yang dirumuskan dalam undang-undang yang
disahkan oleh lembaga-lembaga legislatif pada suatu negara tergantung pada
sistem politik yang diperlakukan suatu negara. Kewenangannya sebagai pengatur
(legislator body) dan sekaligus sebagai pelaksanaan (exsekutif) dapat
mempengaruhi operasi setiap bentuk perekonomian. Sebagai suatu bank sentral
mempunyai hubungan langsung dengan pasar keuangan dalam rangka
menjalankan kebijakan politik negara tersebut dalam setiap bentuk subsitem
perekonomian. Jadi bank sentral bertugas mengawasi uang yang beredar dalam
suatu perekonomian negara. Kebijakan moneter (monetary policy) dalam
menjalankan kebijakan moneter kekuasaan pemerintah diwakili oleh bank sentral

39
(Bank Indonesia). Dengan demikian pasar keuangan sebagai salah satu subsistem
perekonomian negara tidak akan bisa lepas (bebas) dari peranan pemerintah
tersebut. Dalam rangka mengatur sistem perekonomian pada umumnya dan
sektor-sektor ekonomi khususnya pemerintah mempunyai kebijakan yaitu:
masalahnya seberapa besar campur tangan pihak pmerintah dalam setiap sektor
perekonomian tersebut. Demikian halnya dan sekuritas lainnya. Sistem pasar
keuangan adalah sumber pinjaman masyarakat pada suatu perekonomian.

Peranan pemerintah dalam suatu perekonomian pada suatu negara adalah


sangat dominan. Mengingat begitu luas pengaruh instrumen keuangan pada
perekonomian negara. Kekuasaan pemerintah sebagai institusi yang berwenang
terlihat secara nyata.

Lembaga milik Pemerintah terkait Pasar Modal.


Lembaga milik Pemerintah merupakan badan pemerintah yang ditugaskan
untuk mendukung dan memperlancar proses perdagangan efek di pasar modal,
mulai dari rencana emisi sampai penjualan efeknya. Lembaga lembaga tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)


Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) adalah badan pemerintah yang
bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari
kegiatan pasar modal. Bapepam dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan
terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, efisien dan melindungi
kepentingan permodalan di Indonesia.

Dengan dibentuknya Bapepam maka diharapkan agar seluruh pelaku pasar


modal mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai dengan bidangnya masing-masing
dan melaksanakannya secara konsisten dengan memperhatikan standar dan etika
yang berlaku di dunia bisnis serta mengutamakan kepentingan masyarakat
banyak.

40
Selain itu pemerintah mengharapkan dengan dibentuknya Bapepam maka seluruh
kegiatan pasar modal dilakukan secara cepat dan tepat dengan biaya yang relatif
murah.

2. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)


Setiap perusahaan yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, baik
penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA)
haruslah memeroleh izin dari BKPM terlebih dahulu.
Izin yang akan diberikan BKPM setelah memenuhi berbagai syarat yang
ditetapkan bagi perusahaan yang hendak melakukan go public. Izin penanaman
modal harus dikeluarkan BKPM ini memuat hal hak sbb :
Komposisi dan jumlah dana investasi
Besarnya modal perusahaan
Batas waktu penyerahan modal
Komposisi pemegang saham

3. Departemen Teknis
Pemberian izin Usaha tergantung dari bidang usahanya masing masing.
Setiap bidang usaha izinnya akan dikeluarkan oleh departemen yang
membawahinya. Sebagai contoh untuk perusahaan pertambangan, maka izin
usahanya haruslah dikeluarkan oleh departemen pertambangan dan energi
Adapun izin usaha yang dikeluarkan adalah sebagei berikut :
Izin Usaha bidang keuangan dan perbankan dari departemen keuangan
melalui Bank Indonesia
Izin Usaha bidang pengangkutan dari departemen Perhubungan
Izin Usaha bidang perdagangan dari departemen perindustrian dan
perdagangan.
Izin usaha bidang industri oleh departemen perindustrian dan perdagangan
Izin usaha bidang perkebunan dan peternakan dari departemen pertanian.
Izin usaha bidang pariwisata dari departemen pos dan telekomunikasi

41
4. Departemen Kehakiman
Bagi perusahaan tang berbentuk PT, sebelum didirikan, maka anggaran
dasar perusahaan harus disahkan terlebih dahulu oleh Deprtemen Kehakiman.
Anggaran dasar ini sebelumnya dibuat di depan notaris lalu didaftarkan di
pengadilan negeri setempat untuk kemudian disahkan oleh Departemen
Kehakiman dan diberitakan dalam lembaran berita Negara.

Berikut ini adalah tugas dari departemen kehakiman yang mengesahkan


anggaran dasar perusahaan yang menyangkut beberapa hal, yaitu :
Jumlah modal dan komposisinya
Jumlah modal yang telah disetor
Susunan dewan direksi
Jumlah dewan komisaris dn wewenang masing masing
Pelaksanaan RUPS
Kemudian setiap perubahan anggaran dasar harus diketahui dan disetujui oleh
Departemen Kehakiman.

BAB III
PENUTUP

42
KESIMPULAN
Pasar modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk
meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan.
Dengan menggunakan mekanisme pasar keuangan tersebut.pemerintah juga
mempunyai alternatif lain guna meningkatkan pendapatan. pemerintah meminjam
uang dari bank sentral untuk menutupnya. Kebutuhan akan valuta asing dapat
menyedot peredaran uang lokal dalam suatu perekonomian negara. Dari segi lain.
Selain meminjam dana dari pasar modal. bank sentral itu sendiri meminjam dana
dari pasar keuangan.

SARAN
Adapun dari makalah ini penulis masih memiliki banyak kekurangan, kritik dan
saran yang membangun sangat diperlukan dari pembaca semua.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

43
1. http://belajarinvestasi.com/sekolah-saham/ipo-dan-prosesnya.html,pada
tanggal 20 September 2013.

2. http://clubdeangelandalas.com/apa-itu-ipo, pada tanggal 20 September 2013.

3. http://djohanwidagdo.wordpress.com/2011/02/02/ipo-initial-public-offering-
dan-aspek-perpajakannya/, pada tanggal 20 September 2013.

4. http://id.shvoong.com/business-management/investing/2184154-definisi-
initial-public-offering-ipo/#ixzz2epnLCCjy, pada tanggal 20 September 2013.

5. http://ipoinvestment.wordpress.com/2010/12/12/saham-ipo/ , pada tanggal 20


September 2013.

44

Vous aimerez peut-être aussi