Vous êtes sur la page 1sur 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI


SENSORI : HALUSINASI DENGAR DI RUANG GATOTKACA
RSJ DAERAH DR. AMINOGONDOHUTOMO
SEMARANG

PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Slamet Sujati
2. Umur : 34 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Desa Pandan Lor Klirong, Kebumen Jawa Tengah
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : S1
7. Pekerjaan : Pegawai Panti Tuna Laras Ngudi Rahayu, Kendal
8. Tgl dirawat : 06 Juni 2006
9. Tgl pengkajian : 11 Juli 2006
10. Ruang rawat : Ruang VI (Gatotkaca)
11. No. CM : 035086
12. Dx. Medis : Skizoprenia Tak Terinci (GAF 70)
13. Penanggung jawab : Edi Yunanto (Petugas Panti Tuna Laras Ngudi Rahayu)

B. ALASAN MASUK
Pasien masuk dengan alasan mengurung diri di dalam kamar, diam, bicara
kacau dan tidak mau mandi dan makan (harus diperintah) serta tidak mau diajak
berkomunikasi dengan orang lain.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu. Pernah dirawat di
RSJ Surakarta dan dirawat di RSJ Aminogondohutomo sudah lima kali ini.
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil. Pasien tidak pernah mengalami trauma
fisik ataupun kekerasan di dalam keluarga dan trauma dalam melakukan tindakan
kriminal. Menurut pengkajian sebelumnya dan Tn. S mengatakan tidak ada keluarga
yang mengalami gangguan jiwa seperti dirinya. Tn. S mengatakan, pengalaman
masa lalu yang paling tidak menyenangkan adalah ketika dirinya harus berpisah
dengan istrinya dan akhirnya diputuskan bercerai dipengadilan. Tn. S mengatakan,
tidak pernah bertemu anaknya karena dibawa oleh istrinya.

D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda Vital : TD : 110/80 mmHg
Nadi : 24 kali/menit
Suhu : 36.4 0C
b. Keluhan Fisik : Tn. S mengatakan, sekarang dirinya sedang mengalami sedikit
batuk dan pilek.

E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Tn. S

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan = Garis perkawinan

= Pasien (Tn. S) = Garis keturunan

= Cerai/pisah

Tn. S mengatakan pola komunikasi dalam sehari-harinya dengan menggunakan


bahasa jawa. Pengambilan keputusan dalam kesehariannya, karena dirinya
sudah lama di panti maka yang berhak adalah kepala panti. Menurut Tn. S pola
asuh di dalam keluarganya di Kebumen, tidak ada yang dibeda-bedakan oleh
orang tuanya,baik dirinya maupun kakak-kakaknya mempunyai hak yang sama
dalam berpendapat di dalam keluarga. Sedangkan selama di Kebumen, segala
permasalahan yang terjadi, diselesaikan dengan jalan musyawarah.
2. Konsep Diri
a. Citra/gambaran tubuh
Tn. S mengatakan menerima semua bentuk tubuhnya. Tn. S juga mengatakan,
apa yang ada pada dirinya merupakan pemberian Alloh kepadanya.
b. Identitas diri
Tn. S mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki.
c. Peran
Tn. S mengatakan perannya sebagai seorang suami dan seorang ayah.
d. Ideal diri
Tn. S mengatakan dirinya sangat menginginkan dapat berguna bagi orang lain
(khususnya dipanti, agar dapat membantu orang-orang yang menderita sakit
jiwa seperti dirinya dan sangat berharap bisa berguna bagi istri dan anaknya.
e. Harga diri
Tn. S mengatakan kurang bisa bergaul dengan orang lain dan cenderung
pendiam dan tidak dapat membahagiakan keluarganya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Tn. S mengatakan, orang yang paling berarti dalam kehidupannya adalah istri
dan anaknya. Walaupun secara kenyataan, dirinya sudah cerai dan bukan
suami- istri lagi.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Tn. S mengatakan walaupun dirinya bekas orang yang dirawat di panti karna
sakit jiwa, tetapi setelah sembuh dirinya diterima dipanti tersebut sebagai
seorang pegawai yang membantu menjaga kebersihan lingkungan panti.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tn. S mengatakan, dirinya merupakan orang yang tidak mudah bergaul dengan
orang lain. Cenderung pendiam dan lebih suka menghadapi masalah dipendam
sendiri dari pada menceritakan dengan orang lain. Kadang dirinya merasa
selalu ada orang yang senantiasa mengawasinya.
4. Spiritual
Tn. S mengatakan dari kecil sampai sekarang, dirinya beragama islam. Bahkan
sebelum masuk RSJ yang pertama kalinya, dia selalu berusaha selalu dalam
keadaan suci (selalu mempunyai wudlu). Bagi Tn. S, islam adalah agama yang
paling benar, dan dia mengatakan termasuk orang yang fanatik terhadap islam.

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Hasil observasi selama dilakukan interaksi dan wawancara, Tn. S
penampilannya rapi. Rambut disisir, dan rambut tidak berketombe.
2. Pembicaraan
Tn. S lebih suka duduk sendirian daripada ngobrol dengan teman-teman sesama
pasien, akan tetapi bila ada yang mendekati dia mau menceritakan hal-hal yang
dialaminya dengan nada suara cepat, walaupun kadang ditengah-tengah
pembicaraan berhenti untuk berpikir dan melirik ke arah bawah karena merasa
kurang percaya diri dengan keadaannya yang mengalami tremor dikaki kanan.
3. Aktifitas motorik
Tn. S mengalami tremor diekstremitas bawah (kaki sebelah kanan).
4. Alam perasaan
Tn. K mengatakan, perasaannya saat ini adalah merasa khawatir bila sudah
pulang nanti pihak panti tempatnya bekerja tidak mau menerimanya lagi.
5. Afek
Bicara Tn. S tenang, walau kadang terdengar gagap karena tremor yang
dialaminya.
6. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara dengan Tn. S didapatkan kontak mata kurang,
defensif dan curiga. Kadang-kadang berhenti disela-sela dia berbicara, sedikit
gugup dan kooperatif menceritakan halusinasi yang pernah dialaminya.
7. Persepsi
Tn. S mengatakan lebih sering mengalami halusinasi dengar. Dia mendengar
suara burung-burung, tokek, cicak mengejak dirinya dan menakut-nakutinya.
Tn. S juga mengatakan pernah mengalami halusinasi visual (penglihatan)
dimana waktu di kamar mandi, dia melihat ada perawat yang mengawasinya
secara terus menerus dan bila malam tiba, kadang dia mendengar suara-suara
yang selalu membangunkannya dan itu lebih sering didengarnya di malam hari.
8. Isi pikir
Tn. S mengatakan punya keinginan yang harus dicapai (obsesi) bahwa setelah
pulang dari rumah sakit jiwa ini, dirinya ingin menjadi seorang pemimpin.
9. Arus pikir
Selama dilakukan interaksi, Tn. S lebih sering mengulangi pembicaraan dengan
menyampaikan keinginannya untuk menjadi seorang pemimpin.
10. Tingkat kesadaran
Tn. S mengetahui bahwasannya sekarang adalah hari kamis tetapi tidak tau
sekarang tanggal berapa, yang diketahuinya adalah bulan juli tahun 2006 dan dia
ingat tanggal masuk ke rumah sakit jiwa ini adalah tanggal 6 juni 2006.
11. Memori
Tn. S masih mampu mengingat kejadian-kejadian sebelum masuk rumah sakit
ini dan bisa menceritakan keadaannya selama di panti dan setiap berinteraksi
mampu mengingat pembicaraan hari sebelumnya serta masih mengingat nama
perawat.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tn. S bisa menghitung kebawah dengan benar dari bilangan 100 s/d 99.
13. Kemampuan penilaian
Tn. S mengatakan dirinya sekarang sudah sehat, sudah merasakan seperti orang
normal lainnya. Sebelum masuk ke rumah sakit ini dirinya merasa perlu
pengobatan sehingga berada di rumah sakit jiwa ini.
14. Daya tilik diri
Tn. S merasa dirinya seorang yang hebat dan bisa menciptakan sesuatu sehingga
bisa berkreatif terus. Dia sudah biasa mengarang buku, membuat karangan,
cerpen dan puisi serta bisa membuat bunga dari disket bekas.

G. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


Makan, minum, BAB/BAK berpakaian dan kebersihan diri dapat dilakukan dengan
bantuan minimal. Tn. S dapat makan dan menaroh tempat makan yang telah
digunakan sendiri dan bisa mengambilkan pakaian teman-temannya yang telah
dicucikan di belakang. Tn. S merasa puas dengan makanan yang disediakan dan
selalu makan dimeja bersama teman-temannya yang lain. Tn. S mengatakan bila
dibandingkan sebelum masuk rumah sakit jiwa ini, nafsu makan lebih meningkat.

H. MEKANISME KOPING
Selama berada di rumah sakit, Tn. S bisa berkomunikasi dengan yang lain. Bahkan
Tn. S mempunyai teman dekat yang bernama Tn. Si. Tn. S selalu mengikuti
kegiatan olah raga yang dilakukan setiap pagi dan bila ada kegiatan TAK, Tn. S
selalu mengikutinya dan Tn. S mengatakan sangat senang mengikutinya karena
dianggap sebagai relaksasi ataupun refresing.

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Menurut Tn. S, bila ia pulang nanti ia khawatir lingkungannya tidak mau
menerimanya lagi dan takut masyarakat tempatnya tinggal akan mengusirnya.
Karena mereka dulu yang menyarankan supaya Tn. S dibawa ke rumah sakit jiwa
saja dan perangkat desapun menyetujuinya. Mengenai masalah dengan
pekerjaannya, Tn. S juga khawatir setelah pulang dari RSJ ini, pihak panti
tempatnya bekerja apakah masih mau menerimanya lagi atau tidak. Sedangkan
untuk masalah rumah tangga, Tn. S mengatakan istrinya sudah tidak mau
menerimanya lagi, akan tetapi orang tuanya di Kebumen masih tetap mau
menerimanya jika pulang nanti.

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Tn. S mengatakan dirinya kurang mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang
datang menghampiri, menurut Tn. S dirinya lebih suka memendam segala
sesuatunya sendiri dan bila ada masalah cenderung untuk menyendiri dan itulah
yang membuat dirinya berulang kali keluar masuk rumah sakit jiwa. Tn. S
mengatakan bila mendengar suara-suara yang mengejek dirinya, maka Tn. S terasa
ingin marah. Menurut Tn. S suara-suara itu timbul jika sedang banyak masalah dan
bila sedang sendirian tidak ada teman bicara.

K. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medik : Skizoprenia Tak Terinci (GAF 70)
2. Therapy Medik : - HLP (Halloperidol) = 2 X 5 mg
- THP (Trihexipenidile) = 2 X 2 mg

L. ANALISA DATA
No. Data Masalah
1. Data Subyektif : Perubahan persepsi sensori :
- Tn. S mengatakan lebih sering mendengar halusinasi dengar
suara burung-burung, tokek, cicak
mengejak dirinya dan menakut-nakutinya.
- Tn. S mengatakan pernah waktu di kamar
mandi, dia melihat ada perawat yang
mengawasinya secara terus menerus dan
bila malam tiba, kadang dia mendengar
suara-suara yang datang selalu
membangunkannya dan itu lebih sering
didengarnya di malam hari.
- Tn. S mengatakan bila suara-suara tersebut
mengejek dirinya, Tn. S merasa ingin
marah.
- Tn. S mengatakan suara-suara itu timbul
bila dirinya sedang banyak masalah dan
dirinya sedang sendirian, tidak ada teman
untuk bercerita.

Data Obyektif :
- Tn. S kooperatif dalam menceritakan
halusinasinya.
- Bila tidak ada yang mengajak ngobrol, Tn.
S lebih sering melamun dan duduk
sendirian.
- Tn. S kadang melirik ke bawah kakinya
yang mengalami tremor.
2. Data Subyektif : Isolasi sosial : menarik diri
- Tn. S mengatakan, pada dasarnya dirinya
orang yang sangat pendiam dan lebih suka
menghadapi masalah dipendam sendiri
daripada diceritakan kepada orang lain.
- Tn. S mengatakan, dirinya sangat sulit
untuk memulai pembicaraan dengan orang
lain karena kurang percaya diri.

Data Obyektif :
- Tn. S kooperatif menceritakan keadaan
dirinya
- Bila tidak ada yang mengajak ngobrol-
ngobrol, Tn. S lebih sering duduk
melamun dan duduk sendirian.

M. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi (dengar)

N. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

O. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi (dengar).
2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi (dengar) berhubungan dengan menarik
diri.

Vous aimerez peut-être aussi