Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Polinomial adalah suatu konsep matematika yang telah kita kenal sejak duduk di
bangku sekolah menengah. Ekspresi seperti 3 2 + 4 + 5 telah kita kenal sejak lama.
Polinomial adalah salah satu konsep matematika yang paling banyak di gunakan dalam
aplikasi. Sebagai contoh fungsi polinomial adalah suatu fungsi yang amat mudah dihitung,
sehingga polinomial sering di gunakan untuk mengaproksimasi nilai dari fungsi-fungsi lain
yang sulit.
Selain kegunaannya dalam bidang aplikasi, polinomial juga merupakan suatu konsep
yang penting dalam teori gelanggang. Sebagai contoh, kita ingin memperluas gelanggang Z
dengan memasukkan suatu bilangan riel 2.72 kedalam gelanggang Z sehingga
membentuk suatu gelanggang R unsur-unsur di R harus mengandung perpangkatan dari e.
Lebih lanjut R mestilah mengandung unsur-unsur dalam bentuk
0 + 1 + 2 2 + + , +
Yang merupakan polynomial dalam variable e dengan koefisien , = 0,1,2, , .
Sehingga untuk memperluas suatu gelanggang kita mengunakan konsep polinomial.
Pada bab ini kita akan mendiskusikan gelanggang polinomial, yakni suatu gelanggang
yang terdiri dari polinomial dengan koefisien berasal dari suatu gelanggang R. Kemudian kita
akan membahas beberapa sifat dari gelanggang polinomial.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah dan
terfokus maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana yang dimaksud dengan gelanggang polinomial?
2. Bagaimana cara pembagian pada polinomial?
3. Bagaimana cara menentukan polinomial tereduksi dan tak tereduksi ?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gelanggang polinomial.
2. Mengetahui bagaimana cara pembagian pada polinomial.
3. Mengetahui bagaimana cara menentukan polinomial tereduksi dan tak tereduksi
BAB II
ISI

2.1. Pengantar Polinomial


Pada bagian ini kita akan memperkenalkan beberapa terminologi dasar sehubungan
dengan polinomial. Beberapa di antara terminologi tersebut adalah derajat, koefisien utama,
dan polinomial monik. Namun sebelumnya akan diawali dengan memperkenalkan definisi
dari gelanggang polinomial.

Definisi 15.1.1 Andaikan R suatu gelanggang komutatif. Himpunan


[] = {0 + 1 + 2 2 + + : }
di sebut sebut gelanggang polinomial atas R dalam indeterminate x.
Pada definisi di atas, symbol , 2 , , tidak menyatakan suatu variable yang
berasal dari gelanggang R, tetapi simbol-simbol tersebut semata-mata hanyalah sebagian
suatu tempat penyimpanan yang pada suatu mungkin saja kita gantikan dengan unsur dengan
unsur R. Dua unsur di []
0 + 1 + 2 2 + +
dan
0 + 1 + 2 2 + +
dikatakan sama jika dan hanya jika = untuk semua bilangan bulat tak negative i. Tentu
saja pada definisi ini kita harus mengambil = 0 > = 0 > .
Selanjutnya perhatikan suatu polynomial
() = 0 + 1 + 2 2 + +
Di R[x]. Pada polynomial ini, bentuk kita sebut sebagai suku dari polynomial a(x) dan
untuk setiap suku , = 0,1 , , disebut sebagi koefisien dari . Derajat dari suatu
polynomial a(x) adalah bilangan bulat positif terbesar n sehingga 0. Dengan perkataan
lain suatu polynomial () = 0 + 1 + 2 2 + + dikatakan berderajat s, jika
0 dan = 0 untuk semua k>s. Bila a(x) adalah polynomial berderajat s, maka
koefisien disebut sebagai koefisien utama (leading coefisient) dari a(x). polynomial a(x)
dikatan sebagai polynomial monic jika koefisien utamanya adalah 1.
Selanjutnya untuk sembarang dua unsur
() = 0 + 1 2 2 + +
dan
() = 0 + 1 2 2 + +

Kita definisikan dari a(x) dan b(x) sebagai


() + () = (0 + 0 ) + (1 + 1 ) + (2 + 2 ) 2 + + ( + )
Perkalian dari a(x) dan b(x) didefinisikan sebagai
()() = 0 + 1 + 2 2 + + 2 2 ,

Dengan = , = 0,1, ,2
+=

Dengan menggunakan definisi ini, maka operasi penjumlahan polynomial adalah


asosiatif dan komutatif. Unsur identitas dari R[x] relative terhadap penjumlahan polynomial
adalah 0 [], yaitu polynomial nol. Untuk setiap () [] unsur kebalikan dari a(x)
terhadap operasi penjumlahan adalah unsur () = (0 ) + (1 ) + (2 ) 2 + +
( ) . Sehingga ([], +) adalah suatu grup komutatif.
Selanjutnya, perhatikan sembarangan tiga unsur

() = , () = , () = [].
=1 =1 =1

Misalkan
() = ()()
= 0 + 1 + 2 2 + + 2 2
2

= 1
=1

Dengan = += , = 0,1 . . ,2. Maka


e() = [() ()]()
= ()() = 0 + 1 + 2 2 + . +3 3
= 3
=0

Dengan
m = += , = 1,2, , 3
= +=(+= )ck
= ++=
Dengan cara yang serupa dapat diperlihatkan bahwa :
() = () ()
= u0 + u1x + u2x2 +. + u2nx2n
Dengan up = += ,sehingga bila () = ()[()()], maka kita peroleh
() = ()[()()]
= () () = 0 + 1 + 2 2 + . +3 3
Dengan
vq = += untuk q = 0,1,2,.,3n
= +=(+= )
= ++=
Sehingga untuk setiap r=0,1,2,3n kita peroleh fakta vr = er. Hal ini berakibat
a()[()()] = [()()] ( ), yakni operasi perkalian polynomial adalah asosiatif.
Selanjutnya, misalkan
() = ()[() + ()]
= d0 + d1 + d22 +.. + d2n2n.
Dengan mengingat defenisi penjumlahan dan perkalian polynomial, koefisien dari suku ke k
dari a()[()()] adalah
dk = += ( + )
= += +
= += + +=
Tetapi += adalah koefisien suku k dari a() b(), dan += adalah koefisien
suku ke k dari a() c(). Karenanya dk sama dengan koefisien suku ke k dari a() b() + a()
c(). Hal ini berakibat
()[() + ()] = ()() + ()().
Dengan cara yang sama dapat diperlihatkan bahwa
[() + ()]() = ()() + ()().

Hasil diatas dapat diringkas dalam teorema berikut ini.


Teorema 15.1.2 Bila R adalah suatu gelanggang, maka himpunan gelanggang polynomial
R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polynomial adalah suatu gelanggang.
Jika R komutatif maka R[ x] juga komutatif dan jika R mempunyai elemen satuan 1 maka 1
juga merupakan elemen satuan dari R[ x]
Bukti. Misalkan () = =0 , () =
=0 , () = =0 adalah polinomial

di R[ x] . Dari penjabaran di atas, penjumlahan dan perkalian polinomial di R[ x] adalah


polinomial di R[ x] , sehingga R[ x] tertutup untuk operasi penjumlahan dan perkalian di R[ x]
.selanjutnya akan ditunjukkan R[ x] mempunyai sifat:
1. Terhadap operasi penjumlahan merupakan grup komutatif
a. Sifat tertutup sudah ditunjukkan.
b. Bersifat assosiatif.
[() + ()] + () = (=0 +
=0 )+=0

= =0( + ) +=0 , = max(, )

= =0(( + ) + ) , = max(, )

= =0( + ( + )) , = max(, , )

==0 +=0( + ) , = max(, )

= =0 + (
=0 +=0 )

= () + [() + ()]

c. Ada elemen identitas terhadap penjumlahan yaitu () = =0 0. , sehingga


untuk () di [] berlaku:
() + () = =0 + =0 0
= =0( + 0)
= =0 = ()

() + () = =0 0 + =0
= =0(0 + )
= =0 = ()
d. Untuk semua ()di [] mempunyai invers penjumlahan yaitu (()) =
=0( ) sehingga dapat ditunjukkan
() + (()) = =0 + =0( )
= =0( + ( ))
= =0 0 = ()
(()) + () = =0( ) + =0
= =0(( ) + )
= =0 0 = ()
e. Penjumlahan bersifat komutatif
() + () = =0 +
=0 = =0( + )

==0( + ) , = max(, ) = max(, )

=
=0 + =0 = () + ()

2. Terhadap perkalian
a. Bersifat assosiatif
()[()()] = =0 (
=0 . =0 )

= =0 +
=0 ( )

Misalkan = +=
+(+)
()[()()] = =0 (+= )
+(+)
= =0 (+= (+= ))
= ++
=0 (++= )
(+)+
= =0 (+=(+= ) )

= +
=0 (+= ) (=0

= (=0
=0 ) =0 )

= [()()]()

b. Bersifat komutatif: ()() = +


=0 ( . )

=+
=0 ( . ) = ()()

c. Terdapat elemen satuan yaitu 1 = 1 0 , karena


(). 1 0 = =1( . 1) = =1(1. ) = 1. () = ()

3. Bersifat distributif terhadap perkalian dan penjumlahan


()[() + ()] = =0 (
=0 +=0 )

= =0 + =0( + ) , = max(, )
()[() + ()] = + +
=0( += ( + )) = =0( +=( + ))

max(+,+)

= ( + )
=0 += +=

+ +
= ( ) + ( )
=0 =0
+= +=

= =0 .
=0 +=0 =0

= ()() + ()()
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa [() + ()]() = ()() +
()() terbukti bahwa [] ring komutatif dengan elemen satuan.

Teorema berikut ini lebih lanjut menyatakan bahwa jika D adalah suatu daerah
integral, maka demikian juga gelanggan polynomial [].

Teorema 15.1.3 Bila D adalah suatu daerah integral, maka gelanggang polynomial []
adalah suatu daerah integral.
Bukti. Teorema 15.1.2 memperlihatkan bahwa []adalah suatu gelanggang. Karena D
adalah suatu gelanggang komutatif, maka untuk setiap dua unsure a,b D diperoleh ab=ba.
Hal ini berakibat bahwa untuk sebarang dua unsur a(x) = =0 () =
=0 [], maka

a(x)b(x) = =1(+= )
= =1(+= )
= b(x) a(x)
Sehingga [] adalah suatu gelanggang komutatif. Selanjutnya, karena D adalah suatu
daerah integral, maka D mempunyai unsure kesatuan katakana 1 D. Hal ini berakibat
bahwa 1=1 + 0x + 0x2 + + 0xn adalah unsur kesatuan di [].
Sekarang kita tinggal memperlihatkan bahwa D[] tidak mempunyai unsure pembagi
nol. Untuk itu misalkan a(), b() D[] dengan
a(x) = a0 + a1x2 + a2x2 + + anxn, an 0
a(x) = b0 + b1x2 + b2x2 + + bmxm, bm 0
karena an 0 dan bm 0, maka perkalian polynomial menghasilkan a(x) b(x) 0, hal ini
disebabkan oleh an bm 0. Ini berarti bahwa () () = 0 dipenuhi hanya bila () = 0
atau () = 0. Sehingga D[x] tidak mempunyai unsure pembagi nol. Jadi [] adalah suatu
daerah integral.

2.2. Pembagian Polinomial


Di sekolah menengah kita sudah mempelajari bagaimana cara membagi suatu
polinomial (dengan koefisien real) berderajat tinggi dengan polinomial berderajat lebih
rendah. Pada bagian ini kita akan melakukan abstraksi dari konsep pembagian polinomial ini,
yakni konsep pembagian pada polinomial atas suatu lapangan F. Sebagai contoh, perhatikan
pembagian polinomial () = 3 4 + 3 + 2 2 + 1 dan () = 2 + 4 + 2 di Z5[x] di
bawah ini. Pada pembagian ini tentu saja operasi penjumlahan dan perkalian dilakukan
dengan modulo 5.
3 2 + 4
2 + 4 + 2 3 4 + 3 + 2 2 + 1
3 4 + 2 3 + 2
4 3 + 2 + 1
4 3 + 2 + 3
2 + 1
Sehingga dalam Z5[x], polinomial f(x) dapat ditulis sebagai f(x) = g(x)q(x)+r(x)
dengan () = 2 + 4 + 2 , () = 3 2 + 4 dan () = 2 + 1. Pada pembagian diatas
polinomial q(x) disebut sebagai hasil bagi dan polinomial r(x) disebut sisa hasil bagi.
Teorema berikut ini memperlihatkan secara umum bahwa kita dapat melakukan
pembagian polinomial atas sebarang lapangan F.
Teorema 15.2.1
Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila f(x) , g(x) F[x] dengan g(x) 0 , maka terdapat
polinomial q(x) dan r(x) di F[x] yang tunggal sehingga f(x) = g(x)q(x)+r(x) dengan r(x) = 0
atau derajat r(x) lebih kecil dari derajat g(x) .
Bukti :
Dengan menggunakan induksi pada derajat dari polinomial f(x) kita akan memperlihatkan
keberadaan polinomial q(x) dan r(x) . Jika f(x) = 0 atau derajat f(x) lebih kecil dari derajat
g(x), maka q(x) dan r(x) diperoleh dengan r(x) = f(x) dan q(x) = 0 . Selanjutnya, andaikan f(x)
berderajat n dan g(x) berderajat m dengan n > m . Misalkan
() = 0 + 1 + 2 2 + +
() = 0 + 1 + 2 2 + +
Dengan menggunakan teknik pembagian seperti diatas, misalkan
1
() = () () .
Sehingga h(x) = 0 atau derajat h(x) lebih kecil dari derajat f(x) . Dengan menggunakan asumsi
pada induksi, untuk polinomial h(x) terdapat polinomial q1(x) dan r1(x) sehingga
h(x)=g(x)q1(x) + r1(x) dengan r1(x) = 0 atau derajat r1(x) lebih kecil dari derajat g(x). Hal
ini ber-akibat
1
() = () + ()
1
= () + ()1() + 1()
1
= ()[ + 1()] + 1()
1
Dengan mengambil () = + 1() dan r(x) = r1(x) , diperoleh
f(x) = g(x)q(x)+r(x)
dengan r(x) = 0 atau derajat r(x) lebih kecil dari derajat g(x).
Selanjutnya kita akan memperlihatkan ekspresi f(x) = g(x)q(x)+r(x) adalah tunggal.
Misalkan f(x) juga dapat ditulis sebagai f(x) = g(x)s(x)+t(x) dengan t(x) = 0 atau derajat t(x)
lebih kecil dari derajat g(x). Perhatikan bahwa
g(x)q(x)+r(x)= g(x)s(x)+t(x)
Sehingga
g(x)[q(x) - s(x)] = r(x) - t(x)
Karena derajat r(x) - t(x) lebih kecil dari derajat g(x) , maka haruslah q(x) - s(x) = 0. Yakni
q(x) = s(x) dan tentunya r(x) = s(x).
Sebagai akibat langsung dari Teorema 15.2.1 kita peroleh hasil-hasil sebagai berikut.

Akibat 15.2.2 Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila dan () [], maka ()
adalah sisa hail bagi dari () oleh ( ).
Bukti.
Menurut teorema 15.2.1 untuk polinomial () dan( ) terdapat polinomial (), ()
[] sehingga () = ( )() + () dengan derajat () lebih kecil dari derajat (
) . Akibatnya () adalah suatu konstanta yang berada di , sehingga () = (
)() + . Karena () [] , untuk kita dapat memandang sebagai suatu
pemetaan : . Sehingga () = ( )() + , yakni sisa hasil bagi = ().

Akibat 15.2.3 Andaikan F adalah suatu lapangan, dan misalkan dan () [].
Unsur a adalah pembuat nol dari () jika dan hanya jika ( ) adalah faktor dari ().
Bukti. Dengan menggunakan algoritma pembagian, maka polinomial () dapat ditulis
sebagai
() = ( )() + ()
Dengan () = 0 atau derajat dari () adalah 0. Bila pembuat nol dari (), maka
() = 0 = ( )() +
Yang berakibat = 0. Jadi ( ) adalah faktor dari ().
Sebaliknya jika ( ) adalah faktor dari (), maka terdapat polinomial ()
[] sehingga () = ( )() . Hal ini berakibat () = ( )() = 0() = 0 .
Jadi a pembuat nol dari ().

Akibat 15.2.4 Bila adalah suatu lapangan, maka suatu polynomial di [] yang berderajat
1 mempunyai paling banyak akar.
Bukti. Andaikan () adalah suatu polinomial berderajat di [] . Kita akan
memperlihatkan pernyataan di atas dengan menggunakan induksi pada derajat dari ().
Andaikan () adalah polinomial berderajat = 1. Misalkan () = + , dengan
, dan 0 . Akibatnya 1 adalah akar dari () . Sekarang andaikan ()
berderajat > 1. Andaikan adalah pembuat nol dari (). Menurut Akibat 15.2.3, ()
dapat ditulis sebagai () = ( )() dengan () adalah polinomial berderajat 1.
Jika adalah akar dari (), maka
0 = () = ( )().
Karena 0, maka () = 0. Yakni adalah pembuat nol dari (). Tetapi menurut
hipotesis induksi () mempunyai paling banyak 1 akar. Sehingga mempunyai paling
banyak akar.

Contoh 15.2.5 Perhatikan polinomial () = 4 + 4 3 + 2 + 4 5 [].


Karena (0) = 0 , (1) = 0 , (2) = 0 , (3) = 0 dan (4) = 4 , maka () mempunyai
empat buah akar di 5 . Selanjutnya, perhatikan polinomial () = 4 + 3 2 + 1 5 [].
Maka (0) = 1 , (1) = 0 , (2) = 4 , (3) = 4 , dan (4) = 0 . Akibatnya () hanya
mempunyai dua akar di 5 . Suatu polinomial mungkin saja tidak mempunyai akar pada suatu
lapangan tertentu.
Sebagai contoh, kita perhatikan polinomial () = 2 + + 1 2 [] . Maka (0) =
(1) = 1, sehingga () tidak mempunyai akar di 2 .
Contoh 15.2.6 Bila lapangan pada hipotesis dari Akibat 15.2.4 ganti dengan sebarang
gelanggang, maka suatu polinomial berderajat mungkin saja mempunyai lebih dari akar
pada gelanggang tersebut.
Sebagai contoh, bila () = 2 2 + 2 4 [], maka (0) = 0, (1) = 0, (2) = 0 dan
(3) = 0. Sehingga (), suatu polinomial berderajat dua, mempunyai empat buah akar di
4 .
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Definisi 15.1.1 Andaikan R suatu gelanggang komutatif. Himpunan
[] = {0 + 1 + 2 2 + + : }
di sebut sebut gelanggang polinomial atas R dalam indeterminate x.
2. Teorema 15.1.2 Bila R adalah suatu gelanggang, maka himpunan gelanggang
polynomial R[x] dengan operasi penjumlahan dan perkalian polynomial adalah
suatu gelanggang.
3. Teorema 15.1.3 Bila D adalah suatu daerah integral, maka gelanggang
polynomial [] adalah suatu daerah integral.
4. Teorema 15.2.1
Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila f(x) , g(x) F[x] dengan g(x) 0 ,
maka terdapat polinomial q(x) dan r(x) di F[x] yang tunggal sehingga f(x) =
g(x)q(x)+r(x) dengan r(x) = 0 atau derajat r(x) lebih kecil dari derajat g(x) .
5. Akibat 15.2.2 Andaikan F adalah suatu lapangan. Bila dan () [],
maka () adalah sisa hail bagi dari () oleh ( ).
6. Akibat 15.2.3 Andaikan F adalah suatu lapangan, dan misalkan dan ()
[]. Unsur a adalah pembuat nol dari () jika dan hanya jika ( ) adalah
faktor dari ().
7. Akibat 15.2.4 Bila adalah suatu lapangan, maka suatu polynomial di [] yang
berderajat 1 mempunyai paling banyak akar.

3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita meskipun disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,
maka kedepan nya jika ada pihak lain yang ingin menulis tentang pokok materi yang
sama maka isinya harus lebih baik lagi dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Suwilo, Saib, dkk. 1997. Aljabar Abstrak: Suatu Pengantar. Medan: USU Press
https://uas201142033.files.wordpress.com/2014/12/bab-xi.doc [diakses 19 April 2015]
http://eprints.undip.ac.id/32247/6/M03_Mohammad_Arifin_Y_chapter_II.pdf [diakses
19 April 2015]

Vous aimerez peut-être aussi