Vous êtes sur la page 1sur 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON AKSEPTOR KB PADA

Ny. E DI RUANG DELIMA RSUD ABDUL MOELOEK

BANDAR LAMPUNG

Oleh :

KELOMPOK V

1. Fransiska Tati haryani, S.ST

2. Maryantina, S.ST

3. Heni Susanti, S.ST

4. Lilis Setiawati, S.ST

5. Erna Oktaviani, S.ST

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN AHLI

BALAI PELATIHAN KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG

TAHUN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhannya yang masih tinggi, dan

penyebaran antar daerah yang kurang seimbang merupakan ciri penduduk Indonesia dan

merupakan masalah pokok dibidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih

tinggi disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat kematian.

(Anonim, 2009). Berdasarkan data BKKBN tahun 2011 angka kelahiran di Indonesia

masih cukup tinggi yaitu 2,6% dimana jumlah penduduk 216 juta jiwa dan keempat

terbanyak di dunia.

Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan preventif yang paling dasar

dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan

perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami

oleh wanita.

Pada awal tahun 70-an seorang wanita di Indonesia rata-rata memiliki 5-6 anak

selama masa reproduksinya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

menunjukkan angka TFR (Total Fertility Rate) pada periode 2002 sebesar 2,6 artinya

potensi ratarata kelahiran oleh wanita usia subur berjumlah 2-3 anak. Pada tahun 2007,

angka TFR stagnan pada 2,6 anak. Sekarang ini di samping keluarga muda yang ketat

membatasi anak, banyak pula yang tidak mau menggunakan KB dengan alasan masing-

masing seperti anggapan banyak anak banyak rezeki. Artinya ada dua pandangan yang

berseberangan, yang akan berpengaruh pada keturunan atau jumlah anak masing-masing

(Kusumaningrum dalam Andy, 2011).


Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak digunakan

adalah metode suntikan (49,1 %), pil (23,3 %), IUD/spiral (10,9 %), implant (7,6 %),

MOW (6,5 %), kondom (1,6 %), dan MOP (0,7 %) (Kusumaningrum dalam Andy,

2011).

Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor

pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan

metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat

keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi

(efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan

keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan

mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat

kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Metode Pasca salin di RSUD Abdoel Moeloek dengan menggunakan pendekatan

manajemen asuhan kebidanan sesuai wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Keluarga Berencana Metode

Pasca Salin

b. Menganalisa dan menginterprestasikan data untuk menegakkan diagnosa dan

masalah aktual pada Keluarga Berencana Pasca Salin

c. Merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana metode Pasca

Salin
d. Mengevaluasi hasil tindakan Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana metode

Pasca Salin

e. Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah dilaksanakan pada

Keluarga Berencana Pasca Salin

C. TEMPAT DAN WAKTU

1. Tempat Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan di Ruang Delima Kebidanan RSUD Abdul Moeloek Bandar

Lampung

2. Waktu Pengkajian

Waktu Pengkajian ini berlangsung kurang lebih 3 jam, mulai jam 9.00 WIB sampai

dengan jam 12.00 WIB


BAB II
PROSES OBSERVASI LAPANGAN

A. Kegiatan Observasi Lapangan


Pukul 08.00 WIB peserta Jabatan Fungsional Bidan Ahli berangkat menuju RSUD
Abdul Moeloek untuk melaksanakan kegiatan Observasi Lapangan. Pukul 08.15 WIB
peserta memasuki Aula Diklat RSUDAM dan diterima oleh pihak bagian diklat
Rumah Sakit, kemudian diberi pemaparan Profil Rumah Sakit.
Setelah itu peserta menuju ruangan Delima untuk melakukan observasi studi kasus
dengan melakukan pengkajian.

B. ASKEB

ASUHAN KEBIDANAN NY. E CALON AKSEPTOR KB IUD


DI RSUD ABDUL MOELOEK

NRM : 515604
Tanggal masuk : 08-08-2017
Jam : 23.500 WIB
Tanggal pengkajian : 09-08-2017
Jam : 09.30 WIB
Diagnosa masuk : Calon Akseptor

I. PENGKAJIAN
IDENTITAS (BIODATA)
Nama pasien : Ny.E Nama suami : Tn. D
Umur : 31 tahun Umur : 33 tahun
Suku/ bangsa : Lampung/Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat : Kedaton
A. DATA SUBJEKTIF ( S )

1. ALASAN KUNJUNGAN SAAT INI


Ny. E pasca persalinan hari pertama mau menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

2. KELUHAN UTAMA
Ibu merasa takut untuk menggunakan kontrasepsi MKJP karena mendengar cerita
orang lain.

3. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 17 tahun
Lama haid : 6 hari
Banyaknya : 3 x ganti pembalut/ hari
Siklus : 28 hari
Teratur/ tidak : Teratur
Dismenorhoe : Tidak ada
Fluor albus : Tidak ada

4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN KB YANG LALU


Kehm. Perkw. T4 Usia Jenis Penolong Penyulit Anak
Ket KB
Ke Ke Persl Keham. Persl. Kehm Persl Nfs JK BB PB
1 1 BPM 9 bln Spt Bidan - - - L 3700 51 7 Th Suntik
2 1 BPM 9 bln Spt Bidan - - - P 3700 51 3 Th Suntik
3 1 RSAM 9 bln Spt Bidan - - - L 3400 50 1 hr

5. RIWAYAT PENYAKIT YANG SEDANG DIDERITA


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit hipertensi, DM, Jantung, dll.

6. RIWAYAT PENYAKIT YANG LALU


Ibu mengatakan tidak mempunyai resiko penyakit IMS,HIV/AIDS.

B. Data Obyektif
1. Status Pasien
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu tubuh : 36,7 0C
Denyut nadi : 80 x/ mnt
Pernapasan : 20 x/ mnt

2. Pemeriksaan Fisik
1. Abdomen
1) Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
2) Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada

2. Anogenital :

a. Genetalia eksterna :

1) Inspeksi

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Cikatrik : Tidak ada cikatrik

Pengeluaran : Lokhea Rubra

2) Palpasi

Tidak ada pembesaran Kelenjar bartholini dan kelenjar scene

b. Genetalia Interna

1) Inspekulo

Serviks : Tidak ada ruptur porsio, tampak keluar darah dari


porsio

Pemeriksaan ukuran rahim : Panjang uterus 9 cm

c. Pemeriksaan bimanual : Tidak ada nyeri goyang,tidak ada nyeri adneksa


C. ANALISA
P3A0,Calon akseptor baru

D. PENATALAKSANAAN

No Tanggal Jam Petugas Asuhan kebidanan Tanda Ket


Tangan
1 09-08- 09.30 Bidan S : Ibu mengatakan mau
2017/ WIB Tina menggunakan kontrasepsi
jangka panjang tapi merasa
takut karena mendengar cerita
dari orang lain.
O : KU: Baik, Kesadaran: Compos
mentis, TD: 110/70 mmHg, N:
80x/menit, R: 20x/menit
A : P3A0 calon akseptor baru
P :
Melakukan konseling KB
MKJP pada ibu dan suami
(jenis kontrasepsi, mekanisme
kerja, persyaratan pemakaian,
manfaat, indikasi dan kontra
indikasi, waktu pemasangan,
efek samping), Ibu dan suami
mengerti dengan penjelasan
yang diberikan dan
mengatakan memilih
kontrasepsi IUD sebagai
pilihan.
Menjelaskan hasil
pemeriksaan fisik dan
menginformasikan kepada ibu
dan suami bahwa ibu dapat
dipasang IUD, ibu mau
dipasang IUD.
Melakukan inform consent
pada ibu dan suami, inform
consent telah ditandatangani.

2 09-08- 09.50 Bidan S : Ibu mengatakan ingin KB IUD


2017 WIB Tina O : Pemeriksaan anogenital : Porsio
tidak ada rupture, tampak darah
keluar, panjang uterus 9 cm.
A : P3A0 calon akseptor IUD
P :
Melakukan pemasangan IUD
sesuai SOP, IUD telah
dipasang.
Mengevaluasi keaadaan umum
pasca pemasangan resiko
ekspulsi IUD dan perporasi
uterus, tidak ada ekspulsi IUD
dan perporasi uterus.
Melakukan dekontaminasi dan
pemprosesan alat sesuai
standar PI, alat sudah
dilakukan pemprosesan alat
sesuai standar PI.
Melakukan Konseling pasca
pemasangan IUD dan cara
mengontrol sendiri
menggunkan jari, ibu telah
mengerti dengan penjelasan yg
diberikan.
Memberi tahu ibu untuk
kunjungan ulang yaitu 1 bulan
(tanggal 09 09 2017 )
setelah pemasangan, atau bila
ada keluhan, ibu mengerti
dengan penjelasan yang
diberikan dan akan melakukan
kunjungan ulang yang telah di
tentukan.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Pengamatan

Dari hasil orientasi lapangan yang dilakukan di ruang Delima RSUD dr. H. Abdul

Moeloek pada Akseptor KB IUD dapat dilihat bahwa:

1. Bidan sudah memberikan asuhan kebidanan pemasangan metode Kontrasepsi sesuai

standar pelayanan minimal dan berdasarkan Standar Operasional Prosedur

2. Pencegahan Infeksi sudah dilakukan sesuai SOP

3. Penggunaan metode kontrasepsi sudah dilakukan berdasarkan tujuan penggunaan KB,

kontra indikasi metode kontrasepsi, dan hak autonomi pasien berdasarkan Kaidah

Dasar bioetik (KDB).

B. ANGKA KREDIT

No Butir kegiatan Angka Kredit Jumlah


1 Mempersiapkan pelayanan kebidanan 0,001 0,001
2 Anamnesa 0,008 0,0004
3 Pemeriksaan fisik 0,008 0,0004
4 Melakukan diagnosa 0,005 0,00025
5 Rencana asuhan 0,007 0,00035
6 Persiapan pelayanan 0,005 0,00025
7 Mempersiapkan alat dan obat 0,005 0,00025
8 Melakukan evaluasi 0,06 0,003
9 Melakukan dokumentasi 0,008 0,0004
0,0063

C. MANFAAT

1. Menjadikan inspirasi untuk memperbaiki pendokumentasian dan pelayanan yang

lebih baik.
2. Melatih kita untuk mengerjakan suatu pelayanan atau tindakan sesuai dengan standar

(SOP).

3. Melatih untuk lebih terampil dalam pembuatan SOAP.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengkajian langsung terhadap Ny.E, Akseptor KB IUD dapat

ditarik kesimpulan:

1. Dalam melakukan pelayanan kontrasepsi, klien harus mendapatkan konseling yaitu

(jenis kontrasepsi, mekanisme kerja, persyaratan pemakaian, manfaat, indikasi dan

kontra indikasi, waktu pemasangan, efek samping).

2. Dalam memberikan suatu pelayanan kontrasepsi komunikasi antara bidan dengan

klien harus dibina secara baik, klien diberikan kebebasan untuk bertanya dan tidak

memaksakan kontrasepsi apa yang akan klien pilih, kenyamanan berkomunikasi

secara interpersoanal memudahkan klien untuk memilih kontrasepsi secara tepat.

3. Semua tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan protap dan sesuai standar

pelayanan kebidanan.

B. SARAN

Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus selalu

meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki serta harus memiliki

kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.

Vous aimerez peut-être aussi