Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
AKUNTANSI PERPAJAKAN
AKTIVA TETAP
MODUL 7
Mutiah
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2013
2
AKTIVA TETAP
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
1. Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan, dengan suatu masa manfaat yang lebih dari
satu tahun.
Baik menurut akuntansi maupun ketentuan perpajakan nilai aktiva tetap tidak boleh
Dalam prinsip akuntansi, biaya aktiva baru meliputi biaya bongkar dan
harga penggantian aktiva yang lama, yang merupakan pengorbanan yang
harus diperhitungkan sebagai biaya yang harus dikapitalisasi.
Dalam perpajakan nilai sisa buku harta lama yang dibongkar tidak
dikapitalisasi ke nilai perolehan harta baru, tetapi dibiayakan pada tahun
pajak ybs.
b. Mesin dan Peralatan peralatan kantor (mesin tulis, foto copy, meja dan
kursi kantor dll)
Mesin dan peralatan disajikan dineraca adalah sebesar H. Perolehan (H. Beli,
bea masuk, PPN, ongkos angkut, by asuransi, by pemasangan dan by.
percobaan)
2. Aktiva tetap tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets)
Mis : Tanah kecuali tanah yang dipakai dalam proses pembuatan produk seperti :
pada industri keramik, gerabah, batu bata, genteng.
Nilai tanah disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan (H.Beli,
ongkos, by balik nama, notaris, by pematangan tanah, by pengurusan surat ijin)
Dalam akuntansi hasil penjualan dari benda-benda yang diperoleh dari
pekerjaan pematangan tanah, mis : bekas bangunan, tanah urukan, dll
dipandang sebagai pengurang nilai perolehan tanah ybs.
Dalam perpajakan kasus ini belum diatur secara jelas, penjualan benda-benda
tersebut tidak mengurangi harga perolehan harta, hasil penjualannya
merupakan objek pajak yang dikenakan PPh.
B. PEROLEHAN AKTIVA
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara :
1. Pembelian (tunai, kredit, angsuran)
2. Capital lease (SGU Modal)
3. Pertukaran
4. Pembangunan sendiri
5. Hibah / pemberian
1. Pembelian aktiva
Aktiva yang diperoleh dengan pembelian di catat sejumlah :
Harga beli + biaya-biaya (PPN yg tidak dapat dikreditkan, by transportasi, by
pemasangan, jasa professional).
Harga beli aktiva antar pihak yg mempunyai hub istimewa dapat di hitung
kembali sesuai dengan harga pasar (wajar)
Ex:
PT. A memegang saham 30 % dari PT. B . PT A menjual peralatan ke PT.B
dengan harga 10 jt. Harga pasar Rp.12 jt. Maka untuk tujuan perpajakan harga
5
penjualan yang di catat di buku ke dua badan di hitung kembali menjadi 12 jt.
Kalau barang tersebut merupakan BKP tanpa memperhatikan koreksi harga, PT A
akan memungut PPN = 10% x Rp.10 jt = Rp. 1 jt.
Jika PPN tsb dapat dikreditkan maka tidak dikapitalisasi.
Jika PT. B bukan PKP / belum dikukuhkan menjadi PKP maka PPN nya :
1. Dikapitalisasi sebagai nilai perolehan aktiva sehingga nilai aktiva Rp. 11 jt.
2. Dianggap sebagai biaya pada saat pembelian aktiva sehingga nilai aktiva
hanya 10 jt. Sedang 1 jt pengurang penghasilan.
Jika ada perbaikan (menambah partisi) biaya tersebut harus dikapitalisasikan jika
jumlahnya cukup material, dan belanja modal ini dalam neraca dikelompokkan
dalam aktiva tetap tidak berwujud dengan judul leasehold improvement, Sesuai
dengan KMK hal tersebut disusutkan sebesar 5 % selama 20 th.
6
Ex :
Suatu aktiva di tukar dengan aktiva lain yang tidak sejenis dengan contoh sbb :
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi
syarat (tidak ada hubungan usaha) nilai perolehan bagi pihak yang menerima
harta adalah sisa buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan.
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan antara pihak yang
mempunyai hubungan usaha, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima
harta adalah harga pasar.
dikenakan pajak dengan tariff tersendiri dengan keps Men Keu sepanjang tidak
melebihi tariff tertinggi yaitu antara 10% s/d 30%.
Selisih revaluasi aktiva tersebut merupakan laba dan harus kena pajak.Alasan
revaluasi karena terjadi perubahan nilai tukar rupiah (devaluasi)
Selisih penilaian kembali ini harus dibukukan langsung sebagai kenaikan modal dan
tidak boleh diperlakukan sebagai laba luar biasa.
D. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva yang disebabkan oleh berkurangnya
manfaat potensial dari aktiva ybs yang diperkirakan terjadi pada periode kegiatan
usaha yang berjalan, atau proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi
biaya (cost allocation).
Umur aktiva adalah masa pemakaian aktiva dalam usaha.
Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis
Umur teknis : umur aktiva sesuai dengan kreteria teknis aktiva
Umur Ekonomis: jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis.
E. METODE PENYUSUTAN
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan
menurut kreteria sbb :
1. Berdasarkan waktu
a. M. Garis lurus (Straight-line method)
b. M. Pembebanan menurun
- M. jumlah angka tahun (sum of the years digits method)
- M. saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining
method)
2. Berdasarkan penggunaan :
a. M. jam jasa (service hours method)
b. M. jumlah unit produksi (productive output method)
3. Berdasarkan kreteria lainnya
a. M. berdasarkan jenis dan kelompok (group & composite method)
b. M. anuitas (annuity method)
c. Sistem persediaan (inventory systems)
Penyusutan tiap th = HP - NR
n
ex : sebuah mesin pabrik
HP = Rp. 5.500.000 NR = Rp.500.000 n = 5 th
5.500.000 500.000 = 1.000.000
5
12
F. DEPLESI
Deplesi adalah istilah untuk menyatakan penyusutan dalam usaha pertambangan dan
pengusahaan hutan (dalam perpajakan istilah lain dari deplesi adalah amortisasi).
Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton,barrel dll)
Contoh :
Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp. 20.000.000, taksiran
isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai
Rp.2.000.000,-. Deplesi per ton dihitung sbb :
Jika pada th I bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk th tersebut=
Contoh :
Suatu konsensi pertambangan ditaksir jumlah depositnya 80.000 ton, hasil produksi
satu tahun 8.000 ton. Prosentase hasil produksi satu tahun adalah :
8.000 x 100% = 10%
80.000
jadi, hak penambangan tersebut dalam setahun diamortisasikan sebesar 10%
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 25 % 50 %
Kelompok 2 8 12,5 % 25 %
Kelompok 3 16 6,25 % 12,5 %
Kelompok 4 20 5% 10 %
II. Bangunan
Permanen 20 5% -
Tidak permanen 10 10 % -
Ex :
PT.TIMBUL membeli aktiva :
Aktiva dengan umur 2 th Rp. 15 jt
Aktiva dengan umur 3 th Rp. 25 jt
Aktiva dengan umur 4 th Rp. 10 jt
Aktiva dengan umur 5 th Rp. 25 jt
Terhadap aktiva tersebut dikenakan PPN
a. Perolehan aktiva
Aktiva klmp I 75.000.000
PPN masukan 7.500.000
Kas / utang 82.500.000
b. Penyusutan
Biaya penyusutan 37.500.000
Ak. Penyst aktiva klmp I 37.500.000
17
Contoh soal :
1. PT. GEMILANG membangun gedung pabrik seharga Rp. 700.000.000 selesai bulan
Juni 1999, PPN dari kontraktor sebesar Rp. 70.000.000 telah dikreditkan pada tahun
1999.
Biaya pendirian (kelompok I) Rp. 50.000.000
Meubel (kelompok I) Rp. 20.000.000
Komputer (kelompok I) Rp. 10.000.000
Kendaraan Operasional (kel II) Rp.120.000.000
Pada tanggal 01 Juli 1999 PT. GEMILANG import mesin pabrik sebesar USD
600,000 dengan kurs per USD = Rp. 2.250
Penyusutan :
a. Akuntansi, metode garis lurus, tidak ada nilai residu
- Gedung pabrik taksiran umur 35 tahun
- Mesin pabrik taksiran umur 16 tahun
- Meubel taksiran umur 4 tahun
- Komputer taksiran umur 4 tahun
- Kendaraan operasional taksiran umur 8 tahun
- Biaya Pendirian taksiran umur 5 tahun
b. Perpajakan, harta bukan kelompok bangunan dengan metode saldo menurun
Soal :
1. Hitung penyusutan komersial dan penyusutan fiskal dari tahun 1999 s/d 2003
2. Buat perbandingan penyusutan komersial dan penyusutan fiskal dari tahun 1999
s/d 2003
18
PENYUSUTAN KOMERSIAL
GARIS LURUS
01-07-1999 H.P Meubel (Klmp I) Rp. 20.000.000
Tahun Biaya penyst / tahun Ak. Penyusutan N.B
0 Rp.20.000.000
1 6/12x 5 jt=Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.17.500.000
2 Rp. 5.000.000 Rp.7.500.000 Rp.12.500.000
3 Rp. 5.000.000 Rp.12.500.000 Rp.7.500.000
4 Rp. 5.000.000 Rp17.500.000 Rp.2.500.000
5 Rp. 2.500.000 Rp.20.000.000 0
PENYUSUTAN KOMERSIAL
GARIS LURUS
01-07-1999 H.P Komputer (Klmp I) Rp. 10.000.000
Tahun Biaya penyst / tahun Ak. Penyusutan N.B
0 Rp.10.000.000
1 6/12x2.5jt=Rp. 1.250.000 Rp.1.250.000 Rp.8.750.000
2 Rp. 2.500.000 Rp.3.750.000 Rp.6.250.000
3 Rp. 2.500.000 Rp.6.250.000 Rp.3.750.000
4 Rp. 2.500.000 Rp.8.750.000 Rp.1.250.000
5 Rp. 1.250.000 Rp.10.000.000 0
PENYUSUTAN KOMERSIAL
GARIS LURUS
01-07-1999 B. Pendirian (Klmp I) Rp. 50.000.000
Tahun Biaya penyst / tahun Ak. Penyusutan N.B
0 Rp.50.000.000
1 6/12x10jt=5.000.000 Rp. 5.000.000 Rp.45.000.000
2 Rp. 10.000.000 Rp.15.000.000 Rp.35.000.000
3 Rp. 10.000.000 Rp.25.000.000 Rp.25.000.000
4 Rp. 10.000.000 Rp.35.000.000 Rp.15.000.000
5 Rp. 10.000.000 Rp.45.000.000 Rp.5.000.000
6 Rp. 5.000.000 Rp.50.000.000 0
20
PENYUSUTAN KOMERSIAL
GARIS LURUS
01-07-1999 Kendaraan Operasional (Klmp II) Rp. 120.000.000
Tahun Biaya penyst / tahun Ak. Penyusutan N.B
0 Rp.120.000.000
1 6/12/15jt=7.500.000 Rp. 7.500.000 Rp.112.500.000
2 Rp. 15.000.000 Rp.22.500.000 Rp97.500.000
3 Rp. 15.000.000 Rp.37.500.000 Rp.82.500.000
4 Rp. 15.000.000 Rp.52.500.000 Rp.67.500.000
5 Rp. 15.000.000 Rp.67.500.000 Rp.52.500.000
6 Rp. 15.000.000 Rp.82.500.000 Rp. 37.500.000
7 Rp. 15.000.000 Rp.97.500.000 Rp.22.500.000
8 Rp. 15.000.000 Rp.112.500.000 Rp.7.500.000
9 Rp.7.500.000 Rp.120.000.000 0
Penyusutan Komersial
Metode Garis Lurus
Penyusutan Fiskal
Metode Saldo Menurun selain Bangunan