Vous êtes sur la page 1sur 18

kDunia Ilmu Keperawatan

Thursday, 3 September 2015


ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih,
termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya
infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika
terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang
bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna
yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa
gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.
Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra
wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung
kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit
lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan
mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses
ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh
progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin
dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-
keadaan tertentu.
Faktor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita adalah pembentukan
selaput mukus yang dependen estrogen di kandung kemih. Mukus ini mempunyai fungsi sebagai
antimikroba. Pada menopause, kadar estrogen menurun dan sistem perlindungan ini lenyap
sehingga pada wanita yang sudah mengalami menopause rentan terkena infeksi saluran kemih.
Proteksi terhadap infeksi saluran kemih pada wanita dan pria, terbentuk oleh sifat alami urin
yang asam dan berfungsi sebagai antibakteri.
Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut,
penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah
kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia
prostat dapat menyebabkan obstruksi aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya
infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.
Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena
tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan frekuensi
kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau menggunakan
kateter urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko infeksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi dari Infeksi Saluran Kemih ?
2. Bagaimana Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih?
3. Apa Saja Etiologi Infeksi Saluran Kemih?
4. Apa Saja Manifestasi Infeksi Saluran Kemih?
5. Bagaimana Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih?
6. Bagaimana WOC Infeksi Saluran Kemih?
7. Apa Saja Komplikasi Infeksi Saluran Kemih?
8. Apa Saja Penatalaksnaan Infeksi Saluran Kemih?
9. Apa Saja Pemeriksaan Diagnostic Infeksi Saluran Kemih?
10. Apa Saja Pencegahan Infeksi Saluran Kemih?
11. Bagaimana AsKep Infeksi Saluran Kemih?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan, dan menerapkan AsKep dengan kasus System Perkemihan dengan
memperhatikan Aspek Legal Etis pada Konsep Penyakit Infeksi Saluran Kemih.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Menjelaskan dan Memahami Pengertian dari Infeksi Saluran Kemih.
2. Menjelaskan dan Memahami Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih.
3. Menjelaskan dan Memahami Etiologi Infeksi Saluran Kemih.
4. Menjelaskan dan Memahami Manifestasi Infeksi Saluran Kemih.
5. Menjelaskan dan Memahami Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih.
6. Menjelaskan dan Memahami WOC Infeksi Saluran Kemih.
7. Menjelaskan dan Memahami Komplikasi Infeksi Saluran Kemih.
8. Menjelaskan dan Memahami Penatalaksnaan Infeksi Saluran Kemih.
9. Menjelaskan dan Memahami Pemeriksaan Diagnostic Infeksi Saluran Kemih.
10. Menjelaskan dan Memahami Pencegahan Infeksi Saluran Kemih.
11. Menjelaskan dan Memahami AsKep Infeksi Saluran Kemih.

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

2.1 Definisi ISK


ISK adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme dedalam saluran kemih,
yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain.
(Nanda Nic- Noc, 2012).
ISK adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa bagian saluran kemih.
(Adhie Djohan Utama, 2006).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001 hal. 112).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran
kemih. (Enggram, Barbara, 1998).

2.2 Epidemiologi ISK


Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki.
Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100
kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1 tahun,
infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian
besar infeksi saluran kemih terjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah di
mana infeksi saluran kemih pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada laki-laki hanya
0,2% dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian infeksi saluran kemih pada
anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Pada anak laki-laki yang
disunat, risiko infeksi saluran kemih menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang
tidak disunat. Pada usia 2 bulan 2 tahun, 5% anak dengan infeksi saluran kemih mengalami
demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan pemeriksaan fisik. Sebagian besar infeksi saluran
kemih dengan gejala tunggal demam ini terjadi pada anak perempuan.

2.3 Klasifikasi ISK


Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH ( 2012, hal 220), jenis infeksi kandung
kemih dapat diklasifikasikan:
Berdasarkan letak peradangan yaitu :
1. Kandung kemih (sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari
uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra kedalam kandung kemih
(refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
2. Uretra (uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal atau non
gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak
seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria
gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
3. Prostat (prostatitis)
4. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada ginjal,tubulus dan
jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal.
Infeksi saluran kemih pada usia lanjut dibedakan menjadi :
1. Infeksi Saluran Kemih Uncomplicated ( Simple )
Infeksi saluran kemih sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik,
anatomik maupun fungsional normal. Infeksi saluran kemih ini pada usia lanjut terutama
mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. Infeksi Saluran Kemih Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas
, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika , sering terjadi
bakterimia, sepsis dan shock. Infeksi saluran kemih ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan
sebagai berikut :
Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni
kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kemih menetap dan prostatitis.
Kelainan faal ginjal : gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.
Gangguan daya tahan tubuh.
Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus yang memproduksi urease.

2.4 Etiologi ISK

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:


a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang
kurang efektif
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

2.5 Manifestbasi Klinis ISK


Umumnya 10 % penderita infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang
mungkin dapat tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadari adanya infeksi.
Pada keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala biasanya :
1. Dysuria (rasa terbakar pada saat berkemih).
2. Frekuensi pengeluaran urine yang sedikit-sedikit dan sering.
3. Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih/pengosongan kandung kemih yang tidak
tuntas.
4. Nyeri suprapubik dan menyebar menjadi nyeri pinggang dan dapat terjadi low back pain.
5. Spasme kandung kemih.
6. Warna urine yang keruh.
7. Hematuri pada keadaan lanjut.
8. Gangguan saluran intestinal : mual, muntah dan anoreksia.

Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis):


1. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
2. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
3. Hematuria
4. Nyeri punggung dapat terjadi
Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis)
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri panggul dan pinggang
4. Nyeri ketika berkemih
5. Malaise
6. Pusing
7. Mual dan muntah

2.6 Patofisiologi ISK


Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme
terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90 persen
kejadian, disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S.
Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila
terjadi infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul
demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan vesika
urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra secara
asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang terlalu
berlebihan, yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan
vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui sperma,
sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh kuman
yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih
maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan sistoscopy
merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka uretra kuman
pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat yang dimasukkan dan
penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi
pada vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem urinarius. Intake minum yang kurang,
menyebabkan urine sedikit keluar, yang seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa
metabolisme adalah 1400 1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada
vesika urinaria tidak dapat di bawa keluar.
Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine mengandung glukosa
dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati dan Angiopati ( kelainan pembuluh darah )
di ginjal sehingga air kemih mengandung glukosa yang lebih dari normal sehingga kuman
menjadi lebih mudah berkembang.
Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran mikroorganisme ke seluruh
saluran kemih sehingga dapat terjadi statis urine yang menyebabkan infeksi sehingga timbul
keluhan disuria, sering berkemih, ketidaknyamanan suprapubik, urgency, peningkatan suhu.
Urine statis ini memungkinkan terjadinya Reflux ke ureter yang telah terkontaminasi dengan
urine ke pelvis ginjal.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih karena
adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat memelihara
integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali, karena
mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan memasukkan
mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine,
dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir
urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan berkembangnya
kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila saluran kemih terjadi kerusakan.
Obstruksi ini menyebabkan urine yang keluar sedikit-sedikit, pengosongan kandung kemih yang
tidak tuntas, spasme kandung kemih, warna urine yang keruh, low back pain dan dapat terjadi
hematuri terutama pada keadaan trauma urethra. ( M. Clevo Rendy, Margareth TH, 2012 hal
218).

2.7 WOC ISK (Web Of Coution)

2.8 Komplikasi ISK


Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya
proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal yang
terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati dengan tuntas
sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.
2.9 Penatalaksanaan ISK
Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221), pengobatan infeksi
saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat, membebaskan saluran kemih
dari mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka
kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :
1. Perawatan dapat berupa :
a. Meningkatkan intake cairan 2 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi.
b. Perubahan pola hidup diantaranya :
Membersihkan perineum dari depan ke belakang
Pakaian dalam dari bahan katun
Menghindari kopi, alkohol
2. Obat-obatan

a. Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.


Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 2 minggu
Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam jangka waktu 3
4 minggu
Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam waktu 3 6
bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.

b. Analgetik dan Anti spasmodik


Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita

c. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.


Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih

2.10Pemeriksaan Diagnostik ISK


Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau pengobatan
antara lain adalah :
1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
b. Urine kultur :
Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya : streptococcus,
E. Coli, dll
Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage Intra Venous Pyelogram ( BNO IVP )
a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.
b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih.

2.11Pencegahan ISK
1. Minum air putih yang banyak 2 2,5 liter per hari.
2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung kemih.
3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat
4. Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu biasakan mengosongkan
kandung kemih.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status Perkawinan,
Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama:
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien
mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra
sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan
biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
RKS
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien
mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra
sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan
biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
RKD
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran kemih dan memberi
petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien. Biasanya klien dengan ISK pada waktu dulu
pernah mengalami penyankit infeksi saluran kemih sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik
atau batu saluran kemih, atau memiliki riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau
estrogen, atau pernah di rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.
RKK
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk keadaan klien akibat
adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit
turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan
gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau
memperparah keadan klien.
3.1.2 Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : kesadaran menurun
2. Tanda tanda vital :
Tekanan darah : meningkat
Nadi : meningkat
Pernapasan : meningkat
Suhu : meningkat
3. Pemeriksaan fisik head to toe
No. Bagian Tubuh Pemeriksaan Fisik
1. Rambut keadaan kepala klien ISK biasanya baik
(tergantung klien): distibusi rambut merata,
warna rambut normal (hitam), rambut tidak
bercabang, rambut bersih. pada saat di palpasi
keadaan rambut klien ISK biasanya lembut,
tidak berminyak, rambut halus.
2. Mata keadaan mata penderita ISK biasanya normal.
Mata simetris, tidak udema di sekita mata,
sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis,
pandangan tidak kabur.
3. Hidung normal. Simetris tidak ada pembengkakan
,tidak ada secret, hidung bersih
4. Telinga Normal. telinga simetris kiri dan kanan, bentuk
daun teling normal, tidak terdapat
serumenm,keberihan telinga baik.
6. Mulut mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut
bersih(lidah,gigi,gusi).
7. Leher biasanya pada klien ISK Normal
I : leher simetris,tidak ada penonjolan
JVP,terlihat pulsasi
Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran nodus limfa
7. Thoraks I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan
Paru dada sama, pernapasan cepat dan dangkal,
tidak ada penonjolan rusuk.
Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada
nyeri tekan dan nyeri lepas serta edema atau
massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan.
Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan
suara resonan pada intercosta.
Au: Normal.tidak terdengar suara tambah pada
pernapasan (ronchi,whezing)
Jantung biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu
Tidak ada terjadi ganguan pada jantung klien
(kecuali klien memilki riwayat sakit
jantung).teraba pulsasi pada daerah jantung
klien pada intercosta 2 dan pada intercosta 3-5
tidak teraba, pada garis mid klavikula teraba
vibrasi lembut ketukan jantung.suara jantung
S1 dan s2 terdengar dan seimbang pada
intercosta ke 3 dan pada intercosta ke 5 bunyi
s1 lebih dominan dari pada s2.
8. Abdomen I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar yang
di tandai dengan perut buncit, tidak ada
pembuluh darah yang menonjol pada abdomen,
tidak ada selulit.
Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah akibat penekanan oleh infeksi
Pe : bunyi yang di hasilkan timpani
Au : bising usus terdengar
9. Ekstermitas kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat
melakukan pergerakan sesuai perintah, tidak
ada nyeri tekan atau lepas pada ekstermitas,
tidak ada bunyi krepitus pasa ekstermitas

3.2 Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik


Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau pengobatan
antara lain adalah :
1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
b. Urine kultur :
Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya : streptococcus,
E. Coli, dll
Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage Intra Venous Pyelogram ( BNO IVP )

a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal, panggul.


b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
b. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada kandung kemih.

3.3 Analisis Data


No. Data Masalah Etiologi
1. DS: Nyeri Inflamasi dan peningkatan
- Biasanya Klien mengatakan aktivitas penykit
rasa sakit saat
pipis(berkemih)
- Biasanya Klien mengatakan
rasa tidak enak saat berkemih
pada punggung bawah
- Biasanya Klien
mengeluhkan nyeri terasa
sejak 3hari lalu
DO:
- Wajah meringis
- Biasanya Dari pemeriksaan
urinalisis akan terdapat
leukouria positif dan terdapat
5 eritrosit pada lapang
pandang besar(LPB) sedimen
air kemih.
- Biasanya Klien tampak
memenggang daerah supra
pubik
- Biasanya Klien tampak
meringis, dan terdapat nyeri
tekan dan lepas pada daerah
sekitar kandung kemih klien
2. DS: Gangguan Nyeri saat BAK dan kurang
- Klien mengatakan sering eliminasi menjaga kebersihan organ
BAK dimalam hari bawah
- Klien mengatakan saat BAK
terasa sakit dan BAK sedikit
- DO:
- Klien tanpak kurang
memperhatikan kebersihan
organ bawah
3.4
- Klien tanpak menahan
kencing Dia
- Klien tanpak mengalami
gno
nokturia
3. DS: Hipertermi Peningkatan metabolisme akibat sa
- Klien mengatakan demam bakteri berkembang pada
Kep
saat sulit berkemih kandung kemih
- Klien mengatakan badan era
terasa panas
wat
- Klien mengatakan sakit
kepala dan menggigil an
- DO: 1.
- Klien tanpak pucat
- Konjungtiva klien tanpak Nye
pucat ri
- T: 39c
berh
ubungan dengan
2. Gangguan eliminasi
3. Hipertermi

3.5 Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Tujuan dan Kiteria Intervensi Aktivitas (NIC)
Keperawatan Hasil (NOC)
1. Nyeri berhubungan Tujuan : Setelah Manajemen nyeri:
dengan Inflamasi dan dilakukan tindakan 1. penilaian nyeri secara
peningkatan aktivitas keperawatan selama komprehensif dimulai dari
penyakit. 24 jam diharapkan lokasi, karakteristik, durasi,
nyerinya teratasi frekuensi, intensitas dan
Kiteria hasil : penyebab.
- Skala nyeri 0-3. 2. Kurangi faktor presipitasi
- Wajah klien tidak nyeri(faktor infeksi)
meringis. 3. Pilih dan lakukan penanganan
- Klien tidak nyeri (farmakologi, non
memegang daerah farmakologi dan inter personal).
nyeri.
Pemberian analgesic:
1. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
2. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
3. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)

2. Gangguan Eliminasi Tujuan: setelah di 1. Monitor keadaan bladder setiap


lakukan tindakan 2 jam
perawatan selama 2. Hindari faktor pencetus
24 jam klien mampu inkontinensia urine seperti
BAK dengan normal cemas
Kiteria hasil : 3. Kolaborasi dengan Dokter
Klien dapat dalam pengobatan dan
mengontrol kateterisasi
pengeluaran urine 4. Jelaskan tentang pengobatan,
setiap 4 jam Kateter, penyebab, dan tindakan
Tidak ada tanda- lain
tanda retensi dan
inkontinensia urine
Klien berkemih
dalam keadaan
rileks

3. Hipertermi Tujuan: Setelah di Fever treatment


lakukan tindakan 1. Monitor suhu sesering mungkin
keperawatan selama2. Monitor tekanan darah, nadi dan
24 jam diharapkan RR
klien T kembali 3. Monitor intake dan output
normal 4. Kompres pasien pada lipat paha
Kiteria hasil : dan aksila
- Suhu tubuh dalam 5. Berikan pengobatan untuk
rentang normal mencegah terjadinya menggigil
- Nadi dan RR dalam6. Tingkatkan sirkulasi udara
rentang normal
- Tidak ada Temperature regulation
perubahan warna 1. Monitor suhu minimal tiap 2
kulit dan tidak ada jam
pusing, merasa 2. Rencanakan monitoring suhu
nyaman secara kontinyu
3. Monitor TD, nadi, dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
6. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling
lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada
sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria,
hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran
kemih bagian atas.
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi
nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P. aeruginosa, Acinetobacter,
Enterococcus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.

3.2 Saran
Dengan penjelasan mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta ASKEPnya
diharapkan kepada pembaca untuk dapat memahami tentang Konsep Infeksi Saluran Kemih
(ISK) serta ASKEPnya tersebut, sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan serta dapat
memahami apa saja yang berkaitan dengan hal tersebut, serta bagi mahasiswa dapat menambah
ilmu pengetahuannya mengenai Konsep Infeksi Saluran Kemih (ISK) serta ASKEPnya tersebut,
dan diharapkan dapat menegakkan asuhan keperawatan yang professional dan bersungguh-
sungguh menjadi perawat yang professional nantinya.
Posted by nuroktifsetia ningsih at 23:26
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me
nuroktifsetia ningsih
View my complete profile

Blog Archive
2015 (19)
o September (12)
trend dan issue KGD I
konsep PHC
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT SEBAGAI PENELITI
KONSEP KEGAWATDARURATAN I
SAP DIARE PADA ANAK
KONSEP WALI DAN SAKSI DALAM MUNAKAHAT
GERAKAN SHOLAT SEBAGAI ALTERNATIF SENAM HAMIL DAN
...
ASUHAN KEPERAWATAN INKONTINENSIA URIN
ASUHAN KEPERAWATAN RETENSI URIN
ASUHAN KEPERAWATAN HIDRONEFROSIS
ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ASUHAN KEPERAWATAN CYSTITIS
o August (7)

Nur Oktif Setia Ningsih. Ethereal template. Powered by Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi