Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kementrian Kesehatan :
1. drg. Armansyah, MPPM
2. Budiarti Setiyaningsih, SKM, MKM
3. drg. Devi Yuliastanti
4. dr. Eka Sulistyani
5. dr. Endang Lukito, MPH
6. drg. Erwinas
7. Drs. Ismiwanto Cahyono,MARS
8. dr. Kalsum Komaryani, MPPM
9. drg. M. Kamaruzzaman, MSc
10. Nurul Badriyah, SKM
11. Sulistyo, SKM, M. Epid
12. dr. Triya N. Dinihari
TIM PENYUSUN 13. dr. Vanda Siagian
BPJS Kesehatan :
1. Dr. Erna Wijaya Kesuma, MM, AAAK
2. dr. M. Edison, MM, AAK
Pengarah 3. Dra. Andayani Budi Lestari, MM, AAK
dr.Sigit Priohutomo., MPH 4. Dr. Ari Dwi Aryani
dr. Slamet, MPH 5. dr. Fachrurozi, MM, AAK
drg. Kartini Rustandi, M.Kes 6. Surmiyati SKM, MPH, AAAK
7. Candra Nurcahyo, SKM, AAAK
i
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah tersusun Buku Petunjuk
Teknis Pelayanan Tuberkulosis bagi Peserta JKN pada tahun 2015 ini. Buku ini disusun
sebagai acuan bagi penyedia layanan TB di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) milik pemerintah maupun
swasta yang telah bekerjasama dengan BPJS kesehatan dalam pelaksanaan JKN.
Buku petunjuk teknis ini disusun berdasarkan amanat dalam peraturan menteri
kesehatan No 28 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan.
Tujuan penyusunan buku petunjuk teknis ini adalah untuk memperjelas prosedur,
tatalaksana, tata urutan, dan tata pembiayaan pelayanan TB di era JKN.
Penggunaan buku petunjuk teknis ini telah diujicobakan di Kota Jakarta Barat,
Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Malang.Hasil uji coba tersebut menggambarkan
bahwa petunjuk teknis ini mempermudah dalam pelaksanaan program TB di FKTP dan
FKRTL di era JKN.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membeirkan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua, Amin.
ii
KATA SAMBUTAN
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah diberlakukan sejak tanggal 1
Januari 2014, sesuai amanat dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Sistem JaminanSosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang memberikan jaminan sosial
yang merupakan bentuk perlindungan social kepada seluruh rakyat dalam pelayanank
esehatan.
Pelaksanaan sistem JKN yang dikelola oleh BPJS kesehatan merupakan suatu
system dimana pelayanan kesehatan dan pembiayaan diselenggarakan dan tersinkronisasi
dalam kerangka kendali mutu dan biaya sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan
yang bermutu dengan biaya yang efisien. Dalam rangka meningkatkan akses mutu dan
biaya pelayanan kesehatan TB bagi peserta JKN, maka terbentuklah buku petunjuk
teknis ini.
Pelayanan TB telah masuk dalam Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer sesuai dengan Permenkes Nomor 5 Tahun 2014
yang berarti dapat diselesaikan di FKTP dengan kompetensi 4A, mendiagnosis dan
melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas. Di era JKN, FKTP sebagai kontak
pertama (gatekeeper) pelayanan kesehatan formal dan penapis rujukan diharapkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan pedoman pelayanan medik.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, pelayanan kesehatan untuk
Tuberkulosis ditanggung dalam program JKN dan masuk dalam skema pembiayaan
kapitasi maupun INA-CBGs, namun untuk pembiayaan obat ditanggung oleh program
tersendiri.
Kami menyambut baik diterbitkannya Petunjuk Teknis Pelayanan TB Bagi
Peserta JKN yang dapat digunakan oleh FKTP dan FKRTL yang bekerjasama dengan
BPJS kesehatan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan TB yang bermutu. Semoga
Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
iii
KATA SAMBUTAN
direktur utama BPJS kesehatan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah lembaga penyelenggara Program
Jaminan Kesehatan Nasional yang diamanatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS Kesehatan bertujuan
untuk menjalankan program jaminan sosial kesehatan dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan
serta memenuhi kebutuhan dasar kesehatan bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini tertuang dalam undang-
undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Dengan beroperasinya BPJS Kesehatan, 1 Januari 2014. Setiap Peserta BPJS Kesehatan berhak
memperoleh manfaat Jaminan Kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, baik pelayanan
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Termasuk dalam pelayanan kesehatan perorangan ini
adalah pelayanan Tuberkulosis.
Berdasarkan Permenkes No. 28 Tahun 2014 dinyatakan bahwa. Pelayanan Kesehatan bagi penderita
penyakit HIV dan AIDS, Tuberculosis (TB) malaria serta kusta dan korban narkotika yang memerlukan
rehabilitasi medis, pelayanannya dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Pola pembayarannya
merupakan bagian dari pembayaran kapitasi. Di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, akan dilayani sesuai
indikasi medis dan ketentuan.
Pelayanan Tuberkulosis dijamin oleh BPJS Kesehatan sesuai prosedur yang berlaku, yaitu melalui
rujukan berjenjang. Dari data EPJS Kesehatan, selama tahun 2014 peserta BPJS Kesehatan yang menderita
TB, sebanyak 189.964 jiwa, dan masih ada 5.610 peserta yang belum sembuh.
BPJS Kesehatan menyambut gembira atas terbitnya Buku Petunjuk Teknis Pelayanan Tuberkulosis
di era JKN ini. Kami berharap buku ini dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi pengolah dan pelaksana
Pelayanan Tuberkulosis, di Fasilitas Kesehatan seluruh, khususnya bagi peserta BPJS Kesehtan. Semoga
dengan terbitnya buku ini, penanganan TB di Indonesia dapat terlayani dengan baik.
Terima kasih atas kerjasama yang baik ini. Tetaplah bergotongroyong untuk Indonesia yang lebih sehat.
iv
TIM PENYUSUN i
PENGANTAR ii
KATA SAMBUTAN iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR BAGAN vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 26
Lampiran 2 27
Lampiran 3 28
Lampiran 4 29
Lampiran 5 30
Lampiran 6 32
Lampiran 7 33
Lampiran 8 34
viii
DAFTAR SINGKATAN
ix
PENDAHULUAN
BAB I
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan prioritas global karena menjadi penyebab kematian
terbanyak di dunia. Saat ini Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus TB terbanyak di dunia.
Berdasarkan angka laporan TB WHO pada tahun 2013 di dunia terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana
1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif.
Berdasarkan global report per 16 Desember 2014, prevalensi TB di Indonesia sebesar660 per 100.000,
insidensi 403 per 100.000, mortalitas 42 per 100.000, dan total kasus ternotifikasi 327.103. Masih banyak kasus TB
yang belum dilaporkan.
Hasil survei riset kesehatan dasar, Kementerian Kesehatan di tahun 2010 menunjukkan bahwa 64% pasien
menggunakan RS, BBKPM, dan dokter praktik mandiri. Tingginya angka pasien yang terdiagnosis TB di RS dan
di DPM menjadi tantangan khusus untuk penyelenggara program TB nasional karena sampai Januari 2014, baru
40% saja RS yang telah terlibat dalam strategi DOTS, sedangkan Puskesmas telah mencapai 98%. Sementara belum
diketahui berapa banyak DPM yang telah ikut terlibat dalam strategi DOTS.Hal ini menyebabkan terjadinya peluang
praktik pengobatan yang tidak sesuai standar.
Dalam era JKN, fasilitas kesehatan dituntut untuk efisien sesuai kebutuhan pasien dalam memberikan
pelayanan kesehatan, namun tetap memperhatikan mutu pelayanan dan aspek keamanan.Berdasarkan kondisi di
atas, JKN mempengaruhi secara langsung proses pelayanan pasien tuberkulosis di layanan kesehatan baik di tingkat
pertama maupun lanjutan. Dengan demikian, diperlukan pendekatan komprehensif terkait peran JKN dalam public
private mix (bauran layanan pemerintah-swasta) untuk pelayanan pasien TB dan program pengendalian TB. Hal
ini bertujuan untuk menjamin akses layanan TB yang bermutu sehingga semua kasus TB dapat terlaporkan dan
memperkuat sistem rujukan pasien TB dari FKTP ke FKRTL atau sebaliknya.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomer 32 tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 28 tahun 2014, tentang pedoman pelaksanaan jaminan kesehatan nasional maka dikeluarkan buku petunjuk
teknis pelayanan TB bagi peserta JKN sebagai acuan tatalaksana TB dalam JKN yang dapat digunakan di tingkat
pelayanan kesehatansebagai pedoman dalam pelayanan TB.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai petunjuk teknis bagi para pelaksana program JKN dalam rangka
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan TB bagi peserta JKN, agar
dapat terhindar atau sembuh dari TB, sehingga derajat kesehatan masyarakat
dapat meningkat.
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan TB di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama, dan lanjutan melalui pembiayaan JKN.
Meningkatnya kualitas pelayanan TB yang terstandar bagi peserta JKN di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, lanjutan, melalui pembiayaan JKN.
Menjamin terlaksananya rujukan pelayanan TB dilakukan secara benar.
Mencegah terjadinya fraud dan moral hazard dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan melalui sisem pembiayaan pelayanan kesehatan
C. Sasaran Pengguna
1. Penyedia layanan TB di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta yang
telah bekerjasama dengan BPJS kesehatan dalam pelaksanaan JKN baik di
tingkat pertama maupun lanjutan di seluruh Indonesia.
2. Pengelola program TB di Dinas Kesehatan tingkat Provinsi, dan Kabupaten/ Kota
3. BPJS Kesehatan
D. Ruang Lingkup
1. Pelayanan Tuberkulosis
2. Mekanisme Pelayanan Rujukan
3. Tatakelola Logistik
4. Monitoring dan Evaluasi
2
1. Pasien TB adalah seseorang yang sudah didiagnosis berdasarkan hasil konfirmasi
pemeriksaan bakteriologis, dan dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan sediaan
biologinya dengan pemeriksaan mikroskopis, biakan atau diagnostik cepat yang
direkomendasi oleh Kemenkes RI.
2. Tatalaksana TB adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penemuan terduga,
diagnosis, dan pengobatan TB sesuai dengan strategi DOTS dan Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis
3. Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada
E. Pengertian setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
4. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS
Berikut beberapa batasan/ Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
pengertian dalam upaya Jaminan Kesehatan
mencapai kesamaan 5. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah
pemahaman: fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
non spesialistik untuk keperluan observasi, diagnosis, perawatan, pengobatan,
dan pelayanan kesehatan lainnya. Fasilitas kesehatan tersebut meliputi Puskesmas,
Dokter Praktek Mandiri (DPM), praktik dokter gigi, dan klinik pratama, dan rumah
sakit kelas D pratama.
6. DPM tersertifikasi TB adalah DPM yang telah mengikuti pelatihan TB yang
kurikulumnya terstandarisasi Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (BPPSDM kesehatan).
7. Klinik pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
8. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yang selanjutnya disingkat menjadi
FKRTL adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan
bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi pelayanan kesehatan rawat
jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan,dan rawat inap di ruang perawatan
khusus. Fasilitas kesehatan tersebut meliputi klinik utama, rumah sakit umum dan
Pusat Rujukan TB resistan obat.
9. Fasilitas KesehatanTingkat Pertama Rujukan Mikroskopis adalah fasilitas kesehatan
yang mampu melakukan pemeriksaan mikroskopis dan dapat menerima rujukan
pemeriksaan mikroskopis dari FKTP satelit.
3
10. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Satelit (FKTP-S) adalah fasilitas kesehatan
yang tidak mempunyai fasilitas pemeriksaan mikroskopis. Tetapi dapat menyiapkan
sediaan pemeriksaan mikroskopis
11. Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM) adalah fasilitas kesehatan yang memiliki
laboratorium mikroskopis pemeriksaan TB yang berfungsi melakukan pelayanan
mikroskopis TBmulai dari pembuatan sediaan, pewarnaan, dan pemeriksaan
mikroskopis dahak tetapi tidak menerima rujukan dari PS.
12. Pusat Rujukan/sub rujukan TB resistan obat adalah Faskes yang melaksanakan
Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat mulai dari penjaringan
terduga, penegakan diagnosis, pengobatan baik rawat inap maupun rawat jalan, E. Pengertian
penatalaksanaan efek samping, evaluasi keberhasilan pengobatan, manajemen
logistik dan pencatatan serta pelaporannya. Berikut beberapa batasan/
13. FKTP atau FKRTL satelit TB resistan obat adalah fasilitas kesehatan yang memperoleh pengertian dalam upaya
logistik TB resistan obat dari fasilitas kesehatan rujukannnya dan melanjutkan mencapai kesamaan
tatalaksana pengobatan TB resistan obat. pemahaman:
14. Laboratorium swasta adalah laboratorium bukan milik pemerintah yang dapat
memeriksa dahak mikroskopis TB dan telah mengikuti jaga mutu TB (PME=
pemeriksaan mutu eksternal).
15. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal.
16. Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada
FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
17. Tarif Indonesia Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INACBGs adalah
besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis
penyakit.
18. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang
merupakan satu rangkaian perawatan pasien.
4
19. Formulir TB 01 adalah kartu pengobatan pasien TB yang disimpan di unit pelayanan
kesehatan (FKTP dan FKRTL) dimana pasien mendapat pengobatan.
20. Formulir TB 02 adalah kartu identitas pasien yang disimpan oleh pasien TB digunakan
untuk mencatat paduan obat yang diberikan kepada pasien, jumlah obat yang telah
diberikan, tanggal harus kembali, tanggal pemeriksaan ulang dahak dan catatan lain
dari dokter atau perawat.
21. Register TB 03 UPK adalah buku register TB yang disimpan di unit pelayanan
E. Pengertian
kesehatan (FKTP dan FKRTL).
22. Register TB 04 adalah buku register laboratorium, yang digunakan untuk mencatat
Berikut beberapa batasan/ setiap melakukan pemeriksaan dahak dari seorang penderita, diisi oleh petugas
pengertian dalam upaya laboratorium yang melakukan pewarnaan dan pembacaan sediaan dahak di sarana
mencapai kesamaan pelayanan kesehatan.
pemahaman: 23. Formulir TB 05 adalah permohonan laboratorium untuk pemeriksaan dahak bagian
atas diisi oleh petugas yang meminta pemeriksaan dahak, bagian bawah diisi oleh
petugas yang membaca sediaan dahak. Satu pasien menggunakan satu formulir TB
05 yang digunakan untuk permohonan laboratorium 3 spesimen (diagnosis) dan 2
spesimen (follow up pengobatan).
24. Register TB 06 adalah buku bantu bagi petugas TB di sarana pelayanan kesehatan
yang mengobati pasien untuk menuliskan daftar suspek yang diperiksa dahak SPS.
25. Formulir TB 09 adalah formulir rujukan / pindah pasien TB digunakan bila seorang
pasien akan dirujuk atau pindah berobat ke sarana pelayanan kesehatan diluar wilayah
kabupaten/kota.
26. Formulir TB 10 adalah formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB pindahan, diisi
oleh unit pengobatan yang menerima pasien pindahan. Formulir ini dikirim ke unit
pengobatan dimana pasien TB terdaftar pertama kali karena hasil pengobatan pasien
TB akan dilaporkan secara kohort.
5
PELAYANAN TUBERKULOSIS
BAB II
Faskes untuk layanan TB dibedakan sesuai dengan jenis faskes dan klasifikasi pasien sebagai berikut:
A. Pelayanan TB tanpa komplikasi atau penyulit di FKTP
B. Pelayanan TB ekstra paru dan TB dalam kondisi khusus di FKTP dan FKRTL
A. Pelayanan TB Tanpa Komplikasi atau Penyulit di FKTP
FKTP baik puskesmas maupun Dokter Praktek Mandiri (DPM) atau Klinik mandiri yang bekerjasama
dengan BPJS kesehatan dan sudah terlatih TB harus dapat mendiagnosis dan memberikan tatalaksana TB sesuai
PNPK. Penjabaran secara rinci terangkum dalam tabel berikut ini :
6
No Aktivitas Puskesmas DPM / Klinik Pratama
Pengobatan pasien
TB tanpa komplikasi Melakukan pengobatan dan pencatatan di formulir TB.01, TB 02
5.
dan pasien rujuk balik dan register TB.03 UPK.
tanpa penyulit.
Pelacakan kontak Melakukan pelacakan kontak 1. Mendata kontak erat dan atau kontak
serumah yang dicatat dalam TB.01
9. erat dan atau erat dan atau kontak serumah
kontak serumah yang terdaftar dalam TB.01 2. Melaporkan kontak erat dan atau
kontak serumah kepada puskesmas
wilayah kerja domisili pasien.
7
No Aktivitas Puskesmas DPM / Klinik Pratama
Catatan :
1. Seluruh pasien TB di FKTP tidak dikenakan iur biaya.
2. Format pencatatan pelaporan TB 01 13 merujuk pada Keputusan Menteri
Kesehatan (KMK) Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis.
8
B. Pelayanan TB Ekstra Paru dan TB dalam Kondisi Khusus di FKTP Dan FKRTL
Pelayanan TB di FKRTL meliputi layanan TB ekstraparu dan TB dengan keadaan khusus, dalam hal ini
termasuk TB paru BTA negatif. Penjabaran secara rinci terangkum dalam tabel berikut ini :
1. Bila ada komplikasi atau penyulit 1. Menerima rujukan dari FKTP kasus
hepatitis dirujuk ke FKRTL untuk dengan komplikasi atau penyulit untuk
konsultasi pengobatan dari dokter dikelola komplikasi dan penyulitnya.
2. TB dengan hepatitis spesialis penyakit dalam dan atau dokter 2. Melakukan rujuk balik apabila
spesialis paru kondisi pasien sudah sembuh dengan
2. Merujuk dengan menggunakan formulir menggunakan formulir TB 10.
TB 09. 3. Melakukan diagnosis dan tatalaksana
hepatitis sesuai PNPK tatalaksana TB.
9
No Jenis FKTP FKRTL
10
No Jenis FKTP FKRTL
TB Ekstra Paru:
- TB Limfadenitis 1. Pasien TB Limfadenitis tetap dilayani di
- TB Meningitis FKTP kecuali dengan komplikasi atau 1. Menerima rujukan kasus dengan
- TB Spondilitis penyulit. komplikasi atau penyulit untuk dikelola
- TB Peritonitis 2. Bila ada komplikasi atau penyulit dirujuk komplikasi dan penyulitnya dari FKTP.
- TB Kulit ke FKRTL untuk konsultasi pengobatan 2. Melakukan rujuk balik apabila
6. - TB milier dari dokter spesialis terkait. kondisi pasien sudah sembuh dengan
- TB Saluran kemih 3. Tatalaksana pengobatan TB dilanjutkan menggunakan formulir TB 10.
- TB perikarditis setelah pasien dirujuk balik ke FKTP 3. Melakukan diagnosis dan tatalaksana TB
- TB mata dengan regimen pengobatan sesuai ekstraparu sesuai PNPK tatalaksana TB.
- TB SSP dengan rekomendasi dokter FKRTL.
- TB gastro intestinal 4. Merujuk dengan menggunakan formulir
- TB sendi TB 09.
- TB Ekstra paru lain
11
No Jenis FKTP FKRTL
1. Melakukan skrining batuk pada pasien 1. Menerima rujukan bagi pasien HIV
HIV yang dikelola di FKTPdan melakukan positif untuk penegakan diagnosis TB
skrining HIV pada pasien TB yang sedang melalui pemeriksaan radiologi dan
diobati. GeneXpert (FKRTL yang memiliki
2. Melakukan rujukan bagi pasien HIV fasilitas tersebut)
positif ke FKRTL untuk penegakan 2. Melakukan tatalaksana TB HIV sesuai
8. TB HIV diagnosis TB melalui pemeriksaan PNPK.
radiologi dan GeneXpert. 3. Melakukan rujuk balik ke FKTP untuk
3. Melakukan rujukan pengobatan bagi memperoleh pengobatan TB.
pasien TB dengan tes HIV reaktif untuk
memperoleh pengobatan ARV ke FKRTL
atau FKTP yang memiliki fasilitas
pengobatan ARV.
4. Melakukan tatalaksana pengobatan TB
pada ODHA.
12
No Jenis FKTP FKRTL
Catatan :
1. Seluruh pasien TB di FKRTL sesuai hak peserta tidak dikenakan iur biaya.
2. Pembiayaan untuk penanganan pasien Tuberkulosis Resistan Obat menjadi tanggungjawab
Pemerintah Pusat, propinsi, kab/kota, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat melalui
mekanisme yang ada sesuai dengan PMK no.13 tahun 2013 sampai TB resistan obat masuk
kedalam INA CBGs.
13
C. Alur Klinis
Alur klinis adalah alur/tahapan suatu proses kegiatan pelayanan pasien yang spesifik untuk suatu
penyakit yang disusun mulai pasien masuk sampai pasien pulang dari rumah sakit atau menuntaskan pengobatan.
Aktifitas yang disusun merupakan integrasi dari pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan farmasi
dan pelayanan kesehatan lainnya. Alur klinis untuk penatalaksanaan TB disusun berdasarkan PNPK TB
dan disesuaikan dengan strata fasilitas kesehatan, sarana prasarana yang tersedia dan kebijakan di fasilitas
kesehatan tersebut. Oleh karena itu detil aktifitas dan bahan yang digunakan untuk penatalaksanaan TB
dalam alur klinis bisa bervariasi.
Penyusunan alur klinis sangat diperlukan untuk mengendalikan mutu pelayanan TB di fasilitas
kesehatan, mengingat tarif yang berlaku di rumah sakit saat ini adalah tarif INA CBGs yang sudah tetap.
Pelayanan tanpa alur klinis akan mengakibatkan munculnya variasi biaya sebagai konsekuensi variasi pelayanan
tersebut, yang pada akhirnya akan menambah beban biaya atas pelayanan yang diberikan. Keadaan ini akan
merugikan faskes dan memberi peluang munculnya fraud.
14
TABEL 3. KODING ICD 10 TAHUN 2013
A15.1.0 TB Paru dengan konfirmasi kultur Keadaan di A15.0, konfirmasi kultur saja
saja
TB Paru dengan konfirmasi kultur Keadaan di A15.0, konfirmasi kultur positif dan
A15.1.1 dan resistansi terhadap Rifampisin terbukti resistan terhadap rifampisin dengan
dengan atau tanpa Isoniazid atau tanpa resistan terhadap Isoniazid
TB Paru dengan konfirmasi kultur Keadaan di A15.0, konfirmasi kultur positif dan
A15.1.2 dan tidak ada resistansi terhadap tidak terbukti resistan terhadap rifampisin
Rifampisin
TB Paru dengan konfirmasi kultur Keadaan di A15.0 dan A15.1.1 dengan resistan
dan resistansi terhadap Rifampisin terhadap obat anti TB lini kedua seperti
A15.1.3 dengan resistansi tambahan kanamisin, kapreomisin, golongan kuinolon dan
terhadap obat TB lini kedua obat lini kedua lain.
15
Kode ICD 10 Sub Kategori Penggunaan
A15.2 TB Paru dengan konfirmasi Keadaan di A15.0, konfirmasi histologis saja
histologis saja
A15.3 TB Paru dengan konfirmasi tidak Keadaan di A15.0, tidak dijelaskan apakah
diketahui konfirmasi secara bakteriologis atau histologis
16
Kode ICD 10 Sub Kategori Penggunaan
TB Kelenjar limfe intra thorax TB Kelenjar limfe Hilus, TB Kelenjar limfe
A16.3 tanpa menyebutkan hasil konfirmasi Mediastinal, TB Kelenjar limfe Trakeobronkial.
bakteriologis dan histologis Hasil konfirmasi tidak disebutkan
17
Kode ICD 10 Sub Kategori Penggunaan
TB Kandung kemih, TB serviks, TB ginjal,
A18.1 TB saluran urogenital TB pada saluran genital pria, TB ureter dan
Penyakit inflamasi pelvis ec TB
A19.2 TB Milier Akut tidak spesifik TB bentuk milier akut tetapi tidak disebutkan
site/ tempat yang terkena
18
MEKANISME PELAYANAN RUJUKAN
BAB III
A. Alur Rujukan Parsial Antar FKTP
FKTP satelit yakni DPM, klinik swasta dan puskesmas satelit yang sudah terlatih TB yang tidak memiliki fasilitas
mikroskopis wajib merujuk pasien terduga TB tanpa penyulit baik pasiennya sendiri, spesimen atau fiksasi spesimen ke
FKTP mikroskopis untuk penegakan diagnosisnya.
FKTP Mikroskopis
19
B. Alur Rujukan dari FKTP ke Rumah Sakit
Berikut ini adalah alur rujukan pasien TB untuk penegakan diagnosis dari FKTP ke Rumah Sakit :
Rumah Sakit
Poin 1,3, 4
Poin 1,2,3,4,5
FKTP
Kriteria rujukan :
1. TB dengan kondisi khusus seperti TB dengan kehamilan, TB dengan hepatitis, TB dengan gangguan fungsi
ginjal dan TB dengan DM
2. TB Paru sputum negatif dengan kriteria: klinis tidak membaik setelah pemberian antibiotik spektrum luas,
terduga HIV, dan kondisi klinis berat.
3. Terduga TB ekstra paru. TB ekstra paru dapat dirujuk balik ataupun diberikan tatalaksana pengobatan di
rumah sakit. Kriteria berikut ini perlu diperhatikan dalam rujuk balik, yaitu: diagnosis sudah ditegakkan,
sudah memulai pengobatan OAT, tidak ada komplikasi, tidak ada efek samping OAT dan kondisi klinis baik.
4. Terduga TB Anak di FKTP yang tidak memiliki tuberkulin. Pasien TB anak dapat dirujuk balik apabila
tidak disertai dengan malnutrisi.
5. TB dengan HIV
20
C. Alur Rujukan Pasien TerdugaTB Resistan Obat
FKTP dan rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas untuk mendiganosis pasien TB resistan obat wajib merujuk pasien ke
pusat rujukan atau sub rujukan TB resistan obat.
Berikut ini adalah alur rujukan diagnosis pasien terduga TB resistan obat:
FKTP/FKRTL Satelit TB
Resistan Obat
Rumah Sakit
FKTP
Keterangan Bagan :
1. FKTP merujuk pasien terduga TB resistan obat ke pusat rujukan/sub rujukan TB resistan obat.
2. Rumah sakit merujuk pasien terduga TB resistan obat ke pusat rujukan/sub rujukan TB resistan obat
3. Pusat rujukan/sub rujukan TB resistan obat dapat merujuk balik untuk tatalaksana pengobatan ke
FKTP atau FKRTL satelit TB resistan obat.
4. FKTP dan rumah sakit yang merujuk pasien terduga TB resistan obat mendapatkan laporan hasil
pemeriksaan TB resistan obat dari pusat rujukan/sub rujukan TB resistan obat.
5. Tatalaksana pengobatan TB resistan obat hanya dapat dilaksanakan di pusat rujukan/sub rujukan,
FKTP dan FKRTL satelit TB resistan obat.
21
TATA KELOLA LOGISTIK
BAB IV
A. Alur OAT
22
Gambar berikut ini adalah alur distribusi OAT :
Permintaan Distribusi
Permintaan Distribusi
Fasilitas Kesehatan
23
B. Alur Obat TB Resistan Obat
Berikut ini alur pengambilan OAT TB resistan obat oleh pasien di FKRTL :
Kemkes/ Subdit TB
Keterangan
Dinkes Provinsi Dinkes Kab./Kota
Permintaan OAT TB resistan obat
Penyerahan OAT TB resistan obat
Pengambilan Obat
Rujukan Pasien TB resistan obat
Informasi Distribusi RS Rujukan/Sub Rujukan TB RESISTAN OBAT
FKTP Satelit TB
FKTP
resistan obat
Pasien
24
MONITORING DAN EVALUASI
BAB V
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi implementasi petunjuk teknis dalam pelayanan TB perlu dilakukan secara terus-
menerus / berkala dan dievaluasi dengan sistematis pelaksanaannya di lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk
: (1) memantau proses dan perkembangan implementasi petunjuk teknis secara berkala dan berkelanjutan, (2)
mengidentifikasi ketepatan diagnosis, alur rujukan, dan alur distribusi OAT pada pasien TB terdaftar dalam JKN, (3)
perbaikan petunjuk teknis.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang, untuk FKTP dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/
kota, RSUD dan RSU dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi, dan RSUP dilakukan oleh subdit TB.
Berikut tabel indikator monitoring dan evaluasi petunjuk teknis pelayanan TB bagi peserta JKN :
No. Indikator Definisi Operasional dan Rumus Sumber Data Target 2019
25
No. Indikator Definisi Operasional dan Rumus Sumber Data Target 2019
Dokter Praktek Mandiri dan dokter yang praktik di klinik pratama yang ingin melakukan tatalaksana
TB harus mendapatkan sertifikasi dari PB IDI sesuai dengan surat keputusan Nomor 317/PB/A.4/04/2013 tentang
sertififkasi dokter praktik mandiri dalam penatalaksanaan pasien tuberkulosis.
26
PENUTUP
BAB VI
Penyusun menyadari petunjuk teknis pelayanan TB bagi peserta JKN masih jauh dari sempurna, maka
penyusun berharap seluruh pihak yang menggunakan petunjuk teknis ini dapat memberikan masukan untuk
penyempurnaannya. Hal-hal yang belum diatur didalam petunjuk teknis ini dan ditemukan dalam pelaksanaan
layanan TB akan diatur kemudian dalam petunjuk teknis cetakan berikutnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. (2014). Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang. Jakarta : BPJS
Kesehatan
Kementerian Kesehatan. (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan. (2013). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kementerian Kesehatan. (2014). Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
28
LAMPIRAN 1
Pengobatan pasien TB tanpa komplikasi dan pasien rujuk Rujuk ke FKTP terlatih
balik tanpa penyulit.
Pengobatan pasien TB dengan komplikasi atau penyulit Rujuk ke FKRTL yang telah bekerjasama dengan BPJS
Melakukan tata laksana efek samping obat
ringan dan sedang.
Tata laksana efek samping obat
Rujuk ke FKRTL apabila dengan efek
samping sedang dan berat
Pelacakan kontak serumah atau kontak erat Tidak melakukan pencatatan kontak serumah
Penatalaksanaan terduga TB Resistan Obat Rujuk ke rumah sakit rujukan TB Resistan Obat yang
telah bekerjasama dengan BPJS
Pencatatan Pencatatan di register sendiri
29
LAMPIRAN 2
Pemeriksaan Lain-lain
Uji Tuberkulin: ........... mm (Indurasi bukan eritema)
Foto Toraks: AP: ............................Lateral: .....................................
Bajah:.....................................................................................................
Biakan TB (bahan selain dahak), sebutkan ................................... Positif Negatif
30
Kategori OAT
Kategori-1 Kategori-2 Kategori anak PP INH
Sediaan Obat:KDT Dewasa Kombipak/ Obat Lepas Dewasa INH Sumber obat: Program Bayar sendiri
OAT Anak 3 Obat OAT Anak 4 Obat Asuransi Lain-lain
I. TAHAP AWAL1):
KDT (FDC) Tablet/hr No. Batch ____________ Streptomisin mg/ hari No. Batch __________
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Keterangan
Berilah tanda jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan di bawah pengawasan petugas kesehatan.
1)
Berilah tanda garis lurus putus-putus sesuai tanggal minum obat jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri di rumah.
Meninggal Lost to follow up Tidak dievaluasi Layanan PDP (Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan)
Nama Faskes PDP No. Reg. Tgl. Mulai
Pra ART Tgl. Rujukan PDP Tgl. Mulai PPK ART
31
LAMPIRAN 3
Lokasi
INGAT : 1. Peliharalah kartu anda dan bawa selalu bila datang ke Faskes.
2. Anda dapat sembuh jika mengikuti aturan pengobatan dengan menelan obat secara teratur.
3. Penyakit TB dapat menyebar ke orang lain bila tidak diobati teratur.
32
Tanggal Perjanjian
Mengambil Obat, Konsultasi Dokter, Periksa Ulang Dahak
Tahap Jumlah OAT yang
Tanggal Tanggal harus kembali
Pengobatan diberikan
Bila kartu ini sudah penuh dapat diganti dengan kartu b aru.
Tanggal Perjanjian untuk Periksa ahak lang
Tanggal
ara Perjanjian
atang untukuntuk Periksa Dahak
emeriksaan Ulang
ahak ulang a a
anggal
Harap datang untuk pemeriksaan dahak ulang pada: seminggu sebelum akhir bulan ke
anggal seminggu sebelum akhir bulan ke
1. Tanggal: _________________ (seminggu sebelum akhir bulan ke:_____________)
anggal seminggu sebelum akhir bulan ke
2. Tanggal:
anggal _________________ (seminggu sebelum akhir bulan
seminggu ke:_____________)
sebelum akhir bulan ke
3. Tanggal:
anggal _________________ (seminggu sebelum akhir bulan
seminggu ke:_____________)
sebelum akhir bulan ke
4. Tanggal: _________________ (seminggu sebelum akhir bulan ke:_____________)
atatan penting oleh Dokter atau Pera at
5. Tanggal: _________________ (seminggu sebelum akhir bulan ke:_____________)
Catatan penting: oleh Dokter atau Perawat
33
LAMPIRAN 4
Penanggulangan TB Nasional
TB 03
REGISTER FASILITAS KESEHATAN
Nama Fasyakes :..................................
Nama Kabupaten/Kota :...................................
Nama Provinsi :..................................
Akhir
Pemeriksaan Dahak Pengobatan Kolaborasi Kegiatan TB-HIV
Dasar Skoring Tanggal
No. Nomor Jenis Alamat
Riwayat
Dirujuk Lokasi Pengo- Diagnosis TB Mulai Kat- Sebelum Akhir Bulan Akhir Bulan Bulan Ke 5 Akhirbatan
Pengo- Layanan Tes HIV LayananHIV Pengobatan Dipindah
Pengo- egori Sediaan Sumber Pengobatan Ke 2 Ke 3 ke TB.03 Keteran-
No Registrasi Identitas Kelamin Umur Lengkap Oleh Penyakit batan TB TB Anak OAT Obat Obat Tanggal MBR gan
TB Kab/ Nama Pasien Kependudu- (L/P) (Thn) (P/EP) (Bakte- (0-12) batan Hasil (Pos/Neg/TD) No Hasil No Hasil Hasil Hasil (HH/BB/
Sebelum- riaologis/ (HH/BB/ BTA BTA No BTA No BTA Hasil TTTT) Tanggal Status HIV Tanggal Tanggal
Kota kan (NIK) nya Klinis) TTTT) Tes Reg (Pos/ Reg (Pos/ Reg (Pos/ Reg (Pos/ tes HIV Pos/Neg/ mulai ARTmulai PPK
BTA Biakan Cepat Lab Lab Neg) Lab Neg) Lab Neg) TK
Neg)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35)
(5) Jenis Kelamin diisi dengan: (11) Riwayat Pengobatan TB (15) Kategori OAT diisi dengan: (16) Sediaan Obat diisi dengan; (17) Sumber Obat diisi (18,19,20) Hasil Sebelum (22,24,26,28) Hasil BTA (29) Hasil Pengobatan Untuk Hasil diisi: (32) Status HIV diisi dengan: (35) Dipindah ke
Tulis L : untuk jenis kelamin sebelumnya diisi dengan: Tulis 1 untuk Kategori 1 Tulis KDT : untuk KDT Dewasa dengan: Pengobatan diisi dengan: diisi dengan: Tulis S : untuk Sembuh Tulis Pos : Hasil tes HIV reaktif dengan TB.03 MDR diisi
laki-laki Tulis BP : Belum pernah/ kurang Tulis 2 untuk Kategori 2 Tulis Kombipak : untuk Kombipak/obat Tulis PR : Program P2TB Tulis Pos : untuk hasil Tulis Pos : untuk hasil Tulis PL: untuk Pengobatan Lengkap 3 metode pemeriksaan dengan menulliskan
Tulis P : untuk jenis kelamin dari 1 bulan Tulis 3 untuk Kategor Anak lepas dewasa Tulis BS : Biaya Sendiri Positif Positif Tulis G: untuk Gagal Tulis Neg : Hasil tes HIV Non Reaktif Tanda Rumput ()
perempuan Tulis P : Pernah diobati lebih Tulis 4 untuk PP INH Tulis Kat Anak 3 Obat : OAT Ana dengan 3 Tulis AS : Asuransi Tulis L Tulis Neg : untuk hasil Tulis Neg : untuk hasil Tulis M: untuk Meninggal Tulis TK : Tidak diketahui, diisi bila jika identitas pasien
dari 1 bulan jenis obat dari tahap awal : Lain-lain Negatif Negatif Tulis LF: untuk Lost to Follow up pasien tidak mengetahui status HIV, dipindahkan ke
Tulis Kat Anak 4 Obat: OAT Anak dengan 4 Tulis TD : untuk hasil Tulis TD: untuk Tidak Dievaluasi atau petugas tidak mengetahui hasil TB.03 MDR
jenis obat dari tahap awal Tidak Diketahui HIV, atau petugas tidak bisa menyim-
pulkan hasil tes HIV
Penanggulangan TB Nasional TB 03
TRIWULAN :.............................
Kode Kabupaten/Kota :................................... TAHUN :.............................
Kabupaten/Kota
Provinsi
:..................................
:.................................. REGISTER TB KABUPATEN/KOTA
Akhir
Pemeriksaan Dahak Pengobatan Kolaborasi Kegiatan TB-HIV
Dasar Skoring Tanggal
No. Nomor Jenis
Riwayat Diagnosis TB Mulai Sebelum Akhir Bulan Akhir Bulan Bulan Ke 5 Akhir Pengo- Layanan Tes HIV Layanan Pengobatan Dipindah
Pengobatan Ke 2 Ke 3 batan ke TB.03 Keteran-
No Registrasi Nama Pasien Identitas Kelamin Alamat Dirujuk Lokasi Pengo- TB Pengo- Kat- Sediaan Sumber
HIV
TB Kab/ Kependudu- (L/P) Umur Lengkap Oleh Penyakit batan TB Anak
(Bakte- (0-12) batan egori Hasil
Obat Hasil (Pos/Neg/TD) No Hasil No BTA No Hasil Hasil Tanggal MBR gan
kan (NIK) (Thn) (P/EP) Sebelum- (HH/BB/ Obat No BTA Hasil (HH/BB/ Tanggal Status HIV
Kota riaologis/ OAT BTA BTA Tanggal Tanggal
nya TTTT) Tes Reg (Pos/ Reg (Pos/ Reg (Pos/ Reg (Pos/ TTTT) tes HIV Pos/Neg/ mulai ART mulai PPK
Klinis) BTA Biakan Cepat Lab Neg) Lab Neg) Lab Neg) Lab Neg) TK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35)
(5) Jenis Kelamin diisi dengan: (11) Riwayat Pengobatan TB (15) Kategori OAT diisi dengan: (16) Sediaan Obat diisi dengan; (17) Sumber Obat diisi (18,19,20) Hasil Sebelum (22,24,26,28) Hasil BTA (29) Hasil Pengobatan Untuk Hasil diisi: (32) Status HIV diisi dengan: (35) Dipindah ke
Tulis L : untuk jenis kelamin sebelumnya diisi dengan: Tulis 1 untuk Kategori 1 Tulis KDT : untuk KDT Dewasa dengan: Pengobatan diisi dengan: diisi dengan: Tulis S : untuk Sembuh Tulis Pos : Hasil tes HIV reaktif dengan TB.03 MDR diisi
laki-laki Tulis BP : Belum pernah/ kurang Tulis 2 untuk Kategori 2 Tulis Kombipak : untuk Kombipak/obat Tulis PR : Program P2TB Tulis Pos : untuk hasil Tulis Pos : untuk hasil Tulis PL: untuk Pengobatan Lengkap 3 metode pemeriksaan dengan menulliskan
Tulis P : untuk jenis kelamin dari 1 bulan Tulis 3 untuk Kategor Anak lepas dewasa Tulis BS : Biaya Sendiri Positif Positif Tulis G: untuk Gagal Tulis Neg : Hasil tes HIV Non Reaktif Tanda Rumput ()
perempuan Tulis P : Pernah diobati lebih Tulis 4 untuk PP INH Tulis Kat Anak 3 Obat : OAT Ana dengan 3 Tulis AS : Asuransi Tulis L Tulis Neg : untuk hasil Tulis Neg : untuk hasil Tulis M: untuk Meninggal Tulis TK : Tidak diketahui, diisi bila jika identitas pasien
dari 1 bulan jenis obat dari tahap awal : Lain-lain Negatif Negatif Tulis LF: untuk Lost to Follow up pasien tidak mengetahui status HIV, dipindahkan ke
Tulis Kat Anak 4 Obat: OAT Anak dengan 4 Tulis TD : untuk hasil Tulis TD: untuk Tidak Dievaluasi atau petugas tidak mengetahui hasil TB.03 MDR
jenis obat dari tahap awal Tidak Diketahui HIV, atau petugas tidak bisa menyim-
pulkan hasil tes HIV
34
LAMPIRAN 5
REGISTER LABORATORIUM TB
Nama Laboratorium Peeriksaan :............................................. UNTUK LANORATORIUM FASKES MIKROSKOPIS DAN ATAU TES CEPAT Jumlah Sediaan Positif
Kabupaten/Kota :............................................. Jumlah Sediaan Scanty
Provinsi :............................................. Jumlah Sediaan Negatif
35
PENGENDALIAN TB NASIONAL TB.04
Nama Laboratorium Pemeriksaan :............................................. REGISTER LABORATORIUM TB UNTUK LANORATORIUM RUJUKAN BIAKAN DAN UJI KEPEKAAN
Kabupaten/Kota :.............................................
Provinsi :.............................................
No Reg Nomor
Tanggal Nomor Induk Jenis Nama Alasan Pemeriksaan Hasil GeneXpert Hasil Pemeriksaan BTA Hasil Pemerik-
Hasil Uji Kepekaan
Tanggal Hasil LPA (Line Probe
Penerimaan Nama Lengkap Umur Kelamin Fasilitas saan Biakan Hasil Uji Assay) Tanda
Lab Identitas Sediaan Pasien Kependudukan Alamat Lengkap
Kesehatan Diag- Follow Up Follow Tgl Pemer- Hasil Pe-
Tgl Hasil Tanggal Hasil
Tanggal Pe- Kepekaan Tanggal Hasil Tan- Keteran-
Sediaan (NIK) nosis Bulan Ke Pengobatan iksaan meriksaan dilaporkan Hasil A B C H R Z E S Km Amk Ofx gan
Up Pasca
L/P Biakan
meriksaan
Keluar Hasil INH RIF MTB gan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) 22 23 24 25 26 27 28 29 3031 32)33 (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40)
: Tulis sesuai dengan formulir TB.05 MDR Penulisan Hasil pemeriksaan Biakan Penulisan Hasil pemeriksaan GeneXpert Penulisan hasil LPA
Keterangan : : Untuk TB: Kolom diagnosis dan follow up diisi kode huruf ABC, DE, FG, HI, JK. Neg: Tidak ada koloni yang tumbuh Neg: MTB NOT DETECTED Untuk kolom INH dan RIF diisi
o No. Identitas Untuk TB MDR: Tulis Jumlah Koloni: Jumlah koloni 1-19 Rif Sen: MTB DETECTED, RIF RESISTANCE R : Resisten
sediaan dahak - Kolom diagnosis diisi tanda rumput 1+ : 20-100 koloni NOT DETECTED S : Sensitif
o Alasan pemeriksaan - Kolom follow up bulan ke diisi angka bulan follow up. Contoh: 1,2, , dst 2+: >100-200 koloni Rif Res: MTB DETECTED, RIF RESISTANCE Untuk kolom MTB diisi
- Kolom follow up pasca pengobatan diisi angka bulan follow up pasca pengobatan tiap 6 bulan. Contoh: Jika 3+: >200-500 koloni DETECTED MTB : Mycobacterium Tuberculosis
selesai pengobatan bulan ke 18, maka tulis angka 24 4+: > 500 koloni Rif Indet: MTB DETECTED, RIF RESISTANCE NTM : Non Tuberculosis Mycobacterium
o Hasil pemeriksaan pada kolom follow up pasca pengobatan.
: Tulis hasil pembacaan sediaan sesuai kolomnya: Neg untuk negatif; tulis jumlah BTA (1 BTA - 9 BTA) untuk
NTM: Apabila ditemukan kuman Non
Tuberculosis
INDETERMINATED
INVALID: Invalid
o Nomor Reg. Lab hasil scanty; dan 1+, 2+ dan 3+ untuk hasil positif Kontaminasi: Apabila terjadi kontaminasi ERROR: Error
S untuk dahak sewaktu pertama, P untuk dahak pagi NO RESULT: No Result
: Tulis nomor register Lab. dengan 3 digit, mulai dengan 001 pada setiap permulaan tahun dan
tulis berurutan berdasarkan tanggal pemeriksaan.
36
LAMPIRAN 6
Tipe Spesimen
Dahak
Lainnya ___________ (..)
Nama jelas dokter pengirim
37
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Register Lab. (sesuai dengan Formulir di TB.04/ TB.04 MDR) :
Pagi
Sewaktu
Spesimen dahak *) Tanggal Hasil Tes Cepat Xpert MTB/RIF**) Hasil Tes Cepat Lain
(LPA)****)
Neg Rif Sen Rif Res Rif Indet Invalid Error No result INH RIF MTB
Sewaktu/Pagi
(.) (.)
*) Diisi sesuai dengan kode huruf sesuai identitas sediaan/ waktu pengambilan dahak.
Kriteria Suspek MDR Tulis no
**) Beri tanda rumput pada hasil pemeriksaan/ tingkat positif yang sesuai.
kriteria suspek sesuai di bawah
***) Isi dengan jumlah BTA/ koloni yang ditemukan
****) Untuk kolom INH dan RIF diisi R: Resisten, S: Sensitif. ini
Untuk kolom MTB diisi MTB: Mycobacterium Tuberculosis, NTM: Non Tuberculosis Mycobacterium 1 : gagal Kat 2
Nomor identitas sediaan untuk pasien TB MDR, terdiri dari 4 kelompok angka dan 1 huruf, sebagai berikut : 2 : tidak konversi kat 2
o Kelompok angka pertama terdiri dari 2 angka yang merupakan kode RS rujukan MDR, misalnya 02. 3 : pengobatan non DOTS
o Kelompok angka kedua terdiri dari 3 angka yang merupakan nomor urut suspek, misalnya 015. 4 : gagal kat 1
o Kelompok angka ketiga terdiri dari 2 angka yang merupakan kode bulan, misalnya 10 untuk bulan 5 : tidak konversi kat 1
Oktober. 6 : kambuh (kat1 atau kat2)
o Kelompok angka keempat terdiri dari 2 angka yang merupakan kode untuk tahun, misalnya 08 untuk 7 : pengobatan setelah default
tahun 2008.Nomor identitas sediaan untuk pasien TB, terdiri dari 8 : kontak erat pasien MDR/XDR
o Kelompok angka pertama terdiri dari 2 angka yang merupakan kode kab/kota, misalnya 02.
9 : TB - HIV
o Kelompok angka kedua terdiri dari 5 angka:
- 3 angka pertama merupakan kode Faskes, misalnya 015.
- 2 angka berikutnya merupakan nomor urut Poli di RS. Untuk Faskes yang penjaringan terduga TB hanya
di satu Poli, menuliskan 00.
38
LAMPIRAN 7
PENGENDALIAN TB NASIONAL
(4) NIK : Nomor Identitas Kependudukan sesuai (18,19,20) Penulisan Hasil (22) Penulisan Hasil Biakan
Keterangan dengan KTP Mikroskopis (A,B,C) Tulis Neg: Tidak ada koloni yang
(2) No Identitas Sediaan Dahak : Sesuai formulir TB 05 (Kode (5) Jenis Kelamin : Tulis L untuk jenis kelamin Tulis Neg: Tidak ditemukan BTA tumbuh
Kab/Kode Faskes/No Urut) 1 Laki-laki, dan P untuk jenis kelamin perempuan dalam 100 LP Tulis Jumlah Koloni: Jumlah
Nomor identitas sediaan untuk pasien TB MDR, terdiri dari 4 (10) Asal Rujukan Terduga TB : Tulis IP untuk Tulis Jumlah BTA: ditemukan 1-9 koloni 1-19
kelompok angka dan 1 huruf, sebagai berikut : Inisiatif Pasien/ Keluarga, AM untuk Anggota BTA dalam 100 LP Tulis 1+ : 20-100 koloni
o Kelompok angka pertama terdiri dari 2 angka yang merupakan Masyarakat, FK untuk Fasilitas Kesehatan, Tulis 1+: ditemukan 10-99 BTA Tulis 2+: >100-200 koloni
kode RS rujukan MDR, misalnya 02. DPM untuk Dokter Praktik Mandiri, K untuk dalam 100 LP Tulis 3+: >200-500 koloni
o Kelompok angka kedua terdiri dari 3 angka yang merupakan Kader, dan tulis L/Sebutkan untuk lain-lain. Tulis 2+: ditemukan 1-10 BTA Tulsi 4+: > 500 koloni
nomor urut suspek, misalnya 015. (11) Riwayat Pengobatan : Tulis Pernah/ Tidak dalam 1 LP (periksa min 50 LP) Tulis NTM: Apabila ditemukan
o Kelompok angka ketiga terdiri dari 2 angka yang merupakan Pernah Tulis 3+: ditemukan 10 BTA kuman Non Tuberculosis
kode bulan, misalnya 10 untuk bulan Oktober. (12) Diduga TB Ekstra Paru : Tulis Ya/ Tidak dalam 1 LP (periksa min 20 LP) Tulis Kontaminasi: Apabila terjadi
o Kelompok angka keempat terdiri dari 2 angka yang merupakan (13) Total Skoring TB Anak : Tulis total skoring kontaminasi (24-33) Penulisan
kode untuk tahun, misalnya 08 untuk tahun 2008. untuk pasien TB Anak antar 0 s.d 13 Hasil Uji Kepekaan
Nomor identitas sediaan untuk pasien TB, terdiri dari Tulis S jika hasil uji kepekaan
o Kelompok angka pertama terdiri dari 2 angka yang merupakan Sensitif
kode kab/kota, misalnya 02. Tulis R jika hasil uji kepekaan
o Kelompok angka kedua terdiri dari 5 angka: Resisten
- 3 angka pertama merupakan kode Faskes, misalnya 015.
- 2 angka berikutnya merupakan nomor urut Poli di RS.
Untuk Faskes yang penjaringan terduga TB hanya di satu Poli,
menuliskan 00.
o Kelompok angka ketiga terdiri dari 4 angka yang merupakan
no urut sesuai TB 06 dan ditambahkan kode huruf ABC s.d JK
sesuai dengan pedoman nasional, misalnya 0101A.
39
TB.06
TB
TB MDR Bulan: Tahun:
Uji Kepekaan Xpert MTB/RIF LPA (Line Probe Assay) No Reg Lab Hasil Kriteria Status
Rujukan Pengobatan TB/ Tanggal Mulai
TB MDR Pengobatan TB/
Tanggal hasil (TB.04) Pemeriksaan Suspek
HIV Tidak Dirujuk Keterangan
H R Z E S Km Amk Ofx Tanggal hasil Hasil Hasil Foto Toraks MDR
TB MDR (Tgl/
diperoleh diperoleh Dirujuk Ke Bln/Thn)
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
(35) Penulisan Hasil Xpert MTB/Rif (40) Kriteria Suspek MDR (41) Status HIV
Tulis Neg: MTB NOT DETECTED Tulis 1 untuk Pasien TB yang gagal Tulis Pos = Hasil tes HIV reaktif
Tulis Rif Sen: MTB DETECTED, RIF pengobatan kategori 2 dengan 3 metode pemeriksaan
RESISTANCE NOT DETECTED (37) Penulisan Hasil LPA Tulis 2 untuk Pasien TB tidak konversi Tulis Neg = Hasil tes HIV Non
Tulis Rif Res: MTB DETECTED, RIF Tulis MTB Neg pada pengobatan kategori 2. Reaktif
RESISTANCE DETECTED Tulis INH Sen, Rif Sen Tulis 3 untuk Pasien TB dengan riwayat Tulis TD= Tidak Diketahui (42,43)
Tulis Rif Indet: MTB pengobatan TB di faskes Non DOTS. Rujukan Peng. TB MDR
DETECTED, RIF RESISTANCE
Tulis INH Sen Rif Res Tulis 4 untuk Pasien TB gagal pengobatan Tulis tanda rumput () pada
INDETERMINATED Tulis INH Res, Rif Res kategori 1. kolom Tidak Dirujuk jika pasien
Tulis INVALID: Invalid Tulis INH Res Rif Sen Tulis 5 untuk Pasien TB tidak konversi tidak dirujuk pengobatan TB
Tulis ERROR: Error setelah 3 bulan pengobatan kategori 1 MDR.
Tulis NO RESULT: No Result Tulis 6 untuk Pasien TB kambuh. Tulis Nama Faskes tempat rujukan
Tulis 7 untuk Pasien TB yang kembali jika pasien dirujuk pengobatan
(39) Penulisan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks berobat setelai lalai/default. TB MDR
Tulis TD jika pemeriksaan Tidak dilakukan Tulis 8 untuk Pasien TB dengan riwayat
Tulis Pos jika hasil pemeriksaan Positif kesan TB kontak erat pasien TB MDR
Tulis Neg jika hasil pemeriksaan tidak ada kesan TB Tulis 9 untuk Pasien ko-infeksi TB-HIV
yang tidak respon terhadap pemberian OAT
40
Petunjuk Pengisian Daftar Suspek (Terduga) Pasien TB
Pengisian Judul
Variabel data Penjelasan
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan Diisi nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang menemukan terduga pasien TB
Kabupaten/ Kota Diisi nama Kabupaten/Kota dimana Fasyankes tersebut berada
Provinsi Diisi nama Provinsi dimana Fasyankes tersebut berada
Bulan Diisi bulan penemuan terduga pasien TB
Tahun Diisi tahun penemuan terduga pasien TB
Pilih salah satu, untuk mengelompokkan jenis sasaran terduga pasien TB
TB Berikan tanda rumput () untuk terduga pasien TB (Reguler)
TB-MDR Berikan tanda rumput () untuk terduga pasien TB-MDR
Pengisian Kolom
Variabel data Penjelasan
(1) No Diisi nomor urut terduga pasien TB
(2) No identitas sediaan dahak Diisi nomor identitas sediaan dahak, sesuai dengan isian formulir TB.05
(3) Tanggal di daftar Diisi tanggal terduga pasien TB ditemukan dan datang ke Fasyankes
(4) Nomor Identitas Kependudukan (NIK) Diisi nomor identitas yang ada di KTP atau KK (bila belum mempunyai KTP)
(5) Nama lengkap terduga TB (pasien) Diisi nama lengkap terduga TB (pasien)
(6) Tanggal lahir (DD/MM/YYYY) Diisi tanggal lahir terduga TB (pasien)
(7) Umur (Tahun) Diisi umur terduga TB (pasien) berdasarkan tanggal lahir
(8) Jenis Kelamin (P/L) Tuliskan salah satu kode Jenis Kelamin (L atau P) sesuai dengan formulir TB.05 yang
diterima. Keterangan kode:
L = Laki-laki
P = Perempuan
(9) Alamat lengkap Diisi alamat lengkap terduga TB (pasien) selama pasien berobat
(10) Asal Rujukan Terduga TB Diisi dengan yang merujuk terduga TB mis. Puskesmas, RS, DPM, Klinik (Lapas, Work
Place, LSM), Kader, dll.
(11) Riwayat pengobatan TB Diisi : Pernah atau Tidak Pernah
Pernah = pasien pernah menjalani pengobatan TB 1 Bulan (28 hari).
Tidak Pernah = pasien belum pernah atau pernah menjalani pengobatan TB < 1 Bulan.
(12) Diduga TB Ekstra Paru Diisi: Ya atau Tidak
Ya = pasien di duga ekstra paru
Tidak = pasien tidak di duga ekstra paru
(13) Total skoring TB Anak Hanya berlaku untuk terduga pasien TB pada anak ( < 15 Tahun). Diisi angka total
skoring yang dilakukan (0 - 13).
Terdiri dari 3 kolom yang harus di isi tanggal dilakukan pengambilan dahak, yaitu:
Tanggal Pengambilan Dahak kolom (14) A = tanggal pengambilan dahak sewaktu pertama
kolom (15) B = tanggal pengambilan dahak pagi
kolom (16) C = tanggal pengambilan dahak sewaktu kedua
Terdiri dari 4 kolom yang harus di isi bila dilakukan pemeriksaan mikroskopis:
Kolom (17) tanggal hasil diperoleh = salin tanggal yang ditulis oleh petugas lab pada
bagian bawah TB.05
Kolom (18) Hasil A = salin hasil pemeriksaan dahak sewaktu pertama yang ditulis oleh
petugas lab pada bagian bawah TB.05
Kolom (19) Hasil B = salin hasil pemeriksaan dahak pagi yang ditulis oleh petugas lab
pada bagian bawah TB.05
Mikroskopis Kolom (20) Hasil C = salin hasil pemeriksaan dahak sewaktu kedua yang ditulis oleh
petugas lab pada bagian bawah TB.05
Penulisan hasil miskroskopis sbb:
Neg = tidak ditemukan BTA dalam 100 LP
Tulis jumlah BTA = ditemukan 1-9 BTA dalam 100 LP
1+ = ditemukan 10-99 BTA dalam 100 LP
2+ = ditemukan 1-10 BTA dalam 1 LP (periksa min 50 LP)
3+ = ditemukan > 10 BTA dalam 1 LP (periksa min 20 LP)
41
Terdiri dari 2 kolom yang harus di isi bila dilakukan pemeriksaan biakan:
Kolom (21) tanggal hasil diperoleh = salin tanggal yang ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB.05
Kolom (22) Hasil = salin hasil pemeriksaan biakan yang ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB.05.
Penulisan hasil pemeriksaan biakan sbb:
Biakan Neg : tidak ada koloni yang tumbuh
Tulis jumlah koloni : bila jumlah koloni 1-19
1+ : 20 - 100 koloni
2+ : >100 -200 koloni
3+ : >200 - 500 koloni
4+ : >500 koloni
NTM : apabila ditemukan kuman non tuberkulosis
Kontaminasi : apabila terjadi kontaminasi
terdiri dari 11 kolom yang harus diisi bila dilakukan uji kepekaan:
Kolom (23) tanggal hasil diperoleh = salin tanggal yanng ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB.05
Uji Kepekaan Kolom (24)-(33) = salin hasil yang ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB. 05.
Penulisan hasil uji kepekaan sbb:
R = Resistan, S = Sensitif, TD = Tidak dilakukan
Terdiri dari 2 kolom yang harus di isi bila dilakukan pemeriksaan Xpert MTB/RIF
Kolom (34) tanggal hasil diperoleh = salin tanggal yang ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB.05
Kolom (35) Hasil = salin hasil pemeriksaan biakan yang ditulis oleh petugas
Penulisan hasil Xpert MTB/RIF sbb:
Neg : MTB tidak ditemukan
Xpert MTB/RIF Rif Sen : MTB ditemukan, Rif Sensitif
Rif Res : MTB ditemukan, Rif Resistan
Rif Indet : MTB ditemukan, Rif Resistan Indeterminated
Invalid : Invalid
Error : Error
No result : Tidak ada hasil
Terdiri dari 2 kolom yang harus di isi bila dilakukan pemeriksaan LPA
Kolom (36) tanggal hasil diperoleh = salin tanggal yang ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB.05
Kolom (37) Hasil = salin hasil pemeriksaan biakan yang ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB.05
Penulisan hasil LPA sbb:
MTB Neg : MTB Tidak ditemukan
LPA (Line Probe Assay) INH Sen, Rif Sen : Isoniazid Sensitif, Rifampisin Sensitif
INH Sen, Rif Res : Isoniazid Sensitif, Rifampisin Resistan
INH Res, Rif Res : Isoniazid Resistan, Rifampisin Resistan
INH Res, Rif Sen: Isoniazid Resistan, Rifampisin Sensitif
(38) No Reg Lab (TB.04) salin nomor register lab yang ditulis oleh petugas lab pada bagian bawah TB.05
Tuliskan hasil foto thorax bila dilakukan pemeriksaan X-ray:
(39) Hasil pemeriksaan foto thorax TD = Tidak dilakukan
Pos = Gambaran mendukung TB
Neg = Gambaran tidak mendukung TB
(40) Kriteria suspek MDR Tuliskan nomor kriteria suspek MDR, bila pasien di duga TB MDR
1. Pasien TB yang gagal pengobatan kategori 2
2. Pasien TB tidak konversi pada pengobatan kategori 2
3. Pasien TB dengan riwayat pengobatan TB di fasyankes Non DOTS
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB tidak konversi setelah 3 bulan pengobatan kategori 1
6. Pasien TB kambuh
7. Pasien TB yang kembali berobat setelah lalai/default
8. Pasien TB dengan riwayat kontak erat pasien TB-MDR
9. Pasien Ko-infeksi TB-HIV yang tidak respon terhadap pemberian OAT
42
(41) Status HIV Tuliskan status HIV pasien di duga TB, dengan penulisan sbb:
R = Reaktif
NR = Tidak Reaktif
I = Indeterminate
TD = Tidak diketahui
Terdiri dari 2 kolom:
(42) Tidak dirujuk = bila pasien yang diduga TB dinyatakan sakit TB dan memulai pengobatan di
Rujukan Pengobatan fasyankes yang menemukan pasien diduga TB. Tuliskan tanda () bila pasien tidak dirujuk
(43) Di rujuk Ke = bila pasien yang diduga TB dinyatakan sakit TB dan memulai pengobatan di luar
fasyankes yang menemukan pasien di duga TB. Tuliskan nama fasyankes yang akan dituju oleh pasien
(44) Tanggal mulai pengobatan TB Tuliskan tanggal mulai pengobatan pasien yang dinyatakan sakit TB. Tanggal ini sama dengan tanggal
yang tertulis di TB.01
(45) Keterangan tuliskan bila ada hal penting yang belum tercatat di kolom yang telah disediakan, contoh: Pasien tidak
datang kembali untuk berobat
43
LAMPIRAN 8
Blok 3 : Data awal kegiatan TB/HIV untuk pasien yang diregister triwulan ini
Anak Dewasa TOTAL
Kegiatan TB/HIV L P L P T L P T L P T
(1) (2) (3) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pasien TB yang di tes HIV atau status
HIV sudah diketahui pada saat penegakan
diagnosis TB
Pasien TB dengan status HIV positif
Pasien TB/HIV yang mendapatkan ART
Pasien TB/HIV yang mendapatkan PPK
Tgl
Mengetahui Yang Membuat Laporan
NIP : NIP :
44
PENANGGULANGAN TB NASIONAL TB.07
REKAPITULASI LAPORAN TRIWULAN PENEMUAN DAN PENGOBATAN PASIEN TB PROVINSI
Untuk pasien tedaftar dalam Triwulan : ______________ Tahun : ____________________
Bulan : ______________ s/d : ____________________
Blok 3 : Data awal kegiatan TB/HIV untuk pasien yang diregister triwulan ini
Anak Dewasa TOTAL
Kegiatan TB/HIV L P L P T L P T L P T
(1) (2) (3) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pasien TB yang di tes HIV atau status
HIV sudah diketahui pada saat penegakan
diagnosis TB
Pasien TB dengan status HIV positif
Pasien TB/HIV yang mendapatkan ART
Pasien TB/HIV yang mendapatkan PPK
Tgl
Mengetahui Yang Membuat Laporan
NIP : NIP :
45
LAMPIRAN 9
Mengetahui Tgl
Yang Membuat Laporan
NIP : NIP :
46
PENANGGULANGAN TB NASIONAL TB.08
REKAPITULASI LAPORAN TRIWULAN HASIL PENGOBATAN PASIEN TB PROVINSI
Untuk pasien tedaftar dalam Triwulan : _________________ Tahun ___________
Bulan : _________________ s/d ___________
Propinsi : ____________
Nama Wasor : ____________
Blok 1 : Hasil Pengobatan Seluruh Pasien TB
Jumlah pasien TB Pindah ke
yang terdaftar dalam Lost to Tidak register
Tipe Pasien triwulan tersebut untuk Sembuh Pengobatan
Lengkap Gagal Meninggal Follow up dievaluasi TB
diobati RR/
L P Total TB MDR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
PASIEN BARU
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru
P A S I E N KAMBUH
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru
P A S I E N DENGAN RIWAYAT PENGOBATAN TB
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru (bakteriologis/klinis)
P A S I E N TIDAK DIKETAHUI RIWAYAT PENGOBATAN TB SEBELUMNYA
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru
Pasien TB dengan HIV positif
TB Paru terkonfirmasi bakteriologis (semua tipe)
TB Paru terdiagnosis klinis (semua tipe)
Extra Paru (semua tipe)
Blok 2 : Data akhir kegiatan TB/HIV untuk pasien yang diregister triwulan ini
Anak Dewasa TOTAL
Kegiatan TB/HIV L P T L P T L P T
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pasien TB yang di tes HIV atau status HIV
sudah diketahui pada saat penutupan kohort TB
Pasien TB dengan status HIV positif
Pasien TB/HIV yang mendapatkan ART
Pasien TB/HIV yang mendapatkan PPK
Mengetahui Tgl
Yang Membuat Laporan
NIP : NIP :
47
PENANGGULANGAN TB NASIONAL TB.08
REKAPITULASI TAHUNAN LAPORAN HASIL PENGOBATAN PASIEN TB DAN TB RESISTAN OBAT PROVINSI
Untuk pasien tedaftar dalam Triwulan : _________________ Tahun ___________
Bulan : _________________ s/d ___________
Propinsi : ____________
Nama Wasor : ____________
Blok 1 : Hasil Pengobatan Seluruh Pasien TB tidak resistan OAT tahun _____________
Jumlah pasien TB Pindah ke
yang terdaftar dalam Lost to Tidak
Tipe Pasien triwulan tersebut untuk Sembuh Pengobatan
Lengkap Gagal Meninggal Follow up dievaluasi register
diobati TB RR/
L P Total TB MDR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
PASIEN BARU
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru
P A S I E N KAMBUH
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru
P A S I E N DENGAN RIWAYAT PENGOBATAN TB
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru (bakteriologis/klinis)
P A S I E N TIDAK DIKETAHUI RIWAYAT PENGOBATAN TB SEBELUMNYA
o TB Paru terkonfirmasi bakteriologis
o TB Paru terdiagnosis klinis
o Extra Paru
Pasien TB dengan HIV positif
TB Paru terkonfirmasi bakteriologis (semua tipe)
TB Paru terdiagnosis klinis (semua tipe)
Extra Paru (semua tipe)
Blok 2 : Hasil Pengobatan Seluruh Pasien TB Resistan OAT Tahun ________ (Dilaporkan 3 Tahun Setelah Blok 1)
Anak Dewasa TOTAL
Kegiatan TB/HIV L P T L P T L P T
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pasien TB RR/ TB MDR
Pasien Pre TB XDR
Pasien TB XDR
Pasien TB RR/ TB MDR/ TB Pre XDR/
TB XDR dengan status HIV positif
Mengetahui Tgl
Yang Membuat Laporan
NIP : NIP :
48
LAMPIRAN 10
PROGRAM TB NASIONAL TB.09
FORMULIR HASIL AKHIR PENGOBATAN PASIEN TB PINDAHAN
Pasien kambuh
Kategori 2
Pasien diobati kembali setelah gagal
Kategori Anak dengan 3 obat
Pasien diobati setelah putus berobat
Kategori Anak dengan 4 obat (lost to follow-up)
Pindahan
Lain-Lain
Jenis OAT:
KDT Kombipak OAT Kemasan Lain
Jumlah dosis (obat) yg sudah diterima: Jumlah dosisi (obat) yg sudah dibawa:
Tanggal : - - Hasil
, Tgl.
( )
Telp.
, Tgl.
( )
49
LAMPIRAN 11
Alamat lengkap :
(sesuai dgn TB.09)
No Reg Kab/
Kota asal pasien : (sesuai dgn TB.09)
Kategori 1 Sembuh
Lost to Follow up
Tidak dievaluasi
Keterangan:
, Tgl.
( )
Kepada Yth.
di
50
LAMPIRAN 12
Tgl
Mengetahui Yang Membuat Laporan
NIP : NIP :
51
LAMPIRAN 13
Total:. .. ..
fasyankes
Total dalam % % % % % % % % % % % % % % % % % %
52
Keterangan
PPT : Positif Palsu Tinggi
NPT : Negatif Palsu Tinggi
PPR : Positif Palsu Rendah
NPR : Negatif Palsu Rendah
KH : Kesalahan Hitung
KB : Kesalahan Besar, terdiri dari PPT dan NPT
KK : Kesalahan Kecil, terdiri dari PPR, NPR dan KH
B : Betul
Keterangan:
Formulir Rekapitulasi Kabupaten/ Kota diumpanbalikkan ke Dinas Kab/Kota dan dilaporkan
ke Lab RUS 2
53
FORMULIR REKAPITULASI UJI SILANG PROVINSI
TABEL I
JML
NAMA KA- JUMLAH SLIDE YANG YG SLIDE Jml. Jml. Jml. Jml.
Jml. Ukuran
Jml. JML. JENIS KESALAHAN KESIMPULAN
DIPERIKSA PER TRI- UJIDI Kebersihan Ketebalan (JUMLAH)
No. BUPATEN/ WULAN SILANG
Spesimen Pewarnaan Kerataan BACA
KOTA PER
POS Scanty NEG TRIWU- B J B J B J B J B J B J PPT NPT PPR NPR KH KB KK B
LAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Total:. UPK .. ..
Total dalam % % % % % % % % % % % % % % % % % %
54
TABEL II
() ()
Keterangan
Form Rekap Uji Silang Provinsi diisi oleh wasor Provinsi
Periode Uji Silang adalah triwulan dimana sediaan diambil untuk diuji silang
Dibuat min 2 rangkap (1 untuk Subdit TB, pertinggal provinsi)
Tabel I dan II dikirimkan kepada Subdit TB Ditjen PP & PL setiap triwulan bersama dengan form TB 07, 08, 11, 13, paling lambat tanggal 15 bulan pertama
satu triwulan berikutnya
Definisi
Betul : Tidak ada kesalahan
KH : Kesalahan Hitung
NPR : Negatif Palsu Rendah
PPR : Positif Palsu Rendah
NTP : Negatif Palsu Tinggi
PPT : Positif Palsu Tinggi
55
TB.12
Dibuat rangkap 2 :
LEMBAR 1 : diisi kolom 1 s/d 3 , dikirim ke petugas pemeriksa uji silang
LEMBAR 2 : diisi kolom 1 s/d 4 , diirim ke koordinator lab RUS, dalam amplop terpisah
Nama Lab. Pemeriksa Pertama : .. Nama Lab yang melakukan uji silang : .
Nama Petugas Lab. Pemeriksa Pertama : .. Tanggal sediaan uji silang diterima : .
Tanggal sediaan diambil : .. Tanggal hasil uji silang dikirim : .
Jumlah slide yang diperiksa per triwulan : .. pos scanty.. neg
56
Hasil Hasil Kualitas Sediaan
Pemeriksaan Pemeriksaan Spesimen Pewarnaan Kebersihan Ketebalan Ukuran (cm) Kerataan
No Identitas
No Lab. Pertama Lab. Rujukan Klasifikasi Jelek Baik, Jelek, Baik Jelek Baik Jelek Baik, Jelek,
Sediaan Penilaian Baik Jelek Baik Besar Kecil Tdk
Tgl Hasil Tgl Hasil Merah Pucat Bersih Kotor Besar Tebal Tipis 2 x 3 > 2 x 3 < 2 x 3 Rata rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
dst
57
LAMPIRAN 14
2 Jumlah diterima
dalam triwulan
Jumlah dipakai/
3 dikirim ke UPK
(dalam triwulan)
Stok pada hari
4 terakhir triwulan
(Stok akhir)
Total Stok Akhir
Jumlah OAT yang tidak
dapat digunakan
Jumlah OAT yang
dapat digunakan
(____________) (____________)
58
Laporan Triwulan Rekapitulasi Sisa Stok Akhir Triwulan OAT Kabupaten/Kota
PROGRAM TB NASIONAL TB.13
LAPORAN TRIWULAN REKAPITULASI SISA STOK AKHIR TRIWULAN OAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI
Provinsi : .. Triwulan: Tahun:
Jenis OAT : KDT (FDC) & Kombipak Bulan: s/d
NO OAT KDT/FDC OAT KOMBIPAK
URAIAN KATEGORI 1 KATEGORI 2 KATEGORI ANAK SISIPAN KATEGORI 1 KATEGORI ANAK
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
Jumlah Daluarsa Jumlah Daluarsa Jumlah Daluarsa Jumlah Daluarsa Jumlah Daluarsa Jumlah Daluarsa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Kab/Kota
........................
2 Kab/Kota
........................
3 Kab/Kota
........................
4 dst
IF Provinsi
Total Stok Akhir
Jumlah OAT yang tidak
dapat digunakan
Jumlah OAT yang
dapat digunakan
(____________) (____________)
59
LAMPIRAN 15
PENGENDALIAN TB NASIONAL TB.14
LAPORAN PENGEMBANGAN KETENAGAAN (STAF) PROGRAM PENGENDALIAN TB
Provinsi : Tahun :
Situasi Situasi Pelatihan (Kompetensi) Pengembangan per tahun
Kategori Tenaga Ketenagaan
Pengelola program TB Jumlah staf
Jumlah staf yang
Aktif Tidak aktif keterangan
Rencana yang akan
terlatih TB dilatih
1 2 3 4 5 6 7
TINGKAT FASYANKES
PUSKESMAS
Dokter
Petugas TB (perawat/dll)
Petugas Laboratorium
Petugas Puskesmas
Pembantu
Petugas Farmasi
Petugas Promkes
Petugas HIV
Petugas PTM (PAL)
Petugas Promkes TB
Kader TB
RUMAH SAKIT
Dokter
Petugas TB (perawat/dll)
Petugas Laboratorium
Petugas HIV
Petugas Farmasi
Petugas Promkes
Petugas PTM (PAL)
DPM/KLINIK/BP SWASTA/RS SWASTA
Dokter Umum
Dokter Spesialis Paru
Dokter Spesialis Anak
Dokter Sp. Penyakit Dalam
Situasi
Kategori Tenaga Ketenagaan Situasi Pelatihan (Kompetensi)
Pengelola program TB Jumlah staf yang Pengembangan per tahun
Jumlah staf terlatih TB Aktif Tidak aktif keterangan
1 2 3 4 5 6 7
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Supervisor TB
Wasor TB
Petugas Instalasi Farmasi
Petugas HIV
Petugas PTM
Petugas Promkes TB
Petugas Labkesda
TINGKAT PROVINSI
Supervisor TB
Wasor TB
Petugas HIV
Petugas PTM (PAL)
Petugas Promkes TB
Laboratorium
Koordinator Pelatihan/PTC
Keterangan:
UPK termasuk Puskesmas, RS, klinik lain.
Petgas Kab/Kota mengisi kumulatif tingkat UPK dan situasi ketenagaan spesifik di Kab/Kota. Petugas Provinsi mengisi kumulatif tingkat UPK,
kumulatif tingkat Kab/Kota dan situasi ketenagaan spesifik Provinsi.
Jumlah kebutuhan posisi staf disesuaikan dengan standar yang ada pada buku pedoman.
Jumlah posisi yang akan dikembangkan disesuaikan dengan rencana pengembangan pelibatan UPK dan standar ketenagaan pada buku pedoman.
60
LAMPIRAN 16
PENANGGULANGAN TB NASIONAL
BlokBlok
1 : UPK
1 : yang
UPK terlibat dalam strategi
yang terlibat DOTS Penanggulangan
dalam strategi TB
DOTS Penanggulangan TB UPK dengan pelayanan
Jenis UPK UPK yang melayani DOTS UPK dengan laboratorium TB
HIV
TargetUPK yangJumlahmelayani
UPKDOTSTarget Jumlah Lab Selainlaboratorium
UPK dengan (6) lab SelainTB (6) lab UPKUPK dengan UPKpelayanan
yang HIV
Jumlah
jumlah UPK yang terlibat jumlah Lab yang terlibat yang terlibat yang terlabat dengan memberikan
seluruh UPK UPK yang
Jumlah yang akan Target Jumlah yang akan Target sebagai dalamSelain
Selain (6) lab kultur,(6) labVCTUPK dengan
ARV kepada
Jenis UPK jumlah UPK UPK
dilibatkan dilibatkan
jumlah Lab Jumlah Labrujukan yang
QA terlibat
uji yang terlabat
sensitivitas kepada
VCT pasien
kepada memberikan
TB
yang
seluruh UPK yang akan terlibat yang akan yang terlibat sebagai TB TB ARV kepada
dalam kultur,pasienpasien
1 2 3 dilibatkan4 5 dilibatkan6 7 rujukan QA 8 uji sensitivitas pasien TB
Puskesmas
RS pemerintah
1 2 3 4 5 6 7 8
Puskesmas
RS swasta
RS pemerintah
BP4 RS swasta
RS khusus
BP4 Paru
o kter Praktek Swasta
RS khusus Paru
Klinik lain
Dokter Praktek Swasta
Klinik lain.............
Blok : Kontribusi dalam diagnosis dan pengobatan oleh masing masing UPK
Blok 2 : Kontribusi dalam
Jenis UPK
diagnosis dan pengobatan oleh masing-masingPengobatan
Jumlah pasien TB baru BTA pos yang didiagnosis
UPK dengan strategi
DOTS
Pengobatan dengan strategi
Jenis UPK Jumlah
idiagnosis pasien TB barui BTA
rujuk pos yang didiagnosis
tatalaksana
DOTS
oleh (pindah) Dirujuk pasientatalaksana
oleh
Puskesmas Didiagnosis oleh % (pindah) % pasien oleh %
RS pemerintah
Puskesmas
RS swasta
RS pemerintah
BP4 RS swasta
RS khusus Paru
BP4
o kterRS Praktek
khususSwasta
Paru
Klinik lain
Dokter Praktek Swasta
Klinik lain.............
Keterangan : Petugas Provinsi mengisi kumulati tingkat Kab/Kota
61