Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di
negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian
setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata
3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang dnegan angka episode yang tinggi
ini, seorang balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80
% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai
akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain
adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti pnemoni.
Meskipun pada orang dewasa penyakit diare baiasanya lebih ringan dari pada pada
anak tetapi angka kejadian yang semakin menurun menujukan angka kemajuan
1
penanganan diare. Pada saat ini sudah tersedia pengobatan yang mudah dan efektif
yang dapat menurunkan jumlah kematian karena diare pada sebagian besar kasus.
Sekarang dengan dipakainya upaya pembentukan KPD (kegiatan pendidikan Diare)
antara lain dengan pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral) di banyak rumah sakit dan
dilanjutkan dengan pendidikan medik penberantasan diare kasus diare di bangsal
semakin berkurang secara nyata.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat,
dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang
air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya ,
yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
2.2 ETIOLOGI
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
2.3 PATOFISIOLOGI
Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas
kembang dlm tik diserap
usus
D IAR E
2.5.2 Terapi
1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 1 mg / kg BB/hari
2. onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta
2.5.3 Dietetik
a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau
susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat
diberi elemen atau semi elemental formula.
2.5.4 Supportif
Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 5 tahun
2.6 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
diare atau output berlebihan dan intake yang kurang
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare.
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
skunder terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan
frekwensi diare.
5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB
menurun terus menerus.
6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive
3.1 Identitas
Nama : An. H Alamat : Panjang Jiwo I/6 Sby
Jenis kelamin : laki-laki Agama : Islam
Umur : 2 tahun MRS : 27. 05. 2002 jam 07.40
Nama ayah : Tn SSDiagnosa: diare akut dehidrasi sedang
Pendidikan ayah : SMA Sumber : orang tua klien
Pendidikan ibu : SMP
Pekerjaan ayah : Dagang Pekj. Ibu : ibu rumah tangga
b. Perkembangan
Fase anal : Klien meminta pada ibunya saat klien ingin BAB/ BAK
klien mau BAK/ BAB hanya dikamar mandi atau tidak ditempat tidur
(ngompol).
Autonomy Vs Shame and doundt : Klien sudah mau atau mampu
memegang sendok dan makan sendiri, klien dapat menyebutkan
keinginannya pada ibunya.
Klien mampu berdiri dengan satu kaki tenpa berpegangan 2 hitungan
(GK). Klien mampu meniru membuat garis lurus (GH). Klien dapat
menyatakan keinginannya dengan 2 kata , contoh : Bu.. makan
atau Bu.. pipis.. .
Klien belum dapat memelpas pakaiannya sendiri (BM).
5) Dampak hospitalisasi
Klien tampak rewel, sering mengeluh sakit, ingin melepaskan infus di
tangannya. Setiap petugas yang ingin mendekati klien selalu menolak.
6) Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita diare.
o Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
Pengelolaan makanan menggunakan air PAM, menyimpan makanan
dilemari makan, membuang sampah dilahan kosong dibelakang
rumah, kebiasaan BAB di WC pribadi (septic tank).
o Persepsi keluarga :
Keluarga mengira bahwa kondisi klien disebabkan oleh karena klien
memakan makanan seperti orang dewasa, seperti goreng-gorengan,
ketam hitam.
7) Riwayat kesehatan lingkungan
Klien dan orang tua tinggal di rumah milik sendiri, sarana penyediaan air
PAM dan air sumur. Sertiap musim penghujan rumah selalu banjir, lantai
terbuat dari tanah atau plesteran. Air limbah pembuangan dari kamar
mandi atau cuci piring tidak diselokan melainkan dihalaman bebas.
3. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem pernafasan
RR : 23 x/mnt, melalui nasal, PCH tak ada, retraksi intercostalis tak ada, Rhonchi tak
ada wheezing tak ada
2) Sistem kardiovaskuler
Nadi ; 120 x/mnt, kuat dan teratur, S1 S2 tunggal.
3) Sistem Pencernaan
Mukosa mulut tampak kering, klien mengeluh pada ibunya bahwa leher
(tenggorokan) nya sakit jika menelan makanan. Bising usus meningkat 45 x/mnt, ada
kembung saat diperkusi, klien malas dan menolak jika ibu klien menawari makan,
makanan dari RS masih utuh, klien juga nampak malas minum, kelihatan tidak haus.
4) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, tugor elastik, suhu 36,40 c, akral hangat.
5) Sistem muskuloskeletal
Klien nampak lemah, udema tak ada, keterbatasan gerak tak ada.
6) Sistem persyarafan
Kesadaran komposmentis, GCS 456, tak ada kejang, parese, mata tampak cowong,
skelra tak ikterik, konjungtiva tak anemis, ubun ubun besar tak cekung.
7) Sistem Perkemihan
BAK warna kuning, jernih, testis sudah menurun, ruam ruam daerah perianal tidak
ada.
4. Terapie
o Infus HSD 1000 cc/24 jam
o Pedialyt PO 10 cc/kgBB/mencret
o Vitamin A 1 x 200.000 Iu/IM
o Diet TKTP RS ; bubur kasar 3 x/ hari + susu IT 60 cc
ad libt
ANALISA DATA
Diare
Mual muntah
Perubahan nutriri
Diagnosa Keperawatan
1. gannguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
dampak sekunder terhadap diare
2. resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak adekuatnya intake dan output yang berlebihan
INTERVENSI KEPERAWATAN