Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DisusunOleh :
1. Diah Nurfitri
2. Dimas Eka
3. Dwi Oka
4. Erlinda risti
5. Estri Hidayati
6. Eva Riani
7. Fika aningtias
8. Hafshah Alfiani
Puji syukur kita hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah ini. Adapun judul
dalam makalah ini akromegali.Tidak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan petunjuk, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, meskipun kami telah berusaha
menyusunnya sebaik mungkin.Oleh karena itu, kritikan dan masukan dari para pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone pertumbuhan (HP)
atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi
3). Akromegali adalah kelainan yang jarang didiagnosis, ditandai dengan hipersekresi dari
hormon pertumbuhan, dengan insiden diperkirakan 3 - 4 kasus per satu juta penduduk. Lebih
dari 95 % kasus, penyebab dari hipersekresi GH adalah adenoma dari hipofise. Namun juga
dapat disebabkan oleh lesi diluar hipofise yang prevalensinya kurang dari 1% antara lain
tumor extra hipofise seperti pancreatic isleth cell tumor, ekses sekresi GHRH central seperti
hamartoma hipotalamus, Choriostoma, ganglioneuroma, disebabkan oleh ekses sekresi
GHRH perifer seperti bronchial carcinoid, dan lain sebagainya (Cook,2004; Melmed, 2005).
Gigantisme sangat jarang dijumpai. Di Eropa, setiap tahunnya hanya dilaporkan 3-4 kasus
dari 1 juta penduduk. Kejadian antarawanita dan laki-laki sama. Laporan adanya kasusu ini di
Indonesia juga sangat jarang. Prognosis pada pasien gigantisme tergantung pada lamanya
proses kelainan berlangsung dan besarnya tumor. (Guyton, 2006)
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Akromegali adalah suatu penyakit poliferasi jaringan penyambung, dijumpai pada individu
dewasa dengan kelebihan GH. Akromegali adalah pertumbuhan atau penebalan tulang-tulang
dan jaringan lunak akibat dari hipersekresi GH yang terjadi setelah pertumbuhan somatic
selesai. Penderita akromegali memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki. Karena
pertumbuhan tulang panjang berhenti pada individu dewasa, kelebihan GH tidak dapat
menyebabkan pertumbuhan skelet. Akromegali berkaitan dengan pertumbuhan kartilago
tangan, kaki, hidung, rahang, dagu, dan tulang wajah. Poliferasi jaringan penyambung di
organ internal, termasuk jantung, juga terjadi. (Corwin,2007)
2.2 Etiologi
Akromegali Tersier = meskipun sangat jarang <1 %,GA tipe ini dapat disebabkan oleh karena
tumor-tumor etopik(tumor paru, pankreas, dan lain-lain yang mengsekresi hormon yang mirip
dengan GHRH.
Tumor Kromofob (80 %) merupakan adenoma hipofisi yang paling sering. Adenoma ini
dapat sangat besar sehingga menekan chiasma opticus, hipotalamus dan saraf yang
memelihara otot ekstra okular.
Tumor Basofil (5 %). Biasanya kecil ukurannya dan tidak sampai menyebabkan gejala lokal
2.3 Manifestasi Klinis
2.4 Patofisiologi
Bila tumor sel hormon pertumbuhan terjadi setelah pubertas yaitu setelah epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang, orang tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi, tetapi
jaringan lunakkya dapat terus tumbuh, dan tulang dapat tumbuh menebal. Keadaan ini di
kenal dengan akromegali. Pembesaran khususnya nyata pada tulang tulang kecil tangan dan
kaki serta pada tulang tulang memnbranosa, rahang bawah dan bagian bagian vertebra,
karena pertumbuhannya tidak berhenti pada pubertas. Akibatnya rahang menonjol ke depan,
kadang kadang sebesar 0,5 inci, dahi miring ke depan karena pertumbuhan samping
supraorbital yang berlebihan, hidung bertambah besar sampai mencapai 2 kali ukuran normal,
kaki memerlukan sepatu ukuran lebih besar dari pada keadaan normal. Dan jari jari menjadi
sangat tebal sehingga ukuran tangan hampir 2 kali normal. Selain efek efek ini perubahan
pada vertebra, biasanya menyebabkan punggung bungkuk. Akhirnya, banyak organ jaringan
lunak seperti lidah, hati, dan khususnya ginjal menjadi sangat besar. (sylvia:1218-1219)
2.6 Penatalaksanaan
Terapi kelebihan GH biasanya adalah eksisi tumor penyekresi GH pembedahan. Terapi
yang paling tepat untuk kelebihan hormon pertumbuhan tak lain adalah pengangkatan tumor
pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negative darinya. Ada dua macam
pembedahan tergantung daribesarnya tumor:
Bedah mikro: pembedahan melalui sudut celahinfraorbital dan jembatan hidung antara kedua
mata (TESH: Trans Et hmoid sphenoid hy popy sectomy).
Yang banyak digunakan adalah octreotide yang bekerja pada reseptor somatostatin sub tipe
II dan V dan menghambat sekresi GH. Pengobatan dengan octreotide dapat menurunkan
kadar GH sampai < 5 ng/ml pada 50% pasien dan menormalkan kadar IGF-1 pada 60%
pasien akromegali. Lanreotide, suatu analog somatostatin sustained-release yang dapat
diberikan satu kali dua minggu ternyata efektif dan aman untuk pengobatan
akromegali.Bromokriptin merupakan suatu antagonist dopamin yang banyak digunakan
dalam menekan kadar GH /IGF-mbalikan kadar hormone ke normal,memulihkan
fertilitas,dan memperkecil tumor. Somatostatin (Sandostatin) juga berhasil memperbaiki
akromegali karena bisa menekan pengeluaran hormone pertumbuhan.Obat ini diberikan
subkutan 3-4 kali sehari.
2.6.2 Pembedahan
2.6.3 Radiasi
Untuk tercapainya hasil yang diharapkan dengan terapi radiasi diperlukan waktu bertahun-
tahun. Terapi radiasi konvensional saja menghasilkan remisi sekitar 40% setelah 2 tahun dan
75% setelah 5 tahun terapi, namun disertai efek negatif berupa panhipopituitarisme.Di
samping itu studi Ariel dkk (1997) pada 140 pasien akromegali mendapatkan terapi radiasi
tidak dapat menormalkan kadar IGF-1 walaupun kadar GH sudah dapat dikontrol. Oleh
karena kekurangannya tersebut, terapi radiasi hanya diberikan sebagai terapi penunjang untuk
tumor besar dan invasif dan apabila terdapat kontraindikasi operasi.
2.7 PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AKROMEGALI
Akromegali
Bapak A mengalami sakit kepala frontal sejak usia 28 tahun, kemudian mengalami
gangguan penglihatan pada usia 31 tahun. Lama- kelamaan iQ menjadi rendah dan tidak
memiliki libido pada usia 41 tahun. Dan diketahui pada usia 46 tahun diketahui tinggi bapak
A mencapai 23 m dengan berat badan 129 kg.
1. Pengkajian
Data Subjektif:
2) Sakit kepala bagian frontal dan temporal, nyeri pada sendi (atralgia), dan nyeri punggung
3) Riwayat perubahan pada wajah, tangan, dan kaki ; banyak keringat dan kulit tampak
berlemak
5) Perubahan pada tingkah laku, misalnya cepat marah, cemas, dan khawatir tentang citra
diri
6) Perubahan menstruasi pada wanita dan perubahan libido; impotensi dan infertilitas pada
pria
Anamnesis:
2) Tangan/kaki membesar
3) Nyeri kepala
4) Berkeringat
Pemeriksaan Fisik:
1) Dahi menonjol
3) Lidah membesar
4) Rahang menonjol
5) Suara dalam
6) Tangan besar
Pemeriksaan Penunjang
3) Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid, alur
supraorbita, dan rahang bawah. Lantai fosa hipofisis biasanya tampak mengalami erosi atau
menjadiganda pada tomogram tampak lateral Rontgen tulang tengkorak bisa menunjukkan
penebalan tulang, pembesaran sinus hidung dan pembesaran atau pengikisan sella tursika
(struktur bertulang yang mengelilingi hipofisa).
5) Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang dista dan peningkatan jarak
rongga antara sendi hipertrofi kartilago. Bantalan tumit biasanya menebal.
2. Analisa Data
O:
nyeri
Merasa malu
Kurangnya pengetahuan
3. Diagnosa
2.Gangguan citra diri b.d perubahan pada struktur tubuh, kebutaan, disfungsi seksual,
masalah mobilitas, dan masalah kemandirian
4. Intervensi
Kriteria Hasil:
1. Pantau rasa nyeri setiap 4 jam. Pakai skala untuk menilai rasa nyeri. Minta
pasien memberi tahu secara spesifik rasa nyeri dan menunjuk lokasi rasa nyeri.
R/ Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien
2. Tentukan waktu rasa nyeri itu timbul dan beri obat analgesik yang telah dipesan
oleh dokter sebelum rasa nyeri memuncak. Kaji efek analgesik.
R/ menghindari puncak periode nyeri/ coping emosi
3. Bantu pasien memakai tindakan non farmakologis untuk mengatasi rasa nyeri,
misalnya mengubah posisi dengan kepala ditinggikan, masase, mendengar lagu
yang bisa menyenangkan, distraksi, kompres hangat atau dingin.
R/ mengalihkan perhatian pasien terhadap rasa nyeri yang sedang dirasakan.
4. Lakukan tindakan yang bisa membantu pasien istirahat dan tidur.
R/ untuk meminimalis mobilisasi pasien biar nyeri berkurang.
2. Gangguan citra diri b.d perubahan pada struktur tubuh, kebutaan, disfungsi seksual,
masalah mobilitas, dan masalah kemandirian
Kriteria Hasil:
Pasien dapat mengungkapkan perasaan tentang perubahan fisik pada orang lain.
1. Kaji faktor- faktor yang bisa mengancam harga diri dan ungkapan pasien yang
negatif mengenai dirinya.
R/ mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri
Tujuan: Menambah pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita.
Kriteria Hasil:
2. Hindari minum obat yang dijual bebas tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu
R/ Mencegah penyalahgunaan obat
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akromegali terjadi akibat hipersekresi persisten dari GH, yang merangsang sekresi
IGF-1 oleh hati dan akhirnya menyebabkan manifestasi klinis. Akromegali terjadi apabila
peningkatan GH terjadi setelah dewasa. Penyebab terbanyak (95%) dari akromegali adalah
adenoma hipofisis yang mensekresi GH ; jarang sekali disebabkan oleh GH/GHRH ektopik.
Gambaran klinik ditentukan oleh tingginya GH/IGF-1 dan efek massa tumor. Konsekuensi
akromegal meningkatkan angka morbiditas dan motalitas, terutama oleh komplikasi
cardioserobrovaskuler dan pernafasan. Pengobatan akromegali lebih kompleks. Iradiasi
hipofisis, pembedahan kelenjar hipofisis untuk mengangkat tumor hipofisis, atau kombinasi
keduanya, dapat mengakibatkan penurunan atau perbaikan penyakit. Pengobatan medis
dengan menggunakan ocreotide, suatu analog somatostatin, juga tersedia. Ocreotide dapat
menurunkan supresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan ukuran tumor, dan memperbaiki
gambaran klinis.Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormone pertumbuhan tak lain
adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negative
darinya.
Untuk itu kita sebagai seorang perawat, kita perlu mengetahui dan memahami tanda
dan gejala berbagai penyakit khususnya akromegali agar kita dapat melaksanakan asuhan
keperawatan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary, dkk .2009. Klien Gangguan Endokrin Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta:
EGC.