Vous êtes sur la page 1sur 17

MAKALAH TENTANG AKROMEGALI

DisusunOleh :

1. Diah Nurfitri
2. Dimas Eka
3. Dwi Oka
4. Erlinda risti
5. Estri Hidayati
6. Eva Riani
7. Fika aningtias
8. Hafshah Alfiani

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO TAHUN 2015/2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah ini. Adapun judul
dalam makalah ini akromegali.Tidak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan petunjuk, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, meskipun kami telah berusaha
menyusunnya sebaik mungkin.Oleh karena itu, kritikan dan masukan dari para pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua.

Purwokerto, 29 oktober 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone pertumbuhan (HP)
atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan. (Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi
3). Akromegali adalah kelainan yang jarang didiagnosis, ditandai dengan hipersekresi dari
hormon pertumbuhan, dengan insiden diperkirakan 3 - 4 kasus per satu juta penduduk. Lebih
dari 95 % kasus, penyebab dari hipersekresi GH adalah adenoma dari hipofise. Namun juga
dapat disebabkan oleh lesi diluar hipofise yang prevalensinya kurang dari 1% antara lain
tumor extra hipofise seperti pancreatic isleth cell tumor, ekses sekresi GHRH central seperti
hamartoma hipotalamus, Choriostoma, ganglioneuroma, disebabkan oleh ekses sekresi
GHRH perifer seperti bronchial carcinoid, dan lain sebagainya (Cook,2004; Melmed, 2005).
Gigantisme sangat jarang dijumpai. Di Eropa, setiap tahunnya hanya dilaporkan 3-4 kasus
dari 1 juta penduduk. Kejadian antarawanita dan laki-laki sama. Laporan adanya kasusu ini di
Indonesia juga sangat jarang. Prognosis pada pasien gigantisme tergantung pada lamanya
proses kelainan berlangsung dan besarnya tumor. (Guyton, 2006)

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan


pada pasien gangguan sistem endokrin, kelenjar hipofisis (akromegali).

1.2.2 Tujuan Khusus

1.Untuk mengetahui definisi gangguan sistem endokrin, kelenjar hipofisis (akromegali).

2.Untuk mengetahui etiologi gangguan sistem endokrin, kelenjar hipofisis (akromegali).

3.Untuk mengetahui manifestasi klinis gangguan sistem endokrin, kelenjar hipofisis


(akromegali).

4.Untuk mengetahui mekanisme gangguan sistem endokrin, kelenjar hipofisis (akromegali).

5.Untuk mengetahui penatalaksanaan gangguan sistem endokrin, kelenjar hipofisis


(akromegali).
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan sistem endokrin, kelenjar hipofisis
(akromegali).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Akromegali adalah suatu penyakit poliferasi jaringan penyambung, dijumpai pada individu
dewasa dengan kelebihan GH. Akromegali adalah pertumbuhan atau penebalan tulang-tulang
dan jaringan lunak akibat dari hipersekresi GH yang terjadi setelah pertumbuhan somatic
selesai. Penderita akromegali memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki. Karena
pertumbuhan tulang panjang berhenti pada individu dewasa, kelebihan GH tidak dapat
menyebabkan pertumbuhan skelet. Akromegali berkaitan dengan pertumbuhan kartilago
tangan, kaki, hidung, rahang, dagu, dan tulang wajah. Poliferasi jaringan penyambung di
organ internal, termasuk jantung, juga terjadi. (Corwin,2007)

2.2 Etiologi

Penyebab dari akromegali dibagi menjadi:

Akromegali Primer = GA Hipofisik (sebab: adenoma hipofisi)

Akromegali Sekunder = GA Hipotalamik (karena hipersekresi GRH dari hipotalamus)

Akromegali Tersier = meskipun sangat jarang <1 %,GA tipe ini dapat disebabkan oleh karena
tumor-tumor etopik(tumor paru, pankreas, dan lain-lain yang mengsekresi hormon yang mirip
dengan GHRH.

Tumor hipofisi dapat dibagi dalam 3 golongan:

Tumor Kromofob (80 %) merupakan adenoma hipofisi yang paling sering. Adenoma ini
dapat sangat besar sehingga menekan chiasma opticus, hipotalamus dan saraf yang
memelihara otot ekstra okular.

Tumor Asidofil (15 %) tumbuh lambat dan biasanya berkapsul.

Tumor Basofil (5 %). Biasanya kecil ukurannya dan tidak sampai menyebabkan gejala lokal
2.3 Manifestasi Klinis

Berikut adalah bagan manifestasi klinis dari akromegali.

1. Tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang.


2. Jaringan longgar memanjang
3. Kaki membesar
4. Jari-jari tangan membesar
5. Pembesaran sinus paranasalis
6. Pembesaran sinus frontalis
7. Bagian frontal menonjol
8. Pembesarah lidah
9. Kesulitan berbicara
10. Gigi jarang
11. Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membengkak
12. Rambut badan semakin kasar
13. Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan
rahang menonjol (prognatisme)
14. Tulang rawan pada pita suara bisa menebal
15. Tulang rusuk menebal
16. Ditemukan nyeri sendi
17. Jantung biasanya membesar dan fungsinya sangat terganggu
18. Gangguan dan kelemahan di tungkai dan lengannya
19. Tumor hipofisa juga bisa menyebabkan sakit kepala hebat
20. Wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
(Ganong:403.,Sylvia:1218)

2.4 Patofisiologi

Mekanisme akromegali menurut Guyton, 2002 :

Bila tumor sel hormon pertumbuhan terjadi setelah pubertas yaitu setelah epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang, orang tidak dapat tumbuh lebih tinggi lagi, tetapi
jaringan lunakkya dapat terus tumbuh, dan tulang dapat tumbuh menebal. Keadaan ini di
kenal dengan akromegali. Pembesaran khususnya nyata pada tulang tulang kecil tangan dan
kaki serta pada tulang tulang memnbranosa, rahang bawah dan bagian bagian vertebra,
karena pertumbuhannya tidak berhenti pada pubertas. Akibatnya rahang menonjol ke depan,
kadang kadang sebesar 0,5 inci, dahi miring ke depan karena pertumbuhan samping
supraorbital yang berlebihan, hidung bertambah besar sampai mencapai 2 kali ukuran normal,
kaki memerlukan sepatu ukuran lebih besar dari pada keadaan normal. Dan jari jari menjadi
sangat tebal sehingga ukuran tangan hampir 2 kali normal. Selain efek efek ini perubahan
pada vertebra, biasanya menyebabkan punggung bungkuk. Akhirnya, banyak organ jaringan
lunak seperti lidah, hati, dan khususnya ginjal menjadi sangat besar. (sylvia:1218-1219)

2.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH
2. Rontgen tulang tengkorak untuk melihat penebalan tulang.
3. Rontgen tangan dapat menunjukkan penebalan tulang dibawah ujung jari tangan dan
pembengkakan jaringan disekitar tulang.

2.6 Penatalaksanaan
Terapi kelebihan GH biasanya adalah eksisi tumor penyekresi GH pembedahan. Terapi
yang paling tepat untuk kelebihan hormon pertumbuhan tak lain adalah pengangkatan tumor
pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negative darinya. Ada dua macam
pembedahan tergantung daribesarnya tumor:

Bedah makro: pembedahan batok kepala (TC atautrans kranial)

Bedah mikro: pembedahan melalui sudut celahinfraorbital dan jembatan hidung antara kedua
mata (TESH: Trans Et hmoid sphenoid hy popy sectomy).

Sasaran pengobatan akromegali adalah mengendalikan pertumbuhan/menormalkan sekresi


GH dan mengangkat massa tumor. Sasaran biokimiawi: IGF-1 normal dan kadar GH < 1
ng/ml setelah beban glukosa. 3 macam pengobatan akromegali yaitu pengobatan medis,
bedah dan radiasi.

2.6.1 Pengobatan Medis

Pengobatan medis/farmakologis sangat pesat akhir-akhir ini. Tujuan pengobatan medis


adalah menghilangkan keluhan/gejala efek lokal dari tumor dan/atau kelebihan GH/IGF-1.
Untuk itu sasaran pengobatan adalah kadar GH < 2 ng/ml pada pemeriksaan setelah
pebebanan dengan glukosa (< 1 mcg / l dengan cara IRMA), disamping tercapainya kadar
IGF-1 normal. Pengobatan medis utama adalah dengan analog somatostatin dan analog
dopamin. Oleh karena somatostatin, penghambat sekresi GH, mempunyai waktu paruh
pendek maka yang digunakan adalah analog kerja panjang yang dapat diberikan 1 kali
sebulan.

Yang banyak digunakan adalah octreotide yang bekerja pada reseptor somatostatin sub tipe
II dan V dan menghambat sekresi GH. Pengobatan dengan octreotide dapat menurunkan
kadar GH sampai < 5 ng/ml pada 50% pasien dan menormalkan kadar IGF-1 pada 60%
pasien akromegali. Lanreotide, suatu analog somatostatin sustained-release yang dapat
diberikan satu kali dua minggu ternyata efektif dan aman untuk pengobatan
akromegali.Bromokriptin merupakan suatu antagonist dopamin yang banyak digunakan
dalam menekan kadar GH /IGF-mbalikan kadar hormone ke normal,memulihkan
fertilitas,dan memperkecil tumor. Somatostatin (Sandostatin) juga berhasil memperbaiki
akromegali karena bisa menekan pengeluaran hormone pertumbuhan.Obat ini diberikan
subkutan 3-4 kali sehari.

2.6.2 Pembedahan

Untuk adenoma hipofisis, pembedahan transsphenoid merupakan pilihan dan dapat


menyembuhkan. Laws dkk. (2000) Laws dkk. (2000) melaporkan hasil terapi pembedahan
transsphenoid pada 86 pasien akromegali : IGF-1 mencapai normal pada 67%, kadar GH
dapat disupresi sampai < 1 ng/ml oleh beban glukosa pada 52%. Walaupun pembedahan
tidak dapat menyembuhkan pada sejumlah pasien, namun terapi perbedahan disepakati
sebagai terapi lini pertama. Pada pasien-pasien dengan gejala sisa setelah pembedahan dapat
diberikan pengobatan penunjang (medis dan radiasi). Hipofisektomi transsfenoid akan segera
menghilangkan keluhan-keluhan akibat efek lokal massa tumor sekaligus menekan/
menormalkan kadar GH/IGF-1. Remisi tergantung pada besarnya tumor, kadar GH dan
keterampilan ahli bedahnya. Angka remisi mencapai 8085% pada mikroadenoma dan 50
65% pada makroadenomia. Pembedahan hipofisis transsphenoid berhasil pada 80 90%
pasien dengan tumor < 2 cm dan kadar GH < 50 ng/ml.

2.6.3 Radiasi

Untuk tercapainya hasil yang diharapkan dengan terapi radiasi diperlukan waktu bertahun-
tahun. Terapi radiasi konvensional saja menghasilkan remisi sekitar 40% setelah 2 tahun dan
75% setelah 5 tahun terapi, namun disertai efek negatif berupa panhipopituitarisme.Di
samping itu studi Ariel dkk (1997) pada 140 pasien akromegali mendapatkan terapi radiasi
tidak dapat menormalkan kadar IGF-1 walaupun kadar GH sudah dapat dikontrol. Oleh
karena kekurangannya tersebut, terapi radiasi hanya diberikan sebagai terapi penunjang untuk
tumor besar dan invasif dan apabila terdapat kontraindikasi operasi.

2.7 PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AKROMEGALI

Akromegali

Bapak A mengalami sakit kepala frontal sejak usia 28 tahun, kemudian mengalami
gangguan penglihatan pada usia 31 tahun. Lama- kelamaan iQ menjadi rendah dan tidak
memiliki libido pada usia 41 tahun. Dan diketahui pada usia 46 tahun diketahui tinggi bapak
A mencapai 23 m dengan berat badan 129 kg.

1. Pengkajian

Data Subjektif:

1) Perubahan sensori terutama penglihatan

2) Sakit kepala bagian frontal dan temporal, nyeri pada sendi (atralgia), dan nyeri punggung

3) Riwayat perubahan pada wajah, tangan, dan kaki ; banyak keringat dan kulit tampak
berlemak

4) Merasa cepat lelah, letargik, dan malas bergerak

5) Perubahan pada tingkah laku, misalnya cepat marah, cemas, dan khawatir tentang citra
diri

6) Perubahan menstruasi pada wanita dan perubahan libido; impotensi dan infertilitas pada
pria

7) Riwayat obat: kontrasepsi oral dan obat psikotropik

Anamnesis:

1) Penampilan wajah berubah

2) Tangan/kaki membesar

3) Nyeri kepala

4) Berkeringat
Pemeriksaan Fisik:

1) Dahi menonjol

2) Hidung lebar dan membesar

3) Lidah membesar

4) Rahang menonjol

5) Suara dalam

6) Tangan besar

7) Cek rambut badan yang kasar dan ginekomastia.

Pemeriksaan Penunjang

1) Pengukuran kadar GH melalui radio immunoassay; kadarnya hanya meningkat pada


penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes toleransi glukosa standar. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan diperkuat oleh tingginya kadar hormon
pertumbuhan atau IGF-I (insulin-like growth factor I) dalam darah. Jika hasil pemeriksaan
darah berada di daerah perbatasan, maka kepada penderita diberikan sejumlah gula untuk
melihat apakah kadar hormon pertumbuhannya turun. Pada bukan penderita akromegali,
kadar hormon pertumbuhan akan turun setelah pemberian sejumlah gula. Pada penderita
akromegali, kadar gula darah dan hormon pertumbuhan tetap tinggi.

2) Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%).

3) Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid, alur
supraorbita, dan rahang bawah. Lantai fosa hipofisis biasanya tampak mengalami erosi atau
menjadiganda pada tomogram tampak lateral Rontgen tulang tengkorak bisa menunjukkan
penebalan tulang, pembesaran sinus hidung dan pembesaran atau pengikisan sella tursika
(struktur bertulang yang mengelilingi hipofisa).

4) CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar.

5) Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang dista dan peningkatan jarak
rongga antara sendi hipertrofi kartilago. Bantalan tumit biasanya menebal.

6) Kadar glukosa serum meningkat.


7) Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat hipertensi.

2. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1 S : pasien mengeluh nyeri akromegali Nyeri

O:

Deformitas tulang belakang

nyeri

2. S : Pasien merasa malu akromegali Gangguan citra tubuh.


dengan orang lain.

O : Pasien cenderung diam,
Tumbuh menebal melebihi
tidak banyak bicara dan
normal
kurang bersosialisasi dengan
sekitar.

Merasa malu

Gangguan citra tubuh

3. S:- Akromegali Kurang

O : kurang informasi pengetahuan

Kurangnya informasi mengenai


kelainan tersebut


Kurangnya pengetahuan

3. Diagnosa

1. Nyeri (sakit kepala) yang berhubungan dengan tekanan intrakranial tumor

2.Gangguan citra diri b.d perubahan pada struktur tubuh, kebutaan, disfungsi seksual,
masalah mobilitas, dan masalah kemandirian

3. Defisit pengetahuan tentang gangguan hormonal, pengobatan, dan komplikasi pengobatan


b.d kurang informasi yang tepat.

4. Intervensi

1. Nyeri (sakit kepala) yang berhubungan dengan tekanan intrakranial tumor

Tujuan: Nyeri berkurang sampai dengan hilang 3 X 24 jam

Kriteria Hasil:

Nyeri berkurang skala (01)


Ekspresi menyeringai (-)
Nadi : 60100 x/menit
Intervensi dan rasional:

1. Pantau rasa nyeri setiap 4 jam. Pakai skala untuk menilai rasa nyeri. Minta
pasien memberi tahu secara spesifik rasa nyeri dan menunjuk lokasi rasa nyeri.
R/ Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien

2. Tentukan waktu rasa nyeri itu timbul dan beri obat analgesik yang telah dipesan
oleh dokter sebelum rasa nyeri memuncak. Kaji efek analgesik.
R/ menghindari puncak periode nyeri/ coping emosi

3. Bantu pasien memakai tindakan non farmakologis untuk mengatasi rasa nyeri,
misalnya mengubah posisi dengan kepala ditinggikan, masase, mendengar lagu
yang bisa menyenangkan, distraksi, kompres hangat atau dingin.
R/ mengalihkan perhatian pasien terhadap rasa nyeri yang sedang dirasakan.
4. Lakukan tindakan yang bisa membantu pasien istirahat dan tidur.
R/ untuk meminimalis mobilisasi pasien biar nyeri berkurang.

2. Gangguan citra diri b.d perubahan pada struktur tubuh, kebutaan, disfungsi seksual,
masalah mobilitas, dan masalah kemandirian

Tujuan: Tidak ada gangguan citra tubuh

Kriteria Hasil:

Pasien dapat mengungkapkan perasaan tentang perubahan fisik pada orang lain.

Intervensi dan rasional:

1. Kaji faktor- faktor yang bisa mengancam harga diri dan ungkapan pasien yang
negatif mengenai dirinya.
R/ mengembalikan dan meningkatkan rasa percaya diri

2. Memberikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan


dengan perubahan fisik.
R/ mengurangi beban perasaan

3. Bantu pasien mempertahankan seoptimal mungkin kemandirian dalam


melakukan aktifitas hidup sehari- hari dan kontrol pribadi.
R/ menimbulkan dan meningkatkan potensi yang ada dalam diri

4. Bantu pasien mencari makna pengalaman penyakit-nya dan mengatasi situasi.


R/ untuk mengatasi masalah secara positif
3. Defisit pengetahuan tentang gangguan hormonal, pengobatan, dan komplikasi pengobatan
b.d kurang informasi yang tepat.

Tujuan: Menambah pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita.

Kriteria Hasil:

Pasien memperlihatkan mulai menerima perubahan dalam karakteristik fisik dan


kemampuan fisik.
Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit,dan perawatsan dirumah
dan perawatan tindak lanjut.
Intervensi dan rasional:

1. Beri konsep dasar proses penyakit.


R/ Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai peyakitnya

2. Hindari minum obat yang dijual bebas tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu
R/ Mencegah penyalahgunaan obat

3. Beri penjelasan tentang tujuan efek samping dan pengobatan


R/ meningkatkan pengetahuan pasien mengenai pengobatan yang sedang dijalani.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akromegali terjadi akibat hipersekresi persisten dari GH, yang merangsang sekresi
IGF-1 oleh hati dan akhirnya menyebabkan manifestasi klinis. Akromegali terjadi apabila
peningkatan GH terjadi setelah dewasa. Penyebab terbanyak (95%) dari akromegali adalah
adenoma hipofisis yang mensekresi GH ; jarang sekali disebabkan oleh GH/GHRH ektopik.
Gambaran klinik ditentukan oleh tingginya GH/IGF-1 dan efek massa tumor. Konsekuensi
akromegal meningkatkan angka morbiditas dan motalitas, terutama oleh komplikasi
cardioserobrovaskuler dan pernafasan. Pengobatan akromegali lebih kompleks. Iradiasi
hipofisis, pembedahan kelenjar hipofisis untuk mengangkat tumor hipofisis, atau kombinasi
keduanya, dapat mengakibatkan penurunan atau perbaikan penyakit. Pengobatan medis
dengan menggunakan ocreotide, suatu analog somatostatin, juga tersedia. Ocreotide dapat
menurunkan supresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan ukuran tumor, dan memperbaiki
gambaran klinis.Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormone pertumbuhan tak lain
adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negative
darinya.

Untuk itu kita sebagai seorang perawat, kita perlu mengetahui dan memahami tanda
dan gejala berbagai penyakit khususnya akromegali agar kita dapat melaksanakan asuhan
keperawatan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary, dkk .2009. Klien Gangguan Endokrin Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta:
EGC.

J. Corwin, Elizabet .2007. Buku Saku Patofisiologi Corwin ed 3. Jakarta: EGC.

Gayton & Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Edisi:11

Vous aimerez peut-être aussi