Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asma Bronkhial
1. Pengertian
Asma adalah penyakit implamasi koronik saluran nafas dimana banyak
dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi
tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011)
Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang
batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari. (PDPI, 2006;
derajatnya.
2. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakana faktor prespitasi atau faktor yang
hewan.
c. Pajanan zat kimiawi atau allergen okupasional.
d. Pajanan iritan, missal asap rokok tembakau, polutan udara.
e. Penegaruh keadaan emosi dan stress.
f. Obat-obatan,aspirin, atau obat anti-inflamasi nonsteroid, beta
bloker.
g. Olahraga.
h. Perubahan cuaca.
3. Patofisiologi
Asma merupakan obstruksi jalan napas yang reversibel. Obstruksi
Bare, 2012).
4. Klasifikasi Asma
Dalam GINA 2011 asma diklasifikasikan berdasarkan etiologi,
derajat penyakit asma, serta pola obstruksi aliran udara di saluran napas.
individu
Variabilitas PEF atau FEV1 > 30%
4. Persisten berat
9
satu kalimat, bisa berbaring, tidak ada sianosis dan mengi kadang
inspirasi,
c. Serangan asma berat dengan aktivitas hanya istirahat dengan posisi
duduk bertopang lengan, bicara kata demi kata, mulai ada sianosis dan
5. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dari asma menuerut Tambayong (2012),yaitu:
a. Dispnea, ortopnea, batuk, mengi, sesak dada, peningkatan nadi
retraksi interkostal.
10
c. Sputum kental dan lengket, tugor kulit buruk, tanda lain dari
dehidrasi.
d. Spasme bronkus, eosinofilia, bila ada elergi.
e. Ansietas/kecemasan
Sedangkatan tanda gejala lain yaitu; terjadi perubahan pada
merasa cemas dan ketakutan, tak sanggup bicara lebih dari 1-2
kata setiap kali tarik napas, dada dan leher tampak mencekung
2010).
6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien asma menurut
a. Pemeriksaan radiologi
Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada
beratambah.
2) Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD), maka
negative.
7. Pemeriksaan laborattorium
a. Pemeriksaan sputum
Digunakan untuk meliaht adanya:
1) Kristal-krital charcot leyden yang merupakan degranuliasi
epitel bronkus.
3) Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum.
b. Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal, akan tetapi dapat pula
dalam arteri.
c. Status asmatikus
Merupan serangan asma berat yang tidak dapat diatasi dengan
mukus
4) Latiahan nafas
b. Pengobatan farmokologi:
1) Agonis beta : metraproteren, bentuk aeorosol, bekerja
kedua 10 menit.
2) Metilxantin, dosis dewasa di berikan 125 200 mg 4x
sehari
3) Kortiko steroid.
4) Kromalin dan iprutropioum bromide.
B. FREKUENSI PERNAFASAN
1. Pengertian
13
kali permenit.
2. Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernafasan
Menururt (Junior, 2011) faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernafasan yaitu:
a. Usia
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan
manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan
semakin menurun
b. Jenis kelamin.
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan
perempuan
c. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat.di Lingkungan yang panas tubuh mengalami
peningkatan metabolisme untuk mempertahankan suhu agar tetap
stabil. Untuk itu tubuh harus lebih banyak mengeluarkan keringat
agar menurunkan suhu tubuh. Aktivitas ini membutuhkan energi
yang dihasilkan dari peristiwa oksidasi dengan menggunakan
oksigen sehingga akan dibutuhkan oksigen yang lebih banyak
untuk meningkatkan frekwensi.
d. Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari
dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih
cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur
terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
e. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin
cepat
f. Gaya Hidup
14
putu, 2009).
Perawatan sederhana yang dapat dilakukan untuk mengatasi
2010).
2. Tujuan
a. Mengatasi/mengobati inflamasi jalan nafas bagian atas
b. Melonggarkan bagian nafas
c. Merangsang kerja pernafasan
d. Mencegah kekeringan pada selaput lendir pernafasan bagian atas
3. Prosedur
Berdasarkan buku ajaran praktik keperawatan (Ariani, Ni putu. 2009)
D. Kerangka teori
Menurut gina (2006) kerangka teori asma bronchial adalah, asop rokok
Variabel
Variabel
Independen
Faktor presipita Dependen
Faktor Presipitasi
- Asap rokok
- stress
- lingkungan kerja
- perubahan cuaca
- olah raga
Faktor Penguat
dukungan petugas
kesehatan
Daftar Pustaka
Alsagaf Hood, dkk. (2010) Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Airlangga university
perss.
GINA (Global Initiative for Asthma); Pocket Guide for Asthma Management
and Prevension In Children . www. Ginaasthma.org. 2006
Hadibroto, Iwan & Syamsir Alam. (2006). Asma. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
World Health Organization. Facts about Asthma (cited 2006, September 4).
Available
Wibisono jusuf, dkk (2010) buku ajar ilmu penyakit paru. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.