Vous êtes sur la page 1sur 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN NYERI

Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri


Sub Pokok Bahasan : Manfaat mananjemen nyeri, jenis manajemen
nyeri, prosedur relaksasi.
Sasaran : Ny. A
Hari/ Tanggal : Kamis, 06 Juli 2017
Waktu : 10:20 WIB
Tempat : Ruang IGD
Penyuluh : Bellavionita

Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 15 menit diharapkan pasien dan
keluarga dapat mengetahui tentang berbagai manajemen nyeri sebagai salah satu
upaya penanganan bila terjadi nyeri.

Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 15 menit diharapkan pasien dan
keluarga mampu.
1) Menjelaskan ulang tentang manfaat manajemen nyeri.
2) Menjelaskan ulang tentang jenis-jenis manajemen nyeri.
3) Menyebutkan tentang langkah-langkah relaksasi.
4) Mempraktikkan teknik relaksasi.

Metode
Demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab.
Media
Leaflet
Proses pelaksaaan
No Kegiatan Respon peserta Waktu
1 Pendahuluan 2 menit
- Memberi salam - Menjawab salam
- Menyampaikan pokok bahasan - Menyimak
- Menyampaikan tujuan - Menyimak

2 Isi
Penyampaian materi tentang : Memperhatikan, 10 menit
1) Manfaat manajemen nyeri. mendengarkan,
2) Jenis-jenis manajemen nyeri. bertanya
3) Langkah-langkah teknik relaksasi.

3 Penutup
Kesimpulan Mendengarkan 3 menit
Memberikan salam penutup Menjawab salam

Setting Tempat

Pasien

Penyuluh

Evaluasi
1) Klien mampu menyebutkan 5 teknik manajemen nyeri yaitu pijat/masase,
kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, imaginasi terbimbing, dan teknik
distraksi.
2) Klien dapat menjelaskan bahwa manfaat manajemen nyeri adalah untuk
membuat kondisi menjadi nyaman.
3) Klien dapat menjelaskan langkah-langkah teknik relaksasi secara singkat.
4) Klien mampu mempraktikkan teknik relaksasi.
MATERI PENYULUHAN NYERI

Menurut International Association for Study of Plain (IASP), nyeri adalah


sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait
dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan.
Tujuan dari manajemen nyeri adalah menjaga pasien dalam kondisi
senyaman mungkin. Manajemen nyeri yang baik memerlukan kerjasama tim yang
baik, antara pasien, dokter, perawat dan staf lain yang memberikan pelayanan
kesehatan. Jenis-jenis dari manajemen nyeri yaitu.
1) Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat
merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh
klien menjadi berkurang. Ada beberapa tipe distraksi yaitu.
(1) Distraksi visual, yaitu seperti membaca/ menonton TV, menonton
pertandingan
(2) Distraksi auditori, misalnya seperti mendengar musik. Musik
menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang,
dan waktu. Musik harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat
memberikan efek terapeutik.
(3) Distraksi taktil, yaitu seperti bernapas perlahan dan berirama, masase.
(4) Distraksi Intelektual, yaitu seperti teka teki silang, permainan kartu,
melakukan hobi (misalnya menulis cerita, dll).
2) Relaksasi
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Rileks dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh,
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Tiga hal utama yag dibutuhkan dalam teknik relaksasi yaitu posisi klien
yang tepat, pikiran istirahat, dan lingkungan yang tenang.
Menurut Potter dan Perry (2005;1528), posisi tubuh untuk relaksasi yaitu.
(1) Duduk
1. Duduk dengan seluruh punggung bersandar pada kursi.
2. Letakkan kaki datar pada lantai.
3. Letakkan kaki terpisah satu sama lain.
4. Gantungkan lengan pada sisi atau letakkan pada lengan kursi.
5. Pertahankan kepala sejajar dengan tulang belakang.
(2) Berbaring
1. Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari kaki agak
meregang lurus arah ke luar.
2. Letakkan lengan pada sisi tanpa menyentuh sisi tubuh.
3. Pertahankan kepala sejajar dengan tulang belakang.
4. Gunakan bantal yang tipis dan kecil di bawah kepala.

Prosedur pelaksanaan yaitu.


1) Atur posisi agar rileks, posisi dapat duduk atau berbaring.
2) Instruksikan untuk menghirup napas dalam.
3) Instruksikan secara perlahan untuk menghembuskan udara dan membiarkannya
keluar dari setiap anggota bagian tubuh dan pusatkan perhatian.
4) Instruksikan untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2 menit).
5) Instruksikan untuk napas dalam, kemudian menghenbuskan perlahan-lahan dan
merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki menuju ke paru kemudian
udara di buaang keluar.
6) Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur di atas dengan memusatkan
perhatian pada kaki, tangan, punggung, perut dan bagian tubuh yang lain.
7) Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menanbah irama
pernapasan. Gunakan pernapasan dada atau abdomen. Jika nyeri bertambah
gunakan pernapasan dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat.
3) Stimulus Kutaneus
Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk
menghilangkan nyeri. Masase, mandi air hangat, kompres menggunakan
kantong es, dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS) merupakan langkah-
langkah sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri.
Keuntungan stimulus kutaneus adalah tindakan ini dapat dilakukan dirumah,
sehingga memungkinkan klien dan keluarga melakukan uaya kontrol gejala
nyeri dan penangannya.
4) Guided Imagery (Imaginasi Terbimbing)
Menurut Andarmoyo (2006) dalam Potter dan Perry (2005), dalam
imaginasi terbimbing, klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi
pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap klien kurang merasakan nyeri.
Prosedur imaginasi terbimbing yaitu.
1) Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang
2) Pelaksanaan
(1) Jelaskan tujuan prosedur.
(2) Cuci tangan.
(3) Berikan privasi klien.
(4) Bantu klien ke posisi yang nyaman (posisi bersandar dan minta klien untuk
menutup matanya atau sesuai kebutuhan pasien)
(5) Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi.
1. Minta untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman
yang membantu penggunaan semua indra dengan suara yang lembut.
2. Ketika rileks, berfokus pada bayangannya dan saat itu perawat tidak
perlu bicara lagi
3. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman,
hetikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap.
4. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, klien harus
memperhatikan tubuhnya.
5. Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran.

Vous aimerez peut-être aussi