Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FRAKTUR FEMUR
DISUSUN OLEH:
WEMVI KUSUMA SARI
a. DEFINISI
Rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung,
kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
b. FISIOLOGI / ANATOMI
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari
femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh
dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul
dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal
yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya
arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah
tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.
c. KLASIFIKASI
d. PATOFISIOLOGI
Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi
miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).
Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh
terpeleset di kamar mandi pada orangtua.
TANDA DAN GEJALA
Nyeri hebat di tempat fraktur
Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
Rotasi luar dari kaki lebih pendek
Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis
pada fraktur terbuka, deformitas.
PENATALAKSANAAN MEDIK
X.Ray
Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
CCT kalau banyak kerusakan otot.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Supir (Driver)
Pendidikan : SMP
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Gol. Darah : A
Alamat : Jl. Jagapura (Gegesik)
Tgl. Masuk RS : 18 Juli 2006
Tgl. Pengkajian : 24 Juli 2006
Diagnosa Medis : Fraktur Fermor Sinistra
No. Medrek : 1336763
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri di bagian kaki kiri
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Klien datang ke IGD pada tanggal 18 Juli 2016, jam 09.00 dengan kondisi yang parah akibat
kecelakaan mobil. Saat dikaji klien mengeluh sakit di kaki kiri, klien mengatakan nyerinya seperti
diremas-remas, klien mengeluh sakitnya saat beraktifitas, klien lebih banyak diam di tempat tidur,
saat dikaju skala nyeri dari 1 10 klien mengatakan nyerinyta berada di No. 8
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Klien mengatakan belum pernah menderita penyakit seperti ini yaitu patah tulang karena
kecelakaan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti klien dan
keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit menular
4. Keadaan Umum
a. Tingkat kesadaran :
1. Eye movement : 4
2. Motorik : 5
3. Verbval : 6
15 Composmentis
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5oC
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
c. Penampilan umum
Klien tampak lemah dan tidak bisa bergerak/menggerakkan kaki
5. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut
Distribusi merata, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, rambut pendek, tidak ada ketombe, tidak
rontok
b. Kepala
Bentuk simetris, ada lesi akibat jahitan di bagian frontalis akibat benturan keras, tidak ada oedema.
c. Mata
Bentuk simetris, alis dapat digerakkan, konjungtiva, anemis, sclera ikterik, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan, fungsi penglihatan normal ditandai klien bisa mengenali perawat, orang-orang
disekitar.
d. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, fungsi pendengaran baik ditandai dengan
klien dapat menjawab pertanyaan perawat.
e. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, warna coklat.
f. Mulut
Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedema, lidah bersih.
g. Leher
Tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi refleks, menelan,
simetris.
h. Dada
Tidak ada lesi, pola napas 20 x/menit, tidak oedema
i. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan di perut, tidak ada lesi
j. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Tangan kiri terpasang infus RC 20 tts/menit, kedua tangan dapat digerakkan
Ekstremitas bawah
Kaki kiri tidak bisa digerakkan, tapi kaki kanan dapat digerakkan.
Pasien cenderung enggan menggerakkan kaki kiri.
6. Aspek Psiko, Sosio, dan Spiritual
a. Aspek Psikologis
1. Konsep diri
Body image
Klien tampak cemas dengan adanya fraktur di kaki kananya.
Ideal diri
Harapan klien segera sembuh dan bisa bekerja lagi.
Harga diri
Klien sangat diperhatikan oleh anggota keluarganya.
Identitas diri
Klien mampu mengenali dirinya, keluarga dan orang di sekitarnya.
Peran diri
Peran klien tergangu sebagai kepala rumah tangga karena dengan adanya sakit itu klien tidak bisa
menafkahi keluarganya.
b. Aspek Sosial
1. Hubungan sosial
Klien mengatakan bahwa orang yang terdekat dengan dirinya orang yang memperhatikan dirinya,
yaitu istrinya.
Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengikuti organisasi apapun
2. Interaksi pada saat pengkajian
Klien sangat kooperatif pada saat di ajak kerjasama pada saat pengkajian observasi.
c. Aspek Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa sakit yang dideritanya adalah sebuah ujian dan ia sabar menghadapi
kondisinya.
2. Kegiatan ibadah
Klien selalu melaksanakan ibadah/solat 5 waktu setiap hari
7. Aktivitas sehari-hari
Jumlah - -
3. Eliminasi
a. Eliminasi fasal
Frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
Warna Kuning Kuning
b. Eliminasi urine
3 x sehari 1 x sehari
Frekuensi
Lampias Lampias
Apakah lampias
Transparan, khas Transparan, khas
Warna, bau urine
Tidak Tidak
Apakah terpasang kateter
Tidak Kesulitan
Kesulitan gangguan
4. Personal hygiene
Mandi 3 x sehari 1 x sehari
Oral hygiene 3 x sehari 1 x sehari
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tingkat nyeri
Kontrol Nyeri.
Kontrol nyeri :
Mengenali kapan terjadi nyeri :`3
Menggambarkan factor penyebab : 2
Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic :4
Menggunakan analgesic yang direkomendasikan :4
Melaporkan nyeri yang terkontrol :4
Tingkat nyeri :
NIC
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif
(imobilisasi).
DS :pasien mengeluh nyeri pada kaki
DO : Kaki kiri tidak bisa digerakkan
Pasien cenderung enggan menggerakkan kaki kiri.
OUTCOME YANG DIHARAPKAN (NIC)
Pergerakan
Koordinasi pergerakan
Ambulasi kursi roda
Pergerakan :
Keseimbangan : 4
Koordinasi ; 4
Kinerja transfer :4
Koordinasi pergerakan :
Kehalusa gerakan :4
Control gerakan :4
Keseimbangan gerakan ;4
NIC :
Latihan Kekuatan
Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara rutin
Latihan untuk ambulasi
Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga.
Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan walker
Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.
Latihan mobilisasi dengan kursi roda
Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara berpindah dari kursi roda
ke tempat tidur atau sebaliknya.
Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh
Ajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda
Latihan Keseimbangan
Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga
keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari.
Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar
Ajarkan pada klien/ keluarga untuk mem perhatikan postur tubuh yg benar untuk menghindari
kelelahan, keram & cedera.
Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan.