Vous êtes sur la page 1sur 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : CHF (Congestive Heart Failure) atau Gagal Jantung Kongestif


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke Poliklinik Jantung
RSUP Dr. M. Djamil Padang
Hari/tanggal : Kamis, 2 Oktober 2014
Waktu : 08.30 09.20 WIB (50 menit)
Tempat : Poliklinik Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang

A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas.
Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi
menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai gagal
jantung. Kondisi tersebut dinamakan faktor resiko. Faktor resiko yang ada dapat
dimodifikasi artinya dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan
pribadi dan faktor resiko yang non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik
yang tak dapat dikontrol. contohnya ras, dan jenis kelamin. Gagal jantung adalah
keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini
adalah pertama defenisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh,
kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan.
(Nurhadi, 2003).
Gagal jantung kongestif (Congestif Heart Failure) adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko CHF akan meningkat pada
orang lanjut usia (lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini
dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit lain, seperti:
hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain.
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan
ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke
seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya
mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering
merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan
cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, diharapkan pasien dan
keluarga memahami tentang gagal jantung kongestif (CHF).
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu :
a. Menjelaskan pengertian CHF
b. Menjelaskan penyebab CHF
c. Menjelaskan tanda dan gejala CHF
d. Menjelaskan penatalaksanaan CHF
e. Menjelaskan pencegahan CHF

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Penyuluhan tentang gagal jantung kongestif (CHF).
2. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke Poliklinik Jantung RSUP Dr.
M. Djamil Padang
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
4. Media dan Alat
a. Infokus dan proyektor
b. Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Hari : 2 Oktober 2014
Jam : 08.30 09.20 WIB (50 menit)
Tempat : Poliklinik Jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang
6. Pengorganisasian
Penyaji : Erni Jasmita
Moderator : Reno Ayu
Observer : Wandri Febria
Fasilitator : Alek Suwandra

7. Uraian Tugas
a. Moderator
1) Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
2) Memperkenalkan anggota kelompok
3) Menyampaikan kontrak waktu
4) Merangkum semua audien sesuai kontrak
5) Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
6) Menganalisis penyajian
b. Penyaji
1) Bertangung jawab memberikan penyuluhan
2) Memahami topik penyuluhan
3) Mengkaji pengetahuan audien tentang batuk efektif dan etika batuk
4) Menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik batuk dan etika batuk
efektif dengan bahasa yang mudah dipahami oleh audien
5) Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
c. Fasilitator
1) Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di
awal acara.
2) Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
3) Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
4) Membagikan leaflet.
d. Observer
1) Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
2) Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
3) Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
8. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Pasien
: Fasilitator

9. Proses Kegiatan
No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
Memberi salam Menjawab salam
Memperkenalkan Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
Melakukan kontrak Mendengarkan dan
waktu memperhatikan
Menyebutkan materi atau Mendengarkan dan
pokok bahasan yang di memperhatikan
sampaikan
2 Pelaksanaan 40 menit
Mengkaji pengetahuan Mengemukakan
pasien tentang CHF pendapat
Memberikan Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
pengertian CHF memperhatikan
Menjelaskan penyebab Mendengarkan dan
dari CHF memperhatikan
Menjelaskan tanda dan Mendengarkan dan
gejala CHF memperhatikan
Menjelaskan Mendengarkan dan
penatalaksanaan CHF memperhatikan
Memberi kesempatan Memberikan pertanyaan
pasien untuk bertanya
Memberikan Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
Menjawab pertanyaan Mendengarkan dan
(jika ada) memperhatikan
3 Penutup 5 menit
Menyimpulkan bersama- Ikut menyimpulkan
sama
Mengucapkan Menjawab salam
terimakasih dan
mengucapkan salam
penutup

D. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Alat dan media sesuai dengan rencana
c. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
d. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit peserta mampu :
a. 80% sasaran mampu menyebutkan pengertian CHF dengan benar
b. 60% sasaran mampu menjelaskan penyebab CHF
c. 60% sasaram mampu menjelaskan tanda dan gejala CHF
d. 60% sasaran mampu menjelaskan penatalaksanaan CHF
Lampiran Materi

CHF (Congestive Heart Failure)

A. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan
ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke
seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya
mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering
merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan
cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti, 2007).
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau
fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Darmojo, 2004
cit Ardini 2007).

B. Penyebab
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner,
hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi
2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel
jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan
penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena
kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan
kontraktilitas menurun.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after load) meningkatkan
beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung.
4. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme
biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung
(stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah
(tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV),
peningkatan mendadak after load
6. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan
beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal : demam,
tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen
ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik
dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

C. Tanda dan Gejala


1. Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak
mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi yaitu :
a. Dispnea terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan
mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnu. Beberapa pasien
dapat mengalami ortopnu pada malam hari yang dinamakan Paroksimal
Nokturnal Dispnea ( PND).
b. Batuk
c. Mudah lelah terjadi karena curah jantung yang kurang yang
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi karena
meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia
yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
d. Kegelisahan dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi
jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa
jantung tidak berfungsi dengan baik.
2. Gagal jantung kanan
a. Edema ekstremitas bawah (edema dependen), biasanya edema pitting,
penambahan berat badan.
b. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
terjadi akibat pembesaran vena di hepar.
c. Anorexia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
dalam rongga abdomen.
d. Nokturia terjadi karena perfusi renal didukung oleh posisi penderita saat
berbaring.
e. Kelemahan disebabkan karena menurunnya curah jantung, gangguan
sirkulai, dan pembuangan produk sampah katabolisme yang tidak
adekuat dari jaringan.

D. Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologis
a. Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
b. Oksigenasi
c. Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
menghilangkan oedema.
2. Terapi Farmakologis
a. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasillkan : peningkatan
curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
b. Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air
melalui ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping
hiponatremia dan hipokalemia
c. Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi
impadasi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini
memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena
sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

E. Pencegahan
1. Menjaga gaya hidup dengan diet
Aspek penting untuk menjaga gaya hidup relatif sehat dan nyaman
adalah diet. Kebanyakan pasien diarahkan pada diet ketat. Banyak hal
diperlukan untuk menjaga agar jantung tetap sehat yaitu dengan makan
rendah lemak, diet rendah sodium. Dalam kebanyakan kasus, 2 g natrium
adalah batas harian. Natrium yang berlebihan dalam diet dapat menyebabkan
retensi air, sehingga sulit untuk bernapas. Sejak CHF sudah menyebabkan
masalah dengan retensi air, akan sangat membantu untuk mempertahankan
sedikit air dengan diet yang mungkin. Hal lain yang menyebabkan retensi air
adalah minum cairan yang berlebihan. Ini adalah satu lagi hal yang mungkin
dibatasi oleh dokter.
2. Mengurangi stress
Cara lain untuk mengatasi dan hidup nyaman dengan gagal jantung
kongestif adalah memastikan pasien CHF mengurangi stres sebanyak
mungkin. Stres memiliki efek yang sangat negatif pada jantung dan sebagai
hasilnya, memiliki efek negatif pada fungsi tubuh manusia. Setiap
kekhawatiran / kecemasan atau beban keluarga, teman, atau masalah lainnya
dapat meningkatkan stress.
3. Menghindari faktor-faktor resiko
Beberapa risiko kesehatan seperti merokok harus dihentikan.
Penggunaan nikotin akan sangat mengganggu transportasi oksigen di dalam
sistem sirkulasi darah dan oleh karena itu harus dihentikan untuk
memungkinkan oksigen sebanyak mungkin ada dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta,
EGC.
Corwin.J.E. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta, EGC.
Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam
http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika.

Vous aimerez peut-être aussi