Vous êtes sur la page 1sur 18

Teknik Dasar EFT

dan Pelbagai Inovasinya


(ebook-1)

TIGA TEKNIK DASAR EFT

da tiga pendekatan yang, menurut pendapat saya pribadi, bisa dikatakan


sebagai teknik-teknik utama dalam EFT, yakni (1) The Movie Technique,
(2) Tell the Story Technique, dan (3) Surrogate Tapping. Ketekunan anda,
dan pemahaman yang semakin baik tentang ketiga pendekatan ini, saya kira
sangat memadai untuk meningkatkan kemampuan anda dalam penerapan EFT.
Sejumlah pendekatan yang anda jumpai nanti dalam buku ini pada dasarnya
adalah pengembangan lebih lanjut yang bagaimanapun berlandaskan ketiga
pendekatan ini.

1. Tell the Story Technique

Anda menjalankan teknik ini dengan meminta klien menceritakan


pengalaman-pengalaman spesifik yang merangsang munculnya emosi negatif.
Ketika intensitas emosional klien meningkat, anda bisa menghentikan sejenak
ceritanya dan menotoknya dengan satu atau dua putaran EFT atau sampai
klien bisa menurunkan intensitasnya ke tingkat 0 atau sangat minimal.
Pada level intensitas 1 atau 2, mungkin klien sudah merasakan sangat nyaman,
tetapi bagaimanapun saya menyarankan sebaiknya sampai ke tingkat 0,
apalagi jika itu isu utama yang melandasi sebuah simptom. Rumus perkalian
sederhana bisa menjelaskan kenapa kita perlu mengupayakan ke tingkat 0.
Angka 0 tidak berubah ketika dikalikan dengan berapa pun; sementara
perkalian angka 1 akan memberi hasil sebesar angka pengalinya. Jika
intensitas klien anda terhadap isu yang semula menggangggunya sudah turun
ke angka 0, ia akan tetap baik-baik saja (atau 0) sekalipun nanti ia bertemu
dengan kejadian yang bisa merangsang munculnya emosi negatif. Tetapi jika
klien anda masih punya intensitas 1 saja (yang membuatnya jauh lebih
nyaman dibandingkan sebelumnya), suatu ketika ia punya kemungkinan
membesar lagi jika menghadapi kejadian yang memiliki muatan emosi negatif
berkaitan dengan isunya. Ketika anda bekerja dengan pendekatan Tell the
Story, kecakapan anda sangat menentukan untuk memandu klien anda
menemukan isu utama yang melandasi simptomnya. Karena pada dasarnya ini
adalah teknik percakapan, maka cara anda berkomunikasi dengan klien akan
sangat mempengaruhi hasil akhir sebuah sesi. Kuncinya adalah anda
membangun kedekatan (rapport) dengan klien, sehingga klien bisa merasa
nyaman bercakap-cakap dengan anda dan nyaman pula menjalankan sesi
terapetik bersama anda. Ada teknik- teknik tertentu yang bisa anda terapkan
untuk membangun kedekatan dengan klien. Dan karena rapport ini merupakan
hal sangat penting dalam setiap sesi terapetik, hal ini selalu menjadi
pertimbangan utama para master EFT dalam setiap pendekatan yang mereka
tawarkan. Anda nanti akan membaca teknik- teknik mereka dan mempelajari
juga bagaimana mereka membangun kedekatan dan memberikan perasaan
nyaman pada klien mereka masing- masing. Peralatan terpenting anda untuk
menemukan isu utama tidak lain adalah pertanyaan-pertanyaan yang anda
ajukan kepada klien anda. Respons umum orang terhadap pertanyaan adalah
menjawab pertanyaan itu. Dan pertanyaan yang baik dalam konteks terapi
adalah setiap bentuk pertanyaan yang bisa membantu klien menjangkau hal-
hal yang mungkin tak terpikirkan oleh klien itu sendiri.Pertanyaan yang baik
akan bisa memunculkan apa yang terpendam di dalam diri klien. Nah, apa
yang terpendam itulah mungkin isu utama klien anda. Setelah anda berhasil
memandu klien menemukan isu utamanya, melalui pertanyaan atau pernyataan
anda, selanjutnya anda bisa memerinci isu utama tersebut menjadi isu-isu
spesifik dan menangani isu-isu spesifik itu satu demi satu. Dengan cara itulah
anda menyingkirkan akar masalah yang melandasi sebuah simptom, sehingga
simptom itu bisa dilenyapkan secara permanen karena ia tidak lagi memiliki
akar. Masalahnya, sering tidak mudah menemukan isu utama. Kadang ia
tersembunyi sedemikian rupa sehingga anda harus menjadi detektif yang
mumpuni untuk bisa menemukannya. Pada bagian lain buku ini, kita akan
membicarakan bagaimana menemukan isu utama yang tersembunyi, termasuk
pertanyaan apa yang bisa kita ajukan untuk tujuan tersebut.

2.The Movie Technique

Ketika kita bercakap-cakap dengan seseorang, setiap kata yang keluar dari
mulut kita atau orang itu selalu menyiratkan pengertian tertentu atau mewakili
gambaran tertentu. Demikian pula ketika anda bercakap-cakap dengan klien
anda, ketika ia menyampaikan sesuatu, sering secara otomatis belahan lain
otaknya (belahan kanan) menciptakan gambar yang sesuai dengan kata-kata
yang ia tuturkan. Seseorang yang menyebut kata ayah misalnya, kata ini
bisa secara otomatis memunculkan gambar-gambar tertentu tentang ayah dan
pengalaman-pengalaman seseorang dengan ayahnya. Misalkan klien anda
menyebut, Yah, ayah saya sebenarnya orang baik, tapi.... Mungkin ia tidak
menyelesaikan kalimatnya, namun pada saat itu ingatannya bisa langsung
menuju ke berbagai peristiwa atau satu peristiwa tertentu berkaitan dengan
ayahnya. Pada saat itu ia melihat film mengenai pengalamannya dengan
sang ayah. Karena itulah The Movie Technique bisa kita sebut sebagai
saudara kembar Tell the Story. Dengan Movie Technique, anda meminta klien
untuk secara sengaja menyaksikan film atau video yang menggambarkan
kejadian tertentu yang dialami oleh klien. Klien diminta memberi judul film
tersebut dan judul itu digunakan sebagai frase pengingat. Anda bisa
menggunakan teknik ini dengan sangat kreatif, misalnya menambahkan
ilustrasi musik pada film itu untuk menguatkan mood film tersebut,
menjadikannya hitam putih untuk lebih menegaskan efek disosiasi. Ketika
anda mengingat kejadian yang menyakitkan dalam bentuk film,
sesungguhnya anda telah melakukan
disosiasi (pemisahan) antara klien anda dan kejadian tersebut. Ia hanya
menyaksikan film. Ia bisa terharu, menangis, atau tidak tahan menyaksikan
film itu, tetapi itu hanya film dan ia seorang penonton yang terpisah dari
adegan yang ada di layar imajiner. Dengan menjadikan film tersebut hitam
putih, efek disosiasi akan semakin terasaseolah-olah klien sedang menonton
film yang sudah sangat usang. Jika klien benar-benar tidak tahan menonton
film itu, anda bisa memintanya mematikan film tersebut Secara alami,
mengingat hubungan antara kata dan gambar dan emosi yang dibangkitkan,
teknik ini bisa digunakan bersama-sama dengan teknik
Tell the Story, tetapi bisa juga digunakan terpisah. Jika anda menggunakannya
bersama-sama dengan Tell the Story, setelah klien menceritakan masalahnya,
anda bisa meminta klien anda melihat kejadian yang diceritakannya itu
sebagai sebuah film. Minta klien anda memberi judul film itu, dan kemudian
anda menotoknya. Namun ketika anda menggunakan teknik Movie ini secara
terpisah, anda akan memiliki keuntungan tersendiri ketika menghadapi klien
tertentu yang tidak nyaman menceritakan masalah-masalahnya secara detail.
Anda tahu, ada orang-orang yang memiliki keyakinan bahwa tidak baik
membongkar di hadapan orang lain masalah dirinya dengan keluarga atau
dengan orang-orang terdekatnya. Atau anda mungkin akan berjumpa dengan
orang yang ingin kelihatan baik-baik saja dan bisa mengatasi semua
masalahnya sehingga tidak perlu mengumbar seluruh cerita kepada orang
lain, sekalipun ia datang kepada anda karena memerlukan terapi atas
masalahnya. Menghadapi klien semacam itu, anda bisa menjamindengan
The Movie Technique inibahwa anda akan menghargai sepenuhnya privasi
orang sehingga klien anda bisa merasa nyaman menjalankan sesi terapi. Ia
tidak harus menceritakan detail isu atau kejadian tertentu yang hendak
disasar; ia hanya akan melihat kejadian itu dalam bentuk film pribadinya
yang menggambarkan peristiwa spesifik berkaitan dengan isu tersebut. Saya
beberapa kali menggunakan cara ini dan mendapatkan hasil yang
memuaskan dalam beberapa kasus. Biasanya saya akan mengatakan, Jika
anda bisa melihat lagi kejadian tersebut secara jelas, seperti anda menonton
film, maka saya tidak perlu meminta anda membongkar pengalaman-
pengalaman yang membangkitkan emosi negatif. Dengan setup, Meskipun
saya memiliki film berjudul_ di dalam diri saya, saya sepenuhnya
menerima diri saya dan menyayangi diri saya apa adanya anda bisa
melakukan penotokan kepada klien anda. Kemudian periksalah
perubahannya setelah satu putaran. Lakukan lagi putaran selanjutnya jika
klien anda masih merasakan intensitas emoasinya. Setelah klien merasa ia
bisa sepenuhnya menyingkirkan emosi negatif film tersebut, lakukan
pengujian atas hasil akhirnya untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan penotokan anda. Ada berbagai cara untuk melakukan pengujian
dan nanti kita akan membahasnya dalam bagian tersendiri.

3.Surrogate Tapping

Salah satu tawaran yang sangat menarik dari EFT adalah anda bisa menangani
orang lain dari jarak jauh dengan cara menotok diri anda sendiri. Anda
sekadar menyatakan, Saya si X. Meskipun saya memiliki masalah ,
saya sepenuhnya menerima diri saya dan menyayangi diri saya apa adanya
sambil menotok titik karate atau mengusap sore spot anda. Setelah itu anda
menotok titik-titik meridian anda sendiri untuk mewakili orang yang anda
sebut namanya dalam setup. Mungkin anda perlu meminta izin pada orang
yang anda wakili untuk melakukan penotokan surrogate. Mungkin pula anda
melakukannya tanpa meminta izin karena situasinya tidak memungkinkan.
Misalnya, anda ingin melakukan penotokan surrogate kepada Presiden; saya
kira anda akan sulit meminta izin dari yang bersangkutan, kecuali anda dekat
dengannya. Jika anda berniat melakukannya karena anda berpikir penotokan
akan membantu Presiden menjalankan fungsinya dengan baik, misalnya bisa
lebih tangkas dalam mengambil keputusan yang berpihak kepada orang
banyak, lakukan saja. Teknik surrogate ini tidak asing bagi anda yang pernah
mempelajari bagaimana gelombang pikiran bekerja, visualisasi di tingkat
alpha, atau teknik-teknik reiki dan penyembuhan jarak jauh lainnya. Jika
anda tidak meyakini itu semua, setidaknya anda pernah mendengar fakta
tentang teknik voodoo yang bekerja dengan cara menusuk-nusuk boneka dari
suatu tempat untuk menyasar orang di tempat lain, atau santet, atau apa pun
yang bekerja dari jarak jauh. Bukankah teknik voodoo itu sama persis cara
bekerjanya dengan surrogate tapping? Ya, yang membedakan hanya
tujuannya. Dengan Surrogate EFT anda mewakili orang lain untuk
mewujudkan kebaikan pada orang tersebut, sementara dukun voodoo
lazimnya menggunakan boneka untuk mewakili orang lain yang hendak
disakiti. Dan itu perbedaan yang sangat jauh. Ketekunan anda dengan teknik
surrogate ini akan meningkatkan intensitas anda dan membuat anda semakin
mudah mengarahkan fokus anda. Dan sebagaimana segala bentuk
keterampilan, surrogate EFT anda akan semakin meningkat kekuatannya
ketika anda semakin tekun menggunakannya.

PENGEMBANGAN DAN INOVASI OLEH PARA MASTER

Saat ini, ketika pengguna EFT semakin meningkat jumlahnya di banyak negara,
kita bisa menemukan banyak pendekatan yang ditawarkan oleh para Master EFT.
Ada dua hal menurut saya yang merupakan faktor pendorong untuk itu. Pertama,
fleksibilitas EFT yang memungkinkan orang melakukan pelbagai eksperimen
tanpa risiko yang akan memberatkan klien. Kedua, Gary Craig sendiri sebagai
penemu teknik ini mendorong orang untuk menemukan teknik-teknik baru. Gary
meminta para pengguna EFT untuk menunjukkan teknik temuan mereka sebagai
syarat mengikuti pelatihan tingkat master yang ia adakan.Dengan cara itu, EFT
tiba-tiba menjadi seperti sebuah peranti open source, yang memberi kesempatan
kepada siapa saja untuk ikut menyumbangkan pemikiran atau menyodorkan
tawaran-tawaran alternatif yang bisa dicoba. Dari tiga teknik dasar yang kita bahas
di atas, orang mengembangkan pendekatan-pendekatan baru, yang tentu saja
dimaksudkan agar kita semakin mudah menerapkan EFT dan mendapatkan hasil
yang memuaskan. Kebutuhan yang segera terasa mendesak adalah bagaimana kita
bisa meningkatkan kecakapan kita dalam membawakan EFT kepada klien. Dr.
Alexander R.Lees dari Kanada mendorong kita untuk memasuki juga wilayah
NLP. Ia sendiri menggunakan EFT sebagai alat untuk menyingkirkan masalah dan
memanfaatkan teknik-teknik komunikasi NLP sebagai alat yang efektif untuk
membangun kedekatan dan menggali akar masalah. Teknik visual pada The Movie
Technique mendorong orang lebih jauh untuk memanfaatkan visualisasi ke tingkat
yang sangat kreatif. Banyak pendekatan berbasis visualisasi ditawarkan oleh para
pengguna EFT. Inovasi dalam teknik ini kian berkembang bahkan melewati tujuan
semula The Movie Technique yang antara lain dimaksudkan sebagai cara
mengembangkan disosiasi. Pendekatan- pendekatan metaforis dilakukan dengan
teknik visualisasi, yang intinya adalah menyerahkan urusan kepada pikiran bawah
sadar. Maka muncul di wilayah ini pendekatan untuk menotok gambaran apa pun
yang dimunculkan oleh bawah sadar. Dengan keyakinan bahwa bawah sadar
menyimpan informasi yang lengkap tentang akar masalah sebuah simptom, maka
penotokan terhadap gambaran spontan yang dimunculkan oleh klien niscaya
membawa hasil yang memuaskan. Bahkan tanpa klien perlu menyadari bagaimana
itu bekerja. Teknik visualisasi semacam ini bukan barang baru sesungguhnya.
Praktek- praktek metafisika Timur seperti meditasi dan sebagainya, yang coba
dijelaskan secara rasional oleh sejumlah buku, telah memberi tahu kita bahwa
pikiran kita menciptakan blueprint bagi apa yang akan terjadi dalam hidup kita.
riwayat kehidupan kita sendiri. Belakangan, gairah terhadap visualisasi bangkit
lagi dengan meledaknya film dan buku The Secret (yang menawarkan label baru
Law of Attraction untuk memberi tahu kita pentingnya kita merancang arah hidup
sejak awal melalui gambaran di dalam benak kita). Respons sejumlah Master EFT
terhadap gairah orang mengenai Law of Attraction ini kemudian muncul dalam
wujud pendekatan-pendekatan baru untuk menggambarkan hari depan.
Adapun teknik dasar yang ketiga, Surrogate EFT, tampaknya memiliki daya tarik
tersendiri bagi para master untuk mengembangkannya lebih lanjut. Teknik ini
membuka kesempatan orang untuk melakukan eksplorasi dengan segala
bentuk kreativitas yang memungkinkan anda coba. Anda benar-benar bisa seratus
persen bekerja dengan intuisi anda karena anda tidak berhadapan langsung dengan
orang yang anda tangani. Saya sendiri senang menggunakan teknik ini dengan
berbagai cara. Seorang teman pada suatu malam mengeluhkan punggungnya kaku
dan meminta saya membantunya menyingkirkan kekakuan itu. Malam itu saya
mencoba menggabungkan EFT dengan teknik visualisasi. Saya memulainya
dengan duduk di kursi bersandaran tegak, mengembangkan kondisi rileks dengan
menghitung mundur dari 5 ke 1 (alternatifnya, anda bisa membayangkan berada di
lift yang turun dari lantai 5 ke lantai 1 dan rasakan kondisi anda semakin turun).
Dalam kondisi rileks itu saya membiarkan gambaran apa saja yang muncul
berkaitan dengan simptom punggung teman saya. Ketika itu muncul gambaran
tentang lampu belajar yang gagang lenturnya sudah menjadi agak karatan dan
kaku, yang kemudian saya totok dengan EFT. Kemudian saya rileks lagi dan
muncul sebuah tangan sedang mengusap-usap gagang itu dan membuatnya
kembali lentur dan mengkilap. Saya menotok untuk menyampaikan terima kasih
kepada tangan pemelihara yang telah membuat gagang itu ke kondisinya semula.
Keesokan paginya, teman saya mengabarkan bahwa rasa kaku di punggungnya
sudah hilang sama sekali. Sejujurnya, saya sering mencoba teknik ini dengan hasil
yang memuaskan. Tangan pemelihara itu selalu munculdalam visualisasi saya
dan ia bekerja sesuai bagiannya, sementara Surrogate EFT bekerja di bagian
lainnya. Percobaan lain yang sering saya lakukan juga ialah dengan memindahkan
apa yang dirasakan orang lain pada saat itu dan kemudian saya menotok sensasi
apa pun yang saya rasakan. Ini juga saya mulai dengan rileks dan melakukan
visualisasi. Dalam keadaan rileks itu saya melihat diri saya sedang berhadapan
dengan orang yang saya tangani. Kami bercakap-cakap dan saya meminta izin
untuk meminjam sebentar kepalanya. Dengan izinnya saya mencopot kepalanya
dan memasangkannya ke kepala saya (seperti mengenakan helm). Dengan kepala
orang itu di atas leher saya, saya membiarkan sensasi apa pun muncul. Selesai
proses itu, saya mencopot lagi kepalanya dan mengembalikan ke tempat semula di
atas lehernya. Setelah itu saya menotok sensasi apa pun yang saya rasakan pada
saat saya meminjam kepalanya tadi. Dengan teknik ini saya juga mendapatkan
hasil yang memuaskan. Mungkin anda tertarik mencoba apa yang saya
lakukan. Atau mungkin anda ingin mencoba teknik anda sendiri. Surrogate
EFT memberi peluang kita untuk melakukan eksperimen apa punmengikuti
seluruh intuisi anda. Dan sesungguhnya seluruh teknik EFT memberi peluang
kita untuk menumpahkan kreativitas, sebab EFT benar-benar aman dari
kesalahan. Satu-satunya kemungkinan terburuk dengan EFT adalah anda gagal
membuat perubahan pada saat itu juga, atau karena beberapa alaasan EFT anda
tampaknya tidak bekerja optimal. Di luar itu, benar-benar tidak ada risiko apa
pun dengan penerapan EFT dalam pengertian bahwa anda tidak akan
membikin kondisi orang jadi lebih buruk ketika penanganan anda tidak
membawa hasil yang memuaskan. Dan anda tahu bahwa satu-satunya alasan
bagi kegagalan penanganan anda adalah anda tidak berhasil menemukan isu
utama klien anda. Saya pikir, dengan tetap menghormati sepenuhnya orang
yang kita tangani, masih banyak eksperimen yang bisa kita coba dengan EFT
untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menjalankannya. Sebagai orang
yang datang belakangan di lapangan ini, kita bersyukur dengan munculnya
banyak pendekatan alternatif yang ditawarkan oleh orang-orang yang lebih
dulu dari kita. Pada mereka kita belajar. Pada mereka kita berterima kasih
karena semakin banyak pendekatan baru dimunculkan, kita akan semakin
diuntungkan. Koleksi peralatan terapetik kita semakin banyak dan kita bisa
menggunakan yang mana pun sesuai dengan kondisi klien dan kita sendiri
dalam konteks waktu dan kondisi tertentu.***

BERSAMBUNG>>>>> (ebook-2)

selamat mencoba

sumber: buku EFT Teknik Lanjutan

A.S. Laksana

Vous aimerez peut-être aussi