Vous êtes sur la page 1sur 3

Analisa Kadar Serat

Tujuan

Prosedur

Jika kadar serat lebih dari 1% abukan dengan kertas beserta isinya, Hasil Analisa

Massa kertas saring/wo. :0. 7830 gr

Massa kertas saring + analit/wi:0. 8273 gr

Massa sampel/ws. :2. 0005 gr

Perhitungan

% serat kasar. :wi-wo/ws x 100%

: 0. 8273-0. 7830/2. 0005 x100%

:2. 2144%

Pembahasan

Setelah itu sampel yang sudah dikurangi lemaknya tersebut kemudian ditambahkan larutan H2SO4
1,25% sebanyak 50 mL, kemudian dipanaskan diatas hot plate dengan tambahan rangkaian pendingin
balik dan biarkan mendidih selama 30 menit, hal ini dilakukan untuk menghidrolisis serat makanan yang
terkandung dalam sample dengan asam.

Nilai serat kasar lebih rendah daripada serat makanan karena H2SO4 dan NaOH mempunyai
mempunyai kemampuan lebih besar untuk menghidrolisis komponen serat makanan dibandingkan
dengan enzim pencernaan. Serat makanan berkisar antara 2-3 kali serat kasar.

Setelah ditambahkan NaOH, larutan dipanaskan dengan hot plate dan rangkaian pendingin balik,
dan dididihkan kembali selama 30 menit, proses pendidihan ini harus diawasi dengan baik karena saat
proses pendidihan larutan berbuih, dan buih tersebut akan naik keatas, apabila dibiarkan buih tersebut
akan meluap. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka proses pemanasan ini perlu diawasi, jika buih sudah
mencapai setengah dari tinggi erlenmeyer, maka angkat sedikit erlenmeyer dari permukaan hot plate
dan mengocoknya sebentar untuk mencegah buih naik ke permukaan.

penyaringan, proses ini dilakukan dengan metode penyaringan vacuum. Yaitu dengan menggunakan
corong buchner dan pompa. Corong buchner yang dipergunakan sebelumnya dialasi dengan kertas
saring watman no 45. Setelah kertas saring diletakan di dasar corong, kemudian semprotkan aquadest
pada kertas saring tersebut, sehingga kertas saring akan menempel dengan kuat pada corong dan proses
penyaringan vacuum dapat tercapai karena tidak ada udara yang masuk pada celah-celah pinggiran
kertas saring tersebut, hal ini juga akan mempercepat proses penyaringan. Kandungan protein sample
juga dapat mempengaruhi proses penyaringan, kandungan protein yang cukup tinggi akan mempersulit
proses penyaringan, untuk itulah sebaiknya dilakukan digesti pendahuluan dengan menggunakan enzim
proteolitik.

Kadar dari serat kasar diketahui berdasarkan perbandingan berat sample dan kertas saring sebelum
pengeringan dengan sesudah dikeringkan (gravimetri). Karena itulah kertas saring yang dipergunakan
sudah diketahui bobot konstannya. Bobot kertas saring konstan yang dipergunakan saat praktikum
adalah 0. 7830gram, hasil ini merupakan hasil penimbangan terkecil dari beberapa kali penimbangan.

Proses penyaringan harus dilakukan secepat mungkin setelah proses digestion selesai dilakukan, hal
ini dikarenakan penundaan yang terlalu lama akan mengakibatkan hasil analisa menjadi lebih kecil
karena terjadi pengerusakan serat lebih lanjut oleh bahan kimia yang dipakai.

Penyaringan juga dilakukan saat larutan masih dalam keadaan panas, karena dalam keadaan dingin
larutan mengental dan menjadi labih sulit untuk disaring, sehingga saat praktikum larutan terus
dipanaskan diatas hot plate untuk menjaga suhu larutan tetap tinggi.

Setelah proses penyaringan selesai, maka selanjutnya adalah proses pembilasan. Larutan yang
pertama kali digunakan untuk pembilasan adalah asam, yaitu H2SO4 1,25%, asam yang dipergunakan
saat praktikum adalah 10 mL, asam ini dipergunakan dalam keadaan panas, suhu yang tinggi akan
meningkatkan daya hidrolisis serat makanan oleh asam.

Pelarut kedua yang dipergunakan adalah aquadest, seperti halnya pada pembilasan dengan asam,
pembilasan ini pun menggunakan aquadest dalam keadaan panas. Pembilasan dengan menggunakan
aquadest ini bertujuan untuk melarutkan serat larut air yang masih tersisa sehingga terbawa menjadi
filtrat. Pembilasan dengan aquadest dilakukan sampai filtrat sedikit bening.

Pelarut terakhir yang dipergunakan adalah etanol 96%, berbeda dengan 2 pelarut lainnya, etanol
yang dipergunakan tidak dalam keadaan panas. Etanol yang dipergunakan sebanyak 10 mL.

Setelah endapan dibilas dengan 3 pelarut tadi, kemudian endapan tersebut diangkat dan
dipindahkan dalam cawan petri bersih, bobot dari cawan tidak perlu diketahui karena saat penimbangan
hanya kertas saring yang berisi edapan saja yang duhitung.

Setelah kertas saring yang berisi endapan tersebut dipindakan ke dalam cawan petri, maka langkah
selanjutnya adalah memasukan cawan tersebut ke dalam oven, proses pemanasan ini dilakukan dengan
menggunakan suhu 105oC selama 1 jam, kemudian timbang dengan menggunakan neraca analitik, hasil
dari proses pemanasan yang pertama adalah 1,6542 gram.

Proses pemanasan dengan oven, pada suhu 105oC selama 1 jam dilakukan kembali, dan sesudah itu
ditimbang.

Berdasarkan hasil praktikum dan perhitungan, maka kadar serat kasar dalam sample pakan 5%
adalah 34,95%. Persentase serat kasar dapat dipergunakan untuk mengevaluasi suatu proses
penngolahan, misalnya proses penggilingan, atau proses pemisahan antara kulit dan katiledon. Akan
tetapi hasil ini belum dapat dipastikan akurat, karena berat konstan yang sebenarnya masih tidak dapat
diketahui, meskipun proses pengkonstanan sudah dilakukan sebanyak 5 kali.

Hal ini dapat disebabkan karena pada saat proses pengeringan dengan oven, posisi cawan pada saat
pengeringan yang pertama tidak sama dengan penimbangan yang kedua dan selanjutnya, hal ini tentu
berpengaruh pada hasil penimbangan karena suhu di dalam oven tidak merata, dan beberapa titik
memiliki suhu yang berbeda, ada yang kurang dari 105oC, dan bahkan di beberapa titik tertentu mungkin
memiliki suhu yang lebih dari 105oC.

Vous aimerez peut-être aussi